NovelToon NovelToon
Darah Rubah, Nafsu Naga

Darah Rubah, Nafsu Naga

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Romansa Fantasi / Spiritual
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: S. N. Aida

Di negeri fantasi Qingya, seorang gadis bernama Lian Yue tiba-tiba membangkitkan Spirit Rubah Perak sebelum usianya genap 18 tahun—sesuatu yang mustahil dan sangat berbahaya. Kejadian itu membuat seluruh sekte mengincarnya karena dianggap membawa warisan kuno.

Saat ia kabur, Lian Yue diselamatkan oleh pewaris Sekte Naga Hitam, Shen Ryuko, lelaki dingin dan kuat. Namun ketika tubuh mereka bersentuhan, Qi mereka saling menyatu—tanda bahwa mereka adalah pasangan ritual yang hanya bisa diaktifkan lewat hubungan intim.

Sejak itu, keduanya terikat dalam hubungan berbahaya, penuh gairah, dan diburu para sekte yang ingin merebut kekuatan mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon S. N. Aida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15 — Cemburu Pertama

​Suasana di Paviliun Utara terasa dingin dan tegang setelah insiden di Kolam Roh Hitam. Lian Yue telah berhasil distabilkan, tetapi tubuhnya dilanda kelelahan ekstrem. Qi Rubahnya, meskipun tenang, kini terasa lebih lengket dan terikat pada Qi Ryuko.

​Ryuko sendiri sedang diselimuti amarah. Ia telah memerintahkan murid kepercayaannya untuk melacak jejak Shadow Assassin, dan ia tahu pasti bahwa Feng Ruyin adalah sumber kebocoran informasi. Namun, ia tidak bisa bertindak gegabah; klan Ruyin terlalu kuat dalam hierarki Sekte.

​Lian Yue terbaring di ranjang, Ryuko duduk di sampingnya, menyalurkan untaian Qi Yang yang lembut untuk menenangkan meridian yang tegang.

​“Ryuko…” bisik Lian Yue, suaranya lemah.

​“Istirahat,” perintah Ryuko, tanpa menoleh. Tatapannya tertuju pada Tanda Naga di punggung tangannya, yang kini tampak seolah membara di balik kulitnya. Tanda itu terasa panas, mengingatkannya pada betapa dekatnya mereka tadi malam.

​Saat Ryuko baru saja akan berdiri, pintu Paviliun Utara diketuk dengan sopan.

​Seorang murid di balik pintu berkata, “Tuan Muda Ryuko, Nona Feng Ruyin ada di sini. Dia membawa salep penyembuhan Qi Surgawi dari klan-nya untuk mengobati luka Anda.”

​Ryuko mengerutkan kening. Itu adalah provokasi yang kurang ajar. Ruyin tahu dia tidak terluka; Naga Hitam tidak mudah terluka oleh Shadow Assassin rendahan.

​“Suruh dia pergi,” Ryuko mendesis dingin.

​Namun, sebelum murid itu bisa menyampaikan pesan, Feng Ruyin sudah melangkah masuk.

​Ia mengenakan jubah elegan berwarna salju dan membawa kotak kayu cendana yang mahal. Wajahnya menunjukkan kekhawatiran yang dibuat-buat, tetapi matanya dingin dan licik. Ia mengabaikan Lian Yue yang terbaring dan langsung menghampiri Ryuko.

​“Ryuko, kau terluka. Jangan mencoba menyembunyikannya,” kata Ruyin dengan nada manis. “Kolam Roh Hitam memiliki racun Qi, dan aku khawatir luka kecil apa pun bisa membusuk. Klan kami memiliki salep terbaik.”

​Ruyin meletakkan kotak itu di meja dan, tanpa menunggu persetujuan Ryuko, ia mendekat. Ia meraih lengan Ryuko yang kuat, memaksanya untuk melihat seolah-olah ia sedang mencari luka.

​Lian Yue, yang semula diam dan pasif, kini merasakan sesuatu yang sangat asing dan tajam di dadanya. Itu bukan rasa sakit fisik. Itu adalah rasa memiliki yang terancam.

​Qi Rubahnya, yang baru saja ditenangkan Ryuko, tiba-tiba meledak.

​GRRR!

​Meskipun ledakan itu tidak terlihat secara fisik, Spirit Beast Yueyin mengirimkan gelombang Qi yang keras ke sistem spiritual Lian Yue, seolah-olah Spirit Beast-nya mengeluarkan raungan peringatan.

