NovelToon NovelToon
Jurus Terakhir Tuanku

Jurus Terakhir Tuanku

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah sejarah
Popularitas:7.1k
Nilai: 5
Nama Author: HARJUANTO

JURUS TERAKHIR TUANKU/ TUANGKU

​Ribuan tahun lamanya, daratan Xianwu mengenal satu hukum: kekuasaan dipegang oleh pemilik teknik bela diri pamungkas.
​Tuanku —seorang pewaris klan kuno yang tersisa—telah hidup dalam bayang-bayang kehancuran. Ia tidak memiliki bakat kultivasi, tubuhnya lemah, dan nyaris menjadi sampah di mata dunia persilatan.

​Namun, saat desakan musuh mencapai puncaknya, sebuah gulungan usang terbuka di hadapannya. Gulungan itu hanya berisi satu teknik, satu gerakan mematikan yang diwariskan dari para pendahulu: "Jurus Terakhir Tuanku".

​Jurus ini bukan tentang kekuatan, melainkan tentang pengorbanan, rahasia alam semesta, dan harga yang harus dibayar untuk menjadi yang terkuat.

​Mampukah Tuanku, dengan satu jurus misterius itu, mengubah takdirnya, membalaskan dendam klannya, dan berdiri sebagai Tuanku yang baru di bawah langit Xianwu?

​Ikuti kisah tentang warisan terlarang, kehormatan yang direbut kembali, dan satu jurus yang mampu menghancurkan seluruh dunia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HARJUANTO, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9

NOVEL: JURUS TERAKHIR TUANKU

BAB 9: JALUR WAKTU YANG TERPUTUS DAN GERBANG KOSMIS

1. Sisa-sisa Lembah Kaca

Tuanku dan Fatimah meninggalkan Lembah Kaca yang kini berantakan. Tetua Wuyan ditinggalkan, lumpuh oleh Jurus Tongkat Bayangan, sebagai pesan kepada Klan Naga Hitam. Tuanku membawa tongkat kayu tuanya, Jin, dan gulungan peta Fatimah.

Mereka telah berjalan menjauh dari Lembah Kaca, menuju hutan yang lebih lebat, saat Tuanku merasakan Batu Giok di dadanya berdenyut dengan kecepatan gila.

"Qi-nya berfluktuasi lagi," kata Tuanku, menghentikan langkah. "Bukan Qi Yin Mutlak, tetapi sesuatu yang lain. Lebih kuno."

Fatimah, yang memiliki sensitivitas spiritual yang tinggi, juga merasakan getaran itu. "Bukan Qi, Sati. Ini adalah... energi tata ruang. Seolah-olah lapisan udara di sekitar kita sedang robek."

Jin, si kucing oranye, melompat turun dari bahu Tuanku, bulunya berdiri tegak, dan ia mengeong ke arah sebuah formasi batu kuno yang tertutup lumut.

"Itu adalah Formasi Kuno Klan Umbul Sari Jember!" seru Fatimah, bergegas mendekat. "Leluhur kami menyebutnya Gerbang Kosmis. Itu adalah jalan keluar darurat untuk menghindari invasi."

Formasi itu, yang terdiri dari sembilan batu besar, kini memancarkan cahaya biru-hijau yang berdenyut, persis seperti cahaya Batu Giok di dada Tuanku.

"Batu Giok itu mengaktifkannya," Tuanku menyimpulkan. "Mungkin bukan hanya kunci untuk harta karun, tetapi juga kunci untuk Gerbang Kosmis ini."

"Gerbang Kosmis seharusnya mengarah ke dimensi saku," kata Fatimah, wajahnya dipenuhi kekhawatiran dan rasa ingin tahu yang tak tertahankan. "Tapi aku belum pernah melihatnya aktif. Ini adalah kekuatan yang sangat besar, Sati. Mungkin ini warisan terakhir yang sesungguhnya."

2. Langkah ke Dalam Misteri

Saat mereka mendekat, cahaya Gerbang Kosmis semakin kuat. Energi yang dikeluarkan begitu besar sehingga memutar dedaunan dan pasir di sekitar mereka.

"Kita harus pergi. Ini terlalu berbahaya," desak Tuanku.

"Terlambat," bisik Fatimah. "Kita sudah disentuh oleh energi itu."

