NovelToon NovelToon
Kau Rebut Ibuku Ku Rebut Calon Suamimu

Kau Rebut Ibuku Ku Rebut Calon Suamimu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:15.8k
Nilai: 4.9
Nama Author: Almaira

Dia adalah darah dagingnya. Tapi sejak kecil, kasih ibu tak pernah benar-benar untuknya. Sang ibu lebih memilih memperjuangkan anak tiri—anak dari suami barunya—dan mengorbankan putrinya sendiri.

Tumbuh dengan luka dan kecewa, wanita muda itu membangun dirinya menjadi sosok yang kuat, cantik, dan penuh percaya diri. Namun luka masa lalu tetap membara. Hingga takdir mempertemukannya dengan pria yang hampir saja menjadi bagian dari keluarga tirinya.

Sebuah permainan cinta dan dendam pun dimulai.
Bukan sekadar balas dendam biasa—ini adalah perjuangan mengembalikan harga diri yang direbut sejak lama.

Karena jika ibunya memilih orang lain sebagai anaknya…
…maka dia pun berhak merebut seseorang yang paling berharga bagi mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Almaira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pendekatan Rendy

 

Setelah Pradipta pergi dengan langkah pasti, meninggalkan Malika dengan tatapan kecewa, Malika tak bisa lagi menahan emosinya. Ia berlari masuk ke rumah, membanting pintu kamar dengan kasar.

“Ini semua salah Hana!” teriaknya dengan suara nyaring.

Sri yang sedang menyetrika baju langsung tersentak, sementara Burhan yang baru saja datang dari toko langsung menghampiri.

“Kau kenapa, sayang?” tanya Sri, cemas.

“Pradipta marah padaku! Semua karena anak sialan itu!”

“Hana?” Burhan mengernyit.

“Iya! Pradipta tiba-tiba bertanya kenapa Hana diperlakukan seperti pembantu! Dan kalian tahu apa yang aku katakan? Aku bilang Hana itu benalu!”

Sri menutup mulutnya sendiri, menyadari kata-kata putrinya bisa menjadi yang bumerang besar.

Burhan menghela napas kasar.

“Kau bodoh, Malika! Pradipta itu calon menantu dambaan. Dia polisi! Cerdas! Bukan pria yang bisa dibodohi dengan drama dan luapan emosi.”

Malika menangis.

“Aku cuma kesal, Ayah! Kenapa dia tiba-tiba menanyakan Hana?”

Sementara itu, di sudut rumah yang sepi, Hana berdiri menguping, bibirnya menyunggingkan senyum tipis.

“Akhirnya. Rencana kedua berhasil.” gumamnya pelan.

Di tempat lain, Pradipta duduk di dalam mobilnya, menatap kosong ke arah rumah keluarga Burhan. Wajahnya penuh pertimbangan. Ia tahu, perasaan bisa menipu. Tapi nurani tak pernah bisa dibungkam.

“Aku harus bicara dengan Hana,” katanya pada dirinya sendiri.

“Jika dia adalah korban ketidakadilan keluarganya sendiri maka aku tidak akan tinggal diam.”

***

Di ruang tamu yang tenang, Malika duduk gelisah sambil terus memandangi layar ponselnya. Berkali-kali ia menekan tombol panggil, berharap Pradipta mengangkat. Tapi hasilnya nihil. Suara operator yang mengatakan “nomor yang Anda tuju sedang tidak dapat dihubungi” membuatnya semakin menyesali kata-kata yang sudah keluar dari mulutnya tempo hari.

 

Andai saja dia lebih bisa menahan diri, tak terbawa emosi dan menjawab pertanyaan Pradipta dengan tenang, berbohong dan mengatakan apapun yang membuat kekasihnya itu berpikir jika dirinya memang tak salah apa-apa.

 

Sementara Malika terus menyesali apa yang terjadi. Rendy muncul, mengenakan kaus santai dan senyum manis yang penuh strategi.

“Malika?” sapanya dengan suara tenang.

Malika menoleh malas, “Hana tidak ada. Lagi keluar.”

