NovelToon NovelToon
Embers Of The Twin Fates

Embers Of The Twin Fates

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa Fantasi / Action / Romantis / Fantasi / Epik Petualangan / Mengubah Takdir
Popularitas:7.3k
Nilai: 5
Nama Author: ibar

di dunia zentaria, ada sebuah kekaisaran yang berdiri megah di benua Laurentia, kekaisaran terbesar memimpin penuh Banua tersebut.

tapi hingga pada akhirnya takdir pun merubah segalanya, pada saat malam hari menjelang fajar kekaisaran tersebut runtuh dan hanya menyisakan puing-puing bangunan.

Kenzie Laurent dan adiknya Reinzie Laurent terpaksa harus berpisah demi keamanan mereka untuk menghindar dari kejaran dari seorang penghianat bernama Zarco.

hingga pada akhirnya takdir pun merubah segalanya, kedua pangeran itu memiliki jalan mereka masing-masing.

> dunia tidak kehilangan harapan dan cahaya, melainkan kegelapan itu sendiri lah kekurangan terangnya <

> "Di dunia yang hanya menghormati kekuatan, kasih sayang bisa menjadi kutukan, dan takdir… bisa jadi pedang yang menebas keluarga sendiri <.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ibar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Masa Lalu yang Kelam

****************

Di tempat lain

Dua Minggu Lalu Sebelum Kenzie Bertemu Wulan

Angin gunung malam itu terasa berbeda. Lebih dingin… lebih sunyi… lebih menekan.

Seolah tahu bahwa aku dan Chelsea akan pergi dari tempat ini.

Aku berdiri memandangi lembah dari tepi tebing kecil di depan rumah sederhana tempat kami tinggal selama tujuh tahun terakhir. Chelsea duduk tak jauh dariku, memeluk lututnya, memandang bintang tanpa suara.

Aku menutup mata.

Tujuh tahun berlalu…

Tapi masa lalu itu… masa lalu yang kelam itu… masih mengikutiku seperti bayangan yang tak pernah hilang.

Istana Laurent… tempat aku dilahirkan bukan untuk dicintai, tapi untuk dibenci.

Aku masih ingat tatapan mereka.

Para bangsawan… para pelayan… orang-orang yang mengaku sebagai pembela kejayaan Laurent.

Mereka membenciku sejak hari pertama aku membuka mata.

Alasannya sederhana: ibuku, Arcelia, bukan bangsawan.

Ia hanya perempuan biasa… yang dicintai oleh Ayahanda, Valerius Laurent.

“Darah rakyat jelata mengalir pada pangeran kedua yang bukan berasal dari keluarga bangsawan.”

Itu yang mereka katakan.

Mereka tidak pernah mengatakannya di depan Ayahanda.

Tapi saat aku berjalan di lorong belakang istana, aku sering mendengar:

“Anak itu membawa aib.”

“Kenapa kaisar memilih wanita biasa?”

“Syukurlah putra sulungnya masih murni keturunan bangsawan.”

Aku ingat… aku berdiri di balik pilar, menggenggam pinggir jubahku, menahan air mata.

Aku masih kecil waktu itu.

Anak kecil… tapi harus menelan dunia yang begitu kejam.

Namun… meski semua orang menolakku…

Ada tiga orang yang tidak pernah melepaskanku.

Ibundaku… Arcelia.

Wanita tangguh, hangat, yang memelukku setiap kali aku terluka.

Tangan lembutnya selalu menyeka air mataku sambil berkata:

“Reinzie, kamu tidak salah. Kamu bukan aib. Kamu adalah hadiah bagiku.”

Aku tidak tahu bagaimana ia bisa tersenyum begitu tulus… padahal seluruh istana membencinya.

Ibunda tiriku… Yelena Laurent.

Ibu kak Kenzie.

Semua orang mungkin mengira ia akan membenciku karena aku bukan anak kandungnya.

Tapi tidak.

Ia memperlakukan aku…

seperti anaknya sendiri.

Ia sering membawakan aku makanan yang sama dengan Kenzie.

Ia mengusap kepalaku, bahkan saat para pelayan melirik sinis dari jauh.