Tiba-tiba, dari kejauhan, Tuanku merasakan dua aura kuat melesat ke arah mereka. Aura yang satu hangat dan dominan—Sultan Raziqin. Aura yang lain gelap dan penuh amarah—sisa-sisa Master Kultivasi Klan Naga Hitam yang baru tiba.

"Raziqin datang!" teriak Tuanku.

"Jika kita tinggal, kita mati. Jika kita masuk, kita punya kesempatan," kata Fatimah, dengan wajah yang penuh tekad. "Percayalah pada Batu Giokmu, Sati. Itu yang memanggil kita!"

Tuanku mengangguk. Ia meraih tangan Fatimah, memeluk Jin yang melompat kembali ke bahunya, dan melompat ke dalam pusaran cahaya biru-hijau itu.

Sesaat sebelum mereka lenyap, Sultan Raziqin tiba di lokasi. Ia melihat cahaya itu dan berteriak, "Tuanku! Fatimah! Kalian tidak akan lari dari takdir!"

Namun, Sultan Raziqin terlambat. Gerbang Kosmis itu tiba-tiba padam, meninggalkan sembilan batu yang kembali diselimuti lumut.

3. Ruangan Waktu yang Dingin

Tuanku merasakan sensasi jatuh yang panjang, diikuti oleh keheningan total. Ketika ia membuka matanya, ia berada di sebuah ruangan.

Ruangan itu terbuat dari bahan yang tidak ia kenali. Dinding dan lantai terasa seperti kaca hitam pekat yang dingin, tetapi tidak memantul. Langit-langit tinggi, gelap, tetapi dihiasi oleh bintang-bintang kecil yang bergerak lambat—seolah-olah mereka berada di dalam alam semesta.

Udara di sana sangat dingin dan sunyi.

"Dimana kita?" bisik Fatimah, matanya melebar takjub.

"Qi-nya sangat padat, tapi aneh," kata Tuanku. Ia menarik napas. Qi Yin Mutlak di dadanya berputar dengan tenang. Batu giok itu terasa seperti di rumah.

"Ini bukan dimensi saku biasa, Sati. Perhatikan bintang-bintang di atas. Mereka bergerak perlahan... sangat perlahan," ujar Fatimah, yang merupakan Master Spiritual dan ahli dalam energi tata ruang. "Kita berada di sebuah tempat di mana waktu melambat, sebuah Ruangan Waktu."

Ruangan Waktu. Konsep kultivasi tertinggi yang jarang diyakini keberadaannya.

Tiba-tiba, Jin, si kucing oranye, melompat dari bahu Tuanku dan mulai mencakar lantai kaca itu.

"Apa yang Jin lihat?" Tuanku mendekat.

Di lantai kaca itu, di tengah bintang-bintang, terlihat sebuah ukiran hologram yang berdenyut. Ukiran itu berupa sebuah teks yang ditulis dalam bahasa kuno Xianwu.

Fatimah segera menerjemahkannya. "Ini adalah catatan dari Pendiri Klan Umbul Sari Jember. Dia menulis: 'Kami menciptakan tempat ini untuk mengamati dan merencanakan. Di sini, satu hari adalah satu tahun di dunia luar. Namun, tempat ini tidak stabil. Kunci untuk stabilisasinya adalah Kutukan Jiwa Tuanku."

Tuanku merasakan kutukan itu semakin berat. "Batu Giok itu bukan hanya kunci, Fatimah. Ia adalah baterai untuk Ruangan Waktu ini."

4. Petunjuk Masa Depan yang Misterius

Saat mereka membaca, dinding ruangan tiba-tiba menjadi transparan, memperlihatkan sebuah pemandangan yang aneh di luar.

Itu adalah reruntuhan kota yang sangat besar, jauh lebih maju dari Kota Pasir Tandus. Gedung-gedung tinggi, kendaraan yang melayang, tetapi semuanya diselimuti debu dan kehancuran.

"Masa depan," bisik Tuanku.

"Tidak mungkin," kata Fatimah, terkejut. "Ruangan Waktu tidak bisa memproyeksikan masa depan. Mungkin ilusi..."

Saat itulah, mereka melihat sosok di antara reruntuhan. Itu adalah seorang pria yang terhuyung-huyung mengenakan jubah hitam lusuh. Ia berjalan tertatih-tatih, membawa sebatang tongkat hitam pekat.

Wajah pria itu dipenuhi luka dan janggut yang panjang. Di dadanya, Tuanku melihat sebuah giok hitam, bukan putih.

