NovelToon NovelToon
Not Young Papa

Not Young Papa

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Identitas Tersembunyi
Popularitas:21.3k
Nilai: 5
Nama Author: Phopo Nira

Bukannya mendapat ucapan selamat dan pujian, karena telah berhasil menyelesaikan study nya. Kayvaran Cano Xavier malah langsung diberikan misi penting oleh papahnya untuk menyelesaikan masalah di salah satu cabang perusahaan yang ada di Negara X, lebih tepatnya Kota Xennor. Akan tetapi, ini bukan masalah bisnis melainkan persaingan wilayah dengan beberapa klan mafia yang ada di sana.

Namun, bukan itu letak permasalahan utamanya untuk Kay. Melainkan sang adik Axelion Cano Xavier yang masih berusia 8 tahun yang diam-diam menyelinap naik ke pesawat yang akan mengantarnya ke Kota Xennor tanpa diketahui oleh siapapun. Kay menyadari keberadaan sang adik saat pesawat sudah hampir setengah perjalanan.

“Eeeh … orang utusan Tuan Luca ternyata Papah muda! Lihat, anaknya menggemaskan sekali!”


Setibanya di perusahaan dia malah dikira sebagai karyawan biasa dan bahkan dibilang Papah muda karena Axel memanggilnya Papa?

Apakah Kay bisa menyelesaikan misinya sembari menjaga sang adik?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Phopo Nira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10. Ketahuan!

“Axel, jaga dirimu dengan baik! Terus lakukan komunikasi dengan kami dan segera beritahu jika terjadi sesuatu. Kau mengerti ‘kan?”

Lagi, Max kembali mengingatkan pada si bungsu. Meskipun dia tahu bahwa keturunan keluarga Xavier bukan anak biasa, tetap saja keselamatan dan keamanannya saat ini kini menjadi tanggung jawab dirinya dan juga Matt.

“Mengerti, Paman!” jawab Axel yang kini sudah fokus pada layar komputer di depannya.

“Matt, ayo pergi!”

Dengan terpaksa Max dan Matt harus meninggalkan Axel bersama dua anak buahnya di sana. Setidaknya bantuan akan segera tiba tidak lama lagi, dia tahu Axel bisa menjaga dirinya lebih baik dari anak-anak lainnya. Apalagi mengingat Axel tumbuh dibawah didikan Levi dan Lucia sejak usia 5 tahun. Sudah pasti pasangan Levi—Lucia itu mengajarinya banyak hal, buktinya saat sambutan dari musuh malam itu.

Matt dan sebagian anak buahnya segera menyusul Kay masuk untuk mengalihkan perhatian musuh, memberikan kesempatan pada Max dan sebagian anak buahnya yang lain untuk bisa menuju ke ruangan dimana para karyawan berada. Kay sendiri sudah menyelinap masuk lebih dalam di club tersebut, berusaha mencari tahu ruangan yang menjadi ruangan khusus pemilik club tersebut.

“Kalian bisa mendengarku?” Terdengar suara Matt dari alat komunikasi yang sudah saling terhubung.

“Ya, kami bisa mendengarnya dengan jelas!” Kay, Max dan Axel serentak menjawabnya.

“Bagus, kalau begitu aku akan mulai beraksi sekarang.”

Matt langsung mengisyaratkan kepada anak buahnya yang sudah dia sebar di beberapa titik di dalam club tersebut. Ya, mereka menggunakan bahan peledak berskala kecil untuk membuat keributan. Menciptakan suasana berbahaya dan juga adanya penyerangan agar musuh panik dan menjadikan kesempatan untuk Max dan yang lainnya menjalankan misinya.

Duarr … Duarr …. Duarr ….

Satu persatu bom kecil itu mulai meledak dan sesuai rencana para pengunjung dan pegawai club mulai berlarian keluar untuk menyelamatkan diri. Sementara Max dan yang lainnya malah berlari masuk untuk menjalankan misinya.