“Reinzie… kau bagian dari keluarga ini. Jangan pernah merendahkan dirimu.”

Hanya ibunda Yelena yang berani mengatakan itu di dalam istana.

Dan… Kenzie.

Kakakku.

Anak lelaki yang dikatakan lemah oleh bangsawan… tapi justru dialah orang yang paling kuat di sisiku.

Ia selalu berdiri di depanku saat anak-anak bangsawan mencoba mendorongku.

Ia memelukku ketika aku menangis diam-diam di ruang latihan.

Ia menggandeng tanganku ketika pelayan istana menghinaku.

Dan saat aku bertanya…

“Kenapa kakak mau melindungi seseorang seperti aku?”

Kenzie selalu menjawab hal yang sama:

“Karena kamu adikku. Itu saja.”

Kata-kata itu menyalakan cahaya dalam hidupku… di tempat di mana semuanya terasa gelap.

Namun kenyamanan itu tidak berlangsung lama.

Saat itu…

hari di mana langit runtuh bagi kekaisaran Laurent…

Aku hanya ingat api.

Teriakan.

Suara logam bertabrakan.

Suara monster dan manusia bercampur jadi satu.

Aku menggenggam tangan Chelsea… berlari bersamanya di koridor istana yang runtuh.

Aku kehilangan Kenzie di tengah kepanikan itu.

Aku menjerit memanggil namanya, tapi dunia tidak mendengarku.

Ledakan besar terjadi.

Cahaya gelap menyelimuti kami.

Dan setelah itu…

Gelap.

Kosong.

Hening.

Aku dan Chelsea terbangun di sebuah rumah kumuh di kaki gunung, tubuh kami penuh luka.

Tuan Vargan duduk di pinggir ranjang, sementara tuan vargan menatap kami dengan mata penuh iba.

“Kekaisaran Laurent… sudah runtuh akibat ulah Zarco,” kata Vargan.

Dunia seakan berhenti berputar.

Ibunda…

Ibunda Yelena…

Ayahanda…

Kak kenzie…

Semua hilang.

Keluargaku telah tiada.

Semua hancur.

Dan sejak hari itu…

aku tahu bahwa aku tidak lagi memiliki tempat untuk pulang.

Bahkan aku tak tau bagaimana keadaan mereka sekarang sampai tuan vargan mengatakan bahwa semua telah tiada termasuk ayahanda ibunda dan ibunda yelena

"kekaisaran telah runtuh, istana telah hancur dan hanya menyisakan puing bangunan"

Perkataannya membuat harapanku hancur semua yang terlihat di mataku seakan tidak begitu nyata bagaikan mimpi buruk yang tak pernah aku inginkan

Aku hanya terdiam membisu tak ada kata yang keluar dari mulutku

Air mataku keluar tanpa perintah dan dadaku sesak, nafasku terasa berat

"hanya Kaka mu yang selamat dari kekacauan itu..." Vargan berhenti sejenak lalu berkata kembali "sekarang kakamu ada bersama arvendel"

Mendengar itu hatiku sedikit lebih lega karena salah satu orang yang aku sayangi masih hidup

ayahanda.... ibunda.... Ibunda yelena... Aku sungguh tak menginginkan ini semua.

zarco D'Vareth aku akan membalas semuanya.... Perbuatan yang telah kamu lakukan aku akan membalas lebih dari apa yang telah kamu perbuat

Kuharap kamu belum mati sebelum aku membalaskan dendamku padamu

Dendam ini tak akan hilang sebelum aku membunuhmu menggunakan tanganku sendiri

Malam itu aku mengutuk nama Zarco D'Vareth dan berjanji akan membunuhnya suatu hari nanti.

Kembali ke Kenyataan

Hembusan angin membawaku kembali ke malam ini. sebelum perjalanan menuju nasib baru aku telah mempersiapkan diri dan yakin dengan keputusanku untuk pergi menyusul kak Kenzie yang sedang berkelana mengelilingi dunia.

Chelsea menoleh kepadaku.

“Reinzie… kita benar-benar akan pergi besok?”

Aku mengangguk pelan.