​Lian Yue tersentak, mata peraknya melebar. Ia melihat Ruyin yang begitu dekat dengan Ryuko, jari-jari Ruyin yang halus menyentuh lengan atas Ryuko, dan ia merasakan kemarahan primal yang menguasai dirinya.

​Jauhkan tanganmu dari Pasanganku! Bisikan Yueyin begitu jelas.

​Lian Yue tanpa sadar mengencangkan genggamannya pada seprai. Seluruh tubuhnya terasa panas, Qi Yin-nya yang agresif mulai bergejolak, mengancam untuk kembali lepas kendali.

​Ryuko merasakan perubahan drastis pada Qi Lian Yue. Ia segera menarik lengannya dari genggaman Ruyin.

​“Aku tidak terluka, Ruyin. Pergi,” ujar Ryuko, suaranya kembali dingin.

​Ruyin pura-pura tidak mendengar. Ia menatap Ryuko dengan tatapan memelas. “Aku hanya peduli padamu, Ryuko. Gadis di ranjang itu… dia hanya beban. Lihat betapa lemahnya dia, Qi-nya bahkan tidak bisa menahan serangan kecil. Kau seharusnya fokus pada penguasaan Qi Naga, bukan pada pengasuhan.”

​Ruyin tahu persis bagaimana memprovokasi Lian Yue. Lian Yue benci dianggap lemah dan beban.

​Lian Yue mencoba berbicara, tetapi tenggorokannya tercekat. Nafsu Rubahnya yang cemburu menghalangi semua kata rasional.

​Ruyin tersenyum tipis, menyadari serangannya berhasil. Ia kembali mendekat ke Ryuko, mengambil tangan Ryuko dengan kedua tangannya—tindakan yang sangat intim.

​“Biarkan aku menyalurkan sedikit Qi-ku untuk menenangkanmu. Kau pasti tegang setelah insiden itu,” bujuk Ruyin, Qi Biru-nya mulai mengalir dari telapak tangannya ke Ryuko.

​Saat Qi Ruyin menyentuh Qi Naga Ryuko, Ryuko merasakan dingin dan menjauh. Ia tidak suka energi Ruyin yang terlalu dominan dan ambisius.

​Namun, Lian Yue melihat Qi Biru itu bergabung dengan aura Ryuko yang hitam.

​Itu sudah cukup.

​Lian Yue merasakan gelombang api cemburu membakar dari inti perutnya, tempat pusat Qi Yin berada. Tiba-tiba, ia tidak bisa mengendalikan lidahnya lagi.

​“JANGAN SENTUH DIA!” teriak Lian Yue, suaranya nyaring, penuh amarah dan kepemilikan.

​Seluruh ruangan membeku. Ryuko, Ruyin, dan bahkan Yueyin dalam benak Lian Yue terkejut.

​Lian Yue tidak pernah berbicara dengan nada seperti itu. Itu adalah suara Spirit Rubah yang menyatakan klaimnya.

​Feng Ruyin tersentak, wajahnya berubah merah karena terkejut. Ryuko menoleh, menatap Lian Yue dengan mata emas yang kini dipenuhi keterkejutan dan—sedikit—euforia.

​Lian Yue segera menyesali kata-katanya. Ia menutupi wajahnya dengan kedua tangan, merasa malu luar biasa.

​"Aku... aku minta maaf. Aku tidak bermaksud..."

​Ryuko melangkah menjauh dari Ruyin, mendekati Lian Yue. Ia meletakkan tangannya di kening Lian Yue, memeriksa suhu Qi-nya.

​“Qi-mu bergejolak,” kata Ryuko, nada bicaranya kembali netral, tetapi tatapan matanya pada Lian Yue sangat intens. Ia mengabaikan Ruyin sepenuhnya.

​“Memangnya kenapa, Ryuko? Qi-nya bergejolak karena dia lemah,” seru Ruyin, berusaha mendapatkan kembali perhatian. “Aku di sini untuk membantumu, pewaris sejati. Bukan untuk menyaksikan tontonan memalukan ini.”

​Ryuko menoleh, tatapannya kini mematikan. “Keluar.”

​Hanya satu kata. Dingin, tanpa ampun, dan dipenuhi ancaman Naga.

