NovelToon NovelToon
Dua Akad Satu Cinta

Dua Akad Satu Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Angst / Poligami / Penyesalan Suami / Konflik etika
Popularitas:92.5k
Nilai: 5
Nama Author: mama reni

Tiga Tahun berumah tangga, Amanda merasa bahwa pernikahannya benar-benar bahagia, tapi semua berubah saat ia bertemu Yuni, sahabat lamanya.

Pertemuan dengan Yuni, membawa Amanda pergi ke rumah tempat Yuni tinggal, dimana dia bisa melihat foto pernikahan Yuni yang bersama dengan pria yang Amanda panggil suami.

Ternyata Yuni sudah menikah lima tahun dengan suaminya, hancur, Amanda menyadari bahwa dia ternyata adalah madu dari sahabatnya sendiri, apakah yang akan Amanda lakukan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab Enam

Jalanan kota mulai ramai dengan kendaraan. Berbeda dengan hati Amanda yang hancur karena baru mengetahui kebohongan sang suami.

"Mas, kemarin aku merasa istri yang paling beruntung karena memiliki kamu. Sekarang aku baru sadar, jika aku ternyata istri yang paling menyedihkan. Dibohongi suami selama tiga tahun ini."

Taksi yang ia tumpangi berhenti di depan hotel tempatnya menginap bersama Azka. Dari luar, gedung itu tampak megah, dengan lampu-lampu hangat yang memantul di kaca tinggi. Tapi bagi Amanda, cahaya itu seperti sarkasme, terlalu terang untuk hati yang baru saja retak.

Ia menarik napas panjang sebelum melangkah turun. Kakinya terasa berat, tapi ia memaksa diri. Setiap langkah menuju lobi terasa seperti menapaki ingatan yang menyakitkan. Wajah Yuni terus muncul di benaknya, senyumnya, matanya yang polos, dan suaranya ketika menyebut nama Azka dengan penuh cinta.

“Azka itu segalanya buat aku ....”

Kalimat itu bergema lagi di kepalanya, membuat dadanya sesak. Amanda menatap lantai marmer hotel yang mengilap, seolah ingin menenggelamkan diri di sana.

"Uni, maafkan aku. Aku akan mundur, tapi aku ingin Mas Azka jujur dulu tanpa aku minta atau tanya. Aku ingin beri pelajaran dulu," gumam Amanda dalam hatinya.

Sesampainya di kamar, ia mengetik kode kamar di pintu digital dengan tangan gemetar. Saat pintu terbuka, ia terpaku di tempat.

Ruangan itu temaram, hanya diterangi cahaya lembut dari lampu tidur. Tapi yang membuatnya berhenti bernapas bukan karena suasana romantisnya, melainkan karena pemandangan di depan mata.

Tempat tidur besar di tengah ruangan penuh dengan kelopak bunga mawar merah. Bertabur indah, membentuk pola hati di tengahnya. Di atasnya, sebuah kotak perhiasan kecil berwarna hitam diletakkan dengan pita emas melingkari.

Aroma lembut bunga bercampur dengan wangi parfum yang dikenalnya, wangi Azka.

Amanda terpaku. Ia tahu ini kejutan, tapi justru hatinya bergetar hebat bukan karena bahagia, melainkan karena ironi.

Dari kamar mandi terdengar suara air berhenti, lalu pintu terbuka. Azka keluar hanya dengan handuk melilit pinggang, wajahnya tampak segar dan penuh senyum.

“Sayang .…” Suaranya rendah, lembut. “Kamu udah pulang?"

Amanda menoleh perlahan. Ia berusaha mengatur napas, menahan diri agar ekspresinya tak berubah.

“Iya, Mas,” jawab Amanda pelan. “Aku barusan sampai.”

Azka berjalan mendekat. Tatapannya hangat seperti biasa, matanya memantulkan kasih yang dulu selalu membuat Amanda merasa aman. Ia menggenggam tangan Amanda, mencium punggungnya lembut.

“Maaf, Sayang. Hari ini aku tak bisa temani kamu. Bagaimana pertemuan dengan sahabatmu itu?" tanya Azka dengan lembut seperti biasanya.

Amanda menahan napas sejenak sebelum menjawab. “Sangat menyenangkan, Mas. Lama banget nggak ketemu, jadi banyak cerita.”

Azka tersenyum puas. “Baguslah. Aku tahu kamu pasti senang. Oh iya .…” Ia menunjuk ke arah tempat tidur dengan gaya khasnya yang selalu berusaha romantis. “Kamu suka, Sayang?”

Amanda berpaling ke arah bunga-bunga di kasur. “Mas, semua ini kamu yang lakukan, padahal kamu lagi sibuk."

Azka mengangguk, matanya bersinar. “Tentu, Sayang. Aku sudah katakan, apa pun itu akan aku lakukan untuk kamu. Hari ini genap tiga tahun sejak aku melamar kamu, ingat?”

Amanda terdiam. Ia bahkan lupa tanggal itu. Biasanya dia selalu ingat dengan hari jadi mereka. Tiga tahun lalu, di pantai, Azka berlutut dengan cincin sederhana dan janji yang kini rasanya kosong.

