Naima dan Arga akan segera menikah tak lebih dari dua Minggu lagi. tapi nyatanya Arga berse-ling-kuh dengan wanita yang tak lain adalah anak dari pemilik perusahaan tempat dia bekerja. Naima memergoki Arga dan dia datang kepada ayah dari Wanita itu untuk meminta pertanggung jawaban darinya. tapi tanpa di sangka malah duda dua anak itu bertanggung jawab dengan cara menikahinya.
apakah pernikahan mereka akan bahagia? saksikan terus kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yam_zhie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Naima 10
Naima terlihat tenang dan lahap menikmati semua makanan yang ada di depannya. Dia butuh tenaga untuk menghadapi kenyataan pahit di depannya. Dia tidak boleh sakit apalagi terlihat lemah di depan orang-orang yang selama ini ternyata hanya memanfaatkan dan menertawakan kebodohannya.
Sedangkan Arga menatap penuh heran kepada wanita yang ada di depannya. Wanita yang rasanya berbeda dengan wanita yang selama dua tahun ini menjadi kekasihnya. Bahkan selama ini Naima tak pernah makan seperti itu. Makan dengan terlihat begitu rakus.
"Pelan-pelan dek, minum dulu! Aku juga nggak akan minta makanmu. Melihat kamu makan seperti itu saja membuatku sudah kenyang sendiri,"ujar Arga memberikan air minum kepada Naima.
"Tidak apa-apa, tapi kamu harus lihat bagaimana aku makan seperti ini untuk terakhir kalinya. Mungkin akan membuat kamu malu di depan semua orang. Tapi tenang, karena hanya hari ini saja Mas,"ujar Naima.
Kemudian dia menyimpan gelas di meja dengan sedikit agak kasar membuat Arga kaget. Ada apa dengan wanita di depannya? Apa dia sedang sakit atau salah minum obat? Atau mungkin dia stress karena mempersiapkan pernikahan mereka? Atau dia kekurangan biaya? Jangan sampai dia meminta uang padanya.
"Baiklah, mari kita bicara. Aku sudah punya tenaga mas,"ujar Naima setelah beberapa saat mereka diam.
Naima mengutuk kesal kepada Pak Angkasa yang sudah menghapus semua rekaman suara dan juga video yang ada di ponselnya, sehingga dia harus memutar otak dan mengubah rencananya. padahal dia sudah meniatkan diri untuk mengamuk kepada pria dengan wajah tak berdosa di depannya.
"Baiklah, ada apa dengan kamu? Kenapa kamu menjadi sedikit aneh? Tidak seperti biasanya? Dan kenapa kamu tidak mengatakan jika kamu sudah pulang dari kemarin?"tanya Arga dengan banyak pertanyaan kepada Naima.
"Untuk kepulangan aku, sudah di jawab kan tadi alasannya? Apa aku terlihat aneh di mata kamu mas? Apanya yang aneh? Mungkin bukan aneh, tapi kamu malu dan juga ji-jik melihat kelakuan aku yang seperti ini kan? Makanya selama dua tahun kita berpacaran. Kamu hanya sekali mengajak aku ke cafe, dan itu pun kamu bilang aku kampungan. Ya, karena memang aku adalah wanita kampungan dan tidak pantas untuk kamu yang berpenampilan klimis dan memiliki jabatan yang bagus di perusahaan besar. Jadi bagaimana kalau kita batalalkan saja pernikahan kita. Biar aku saja yang mengatakannya lebih dahulu agar lebih cepat, "jawab Naima dengan santai.
Akan tetapi ucapan Naima mampu membuat sudut dihatinya sedikit berdenyut nyeri. Entah kenapa, untuk pertama kalinya dia merasa bersalah kepada Naima atas apa yang sudah dia lakukan kepada kekasihnya itu.
Bibir Naima bisa berbicara dengan santai, tapi mata Naima mengatakan berbeda. Gadis itu memperlihatkan lu-ka yang dalam. Ada apa dengan Naima yang bahkan dia ingin membatalkan pernikahan mereka.
"Kamu salah paham dek, bukan itu maksud aku. kamu tau sendiri aku tak bisa mengajak kamu ke cafe karena ...,"ujar Arga tergantung karena di serobot oleh Naima.
"Membayar hutang,"ujar Naima terkekeh.
