ini sebenarnya cs, tapi karena terlalu banyak bikin karakter jadi nya dibikin dalam bentuk novel.
kisah cinta antara wanita jutek dengan playboy seantero kampus.
anissa meylani dan thoriq adigantara
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Author S., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 10.
sore hari yang indah untuk menikmati senja, di temani semilir angin sepoi sepoi. anissa sedang jalan jalan seorang diri di pantai pangandaran. kali ini ia ingin menghabiskan waktu nya sendiri, karena fitri di ajak pulang oleh rio. ya, rio pria itu sudah berani pdkt sendiri.
kesenangan anissa harus di usik oleh kedatangan seseorang, siapa lagi jika bukan thoriq adigantara. heran, kenapa manusia satu ini macam jailangkung saja, kadang nongol, kadang ilang sendiri.
tuk..
" awhs.." anissa meringis tatkala kepala nya di timpuk kaleng. ia pun memungut kaleng itu dan melihat siapa yang sudah berani menganggu ketenangan nya.
namun belum sempat kepala nya menoleh, terdengar suara seseorang. " sorry, ngak sengaja." Ucap pria yang mengenakan jaket kulit warna cokelat.
anissa menatap tajam pria yang baru saja melempari kaleng dengan sembarangan. " Sampah itu di buang bukan di tendang tendang, sakit tahu." cerocos nya sambil kembali duduk tak sudi ia meladeni pria yang sedang menatap nya itu.
" kan udah minta maaf, masa masih ngambek aja." Ucap thoriq. yang di abaikan anissa.
" hem!"
hening, keduanya hanya diam membisu, hanya deburan ombak yang mengisi keheningan mereka.
" maafin saskia ya" Ucap thoriq yang tak tahan menjadi limbad. anissa melirik sekilas lalu kembali mengarahkan tatapan nya ke arah laut.
" menurut gue, wajar saskia marah, dia kan pacar elo. pacar mana coba yang tahan jika pasangan nya playboy." Sahut nya tanpa menoleh. karena thoriq memerhatikan dirinya.
" heh, sebenarnya..."
" om thoriqq!" Seru seorang anak kecil yang lompat menyusul thoriq. dua kepala itu menoleh ke arah sumber suara. belum juga ngomong sudah di cegah.
" om thoriq kok ninggalin intan sih." dumel gadis kecil itu. ia mendekati dua pasangan yang sedang mengobrol tanpa dosa.
" hay tante cantik, tante siapa?" tanya intan polos. membuat anissa tersenyum dan itu seperti keberuntungan thoriq karena bisa melihat senyum anissa. ya walau bukan tertuju untuk nya sih.
anissa mendekati gadis imut. penampilan gadis itu sangat cantik, dengan gaun Pink barbie serta rambut yang di kucir dua. sangat mencirikan jika anak kecil itu tak suka repot.
" hay sayang, kenalin nama tante anissa, sahabat nya om thoriq, kalau nama kamu?!" anissa mengabaikan thoriq yang terpesona pada dirinya.
" namaku intan barbie mala." jawab nya polos.
" wahh... nama yang cantik, secantik orang nya." Puji anissa.
" terus orangtua mu mana, kok lari larian, nanti mereka cariin kamu. " Ucap anissa dengan senyum ramah nya.
" orangtua ku di rumah tante, dan aku kesini sama om thoriq, tapi malah di tinggal gitu aja." gerutu nya sambil memandang thoriq dengan muka cemberut.
thoriq garuk garuk kepala, sungguh ia lupa jika ia membawa anak tante nya itu jalan jalan, bahkan tatapan anissa tampak horor padanya.
sebenarnya tak ada maksud thoriq meninggalkan intan, tapi karena ia tak sengaja melihat anissa ia jadi lupa pada si cerewet kecil itu.
" lain kali kalo bawa anak kecil itu jangan lalai, gimana kalau dia di culik hem." anissa mengomel karena thoriq lalai menjaga anak kecil. untung saja intan anak yang cerdas, jika tidak mungkin thoriq akan di omeli tiga wanita sekaligus. kenapa tiga? yang dua nya tentu saja tante nya dan ummi nya sendiri.
