Satu malam yang seharusnya hanya menjadi pelarian, justru mengikat mereka dalam takdir yang penuh gairah sekaligus luka.
Sejak malam itu, ia tak bisa lagi melepaskannya tubuh, hati, dan napasnya hanyalah miliknya......
---
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon blumoon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kang yura
DEPAN PINTU RUANG MAKEUP
Di depan pintu ruang makeup, Kang Jaewon berdiri tegap sambil menunggu. Di sampingnya, seorang gadis muda dengan aura ceria yang tak bisa disembunyikan ikut berdiri sambil mengetuk pintu tiga kali.
Tok tok tok.
“Masuk aja!” sahut Eunhee dari dalam, nada suaranya ketus seperti biasa.
Yura mengerutkan kening, lalu melipat tangannya di dada. “Siapa sih itu? Judes banget. Semoga aja bukan kakak iparku.”
Jaewon nyaris tertawa tapi menahannya. Ujung bibirnya tetap terangkat kecil. “Bukan, itu suara sahabatnya. Orangnya cantik juga… cuma, ya, tempramennya agak… keras.”
Yura mencibir. “Pantesan nadanya kaya guru killer.”
Jaewon membuka pintu perlahan.
Begitu masuk, Soojin langsung menundukkan sedikit kepalanya sopan. Jaewon membalas dengan tundukan singkat penuh hormat. Soojin tersenyum kecil, menenangkan suasana.
Sementara itu, Eunhee malah kaget setengah mati. Ia buru-buru menutup sebagian wajahnya dengan tangan. “Loh, loh! Ngapain tuh pria nyasar ke sini?” gerutunya, wajah masam. Penampilannya saat itu masih acak-acakan—makeup belum selesai, rambut belum ditata. “Sial, belum ready gue!” batinnya.
Yura langsung melenggang masuk, berjalan penuh percaya diri mendekati Soojin. Tatapannya intens, seperti sedang memindai setiap detail wajah calon kakak iparnya.
Soojin jadi kikuk. Ia mengerjapkan mata bingung, bibirnya nyaris bertanya ada apa?.
Tiba-tiba, Yura pecah tawa. “Hahahaha!” Tawa mungilnya penuh nakal. Ia langsung mencubit pipi Soojin tanpa izin, lalu menyeret kursi di samping dan duduk persis di sebelahnya.
“Aaaaaaa!” seru Yura sambil menepuk-nepuk tangan Soojin. “Kakak ipar cantik banget sih! Ayo, kita foto dulu!”
Klik!
Satu foto pun terabadikan. Yura dengan wajah sumringah dan Soojin yang masih bingung, terpaksa tersenyum kikuk. Tanpa basa-basi, Yura langsung mengirim fotonya ke grup keluarga.
Tak butuh waktu lama, notifikasi bermunculan deras. Grup keluarga meledak dengan komentar.
> “Ya ampun cantiknyaaa!”
“Eh serius? Itu istrinya Hyunwoo?!”
“Kok bisa si tiang kaku itu dapet istri secantik itu??”
“Wah nyesel nggak ikut dateng.”
Yura menahan tawa tapi jelas terlihat bangga. “Hah! Rasain tuh semua. Menyesal kan nggak pada dateng.” Ia tersenyum penuh kemenangan sambil menatap Soojin.
Sementara itu, Eunhee melotot dari jauh. “Ya ampun, bocah ini beneran ribut sendiri.”
Tring tring tring!
Ponsel Yura berdering tanpa henti. Ia mengangkat alis, melihat layar. Nama yang muncul jelas: Dad.
“Ugh, Papa lagi…” gumamnya kesal. “Ayo lah… Tadi diajak ikut, nggak mau. Sekarang ribut nyesel.”
Nada dering tak berhenti. Yura akhirnya mendengus, “Udah ah, berisik!” Ia menekan tombol silent, lalu memasukkan ponsel ke tasnya dengan ekspresi puas.
“Done. Menantu cantik eksklusif ini nggak bisa ditonton live, sorry banget Dad,” batinnya penuh drama.
Di sisi lain, Eunhee hanya bisa menghela napas panjang. “Astaga… " batinnya. Eunhee memupuk jidatnya.