"Dek, kamu kenapa? Apa yang terjadi? Pernikahan kita enam hari lagi, bahkan semuanya sudah di siapkan kan? Mana mungkin kita membatalkannya dek. Apa alasan kamu? Sadarlah dek. Kamu kenapa?"ujar Arga dengan sedikit mengiba dan mencoba menyentuh tangan Naima tapi Naima buru-buru menarik tangannya.
Enggan sekali dia di sentuh oleh pria yang tidak bisa menghargai perasannya. Pria pembohong yang sedang berakting. Selama ini dia selalu luluh dengan akting sikap manis dan lembut pria itu. Tapi tidak dengan kali ini. Dia tak kan lagi luluh. Karena sudah tau semuanya.
"Tanyalah pada dirimu sendiri,mas. Kamu tahu jawabannya. Atau mau aku buka semuanya? Kebohongan kamu?"jawab Naima membuat wajah Arga sedikit kaget.
"Aku bohong apa dek? Kamu sepertinya sedang sakit, kita pulang ya dek. Kamu harus istirahat. Kamu kelelahan pastinya menyiapkan pesta pernikahan kita. oh iya, ada sesuatu yang mau aku sampaikan sebelum aku lupa. Nanti di resepsi kita menikah siri dulu ya dek, ayo kita bicarakan dengan ayah dan ibu,"ajak Arga mencoba membawa Naima pergi dari sana.
Naima menepis kasar tangan Arga. Hingga membuat Arga ingin marah rasanya dengan apa yang di lakukan oleh Naima padanya. Tapi dia tahan karena disana sedang banyak orang yang makan di caffe.
"Ada apa denganmu dek? Kenapa kamu malah kekanakan seperti ini? Jangan merajuk seperti ini di tempat umum. Kamu sudah besar tak sepantasnya bersikap kekanakan! Apalagi kamu juga akan menjadi seorang ibu!"ujar Arga menekan setiap kata yang dia ucapkan kepada Naima.
Pertanda jika dia sedang marah kepada wanita di depannya. Sedangkan Naima malah tertawa hambar. Bahkan di sudut matanya terlihat buliran air yang sudah ingin keluar dari kedua matanya. Tapi sekuat tenaga berusaha dia tahan.
"Aku kekanakan ya? Bahkan apa pernah kamu merayu aku di saat aku kesal padamu? Pernahkan kamu tau kalau aku sakit hati dengan sikapmu yang terkadang kasar, acuh dan bahkan terkesan tak butuh. Aku kira itu adalah sifat calon suami yang baik. Karena nanti kamu akan bersikap sama kepada wanita lain. Ternyata aku salah. Bahkan kepada wanita lain yang merajuk kamu merayu dia sekuat tenaga bahkan sampai bercum-bu di dalam mobil. Aku ternyata salah menilai pria sepertimu!"ujar Naima kemudian terkekeh setelahnya. Sepertinya dia sedang menertawakan dirinya sendiri.
"Apa maksud kamu? Siapa yang ... Jangan mengada-ada kamu Naima? sebentar lagi kita akan menikah bahkan enam hari lagi! Jangan kekanakan seperti ini! Kita tidak bisa membatalkan pernikahan itu. Dan aku mau kita menikah siri!"ujar Arga yang tak bisa mengontrol emosinya, sehingga semua tamu bisa mendengar pertengkaran mereka.
"Aku tidak ke kaanakan Arga! Tapi aku berusaha untuk melindungi harga diriku dan keluargaku dari sifat pria dan keluarga benalu seperti kalian! Kamu berse-ling-kuh dan bahkan sampai berciu-man panas di kantor. Di kantor saja kalian seberani itu tanpa malu bahkan dalam keadaan pintu tak tertutup rapat. Apalagi di tempat lain nya? Dan kami ingin menikah siri karena berniat menikah dengan wanita itu setelahnya kan? Dasar pria serakah! Apa kamu tadi bilang? Aku tak bisa membatalkan acara pernikahan kita? Aku bisa melakukan semuanya! Karena semua memakai uangku! Bahkan kamu tak mau mengeluarkan uang sepeserpun. Dasar laki-laki Mokondo!"ujar Naima yang juga penuh emosional dan sedikit berteriak menyamai suara Arga yang tadi berbicara seperti itu padanya.
"A ... Apa maksud kamu dek? Aku tidak ..."ujar Arga terbata membuat semua mata menatap ji-jik padanya.
Plaaaakkk
Plaaaakkk
Sreeettt
Sreeettt
makin seru az cerita nya kk outhor ini 🥰🥰🥰