NovelToon NovelToon
Aku Yang Tersisihkan

Aku Yang Tersisihkan

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Keluarga / Romantis / Cinta setelah menikah / Romansa / Mengubah Takdir
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Mie Atah

Dinda Ayudia meida(Dinda),dua bersaudara berasal dari keluarga sederhana,ayahnya seorang PNS dan ibunya seorang ibu rumah tangga tapi cukup untuk mendidik kedua anaknya.
lalu apa yang membuat Dinda tersisihkan?

hai ini cerita pertamaku semoga kalian suka

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mie Atah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

10.AYT

 Hampir tiga puluh menit perjalanan akhirnya kami sampai di pemberhentian pertama tepatnya di kabupaten kota,lanjut kami menaiki bus yang memang sudah terparkir sebelum kami datang, menunggu penumpang yang lain,biasanya bus akan berangkat kalau di rasa penumpangnya sudah banyak,itu sih yang aku dengar dari mba Nia.

" capek ya " tanya mba Nia di sela sela menunggu keberangkatan

" lumayan mba maklum pertama kalinya,tapi gak apa- apa soalnya aku semangat banget" jawabku meyakinkan mba Nia agar ia tidak merasa tidak enak kepadaku.

" Alhamdulillah dulu mba juga gitu,malah parahnya mba dulu mabokan gak bisa nyium bau mobil ,pokonya parah banget,untung dulu rame rame berangkatnya jadi ada yang bantuin" jelas mba Nia

" ingetin ya rute nya naik busnya yang jurusan mana biar nanti kalau harus berangkat sendiri gak nyasar" lanjut mba Nia

" ia mba aku ingetin makasih ya mba" jawabku

" sama-sama" jawab mba Nia

selesai berbincang sedikit mba Nia fokus denga handphone nya sambil menunggu bus berangkat,aku Melihat keluar jendela bus banyak kendaraan berlalu lalang,suara kenalpot yang beda beda.

Aku tersenyum sudah sejauh ini tekadku,aku berharap allaah melancarkan perjalanan ku.

Dulu aku selalu mengalah dari Lulu SD aku sudah punya keinginan tapi selalu tidak didukung ok lah aku bisa mengerti kalau alasan aku belum tau tujuan hidupku karena waktu itu aku masih kecil untuk tau mana yang baik untuk ku.

FLASHBACK

setelah lulus SD aku mengutarakan keinginanku pada ayah,aku hanya ingin mondok tidak mau melanjutkan pendidikan ku.

Sejak kecil aku aktif dalam belajar dikampungku ada yang namanya MI (madrasah ibtidaiyah)biasanya dilakukan setelah Dzuhur pagi aku sekolah dasar habis dzuhur masuk MI setelah Maghrib mengaji Alquran dipondok yang ada di kampungku,,aku terbiasa menghabiskan hari untuk belajar ilmu agama jadi hatiku sudah terikat oleh hafalan 'amil jurumiah nadzoman pokoknya yang berbau pondok pesantren.

Aku mengutarakan ke inginanku,tapi apa kata ayah ibuku " jangan Din sayang harus sambil sekolah biar gak kayak ibu,ibu Ndak bisa mendidik kamu dan bang Danu dengan baik dan benar karena ibu tidak punya ilmunya "

Sebenarnya aku benar benar ingin hanya melanjutkan mondok ku tapi setelah ku fikir ada baiknya juga ngikuti apa kata ibu.

Ya ibuku SD saja tidak lulus bahkan untuk membaca Al Qur'an saja masih lancaran aku.

"yaudah deh Bu,tapi Dinda maunya di pondok c ya bu" tawarku salah satu pondok yang lumayan terkenal di kalangan para santri dikalanganku tidak jarang ustadz yang mengajar disini selalu merekomendasikan pondok tersebut.

" ia tenang aja nanti ayah masukin pondok c, tenang aja ,yang penting Dinda yang rajin belajarnya" jawab ayah membangkitkan semangatku.

Aku senang bukan main setiap bekumpul dengan teman temanku,dengan bangga aku selalu menceritakan kemana aku belajar selanjutnya.

Ujian akhir sekolah sudah selesai kelulusan sudah di umumkan,aku berlari pulang ingin segera menunjukan hasil usahaku selama ini.

"assalamualaikum" ucapku sambil Ter engah engah.

huuuuup ku tarik nafas dalam ku keluarkan perlahan hyuuuu,,lega rasanya.