Melihat tingkah eunhee, Jaewon terkekeh kecil, mencoba menutupi rasa canggung yang sebenarnya sempat melintas.
“Yura, biarkan kakak ipar menyelesaikan persiapannya. Waktunya sudah nggak lama lagi,” ujarnya sambil sedikit melirik ke arah Eunhee.
Tatapan singkat itu ternyata tidak luput dari perhatian Yura. Gadis itu sontak menyunggingkan senyum jahil.
“Ekhmm~ diliatin mulu tuh. Samperin dong, Mas…” ucapnya dengan nada sindiran.
Ia mengangkat alis nakal lalu menambahkan, “Kenapa? Nggak berani ya?”
Soojin yang duduk di kursinya jadi bingung dengan arah percakapan itu. Matanya bergantian melihat Yura dan Jaewon, sementara Eunhee langsung merasakan pipinya panas.
Jaewon berdehem keras, “Ehhhmmmzzzz…” mencoba menutupi kegugupannya. Matanya melotot ke arah Yura, memberi kode agar gadis itu berhenti. Tapi Yura hanya tersenyum manis dan pura-pura polos, lalu kembali memalingkan wajahnya seolah tak bersalah.
Eunhee yang sejak tadi pura-pura fokus merapikan rambutnya, justru makin salah tingkah. Dalam hati, ia panik setengah mati.
“Tenang, Eunhee… tenang. Jantung, ayo kerja sama jangan bikin malu gue di depan cogan, plis! Dan ini lagi ada Soojin pula. Jangan sampe sahabat gue sadar kalau gue klepek-klepek…”
Di tengah gemuruh jantung Eunhee yang serasa mau copot, tiba-tiba Yura mendekatinya dengan langkah ringan. Wajahnya penuh antusias, lalu dengan suara nyaring ia celetuk,
“Gimana, Kk? Udah masuk kriteria belum si Jaewon itu? Kalau udah, nikah aja sekalian hari ini juga bareng Hyunwoo sama Soojin!”
Sontak, Jaewon yang sedang meneguk air mineral langsung tersedak hebat. “Khhkk—!” Ia buru-buru menutup mulut sambil batuk kecil.
Eunhee pun terbelalak. “Hah?!” Tangannya refleks mengepal di pangkuan, wajahnya merah padam. Ia menarik napas dalam-dalam, lalu menghembuskannya perlahan, mencoba mengendalikan diri.
“Dasar anak kecil…” gumamnya sambil mendengus.
PLETAK!
Suara khas terdengar ketika Eunhee menyentil jidat Yura dengan jari telunjuknya.
“ADUH!” teriak Yura sambil mengusap jidatnya yang memerah. Bibirnya mengerucut seperti anak kecil yang merajuk.
“Sakit, Kk! Nggak usah baper gitu dong…”
Yura spontan berbalik ke arah Soojin dengan wajah pura-pura memelas, jelas berniat mengadu. Namun, sebelum ia sempat membuka mulut, Eunhee sudah cepat-cepat menarik tangannya.
“Mau ke mana? Mau ngadu ke sahabat gue? Nggak bisa! Ini urusan kita berdua. Soojin nggak boleh ikut campur!” ucap Eunhee dengan nada ketus, meski wajahnya merah karena malu.
“Eh, Kk curang banget!” protes Yura, berusaha melepaskan diri tapi tidak berhasil.
Soojin hanya menutup mulutnya, menahan tawa melihat tingkah absurd keduanya. Sementara itu, Jaewon yang sejak tadi memperhatikan dari jarak aman, tak bisa menahan diri untuk tersenyum tipis. Senyum itu hanya sekilas, tapi cukup untuk membuat Eunhee yang melirik ke arahnya jadi semakin gelagapan.
“Astaga… apa-apaan ini? Masa cuma lihat senyum manis dikit aja jantung gue langsung berdebar kayak mau lari marathon? Haduh, Eunhee, jangan memalukan…” batinnya kalut, sambil pura-pura menghela napas panjang dan kembali sibuk dengan bedak di tangannya.
---
Bersambung.......
belum juga sedih karena penghianatan udah jadi istri orang aja🤣