“Waktu cepat banget berlalu,” lanjut Azka sambil tersenyum. “Kamu masih cantik seperti awal kita bertemu."

Amanda berusaha tersenyum, tapi sudut bibirnya hanya bergerak sedikit.

“Terima kasih, Mas,” ucap Amanda datar.

Azka lalu mengambil kotak hitam di atas ranjang, membuka perlahan di depan Amanda. Di dalamnya ada kalung berliontin kecil berbentuk hati, berkilau di bawah cahaya lampu.

“Ini buat kamu, Sayang. Aku tahu kamu nggak suka perhiasan yang terlalu besar, makanya aku pilih yang sederhana.”

Amanda menatap perhiasan itu lama. Liontin kecil itu tampak polos, tapi baginya menyakitkan.

Ia menatapnya bukan dengan rasa bahagia, tapi dengan getir, karena tahu kalung itu hanyalah simbol dari kebohongan yang lebih besar.

“Kenapa diam?” tanya Azka sedikit merasa heran. “Biasanya kamu langsung peluk aku kalau aku kasih hadiah.”

Amanda mengangkat wajahnya perlahan. “Maaf, aku cuma kaget,” ucap Amanda pelan. “Nggak nyangka aja di sela kesibukan, Mas masih sempat membuat kejutan ini.”

"Untuk kamu akan selalu ada waktu."

Azka lalu mendekat, memakaikan kalung itu di lehernya. Sentuhan tangannya membuat Amanda menggigil, tapi bukan karena rindu, karena muak.

“Pas banget,” ujar Azka puas. “Kamu selalu cocok pakai apa pun yang aku pilih.”

Amanda hanya mengangguk kecil. Ia menatap cermin di sisi kamar, melihat bayangan dirinya dengan kalung itu, cantik, elegan, tapi kosong.

“Terima kasih, Mas,” ujar Amanda akhirnya. “Aku suka.”

Azka tersenyum lebar, lalu memeluknya dari belakang. “Aku pengen kamu tahu, aku sayang banget sama kamu. Aku tahu kadang aku sibuk, tapi kamu tetap yang paling berharga buat aku.”

Kalimat itu seperti pisau yang menancap tepat di dadanya. Amanda menggigit bibirnya kuat-kuat agar tidak menangis. Ia ingin berteriak, "Lalu Yuni itu apa?" Tapi ia menahan diri.

Ia sudah berjanji dalam hati, ia tidak akan marah. Dia ingin Azka sendiri nanti yang akan berkata jujur dan membuka kebohongannya.

Pelajaran untuk seorang pria yang bisa memainkan cinta seindah itu, tapi juga bisa menghancurkan hati dua wanita sekaligus.

“Mas lapar?” tanya Amanda akhirnya, berusaha terdengar biasa. “Aku belum makan malam.”

Azka mengangguk. “Aku udah pesan room service. Sebentar lagi datang. Kamu ganti baju dulu aja.”

Amanda berjalan ke lemari, mengambil gaun santai warna lembut. Saat ia berdiri di depan cermin, matanya memandangi kalung di lehernya lagi. Ia memegang liontin itu, lalu berbisik lirih,

“Kalung dari seorang pria pembohong. Aku ingin tahu, apakah mertuaku tau hal ini."

Beberapa menit kemudian, mereka makan malam bersama di meja kecil dekat balkon. Azka bercerita banyak hal, tentang kliennya, proyek baru, dan rencana mereka liburan ke luar negeri. Amanda hanya mendengarkan sambil tersenyum tipis, sesekali menimpali agar tak mencurigakan.

Dalam hati, pikirannya terus bekerja. Ia harus tahu sejauh apa kebohongan ini berjalan.

"Apakah Yuni tau kalau suaminya ada wanita lain? Apa yang Yuni katakan jika tau aku adalah madunya?" tanya Amanda dalam hatinya.

Setiap kali Azka menatapnya dengan penuh cinta, rasanya seperti ditertawakan nasib. Dunia seolah sedang mempermainkannya.

Setelah makan malam, Azka mematikan lampu utama. Ruangan hanya diterangi cahaya lembut dari lampu di sisi ranjang.

Dia mendekati Amanda yang duduk di tepi ranjang. Bunga mawar tadi telah dibersihkan dari ranjang mereka.

Azka memeluk pinggang istrinya, dia berkata. "Sayang, kenapa diam. Sejak tadi kamu terlihat beda."

"Aku capek, Mas. Oh, ya. Maaf, tadi aku baru tau kalau aku sedang datang bulan," ucap Amanda.

Dia tahu suaminya pasti ingin mereka melakukan hubungan. Biasanya dengan senang hati dia akan melayani Azka, tapi kali ini dia merasa malas.

"Maaf, kalau begitu kamu tidurlah, Sayang."

Amanda membaringkan tubuhnya. Seperti biasa Azka menyelimuti tubuhnya dan memberikan kecupan. "Selamat Malam kesayanganku. Semoga mimpi indah." Istrinya hanya mengangguk sebagai jawaban. Hal itu membuat pria itu sedikit heran.

