NovelToon NovelToon
Darah Rubah, Nafsu Naga

Darah Rubah, Nafsu Naga

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Romansa Fantasi / Spiritual
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: S. N. Aida

Di negeri fantasi Qingya, seorang gadis bernama Lian Yue tiba-tiba membangkitkan Spirit Rubah Perak sebelum usianya genap 18 tahun—sesuatu yang mustahil dan sangat berbahaya. Kejadian itu membuat seluruh sekte mengincarnya karena dianggap membawa warisan kuno.

Saat ia kabur, Lian Yue diselamatkan oleh pewaris Sekte Naga Hitam, Shen Ryuko, lelaki dingin dan kuat. Namun ketika tubuh mereka bersentuhan, Qi mereka saling menyatu—tanda bahwa mereka adalah pasangan ritual yang hanya bisa diaktifkan lewat hubungan intim.

Sejak itu, keduanya terikat dalam hubungan berbahaya, penuh gairah, dan diburu para sekte yang ingin merebut kekuatan mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon S. N. Aida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10 — Ritual Pertama yang Hampir Terjadi

​Lian Yue dan Shen Ryuko telah melalui tiga hari di mana garis batas antara perlindungan dan godaan telah sepenuhnya kabur. Tidur di ranjang yang sama—Ryuko dengan kesabaran yang dingin, Lian Yue dengan ketakutan dan rasa malu yang melumpuhkan—telah menjadi siksaan yang konstan.

​Mereka tidur telentang, punggung saling menempel, telapak tangan Ryuko menyalurkan Qi yang tenang, sebuah benteng melawan badai Yin di dalam diri Lian Yue. Namun, sentuhan fisik yang begitu dekat itu adalah bahan bakar yang mematikan.

​Malam itu, bulan tidak penuh, tetapi cahayanya menembus celah-celah gunung, membanjiri kamar batu Ryuko dengan aura perak tipis. Itu adalah malam yang berbahaya bagi Lian Yue.

​Tiba-tiba, rasa dingin yang tajam membangunkan Lian Yue. Itu bukan dingin dari kamar batu, melainkan dingin dari dalam, seolah-olah semua Qi Yang yang diserapnya menguap. Kemudian, dingin itu berubah menjadi panas yang membakar.

​Demam Qi datang. Kali ini, serangannya sepuluh kali lebih buruk dari sebelumnya.

​Lian Yue mencengkeram kain ranjang, napasnya tersengal. Jantungnya berdebar kencang. Meridiannya terasa seperti dicabik-cabik oleh Rubah Ekor Perak yang kini benar-benar lepas kendali.

​Dia butuh fusi! Dia butuh Ikatan! teriak Yueyin tanpa suara dalam benak Lian Yue. Kita akan mati jika kau menolak Qi Naganya!

​Lian Yue mengerang. Ia tidak ingin membangunkan Ryuko, tetapi tubuhnya memberontak. Ia menggigil hebat, sementara peluh membanjiri punggungnya, membasahi jubah tipis yang ia kenakan.

​Ryuko langsung terjaga. Ia merasakan Qi Yin Lian Yue yang kini mengamuk, menciptakan medan energi beku di sekitar mereka.

​“Lian Yue!” Ryuko berbalik dengan cepat.

​Ia melihat gadis itu meringkuk kesakitan, matanya tertutup rapat, Qi perak yang liar memancar dari kulitnya. Aura itu begitu kuat hingga pecahan es mulai terbentuk di udara seolah-olah kamar mereka berada di tengah badai salju.

​“Tahan!” perintah Ryuko, suaranya tajam. Ia segera memeluk gadis itu, mencoba menyalurkan Qi Yangnya yang tenang.

​Namun, Rubah Ekor Perak telah terlalu jauh. Qi Naga Ryuko, yang biasanya seperti sungai besar, kini terasa seperti tetesan air yang jatuh ke lautan api Lian Yue.

​"Aku... tidak bisa..." Lian Yue berbisik, giginya saling beradu.

​Ryuko menyadari bahwa jika ia tidak segera menyeimbangkan Qi-nya, Lian Yue akan mengalami Qi Deviation—kondisi di mana energi spiritual memakan diri sendiri, menyebabkan kegilaan atau kematian.

​Ia tahu apa yang harus dilakukan.

​Ryuko menarik napas berat, matanya memancarkan tekad yang mengerikan. Ia melepaskan jubahnya.

​“Kau harus percaya padaku, Lian Yue,” bisik Ryuko. Ia tidak menunggu jawaban.

​Ryuko membalikkan tubuh Lian Yue, memeluknya dari belakang. Ia menarik gadis itu ke dalam pelukan yang paling dekat dan intim yang pernah mereka alami. Kulit Ryuko yang panas, kini tidak lagi terhalang jubah.

