Ditahun ketiga pernikahan, Laras baru tahu ternyata pria yang hidup bersamanya selama ini tidak pernah mencintainya. Semua kelembutan Hasbi untuk menutupi semua kebohongan pria itu. Laras yang teramat mencintai Hasbi sangat terpukul dengan apa yang diketahuinya..
Lantas apa yang memicu Laras balas dendam? Luka seperti apa yang Hasbi torehkan hingga membuat wanita sebaik Laras membalik perasaan cintanya menjadi benci?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muhammad Yunus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tak ingin berakhir
"Maaf Hasbi, bukan saya ingin ikut campur masalah pribadimu, tetapi perusahaan juga tidak bisa kehilangan investor seperti Pak Mario, maka jika beliau tidak menginginkan kehadiranmu, saya juga hanya bisa memintamu mengalah."
Mengalah?
Ia di pecat?
Perkataan itu tidak membunuh Hasbi, tapi cukup membuatnya terdiam.
Hasbi terduduk ditempat. Semua perbincangan tadi menari di otaknya. Jika Ayah mertuanya tahu soal perselingkuhan, apa jangan-jangan...
TIDAK!
Pria itu berlari, memencet tombol lift dengan tidak sabaran, dadanya bergemuruh, rasa takut membuat Hasbi kehilangan konsentrasi, ia bahkan tak hiraukan sapaan orang sekitar.
Tujuan Hasbi yaitu pulang ke rumah, memastikan apa yang ditakutinya tidak terjadi...
Namun,...
"Bu?" pria itu mendekat. Napas yang masih naik turun semakin memburu saat matanya melihat kehadiran seseorang.
"Hasbi," bibir Nur bergetar, tangan tuanya mengapai lengan sang putra.
"Beliau.. "
"Hidupmu saja masih kacau belagak beristri dua," nada dingin itu kembali menyapa. Di ruang tamu Mario berdiri gagah menatap Hasbi setajam pisau. "Surat gugatan cerai akan segera terbit, dan bersiaplah menerima sangsi dariku," lanjut Mario dengan nada yang sama.
"Ayah, ini tidak seperti yang Anda pikirkan," Hasbi kelabakan, mencoba mengiba pada Mario.
"Ibumu sudah mengatakan yang perlu ku ketahui, sebatas Dekan saja menolakmu menjadi seorang menantu, kamu pikir kamu pantas bersanding dengan Putri saya, kau manfaatkan putriku untuk menjadi pengasuh ibu dan anak mu dengan wanita lain, KAMU LAYAK, HAAA?!" Kesabaran Mario habis sudah. Ingin sekali rasanya ia lembar Hasbi kedalam bara api agar pria itu tewas mengenaskan.
Di tempat lain, Hera dengan tak tahu diri kembali menemui Laras, lebih tepatnya mereka bertemu di parkiran sebuah Mall.
"Tunggu, Laras!" Tubuh Laras di balik paksa oleh Hera.
"Mau ngomong apa? Aku masih ada urusan, nggak punya banyak waktu." Ucap Laras sembari menepis tangan Hera di pundaknya.
"Hari pertama masuk ke rumah, aku sudah lihat kamu, ternyata kamu memang sengaja berubah begini untuk bisa di lirik oleh Bang Hasbi, begitu sok-sokan pergi dari rumah." sinis Hera menilai penampilan Laras dari ujung kaki sampai ujung kepala.
"Jadi..., "
"Orang sepertimu nggak layak dapat cinta Hasbi, tau nggak?"
Laras tertawa mendengarnya.
"Gitu ya? Kamu sendiri dapet nggak?" pancing nya.
"Tentu dapat, buktinya aku sudah dihamili dia dua kali, kamu tu yang takut posisimu terancam, kalau enggak, ngapain sampai pergi dari rumah?"
"Soalnya aku sudah nggak mau sama Hasbi yang sudah kotor."
"Apa hakmu sombong begitu? Nggak punya kerjaan, bisanya cuma ngurus rumah sok suci banget, kau kira Hasbi masih mau sama kamu?"
PLAK!
Tangan Laras meninggalkan bekas merah di pipi Hera.
"Pertama, aku ini istri yang Hasbi nikahi sah secara hukum. Kedua, kamu siapa? Cuma wanita yang disembunyikan Hasbi dan dijadikan mesin pencetak anak. Orang-orang tidak ada yang mengenalmu sebagai istri Hasbi, terakhir, tamparan ini sudah lama ku tahan, dan berhasil ku salurkan!"
"Laras!" marah Hera, "Lihat saja Hasbi pasti akan menceraikan mu!"
"O ya? Apa kamu bisa jamin habis aku cerai sama dia, kamu bisa dapetin posisiku? Kamu bisa bantu dia apa? Apa kamu punya keluarga kuat sehingga bisa mempertahankan apa yang dia dapat saat ini? Apa kamu punya koneksi yang luas buat bantu dia buka pasar? Apa kamu punya backing kuat bisa bantu jembatani bisnis,"
"Tapi aku adalah cinta pertamanya, orang yang dipilih Hasbi untuk jadi ibu anak-anaknya."
Laras tertawa kecil.
"Jadi kamu bangga? Kamu juga tahu Hasbi menikahi ku secara resmi, hubunganku dengannya suci, tidak menimbulkan dosa, bener nggak? Kalau hubungan resmi saja dia permainkan, apa lagi ikatan tanpa status, nggak takut kamu akan di buang setelah bosan."
"Kamu.., "
"Kalau Hasbi beneran cinta sama kamu, suruh dia jaga kamu baik-baik. Soalnya aku orangnya dendaman, dan aku kalau balas dendam nggak pernah nunggu lama-lama."
"Kamu mau ngapain? Kalau kamu berani ganggu aku Hasbi nggak akan diam aja. " tangan Hera terkepal kuat.
Dengan senyuman dingin Laras meninggalkan Hera yang diliputi amarah, akhirnya perempuan itu mengakui jika dia sekedar simpanan Hasbi, buktinya, Hera tidak mengelak saat Laras menyebutnya simpanan.