Begitu terdengar suara ledakan, detik itu juga Axel berhasil meretas semua rekaman cctv yang ada sehingga keberadaan Kay, Matt dan Max di dalam sana tidak bisa dilacak ataupun ditemukan dengan mudah. Bukankah kerjasama kakak beradik dan kedua pamannya itu benar-benar gila, ditambah mereka hanya memanfaatkan sedikit anak buahnya yang tersisa.

“Pah, kau bisa mendengarku?” Axel menghubungi Kay dengan alat komunikasinya.

“Ada apa?” Kay langsung saja bertanya, pikirannya mengira kalau Axel dalam masalah.

“Pergilah ke lantai paling atas. Di sana ‘lah tempat pemilik club itu menyimpan semua informasi penting yang mungkin kita butuhkan. Lalu untuk Paman Matt, arahkan para musuh ke lantai tiga, karena Paman Max dan yang lainnya akan segera menuju ke tempat para karyawan itu berada.” Axel rupanya memberikan arahan dengan memanfaatkan setiap cctv yang berhasil dia kendalikan itu.

“Kerja bagus, Anakku! Kalau seperti ini terus aku tidak masalah menganggapmu sebagai anak kandungku. Hahahaha …”

Sungguh, disaat genting seperti ini Kay masih saja menggoda adiknya. Kelakuannya mengingatkan Matt dan Max pada seseorang. Apakah kalian bisa menebak siapa itu? Meski begitu, Kay tetap mengikuti arahan yang diberikan oleh Axel. Begitu juga dengan Matt dan Max, mereka terus mengikuti apa yang di arahkan.

...****************...

Disisi lain, pemilik club itu Angela yang tengah melakukan interogasi di ruang bawah tanah terhadap beberapa detektif kepolisian yang baru saja di tangkapnya. Kini harus kembali dibuat kesal karena informasi yang baru saja disampaikan anak buahnya. Dimana masih ada bajingan yang berani menyelinap ke wilayah kekuasaannya dan bahkan membuat kekacauan di tempatnya.

“Nona, gawat! Ada sekelompok orang yang berhasil menyelinap dan juga membuat kekacauan di dalam club?” Salah satu anak buah menyampaikan laporannya dengan wajah panik dan ketakutan.

“Apakah masih ada dari kalian yang masih berkeliaran di tempatku?”

Tatapan tajam Angela pada para detective kepolisian itu membuat bulu kuduk mereka semua merinding. Bahkan kondisi para detective itu sudah babak belur dan ada seseorang yang sudah terluka parah, “Beraninya kalian menginjakkan kaki di tempatku? Bahkan atasan kalian tidak berani melakukannya.”

“Bereskan mereka semua! Biar aku sendiri yang membereskan sisanya yang sedang mengacau itu?” perintah Angela pergi meninggalkan ruang bawah tanah dengan penuh kemarahan.

“Berikan senjata milikku!” Seorang wanita yang selalu mengikutinya langsung saja menyerahkan sebuah senjata api kepada Angela.

Dan setelah mendapatkan senjata itu, Angela kembali memberikan perintah, “Aghata, pastikan tidak ada satupun tikus itu yang berhasil lolos setelah mengacau di tempatku. Aku sudah kesal karena para bajingan utusan Luca itu mengobrak-abrik system keamanan milikku dan sekarang para polisi ini kembali tidak tahu diri dan membuat masalah.”

“Baik, Nona! Serahkan saja padaku.” Aghata Beatrice, tangan kiri Angela. Wanita cantik yang terkenal kejam dan pandai menggunakan berbagai racun untuk menghabisi musuhnya.

“Aku yakin, tikus sialan itu pasti menargetkan ruangan pribadiku!” gumam Angela yang akan langsung menuju ke lantai atas dimana ruangan pribadinya berada.

...****************...

Kembali pada Kay yang kini sudah berada di lantai paling atas sesuai dengan apa yang adiknya arahkan. Dilantai itu, terlihat tidak ada satu orang pun yang berada di sana. Awalnya Kay pikir mereka sedang sibuk memburu Matt dan yang lainnya, tetapi begitu membuka satu-satunya ruangan di lantai itu Kay dikejutkan dengan seorang wanita yang langsung menyerangnya secara membabi buta.

