Diceritakan kisah seorang gadis bernama Ellieora Sparkle, gadis muda berumur dua puluh satu tahun yang memiliki sifat bebas dan menghabiskan sebagian hidup nya untuk berpesta setiap malamnya, karena ia merasa kalau dia adalah putri satu-satunya dari pemilik perusahaan ternama.
Namun kebebasan nya sangat di tentang keras oleh ayah nya yang memiliki karakter tegas.
Ibu Ellie adalah seorang yang lembut dan penuh kasih sayang, ia selalu mendukung keputusan yang putri nya buat.
Hingga suatu hari, ayah nya yang sudah lelah dengan kelakuan putri semata wayang nya, yang selalu saja berpesta dan membuat ulah yang tidak masuk kedalam akal nya, ia menikahkan Ellie dengan seorang pria tampan dan kaya raya bernama Tuan Felix Donovan seorang CEO muda yang di rumorkan memiliki kehidupan bebas seperti Ellie.
Tanpa perlawanan Ellie pun setuju untuk menikahi Tuan Donovan, karena ia fikir hobby party nya tidak akan terganggu selama ia menikah dengan pria yang memiliki kehidupan bebas seperti nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anggrek Timur, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 35 CINCIN PERNIKAHAN
Sesampai nya di Mall, kami bersiap untuk hunting kebutuhan rumah terlebih dahulu, aku menggunakan kursi roda dan di dorong oleh pelayan dari belakang, sedang kan tangan Felix memegangi tangan ku.
"Duh..pake pegangan tangan segala, gak akan lepas istri imut nya kak!" cibir adik nya Felix yang iri melihat kami saling bergandengan tangan walau aku sedang duduk di kursi roda.
"Hahaha..lihat lah, dia iri sayang" sahut Felix yang malah mengejek adik nya itu
"Iih...apa sih, siapa juga yang iri!!" ungkap Felicia sembari menghentak kan kaki nya beberapa kali.
"Sudah-sudah ayok kita jalan lagi ya" sahut ku menanggapi kekonyolan kakak beradik itu.
Dan kami melanjut kan berbelanja kebutuhan rumah, setelah nya sampailah kami di sebuah toko perhiasan.
Saat kami masuk, para pelayan menyambut kami dengan ramah.
Setelah beberapa saat melihat lihat perhiasan, tanpa di duga Felix membelikan ku sebuah cincin berlian bermata putih.
"Apa ini...?untuk ku?" tanyaku dengan tatapan mata penuh harap pada Felix
"Iya untuk mu, aku belum sempat membelikan cincin perkawinan kita hehehe..maafkan aku" ucap Felix sembari meraih tangan ku dan memakai kan cincin tersebut ke jari manisku.
"Ah..so sweet, aku juga mau" teriak Felicia saat melihat kami berdua
"Makanya cari pasangan..jangan jomblo terus" sahut Felix yang kembali mengejek adik perempuan nya itu
"Dih..apaan sih!!" sahut Felicia sembari mulut nya komat Kamit.
"Terimakasih.." ungkapku singkat
Lalu kami melanjut kan belanja kembali.
Setelah berkeliling selama beberapa jam akhir nya kami pulang ke rumah.
Felix membawaku ke kamar nya di lantai atas untuk beristirahat.
"Istirahat lah sayang.." ungkap Felix sembari merapikan selimutku
"Iya...Felix" ucapku memanggil namanya untuk pertama kali nya
"Ya..." sahut Felix sembari menatap ku
"Terimakasih.." ungkap ku dengan sungkan
"Sama-sama sayang..." sahut Felix sembari tersenyum dan ia langsung mencium keningku.
Sebelum pergi meninggal kan kamar, tak lupa Felix memberiku obat-obatan yang biasa aku minum.
Setelah meminum nya, ia langsung pamit untuk ke ruang kerja nya.
Sebelum memejamkan mata, aku kembali teringat kejadian di toko perhiasan, serasa aku perempuan paling bahagia di dunia, memiliki suami yang baik hati dan Tampan, juga kaya harta serta selalu memprioritaskan ku sebagai istri nya.
"Tidak buruk juga jika aku berdamai dengan keadaan, lagi pula aku tidak merugi hihihi" ucap ku pada diri sendiri sembari terkikik.
Lalu tak lama aku memejamkan mata ku untuk istirahat sejenak.
Saat malam hari aku terbangun, ku lihat di samping ku Felix sudah tertidur. Perlahan aku turun dari tempat tidur, ingin memakan sesuatu.
Sembari jalan mengendap-endap, aku berusaha meraih gagang pintu dan membuka nya dengan perlahan juga, takut Felix terbangun.