" betul tuh om, masa cantik cantik begini di tinggal, apa kata penculikan nanti." celetuk intan dengan gaya centil nya. membuat thoriq dan anissa tertawa karena tingkah nya itu.
" Ya udah, main sama tante aja yuk. biarin om thoriq sendirian disini." bujuk anissa dengan lembut.
tentu saja intan tak menolak ajakan nya itu.membuat thoriq mendengus sebal. karena tidak bisa dekat dekat dengan anissa lagi.
***
Di sisi lain fitri sedang makan di restoran bareng rio, karena kalau di fikir fikir ia harus jadi cowok yang gentle man, berani maju sendiri.
" oh ya fit, kamu sama anissa udah temenan dari lama?!" Tegur rio. mendengar pertanyaan rio fitri tersenyum. " kami kenal sejak bertemu di perpustakaan kampus, kita berdua memiliki hobi yang sama." Terang fitri se adanya. membuat rio terkekeh.
" di saat para gadis sibuk pacaran, kalian justru sibuk belajar. dan itu sangat keren." Puji rio tulus.
" Ya, karena kami berdua di biayai oleh orangtua itu untuk fokus pada bidang masing masing, bukan fokus caper sana sini." skak fitri membuat mulut rio bungkam.
" asli ni orang nyindir taktik gue." monolog rio dalam hati.
" eh sorry, gue bukan ngomongin sahabat lo ya." ralat fitri yang melihat ekspresi diam nya rio.
" gpp fit, lagian orang nya juga ga disini kok." rio mengulas senyum tipis nya.
" sekali lagi maaf ya."
" Iya beneran gpp. asal jangan ngomong depan orang nya aja." celetuk rio membuat fitri heran.
" Emang kenapa?" tanya nya polos..
" nanti dia gebukin gue pula." Canda nya membuat fitri tertawa.
mereka pun mengalihkan bahasan, tak elok juga membicarakan orang di belakang.
tak sampai 5 menit mereka menghabiskan makanan, dan rio mentraktir fitri karena memang ia yang mengajak fitri makan di luar.
" mau kemana lagi?" tanya rio karena ia memang sengaja membiarkan pilihan pada fitri.
" pulang aja, aku capek." Sahut fitri yang memang terlihat sedikit kelelahan. maklum lah jadwal kuliah nya sangat menguras otak.
mereka berdua pun meninggalkan restoran, dan rio mengantar fitri pulang ke kos an nya.
sementara di pantai, terlihat dua wanita sedang asyik bermain air, dan di jaga oleh satu pria termenyebalkan buat anissa.
" intan pulang yuk, udah sore ini nanti mama kamu cemas loh" Tegur thoriq yang akhir nya menemani sepupu kecil nya itu.
" ihh.. tunggu dulu om, masih seru ini sama tante cantik!" pekik nya yang tak menghiraukan ajakan om nya itu.
" tapi..."
" udah tungguin sebentar lagi, nama nya juga anak kecil." Kali ini anissa yang menegur thoriq.
" Oke,oke, 10 menit lagi ya." Tawar nya mengalah.
dan intan pun senang mendengar nya, ia melanjutkan membuat istana pasir di temani oleh anissa.
10 menit sudah terlewat, dengan segala bujuk rayu thoriq mengajak intan untuk pulang. karena tak tega melihat thoriq membujuk intan, akhir nya anissa yang bantu bicara.
" intan anak cantik, nurut ya sama om. kan kapan kapan bisa main pasir lagi." bujuk nissa. terlihat intan mengetuk ngetuk kening nya.
" tapi sama tante lagi kan." jawab nya polos.
anissa mengiyakan saja, toh namanya juga anak kecil, pasti mudah lupa. " Iya sayang, sekarang pulang ya." bujuk nya sekali lagi.
" Oke deh!" jawaban intan membuat thoriq ternganga. kenapa lebih menurut pada orang asing daripada dia kerabat nya sendiri.
" ayok om!" Seru gadis itu.
"ah, iya ayok"
" Makasih ya sudah ikut bantu bujukin intan." Ucap thoriq dengan nada sopan. anissa hanya mengangguk singkat.