"Tongkat itu... terlihat familiar," kata Tuanku.

Pria tua itu berhenti di tengah alun-alun yang hancur, mengangkat tongkat hitamnya, dan berteriak ke langit.

"Aku telah gagal! Tujuh tahun aku mencarimu! Tapi kau lenyap, Sultan Raziqin!"

Tuanku dan Fatimah terkejut. Pria tua itu memanggil Sultan Raziqin!

"Itu... itu adalah aku," bisik Tuanku, tangannya gemetar. Wajah pria tua itu, meskipun ditutupi luka dan usia, adalah wajah Tuanku. Tongkat hitam itu adalah Tongkat Kayu Lin Kai, yang berubah warna.

"Masa depanku?"

Pria tua itu, Tuanku dari masa depan, menjatuhkan diri, menangis. Lalu, tiba-tiba, matanya yang tajam memandang lurus ke arah mereka, seolah-olah ia bisa melihat melalui dinding kaca.

"Aku tahu kau mengawasiku, Bayangan!" teriak Tuanku masa depan. "Aku tahu kau kembali! Selamatkan dia! Selamatkan Putri Liandra! Dia adalah kuncinya!"

5. Misteri Terakhir dan Pilihan Sulit

Pemandangan itu tiba-tiba padam, dan dinding kembali menjadi kaca hitam. Tuanku kehabisan napas, jiwanya terguncang.

"Tuanku," kata Fatimah, wajahnya pucat. "Masa depanmu... sangat suram. Dan dia menyebut Liandra?"

"Putri Liandra... Dia adalah kuncinya," ulang Tuanku, kebingungan. "Mengapa? Apa yang terjadi antara aku dan dia? Dan mengapa aku gagal menangkap Raziqin?"

Ia menyentuh Batu Giok di dadanya. Batu Giok itu memancarkan cahaya biru-hijau yang tenang, seolah telah menyampaikan pesannya.

"Pilihan," kata Tuanku. "Inilah misteri yang harus kupecahkan. Entah aku harus melawan takdir dengan mencari Liandra, atau aku harus menghadapi Raziqin sekarang dan menghindari kegagalan itu."

Fatimah mengeluarkan gulungan peta, yang kini ia pahami lebih dalam. "Ruangan Waktu ini tidak stabil, Sati. Energi Qi Yin Murni yang kau lepaskan tadi akan membuat Gerbang Kosmis terbuka lagi, mungkin dalam satu jam. Setelah itu, tidak ada yang bisa menjamin kau bisa kembali."

Tuanku menatap Fatimah. "Ruangan Waktu ini memberikan kita waktu, tetapi juga memberikan beban takdir."

Ia memandang Jin yang kembali tertidur pulas di lantai, seolah-olah semua yang terjadi adalah hal yang biasa.

"Hikmahnya?" Tuanku bertanya pada dirinya sendiri. "Masa depan itu misterius, tetapi masa kini adalah tindakan. Aku tidak akan membiarkan masa depan itu terjadi padaku. Aku akan mencari Putri Liandra."

Ia meraih Tongkat Kayu Lin Kai, kini dengan tekad baru. Ia tidak lagi hanya mencari pembalasan. Ia mencari penebusan, dan yang paling penting, ia mencari jawaban: Mengapa Putri Liandra adalah kuncinya?