“Ya. Kita sudah cukup lama menutup diri dan berlatih disini. Dunia di luar sana tidak akan berubah kalau kita tetap tinggal di sini.”

"Mungkin Zarco hidup bebas di luar sana dan melupakan dosa yang telah ia buat pada kekaisaran Laurent dulu" kataku pada Chelsea

Chelsea tersenyum tipis, meski tatapannya menyimpan kekhawatiran.

Namun gadis itu selalu mengikuti ke mana aku pergi.

Aku menatap pedang di tanganku.

Pedang yang baru saja diberikan oleh tuan Vargan malam ini.

Pedang hitam dengan garis api berwarna biru muda pada bilahnya, yang terasa ringan, cepat, dan cocok dengan seni pedangku.

Sementara Chelsea memegang pedang putih keperakan yang dipenuhi ukiran salju.

Cocok untuk gaya bertarungnya yang tenang, namun mematikan.

Arvendel berdiri di depan kami, kedua tangannya di belakang punggung.

“Kalian berdua… sudah tumbuh jauh lebih kuat daripada saat pertama kali datang ke sini.”

Aku menunduk hormat.

“Tuan Arvendel, Tuan Vargan… terima kasih sudah merawat kami.”

Vargan menghela napas panjang.

“Setelah kekaisaran runtuh… dunia berubah. Tingkatan kekuatan sekarang jelas dan ketat. Jika kalian ingin bertahan… kalian harus memahami dunia baru ini.”

Kami mendengarkan dengan seksama.

Pengumpulan Ki

Pemadatan Ki

Penguatan Tubuh

Inti Perak

Inti Emas

Manifestasi Ki

Dewa Langit

Sistem baru dunia beladiri.

Tidak ada lagi kekaisaran untuk melindungi kami.

Hanya diri kami sendiri.

Dan kekuatan yang kami bangun.

Arvendel memberi senyum tipis.

“Sebelum kalian pergi… ingat satu hal.”

Aku dan Chelsea menatapnya.

“Dunia tidak akan menunjukkan belas kasihan. Tapi selama kalian tidak menyerah, kalian akan menemukan jalan kalian sendiri.”

Itu adalah kata-kata terakhir yang kami dengar dari mereka.

Kami membungkuk dalam-dalam…

…dan pergi.

Perjalanan Tanpa Tujuan

Kami tidak tahu harus ke mana.

Tidak ada peta.

Tidak ada penunjuk jalan.

Tidak ada tempat untuk disinggahi.

Kami hanya berjalan.

Dan berjalan.

Hingga hari keempat… kabut pekat muncul di hadapan kami.

Kabut yang dingin.

Tidak wajar.

Menelan suara angin dan cahaya.

Chelsea merapatkan baju zirah ringannya.

“Reinzie… tempat apa ini?”

Aku menatap papan kayu tua yang tergeletak di tanah.

Tulisan pudar di atasnya membuat tengkukku merinding.

—Hutan terlarang Neraka Hening—

Dilarang memasuki hutan.

Terlambat.

Kami sudah berada di dalamnya.

Tanah bergetar.

Suara samar terdengar dari balik pepohonan hitam.

Makhluk-makhluk kegelapan mulai bermunculan.

Aku menghunus pedangku.

Chelsea bersiap di belakangku.

Aku menghela napas, menyalakan aura bertarung tipis di sekujur tubuhku.

“Tentu saja…” gumamku sambil tersenyum pahit. “Dari semua tempat… kita berjalan ketempat yang mengerikan ini."

Namun hatiku tidak gentar.

Aku telah kehilangan rumah.

Aku telah kehilangan keluarga.

Aku telah kehilangan segalanya.

Kini…

Yang tersisa hanya Chelsea dan kak kenzie… jika jalan yang harus kutempuh adalah bertahan dari kematian... Tentu aku akan menghadapinya

“Kalau dunia ingin menelanku…

biarlah aku merobek dunia terlebih dahulu.”

1
أسوين سي
💪💪💪
أسوين سي
👍
{LanLan}.CNL
keren
LanLan.CNL
ayok bantu support
أسوين سي: mudah-mudahan ceritanya bagus sebagus Qing Ruo
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!