​Lian Yue menjerit pelan saat Qi Yang Ryuko yang telanjang menyentuh punggungnya. Sensasi itu melampaui kehangatan; itu adalah listrik yang menyambar, menarik setiap helai Qi Yin dari tubuhnya.

​Fusi pun dimulai.

​Qi Naga Hitam, panas dan ganas, mulai membanjiri meridian Lian Yue. Rasa sakit mereda, digantikan oleh euforia spiritual yang menenangkan, yang perlahan berubah menjadi gairah yang membakar.

​Inilah yang ia butuhkan.

​Lian Yue tidak lagi bisa berpikir. Ia adalah Spirit Rubah yang akhirnya menemukan pasangannya. Ia menggerakkan kepalanya, mencari aroma dingin Ryuko, dan lehernya. Ia memeluk tangan Ryuko yang melingkari perutnya, mengencangkan cengkeramannya, menarik Ryuko agar lebih dekat lagi.

​Ryuko mengerang pelan. Keintiman itu menghancurkan semua kontrol dirinya. Sentuhan kulit Lian Yue terasa seperti api yang membakar dirinya—bukan rasa sakit, tetapi kenikmatan primal yang tidak pernah ia duga.

​Naga di dalam dirinya bangkit. Amarahnya dari pertempuran sebelumnya, posesifnya, hasratnya yang terpendam, semua meledak. Ia bukan lagi pewaris Sekte Naga Hitam. Ia adalah naga yang mengklaim rubahnya.

​"Lian Yue..." Ryuko berbisik, suaranya dalam dan serak, tenggorokannya tercekat oleh insting.

​Ia membalikkan tubuh Lian Yue di bawahnya. Wajah mereka kini hanya berjarak beberapa inci. Mata hijau Lian Yue yang setengah sadar menatap mata emas Ryuko, penuh dengan kebingungan, ketakutan, dan hasrat yang tak terhindarkan.

​"Aku butuh kau..." Lian Yue bergumam, kata-kata itu bukan miliknya, tetapi milik Spirit Rubah.

​"Aku tahu," desah Ryuko. Ia merasakan Tanda Ikatan di tangan mereka memanas, bersinar terang di ruangan yang gelap. Tanda itu menuntut penyelesaian. Qi mereka mencapai titik saturasi.

​Ini bukan lagi penyembuhan Qi. Ini adalah Ritual Ikatan Tubuh yang spontan, didorong oleh kebutuhan bertahan hidup dan naluri yang tak terhindarkan.

​Ryuko menundukkan kepalanya, bibirnya menyentuh bibir Lian Yue. Itu adalah ciuman yang mendominasi, dipenuhi dengan Qi Naga yang ganas, mengklaim setiap inchi tubuh dan jiwa gadis itu.

​Lian Yue merespons. Tangannya, yang gemetar, merangkul leher Ryuko. Ia menyerah pada gelombang panas dan Qi yang membanjirinya. Penolakannya hilang, digantikan oleh naluri Rubah yang menginginkan fusi total.

​Saat Ryuko menarik napas dalam-dalam, bersiap untuk menyelesaikan Ikatan yang ditakdirkan, sebuah suara berat dan dingin memotong ketegangan di kamar itu.

​“Cukup, Ryuko!”

​Suara Elder Mo Qiang, dipenuhi dengan Qi spiritual yang kuat, menghantam kamar batu itu, memaksa Ryuko berhenti.

​Ryuko tersentak, seperti dicambuk. Kesadarannya kembali, dan ia menyadari apa yang baru saja terjadi. Wajahnya memerah, tetapi bukan karena malu, melainkan karena frustrasi dan amarah pada interupsi itu.

​Ryuko bangkit dari atas Lian Yue, kembali menjadi sosok dingin yang terkendali, tetapi napasnya masih terengah-engah, dan matanya masih menyala emas.

​Elder Mo Qiang berdiri di ambang pintu, auranya mengalir untuk menstabilkan Qi liar yang tersisa di ruangan itu. Lian Yue, yang sudah stabil kembali, kini diselimuti rasa malu yang luar biasa, memeluk dirinya sendiri, air mata membasahi pipinya.

​“Kau melewati batas, Ryuko,” kata Elder Mo, suaranya kecewa.

​“Kau melihat sendiri, Tetua!” Ryuko membentak, suaranya serak. Ia menunjuk Lian Yue yang kini meringkuk ketakutan. “Qi-nya meledak! Kitab Kuno bilang bahwa fusi total adalah satu-satunya cara untuk menenangkan gejolak Qi Purnama yang tidak terkontrol!”

​“Dan fusi total itu disebut Ritual Ikatan Tubuh,” balas Elder Mo. “Ritual itu seharusnya dilakukan dengan kesadaran dan persiapan, Ryuko, bukan dalam keadaan terpaksa seperti binatang buas!”

​Elder Mo mendekat, ia melihat Tanda Ikatan di tangan Ryuko bersinar lebih terang dari sebelumnya.