— AKHIR BAB 9 —

1
checangel_
الأحد
Tak ada lagi kata terucap 👍🙏
Salsabila Aini
Pangeran Sultan Sati mengabaikan ancaman, fokus pada Batu Giok Putih yang Dingin. Deskripsi energi batu itu—"energi purba... bukan Qi, bukan spiritual"—adalah plot device yang sangat kuat. Ini mengindikasikan bahwa tindakan bodoh di mata musuh sebenarnya adalah taruhan terakhir Pangeran Sultan Sati untuk mendapatkan kekuatan yang melampaui sistem kultivasi biasa, yang berpotensi membalikkan keadaan.
◇HARJUANTO◇: Fokus pada Giok Dingin! Musuh meremehkan, tapi mereka tidak tahu 'taruhan terakhir' ini akan membalikkan segalanya. 💥
total 3 replies
Salsabila Aini
Jendral Zhuo melihat tindakan Pangeran Sultan Sati (mengangkat batu giok) sebagai "keputusan yang bodoh," tetapi ia dan para kultivatornya justru menikmati momen tersebut sebagai penutup sejarah yang sempurna. Ini menunjukkan adanya konflik kekuasaan yang berdarah dan rasa dendam yang puas.
Salsabila Aini
(Lembah Siluman yang biasanya hening) berlawanan dengan situasi (ketegangan mematikan), menandakan bahwa sebuah peristiwa besar yang mengubah keadaan sedang terjadi.
arex²
Jenderal Zhuo tahu jurus itu palsu karena 'Kami sudah mengambilnya tujuh tahun lalu.' Pertanyaannya, selama 7 tahun itu, apakah dia sempat mencoba jurus ini di salah satu anak buahnya? 🧐 Dasar Jenderal penuh eksperimen!
arex²
Kutukan Jiwa: Memberimu kekuatan tak tertandingi... selama tiga menit. Ini jurus yang cocok banget buat orang yang dikejar deadline atau buru-buru ke toilet. Cepet, kuat, habis itu modar. 😂
Berkah Langit
Pangeran Sultan Sati tidak menjawab Jenderal Zhuo. Keheningan-nya itu menunjukkan apa? Apakah dia tahu Jurus Terakhir itu palsu, ataukah dia sedang menghitung risiko meledak setelah tiga menit?
Berkah Langit
Kalau roh leluhur yang memaksa jurus masuk ke tubuh, itu artinya para leluhur Pangeran juga ingin dia menang, meskipun konsekuensinya kematian. Sebuah pengorbanan yang menyayat hati. 💔
Berkah Langit
Konsep 'Jurus itu tidak tertulis di kertas' tapi tersimpan di batu giok Relik Jiwa sungguh filosofis. Apakah ini metafora bahwa kekuatan sejati berasal dari warisan/jiwa leluhur, bukan dari pembelajaran biasa?
Salsabila Aini
Tiga menit kekuatan tak tertandingi... lalu meledak menjadi ketiadaan. Sumpah, ini plot twist paling mahal! Apakah ada cara Pangeran Sultan Sati bisa 'mematikan' jurus itu di detik ke-179? Harus ada!
Salsabila Aini
Jenderal Zhuo ini level jahatnya sudah di tahap mana ya? Setelah mengambil Gulungan (palsu), dia membiarkan Pangeran memegang batu giok yang isinya Kutukan Jiwa. Ini rencana pembunuhan paling cerdas dan paling sadis!
Salsabila Aini
Jurus Terakhir 'Kutukan Jiwa' yang tersimpan di Relik Jiwa? Konsep yang sangat keren! Ini jauh lebih brutal daripada sekadar jurus di kertas. Jadi, kekuatan Pangeran Sultan Sati sebanding dengan bom waktu tiga menit?
checangel_
Tapi membuat marah seseorang itu tak baik lah /Shy//Facepalm/
◇HARJUANTO◇: Tepat sekali! Humor untuk membangun, bukan menjatuhkan. 👍
total 1 replies
checangel_
Ujung dunia dimana ya?🤔/Facepalm/
checangel_: @Salsabila Aini , ..... Alright, cukup reader ini mengerti saja dan jangan terlalu diambil hati, takutnya nanti ujung dunia itu menjadi sebuah teka-teki 🤧, usai sudah topik ini teruntuk Dua Kakak yang selalu reader ini nanti 😄, sudah ya jangan dilanjutkan lagi, cukup diresapi dan menjauh pergi karena ini adalah perdebatan yang tak boleh terjadi /Sob//Pray/

Terima kasih penjelasan ujung dunianya, sekian dan dimengerti 🤝
total 6 replies
checangel_
😂😂Candaanmu loh Fat /Facepalm/
◇HARJUANTO◇: Fatimah memang pemecah ketegangan terbaik! 🤣
total 1 replies
arex²
Kalau jurusnya sekuat itu, pantes bentengnya diserbu rame-rame. Musuhnya nggak mau duel 1 lawan 1 kayak di film.
arex²
Bulan darah, klan-klan besar, teknik pamungkas… berasa baca resep kehancuran maksimal.
arex²
Sembilan lapisan langit dibelah… tapi hati gebetan tetap tidak bisa dibuka. Sad.
arex²
Klan lain bukan musuhan, tapi takut… berarti ini versi fantasi dari ‘lawan yang takut comeback mantan.
arex²
Cerita ini level tegangnya 90%, tapi nama ‘Jurus Pamungkas Tuanku’ bikin aku senyum 10%.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!