Beruntung Kay dengan sigap langsung menangkis serangan tersebut, kalau tidak pisau di tangan wanita itu pasti sudah menembus jantungnya. Namun, semua itu belum usia karena wanita itu terus melayangkan serangan-serangan mematikan padanya. Harus Kay akui kemampuan bela diri wanita ini cukup hebat, meski dia masih bisa mengatasinya dengan baik.

Traanggg ….

Suara nyaring benda tajam saling berbenturan itu cukup memekikkan telinga Kay maupun wanita itu. Dan detik berikutnya, Kay langsung saja melemparkan pisau itu sejauh mungkin dari tangan wanita gila yang terus menyerangnya tanpa ampun. Dan menggunakan pisaunya sendiri untuk menjadikan wanita itu sebagai tawanannya.

“Tetap diam, jika kau tidak ingin mati saat ini juga!” Kay memberikan peringatan dengan pisau yang dia kerahkan tepat di leher wanita itu.

“Lebih baik aku mati daripada tunduk dengan bajingan gila seperti kalian semua,” umpat wanita itu seolah tak kenal takut sama sekali.

“Kau—"

Kriettt ….

Pintu ruangan itu kembali terbuka memperlihatkan kedatangan seorang wanita yang seraya berkata, “Aah … rupanya ada dua tikus yang sedang memperebutkan sesuatu di ruangan milikku? Apakah kalian salah satu dari detective polisi itu atau dari orang utusan dari Negara H? Siapapun kalian aku pastikan tidak akan hidup begitu keluar dari sini.”

Bersambung ….

1
Ade Irmayanti
lanjutkan kak,
karyamu keren
Anonymous
aku sdh ikutin ceritanya dari anak kembar mafia, bagus banget
Arnes Tia24
keren abis klu cerita dr author stu in gak ad bosan nya👍👍
Setiya Wulandari
akir nya novel kesukaan aku muncul makasih kakak phopo maaf ya baru kasih reting sekarang 🥺🥺🙏🙏
aq seneng banget gk sabar untuk episode selanjutnya, Oh iya kak spil cucu nya Levi dan luci ya kak ya nanti dan kangen juga sama trío somplak ( Félix, jaydon, sama Levi)
Mira Hastati
bagus
Mimih Harist
udh encok eyang levi😄
Dwi Rustiana
duo m emang selalu kocak Levi bgt emang duo m ini suka memancing emosi 🤣🤣🤣
Dwi Rustiana
mau menargetkan cucu kesayangan iblis neraka siap2 aja dipanggang di kerak bumi g sabar bgt mau setor nyawa ternyata
@pry😛
gas kn paman.. aq bc ny meri dig
@pry😛
🤣🤣🤣🤣🤣
@pry😛
moga kau mt
@pry😛
gk yakn🤣
@pry😛
kok bs di like
@pry😛
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣 aaaa cemen tu pinggang
@pry😛
keren ded... aq sk gy mu gas kn❤🤣🤣
@pry😛
aaaaa sayg ku dtg
Mulaini
Spencer karena dirimu ingin menguji kemampuan mu dan menargetkan si Kay jadi berjuanglah hehehe...
Lisa Halik
🤣🤣🤣🤣dua2 gila max matt
Cindy
lanjut kak
Desyi Alawiyah
Malah berdebat 🤣🤣🤣🤣

Pasti Luca dan yang lain lagi ketar ketir nih, mereka pasti tahu, Kay dalam bahaya...

Semoga Kay dan yang lain selamat deh...🙏🙏🙏
Desyi Alawiyah: Kalo Luca emang ngga terlalu jago bela diri, Kak... Luca lebih tertarik di bidang IT dari kecil...

Beda sama Lucia, bahkan waktu kecil Lucia udah dapat penghargaan dalam hal bela diri...
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!