​Ruyin tersentak mundur. Ia tahu ketika Ryuko menggunakan nada itu, perlawanan berarti kematian. Dengan wajah memerah karena dipermalukan, Ruyin mengambil kotak salepnya dan melangkah keluar, tetapi tidak sebelum ia memberikan tatapan penuh kebencian kepada Lian Yue.

​Setelah Ruyin pergi, Ryuko kembali duduk di tepi ranjang. Ia tidak menyalurkan Qi; ia hanya menatap Lian Yue.

​Lian Yue masih menyembunyikan wajahnya di balik tangan. “Aku minta maaf. Aku tidak tahu kenapa aku mengatakan itu. Itu bukan aku. Itu… Spirit Rubahku.”

​Ryuko meraih tangan Lian Yue, menariknya perlahan dari wajah gadis itu.

​“Itu adalah dirimu,” koreksi Ryuko. “Atau setidaknya, itu adalah naluri yang harus kau terima. Itu adalah cemburu, Lian Yue. Reaksi primal Spirit Beast-mu terhadap ancaman pada Pasangan Takdirnya.”

​Lian Yue menundukkan kepalanya, air matanya menetes. “Aku tidak mau cemburu. Aku tidak mau bergantung padamu. Aku takut... aku takut menjadi liar seperti Spirit Beast-ku.”

​“Liar tidak selalu berarti buruk,” Ryuko mengangkat dagu Lian Yue agar mata mereka bertemu. “Itu berarti kuat. Itu berarti kau memilihku secara naluriah, bahkan sebelum pikiranmu mengizinkannya.”

​Ryuko meletakkan tangan Lian Yue di dadanya, tepat di atas jantungnya. Lian Yue bisa merasakan detak jantung Ryuko yang kuat.

​“Dengarkan baik-baik. Ruyin tidak penting. Dia hanya duri yang akan aku cabut. Tapi apa yang kau rasakan, itu penting. Jangan menolaknya,” Ryuko memerintahkan.

​“Tapi… dia ingin menjadi Pasanganmu.”

​Ryuko tersenyum, senyum yang sangat jarang dan membuat Lian Yue terkesiap. Senyum itu penuh dengan posesif gelap.

​“Qi Naga ini, Lian Yue, hanya mengakui satu Spirit Rubah Perak. Siapa pun yang mencoba menyentuhku, Spirit Beast-mu akan merasakan ancaman itu. Ini adalah Ikatan Takdir. Semakin kau melawannya, semakin liar dia akan membuatmu.”

​Lian Yue merasakan gelombang penerimaan dan kelegaan. Ia tahu Ryuko tidak marah. Ryuko justru menyambut naluri posesifnya.

​“Ryuko…” bisik Lian Yue, membiarkan hasrat di matanya terlihat.

​Ryuko membungkuk, wajahnya mendekati Lian Yue, tetapi ia berhenti tepat sebelum bibir mereka bertemu—sebuah siksaan yang disengaja.

​“Kita harus segera menguasai Teknik Meditasi Naga-Rubah. Tidak ada lagi istirahat. Aku tidak bisa membiarkan Ruyin atau orang lain mengira kau lemah. Kita akan segera memulai pelatihan di pusat Yin-Yang,” Ryuko berbisik.

​Lian Yue mengangguk, napasnya tersengal. “Aku siap. Aku tidak akan menjadi kelemahanmu.”

​Ryuko memundurkan diri, kembali duduk di kursi batu. Meskipun ia menahan diri dari kontak fisik, keintiman emosional telah mencapai tingkat baru. Lian Yue telah melewati tahap denial dan memasuki tahap penerimaan naluri.

​Di luar Paviliun Utara, Shen Zhaoling menerima pesan dari Ruyin.

​“Ryuko membawa gadis itu kembali dalam keadaan basah kuyup dan tidak stabil. Dia hampir kehilangan kendali atas dirinya di Kolam Roh Hitam. Saya juga melihat gadis itu cemburu. Mereka adalah bom waktu sensual. Sekarang, saatnya membuat para Tetua percaya bahwa Ryuko sudah gila karena cinta.”

​Zhaoling tersenyum licik. "Kolam Roh, eh? Semuanya berjalan sesuai rencana." Ia tahu bahwa insiden ini, ketika diutarakan dengan benar kepada para Tetua, dapat memicu krisis kekuasaan dan membuat Ryuko dipecat sebagai Pewaris. Waktu untuk intrik telah tiba.

1
Noveni Lawasti Munte
ko makin berbelit2 ya..itu2 muli konflikny
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!