Rendy tertawa kecil, duduk tanpa disuruh di sofa seberangnya.

“Baiklah. Aku menunggu saja di sini. Bolehkan?”

“Terserah!” Jawab Malika ketus.

Rendy lalu menyimpan jinjingan yang dibawanya di atas meja.

Malika menatap barang yang dibawa Rendy dengan seksama.

“Apa itu?” tanyanya penasaran.

“Oh ini. Cuma hadiah kecil untuk Hana.”

“Apa isinya?”

“Tas.”

“Boleh aku lihat.” Malika langsung membuka tas itu tanpa menunggu jawaban Rendy.

Rendy hanya mengulum senyum.

Mata Malika berbinar ketika melihat jika itu adalah tas yang diinginkannya selama ini.

“Bagus banget. Ini kan mahal.” Malika melihat Rendy takjub.

“Ah. Biasa saja.” Rendy tak percaya Malika bisa dengan begitu saja mudah ditipu oleh tas Kw yanb harganya tak seberapa.

Malika kembali mengagumi tas di tangannya, dengan semangat dia lalu berdiri dan mencoba tas itu sambil berjalan.

“Kenapa seperti kamu yang lebih cocok memakainya dibandingkan Hana ya?” celetuk Rendy tiba-tiba.

Malika melirik cepat, rona merah tipis muncul di pipinya. Dia senang Rendy lebih memuji dirinya dibandingkan Hana.

“Kalau kamu mau, tas itu boleh untuk kamu saja. Untuk Hana nanti aku beli yang lebih murah, percuma saja aku beli yang mahal. Toh dia tidak tahu barang branded.”

“Kamu serius?” Malika langsung menghambur menghampiri Rendy tak percaya.

“Iya. Aku rasa kamu yang lebih cocok memakainya.”

Malika kembali merona, dia lalu memeluk dan menciumi tas itu berkali-kali.

Sementara Rendy kembali mengulum senyum kemenangan, tak sabar memberitahu Hana jika rencana mereka berhasil.

Malika mulai terhanyut kesenangan Senyumnya terus muncul ke permukaan, luka hatinya untuk sesaat terlupakan.

Obrolan pun berlanjut selagi menunggu Hana kembali, tawa terdengar, jarak mereka makin dekat. Malika yang labil dan haus pengakuan pun larut, tidak sadar bahwa semua itu adalah bagian dari permainan Hana dan Rendy.

***

Siang itu matahari terik, aspal memantulkan panas menyengat. Hana baru saja kembali dari pasar dengan dua kantong plastik berat di kedua tangannya. Keringat membasahi pelipisnya, langkahnya pelan dan lesu.

Dari kejauhan, seorang pria dengan seragam abu-abu memperhatikan. Pradipta.

Pradipta memegang setir erat. Hatinya sesak. Lagi-lagi dia melihat ketidakadilan ini. Sementara dia tahu, Malika paling anti jalan kaki, apalagi tersorot matahari.

Tanpa pikir panjang, dia menepi.

“Hana!” panggilnya, membuka kaca jendela mobilnya.

“I—Iya.” Hana berpura-pura terkejut. Menunduk cepat dan menyeka keringatnya.

“Masuklah, panas sekali. Aku antar kamu pulang.”

 

Hana ragu sejenak, lalu mengangguk pelan. Sesuai rencananya.

 

Di dalam mobil, Pradipta diam beberapa saat, lalu melirik ke arah Hana.

Hana menunduk, menghela napas panjang, seolah sedang menahan beban berat.

“Dari mana?” tanya Pradipta membuka percakapan.

“Pasar. Belanja,” jawab Hana pelan.

“Tak naik taksi saja atau Go-Jek?”

Hana menggeleng.

“Kenapa? Dari pada panas-panasan seperti tadi?” Pradipta mencoba menggali informasi.

“Ibu memberikan uang pas untuk belanja, tak ada uang lebih untuk ongkos.”

Rahang Pradipta mengeras.

“Mereka orang tua kandungmu?”

Hana terdiam di sesaat. Lalu menggeleng pelan.

“Aku hanya anak kandung ibu Sri. Pak Burhan adalah ayah tiriku.”