Setelah di luar kamar, aku menepuk dadaku beberapa kali merasa lega karena berhasil keluar dari kamar tanpa membangunkan Felix, lalu aku berjalan menuju dapur.
"Kakak ipar ..kamu ngapain mengendap-endap?" tanya Felicia dari belakang ku, yang suaranya membuat ku kaget setengah mati.
"Kamu ..membuatku kaget saja hehehe, aku mau memakan sesuatu ke dapur" sahut ku sembari menepuk dadaku beberapa kali karena kaget oleh nya.
"Aku temani kak.." sahut Felicia sembari menghampiriku dan mulai memapah ku.
Dan kami berdua mulai berjalan menuju dapur perlahan-lahan.
Sesampai nya di dapur kami berdua mulai memakan cake yang berada di dalam lemari es, sembari memakan cake kami mengobrol sedikit
"Kak, bagiamana kamu bisa menikah dengan kakak ku yang berwajah dingin? Apakah kamu sanggup hidup dibawah pengaturan nya? Dia seorang Otoriter kak" Tanya Felicia yang merasa heran bagaimana aku bisa hidup dengan Felix yang suka memerintah.
"Aku di jodohkan, oleh papa ku...awal nya juga aku merasa seperti itu, ia seorang yang otoriter, berwajah dingin dan posesif akut hehehe, ya hanya saja setelah hidup bersama dengan nya semua yang ku perkirakan itu salah, ternyata ia orang yang berhati hangat, bertutur kata lembut juga ia tahu cara membuat ku senang" sahut ku sembari nyengir
"Masa sih kak....?" sahut Felicia yang merasa aneh dengan perkataan ku
"Aku saja tidak tahan hidup satu atap dengan nya, kalau aku pergi party, pasti saja dia memarahi ku seperti Nenek-nenek hehehe" ungkap Felicia.
"Masa sih hahahah kok aneh ya" sahut ku langsung tertawa terbahak-bahak setelah mendengar perkataan Felicia bahwa Felix jika mengomel seperti Nenek-nenek.
"Hayo..kalian membicarakan ku ya?" ucap Felix yang baru saja datang dari belakang ku
Sontak aku dan Felicia yang tadi nya sedang tertawa berdua, dengan segera kami menghentikan tertawaan kami, dan sekarang kamu saling menatap satu sama lain
"Dih percaya diri sekali..hahaha" sahut Felicia setelah beberapa saat, lalu kami melanjutkan ketawa kami lagi.
"Nakal ya..ngejawab terus, tidur sana sudah malam!" ucap Felix pada adik perempuan nya itu sembari mencubit hidung nya
"Ih apaan sih!" sahut Felicia
"Kamu sedang apa sayang? Kalau lapar kenapa kamu tidak membangun kan ku?" tanya Felix yang mulai beralih padaku dan mendekati ku
"Dih..giliran ke kakak ipar saja, ucapan nya lembut..giliran padaku selalu saja pakai kata-kata Nakal!" ungkap Felicia yang terlihat iri dengan sikap Felix terhadap ku
"Lain donk, ini kan istri ku..jadi harus aku Ratu kan hahaha" sahut Felix menanggapi perkataan Felicia
"Tapi kan aku adik mu kak .." rengek Felicia ke kakak laki-laki nya itu.
"Sudah sana ke kamar" perintah Felix lagi, lalu sembari menghentak kan kaki nya Felicia berjalan keluar dari dapur menuju kamar nya meninggalkan kami yang tinggal berdua di dapur.
"Kamu tidak boleh terlalu keras pada adik mu, kasihan ah.. hehehe" ungkap ku setelah beberapa saat pada Felix
"Iya nanti enggak akan, habis dia suka susah kalau aku nasehati" ungkap Felix menggerutu kalau Felicia terkadang sulit untuk di beri tahu nya
"Iya..tapi dia anak perempuan, tidak bisa dikasari, anak perempuan tidak bisa di bentak nanti pecah love nya hehehe" ungkap ku sembari bercanda dengan nya
"Ah itu sih kamu, yang tidak mau di nasehati dan tidak mau di bentak hehehe" sahut Felix mengejek ku sembari memeluk ku dari belakang, dan mulai menciumi kuping ku
"Ih apaan sih, aku juga kan anak perempuan, dibentak sedikit saja luka nya lama hehehe" sahut ku sembari menghindari ciuman Felix yang terus saja merambah ke pipi ku, dan sekarang ia membalikan badan ku agar kami saling berhadapan.
Ia melap ujung bibir ku dengan tissue, karena tanpa aku sadari ada sisa makanan di ujung bibir ku.