" waalaikumsalam "jawab ibu dari dalam

"ibu dimana" tanyaku sedikit berteriak agar ibu mendengar suaraku.

" ibu di dapur" jawab ibu juga sedikit berteriak

Aku berlari menuju dapur

" Bu liat aku lulus" dengan bangga kuperlihatkan surat kelulusanku pada ibu

" Alhamdulillah" syukur ibu

" aku juga dapat nilai yang bagus Lo Bu" ku tunjuk satu persatu nilaku,ku beritahu pada ibu.

 " Alhamdulillah" lagi ibu mengucap syukur atas nilaiku. " nanti kasih tau ayah ya "

" pasti dong Bu biar Ayah seneng,jadikan Bu Dinda mondok di pondok c" tanyaku memastikan

" insyaallah " jawab ibu

Kalau kalian menunggu ibu akan memuji atas nilai yang kudapat kalian salah,ibu adalah orang yang kaku dalam mengutarakan hatinya, ibu berasal dari keluarga yang kurang dalam hal pendidikan nenekku yaitu ibu dari ibuku sangat keras mendidik anak anaknya betul betul menjaga anak anaknya terutama anak perempuan,masih dalam pendidikan zaman dulu ini dilarang itu dilarang tanpa memberikan penjelasan kenapa dilarang.

Ibupun begitu padaku selalu melarang ku jalan jalan bersama teman temanku,melarangku menginap dirumah temanku alasannya mantak Bareh bitis.

Sore hari setelah pulang dari MI,aku tau ayah pasti sudah pulang.

Aku berlari dengan semangat penuh ingin segera memberi tahukan hasil kelulusanku.

" assalamualaikum ayah " dengan riang aku mengucapkan salam

 "waalaikumsalam " jawab ayah

Aku menuju kamar membuka laci yang ada di pinggir tempat tidurku,ku ambil amplop yang didalamnya terdapat surat kelulusan

" ya lihat deh Dinda lulus loh "ku ulurkan amplop tadi pada ayah

 ayah mengambil amplop tersebut lalu membukanya,membaca dengan seksama

" Alhamdulillah " ucapnya

" gimana yah nilai Dinda bagus kan "tanyaku ingin melihat reaksi ayah atas nilaiku

" Bagus hebat Dinda" puji ayah sambil mengusap kepalaku yang masih terbalut hijab.

" jadikan yah Dinda ke pondok c sambil sekolah" tanyaku memastikan kepada ayah.

Seperti halnya anak kecil yang lain kalau diiming imingi sesuatu yang kita inginkan pasti akan selalu di tanyakan begitu pula denganku.

" jadi dong " jawab Ayah sambil berlalu kedapur.

Tak terasa waktu keberangkatan ku kepondok sebentar lagi tinggal menunggu jam.

Semalaman aku tidak tidur dengan nyenyak selalu melirik tas besar yang berada di kamarku tepat di samping lemari.

Senang tak terhingga yang aku rasakan rasanya seperti kupu kupu yang berterbangan keluar dari hatiku,pertama kalinya aku akan pergi merantau lumayan jauh walau bukan mencari uang tapi untuk mencari ilmu tapi aku selalu senang.

Aku juga anak yang selalu pandai bersosialisasi,mudah berbaur dimanapun aku berada.

Setelah sholat subuh kulipat mukenaku,yang pasti akan sangat jarang ku gunakan lagi.

Bersiap memakai pakaian yang sudah ibu siapkan sejak kemarin sambil berkemas.

Aku keluar kamar menuju dapur dimana ayah dan ibu sudah menunggu untuk sarapan.

Kalau kalian mencari bang Danu,bang Danu sudah tidak ada dirumah sejak aku kelas tiga SD karena selisih kami cukup jauh.

selesai sarapan ku bantu ibu merapihkan meja makan mencuci piring bekas kami makan.

" sudah siap semua kan" tanya ayah

" udah yah ini bawaanku" jawabku antusias

"Yaudah yu " ajak ayah

Kami hanya menggunakan kendaraan roda dua tas besarku ayah taruh didepan lalu aku naik diikuti ibu yang duduk paling belakang.

perjalanan nya tidak terlalu jauh masih bisa ditempuh menggunakan kendaraan roda dua juga aku sudah terbiasa ikut ayah dan ibu kepondok c untuk menjenguk Abang sewaktu mondok disana.

Selama di perjalanan aku tak pernah kehilangan senyumku dengan mata berbinar menatap hamparan sawah selama di perjalanan, aku sudah hafal jalan menuju pondok c.