Pradipta mulai sedikit mengerti.

“Malika?”

“Dia anak kandung Pak Burhan. Ibu kandungnya meninggal sewaktu kecil.”

Pradipta mengernyitkan keningnya. Mencerna informasi yang baru di dapatkan.

“Jadi hanya karena kamu anak tiri Pak Burhan. Mereka memperlakukanmu dengan tidak baik.”

Hana langsung melihat Pradipta.

“Mereka baik. Sangat baik. Sejak kedatangan aku sebulan yang lalu dari desa kesini, mereka sangat baik padaku, memberikan tempat tinggal dan makan padaku.” Hana berusaha menyanggah argumen Pradipta.

“Jadi kamu baru datang dari desa?”

“Iya. Selama ini aku tinggal bersama nenekku. Tapi aku sangat merindukan ibuku, jadi aku kesini karena ingin bertemu dengannya. Aku bersyukur akhirnya bisa tinggal bersama dengan ibuku, karena itu yang aku impikan sejak kecil.” Hana tersenyum senang.

Pradipta melongo tak percaya akan kepolosan Hana. Hatinya semakin geram setelah tahu segalanya. Mereka semua membodohi gadis kampung tak tahu apa-apa ini dengan memanfaatkannya dan menjadikannya pembantu. Begitu pikirnya.

Sementara Hana, tersenyum dalam hati. Namun sebenarnya dia meminta maaf untuk Pradipta yang ikut terseret dalam rencananya.

Hana menatap keluar jendela.

Sunyi beberapa saat. Pradipta terpaku.

Hana lalu menoleh dengan senyuman tipis.

“Ibu pasti sudah menungguku di rumah." Pradipta langsung menghidupkan mesin mobilnya.

 

 

 

 

 

 

1
Sugiharti Rusli
sekarang dia akan menjerat Pradipta dengan sikap misteriusnya di hadapannya
Sugiharti Rusli
kemaren dia memprovokasi si Rendy sehingga terlihat sungguh" berubah setelah mereka dijodohkan,,,
Sugiharti Rusli
ternyata Hana pandai memaiankan peranan nya dengan baik yah,,,
moominRJ
Lanjuttt kaa 😍
moominRJ
Mamam tah burhan😝
moominRJ
Ya allah ka keren bngt novelnya🫶🫶👏🏻
moominRJ
Hana👍👍
moominRJ
Kerennn pak pol😍
Fittar
duh disaat hana mau berdamai, musuhnya kok malah siap menyerang lagi... klo hana tau mereka bersiasat buruk pasti hana lebih murka
semoga hana masih tetap waspada...jangan sampai hana jadi menikah dengan pria paruh baya yang kejam pilihan si Burhan
Novi Galuh
jangan sampai Hana terjebak ya, thor. kasihan....
Yenni Ajah Lah
/Good//Good//Good//Heart//Heart/
Novi Galuh
nggak sabar lihatnya nanti saat Rendy ketahuan... burhan pusing tujuh keliling🤣
Aningrum
haduhh,, dah mulai deg²an nih..
Novi Galuh
pradipta, langsung aja ajak nikah Hana.
Nar Sih
karya kak almaira semua nya bagus alur nya pun ngak ribet dan aku udh bca semua yg di nt semagat kak 👍🥰
Nar Sih
hati,,dan tetap waspada dgn mereka hana ,burhan udah siap kan rencana jht nya pada mu ,semoga aja gagal ya
Novi Galuh
ini emg cocok bgt kalo malika sama rendy😄
Jelo Muda
sehari menemukan novel ini...sehari langsung kelar sampai bab 24... daaaannnn... keren habisss....mantabbb


good job thorr...sehat sehat..up nya yg bnyk ya ..
Aningrum: semua karya author yang satu ini memang the best
total 1 replies
Jelo Muda
mantul...mantab..keren .. bagus bngttt .istimewaaa ..luwaaarrr biyaasaaaaa.
🎀𝔸ᥣᥙᥒᥲ🎀
Dan semoga pradipta si paling peka, menempatkan mata² disekitar Hana.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!