​“Qi kalian telah menyatu pada level yang sangat dalam. Hanya butuh satu sentuhan lagi, satu momen penyerahan lagi, dan Ikatan itu akan sempurna,” desah Elder Mo. “Aku sudah memperingatkanmu. Hasrat Nagamu lebih kuat daripada disiplinmu.”

​Ryuko menoleh, menatap Lian Yue. Gadis itu menutupi wajahnya dengan tangan, gemetar. Ia tidak tahu apakah ia gemetar karena malu, atau karena naluri Rubahnya masih merindukan sentuhan Ryuko.

​Ryuko merasakan gelombang penyesalan yang tajam. Ia memang hampir mengklaim Lian Yue, bukan hanya sebagai obat Qi, tetapi sebagai wanita yang ia inginkan.

​“Aku akan mengendalikan diriku,” janji Ryuko, suaranya datar, tetapi ada getaran pengakuan di dalamnya.

​“Mengendalikan dirimu?” Elder Mo terkekeh sinis. “Kau sudah terlalu terikat, Pewaris Naga Hitam. Tanda itu sudah aktif. Rubah itu sudah merangkulmu. Kau tidak bisa menolak apa yang ditakdirkan untukmu.”

​Elder Mo meletakkan gulungan kitab tipis di meja.

​“Ini adalah gulungan teknik Meditasi Naga-Rubah, sebuah teknik yang dirancang untuk menstabilkan fusi Qi kalian tanpa harus melewati batas fisik. Gunakan ini. Jangan sampai kau dipaksa menyelesaikan ritual itu oleh Qi liar kalian sendiri.”

​“Aku akan mengisolasi kalian berdua di sini sampai kau menguasai teknik ini. Tidak ada murid yang boleh mengganggu. Tidak ada yang boleh tahu apa yang terjadi di sini malam ini. Termasuk Shen Zhaoling.”

​Elder Mo menatap Ryuko dengan tatapan terakhir yang penuh peringatan.

​“Jika kau melanggar lagi, fusi Qi akan sempurna. Dan kau akan mengambil tanggung jawab besar, bukan hanya sebagai pasangan hidup Lian Yue, tetapi sebagai penanggung jawab Warisan Purnama yang akan memicu perang antar sekte.”

​Elder Mo pergi, meninggalkan Ryuko dan Lian Yue dalam keheningan yang memekakkan telinga.

​Ryuko menarik napas dalam-dalam, mencoba menguasai amukan Naganya yang terpendam. Ia meraih jubahnya, mengenakannya, dan berbalik menghadap Lian Yue.

​Lian Yue masih meringkuk di ranjang.

​Ryuko berjalan perlahan, duduk di sampingnya, tetapi ia menjaga jarak minimal. Ia tidak berani menyentuhnya lagi.

​"Lian Yue," panggil Ryuko.

​Lian Yue mengangkat wajahnya yang basah oleh air mata.

​"Aku bersumpah," kata Ryuko, suaranya yang dingin kini terdengar tulus dan penuh janji. "Aku tidak akan memaksamu. Apa yang terjadi... itu terjadi karena Qi-mu menuntutnya, dan Nagaku tidak bisa menolak takdir."

​Ryuko menghela napas, pengakuannya yang paling sulit.

​"Tapi aku menyadari satu hal," bisik Ryuko, matanya terpaku pada sosok rapuh itu. "Aku ingin melindungimu. Aku ingin mengklaimmu. Dan aku tidak akan membiarkan siapa pun, bahkan diriku sendiri, menghancurkanmu."

​Lian Yue menatap Ryuko, hatinya terbelah. Ryuko adalah pria yang baru saja mencoba mengklaimnya, tetapi dia juga pria yang menghentikan dirinya sendiri.

​Ikatan ini memang ada.

​Lian Yue mengangguk pelan. Ia tidak lagi menyangkal takdir. Ia hanya takut pada konsekuensinya. Ia tahu Ryuko terlalu terikat, dan ia juga menyadari bahwa naluri Rubahnya telah menyerah sepenuhnya pada pesona Naga Hitam.

​"Aku... akan belajar teknik itu," kata Lian Yue, suaranya hampir tidak terdengar.

​Ryuko hanya mengangguk. Ia tidak menyentuhnya, tetapi ia membiarkan Qi Yangnya mengalir keluar, menenangkan udara di sekitar Lian Yue.

​Keduanya tahu, Ritual Pertama yang hampir terjadi itu telah mengubah segalanya. Tidak ada lagi kepura-puraan. Mereka terikat. Dan sekarang, mereka harus melawan godaan yang mematikan itu sambil bersiap menghadapi musuh yang akan datang. Takdir mereka telah diaktifkan, dan Sekte Naga Hitam akan segera menjadi medan perang Warisan Purnama.

1
Noveni Lawasti Munte
ko makin berbelit2 ya..itu2 muli konflikny
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!