"Amanda tampak beda malam ini," ucap Azka dalam hatinya.

Azka lalu ikut berbaring di samping istrinya. Beberapa saat kemudian terdengar gawainya berdering. Amanda lalu pura-pura sudah tidur.

Azka melihat ke layar. Dia tampak menarik napas. Dengan pelan dia turun dari ranjang, berjalan menuju balkon. Amanda lalu bangun, dia ingin tahu siapa yang menghubungi suaminya malam-malam. 'Apakah itu Yuni' Tanya Amanda dalam hatinya.

1
⁽⁽ଘ[🐾©️le🅾️🦋]ଓ⁾⁾
👍👍👍💪💪💪
Ida Nur Hidayati
udah Amanda lebih baik menjauh...semoga kamu berjodoh dengan orang yg lebih baik dari pada Azka
vj'z tri
aku ingin marah melampiaskan tapi ku hanyalah sendiri disini ingin aku tunjukkan pada siapa saja yang ada bahwa hatiku kecewa🥹🥹🥹🥹🥹🥹
Eonnie Nurul
sudah lah gak usa di tangisi laki2 banci juga biar buat Yuni aja biar di klamutin itu Azka nya 🤣
Ida Nur Hidayati
kalian itu sama sama disakiti, tolong untuk Yuni beri kesempatan pada Manda untu mengutarakan isi hatinya permintaan maafnya
Zainab Ddi
author ditunggu updatenya selalu untuk kelanjutannya 💪🏻😍 🙏🏻
Zainab Ddi
Yuni kalo kamu sahabat manda tahu dong gimana dia kok kamu ngak mau denger dulu penjelasan nya
Rahma
mam Reni ko senengane d gantung, gawe pr reader penasaran 🤦🤦
Zainab Ddi
😭😭😭😭Yuni Manda jg korban jadi lihat dan dengar dulu jangañ Manda disalahkan mertua mu tuh yg mendukung Azka menikah
Rahma Inayah
knp Yuni trs.memaksa dgn alasan ank Mash butuh ayah nya klu q sih lbh pilih sendri Maslah ank BS saling jga .hdp bertahan jg GK bakal bahagia yg ada kesunyian dan hampa punya suami tp rasa janda
Ratna Ningsih
hayooo siapa yg kasih sapu tangan, davino atau 🤔🤔🤔🤔🙈🙈🙈
Ratna Ningsih
Yups pergilah yg jauh, lupakan Azka lelaki pecundang dan lupakan Yuni sahabat yg ga bisa membedakan yg benar dan salah. mulai lah menata hidup dan karier perjalanan hidup akan membawa mu ke titik yg lebih baik. pelangi akan dtang setelah badai 😘😘😘
Oma Gavin
rumah tangga modelan apa yg yuni jalani kedepannya cuma karena nathan kamu pikir bisa merubah cinta azka dari manda ke kamu yuni mimpi mu ketinggian yg ada jatuh mu makin nyungsep dan sakit, jgn memaksa hati orang berpakaian kalau dari awal saja kamu tidak ada rasa di hati azka
Rahma: setujuuuuu
total 1 replies
Pjjmakkem
nunggu waktu aja yuni liat kebenaran dibukakan, semua pikiran buruk ttg amanda tnyt ga benar.. dan rasa bersalah terus bercokol di hati yuni..

amanda, udah ahh.. sgr move on.. ga usah berlarut2 teringat sm azka. jalan hidup msh panjang
Oma Gavin: yuni mata nya sdh buta ketutup sama sakit hati nya tanpa tau semua berawal dari azka
total 1 replies
Ratna Ningsih
Yuni bukan hanya egois dan bebal, tpi jga ga sadar diri. dri awal pernikahan dg Azka seharusnya dia sadar klo pernikahannya dg Azka itu adalah timpang, maksudnya hanya cinta di Yuni nya aja sedangkan Azka hanya sebatas balas budi dan ga da rasa. Nathan jdi alasan Yuni buat merebut perhatian dan cinta Azka tpi sayangnya confidence nya terlalu tinggi dan ga lihat perasaan Azka sprti apa ke Yuni. bodoh dan percaya diri terlalu tinggi jngan dipelihara Yun, akan menyiksa hidup kamu nanti🤦🤦🤦🙈🙈
septiana: iya kak bener banget... kalau Deket rasanya pengen njitak Yuni. udah tau dari sebelum ada Manda Azka emang ga cinta masih aja kaya gitu. padahal disini Amanda juga jadi korban.
total 3 replies
Cantika Ahtania
keliatan s yuni jahat yah tp kita ngga tau apa yg terjadi,selamat siang mama
anyarai
sadar yun,,
azka gk cinta kmu. soal anak dia ttp anak azka dn gk aakan kehilangan figur ayah, toh slama ini kalian ldr an,,
mending lepasin azka yun
Ervina Ardianto
Welcome Davino 😄
Aisyah A
udah Manda bangkit km jngn nangis terus bahagia menanti mu.. semangat buat author nya..💪
Ikaaa1605
Hadeuh yuni2 sadar diri dong loh pertahanin azka, azka tuh ngk pernah cinta sma loh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!