Dengan hamparan sawah yang baru menghijau,orang yang lalu lalang yang sedang melakukan aktivitas disawah.

Tapi aku menyadari sesuatu kok kayanya lebih jauh dari yang biasa kami tempuh.

tak ingin lebih penasaran aku tanyakan pada ayah "yah kok kayanya agak jauh jalannya" dengan sedikit berteriak agar ayah mendengar pertanyaan ku,sebab ayah menggunakan helm jadi telinganya tertutup helm

" ia ayah muter jalannya soalnya jalan yang biasanya kita lewati lagi diperbaiki " jawab ayah juga sedikit berteriak agar aku mendengar.

aku hanya ber oh ria,percaya dengan apa yang ayah katakan.

Setelah beberapa jam berkendara yg lumayan membuat bokongku pegal selain perjalanan yang lumayan jauh juga karena sempit sama sekali tidak bisa bergerak.

turun dari motor aku bengong

" loh Bu kok beda inikan bukan pondok c " tanyaku pada ibu yang dari tadi hanya diam membisu

" ia ini namanya pondok d " Abang yang nyuruh.

Kalian tau ibarat bunga yang belum mekar tapi sudah dipetik tanpa izin, seperti itulah harapanku bayangan pondok c yang selalu ada dalam mataku hilang seketika aku tidak bisa protes apalagi bilang ,Dinda gak mau disini.

kami masuk mengucapkan salam sedikit berbicang dengan Abah yai nya,ayah mengutarakan maksud kedatangan kami kesini meyerahkan aku untuk didik dipondok ini.

Aku hanya bisa menunduk menahan sedih yang aku rasakan.

Setelah selesai ayah mengutarakan niatnya,aku di ajak keliling pondok oleh salah satu santri di pondok ini.

Semua ia tunjukan padaku,aku hanya bisa tersenyum tak menanggapi ucapannya berat rasanya untuk menampilkan senyumku.

selesai berkeliling aku kembali pada ayah dan ibu terlihat mereka sudah berpamitan pada Abah yai pertanda mereka akan segera pulang.

Ku pandang mata ayah berharap ada penyesalan disana tapi ternyata tidak,ibu hanya diam tanpa ekspresi.

" ayah pulang ya,yang semangat belajarnya " mengusap kepalaku yang terbalut jilbab

" tapi yah " baru aku ingin mengutarakan protesku

" coba dulu ya " jawab Ayah memotong ucapan ku.

Seminggu masih ok lah aku bisa menjalaninya.

satu bulan disini aku sudah tidak kuat ku datangi salah satu kamar ustadzah yang bertugas memegang handphone pasilitas pondok untuk santri yang ingin menghubungi keluarganya.

Ku telpon ibu,aku menangis sejadi-jadinya.

" hik hik Bu Dinda gak betah disini Dinda mau pulang mau pindah aja mondok nya" aduku

" sabar ya Din kan baru sebulan,coba dulu sampai satu tahun " jawab ibu di sebrang sana.

" gak Bu Dinda gak betah, bwaaaaa "

pecah sudah tangisku

Bagaimana tidak dikampungku walaupun pondok kecil tapi sangat tertata rapih peraturannya santrinya yang selalu ta'dzim pada gurunya dan masih banyak lagi yaa identiknya pondok pesantren lah.

Disini jauh berbeda bahkan anak kiai nya pun setiap hari selalu memutar musik yang memekak telinga dengan musik DJ yang aduh pusing aku setiap mendengarnya,belum lagi yang diam diam pacaran dan masih banyak lagi.

Aku syok bukan main,bukan pondok yang seperti ini yang aku mau.

Setelah ibu menutup telponku,aku berlari kekamar kututup pintuk dengan keras

Jdeer

Aku sudah tidak peduli mereka mau berfikir apa tentangku,ku tumpahkan air mataku Sampai aku lelah dan tidak terasa tertidur.

Maacih sudah membaca❤️❤️❤️buat kalian

1
♡お前のペンデハ♡
Membuat saya ketagihan
Mie Atah: terimakasih sudah membaca
total 1 replies
Izuku
Kayanya aku gak bisa tidur lagi kalo gak baca kelanjutannya sekarang juga 😩
Mie Atah: terimakasih sudah membaca
total 1 replies
Itzel Juárez
Ngerti banget, bro!
Mie Atah: terimakasih sudah membaca
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!