NovelToon NovelToon
KAMU : Setitik Rasa

KAMU : Setitik Rasa

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Romansa
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: Meridian Barat

Milana, si gadis berparas cantik dengan bibir plum itu mampu membuat Rayn jatuh cinta pada pandangan pertama pada saat masa kuliah. Namun, tak cukup berani menyatakan perasaannya karena sebuah alasan. Hanya diam-diam perhatian dan peduli. Hingga suatu hari tersebar kabar bahwa Milana resmi menjadi kekasih dari teman dekat Rayn. Erik.

Setelah hampir dua tahun Rayn tidak pernah melihat ataupun mendengar kabar Milana, tiba-tiba gadis itu muncul. Melamar pekerjaan di restoran miliknya.

Masa lalu yang datang mengetuk kembali, membuat Rayn yang selama ini yakin sudah melupakan sang gadis, kini mulai bimbang. Sisi egois dalam dirinya muncul. Ia masih peduli. Namun, situasi menjadi rumit saat Erik mencoba meraih hati Milana lagi.

Di antara rasa lama yang kembali tumbuh dan pertemanan yang mulai diuji. Bagaimana Rayn akan bersikap? Apakah ia akan mengikuti sisi dirinya yang egois? Atau harus kembali menyerah seperti dulu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meridian Barat, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 6 (Tes Memasak? )

Rayn mengamati segala pergerakan Milana. Mereka sedang berada di dapur restoran sejak lima belas menit yang lalu. Seperti yang disepakati kemarin, hari ini gadis yang rambutnya dikucir setengah ke belakang itu datang untuk tes memasak.

Rayn mengetuk-ngetuk pelan dagunya dengan jari telunjuk. Sebenarnya, Rayn ingin mengajukan banyak pertanyaan pada Milana tentang hubungan gadis itu dengan Erik. Rayn benar-benar penasaran, tetapi juga merasa bahwa itu bukan ranahnya. Memutuskan untuk diam tak membahas Erik sama sekali.

Pagi tadi Milana datang tepat waktu. Pukul delapan tepat. Ketika Milana sampai di sana, Rayn langsung memberikan sebuah note kecil berisi resep dan cara memasak schotel panggang. Masakan yang mudah untuk dibuat.

Namun, sekarang Milana tampak masih bingung ketika hendak mengambil bahan di kulkas. Dia sungguh tidak tahu bahan mana yang akan digunakan. Gadis itu baru mengambil makaroni mentah dan keju saja. Padahal, pemuda berkaus pollo yang sekarang berdiri memandangi di belakangnya sana sudah memberi waktu untuk membaca resep sebelum turun ke dapur selama tiga puluh menit. Supaya Milana hapal bahan apa saja yang akan dipakai.

Rayn menatap malas pada Milana yang masih mematung di depan kulkas.

Rayn menghampiri Milana seraya berkata, "Bukankah saya sudah memberimu waktu untuk membaca resepnya!" Rayn menggeser tubuh Milana ke samping, lalu kemudian meraih telur dalam kemasan mika, beberapa bawang bombay, wortel, dan sekotak butter. Kemudian, memindah tangankan bahan-bahan itu pada Milana.

Milana sedikit kesusahan menerimanya, dia bahkan hampir menjatuhkan telur. Milana membawa bahan-bahan yang Rayn berikan ke arah meja pantry, lalu kembali menghampiri pria yang kini tengah mengobrak-abrik isi kulkas freezer yang berisi beberapa frozen food, setelah pria itu menyerukan namanya.

Milana menerima beberapa buah sosis besar dan daging giling dari Rayn. Pemuda itu menghadap ke arah Milana. "Sekarang kita mulai memasak," katanya, lalu melangkah menuju meja pantry, sedangkan Milana mengekor di belakang.

"Rebus dulu makaroninya. Saya akan mengawasi kamu." Rayn menyandar pada bibir meja pantry seraya melipat tangan di dada.

Milana menurut, setelah sebelumnya meletakkan sosis dan daging giling bersama bahan yang lain.

"Sambil menunggu air itu mendidih, kamu potong wortel, bawang bombay dan sosisnya!" Rayn menginterupsi, masih di posisi yang sama.

Milana melakukannya tanpa kesalahan sejauh ini. Sampai makaroni mendarat di atas air yang sudah mendidih.

Rayn mengamati bahan-bahan di atas meja, lalu kemudian pria yang mengenakan kaus warna navy itu melangkah ke arah kulkas. Entah mengambil apa.

Milana memandangi makaroni yang ia rebus di atas panci. 'Milan, ini sangat mudah. Seperti memasak mie instan,' katanya dalam hati.

Dia terperanjat saat Rayn berseru, "Milan! Angkat rebusan makaroni itu, nanti jadi lembek jika kau membiarkannya lama-lama di atas air mendidih!" Seraya mematikan api. Entah sejak kapan dia sudah berada di samping Milana dengan memegang nampan kecil berisi semangkuk tepung terigu di tangan kirinya.

Milana sontak reflek menyentuh badan panci di atas kompor yang baru saja Rayn matikan, dengan tangan kosong. "Argh!" pekiknya seraya meringis kesakitan, karena ujung jari-jarinya kepanasan.

Sudut bibir Rayn mencibir, ia meraih tangan Milana dan menarik gadis itu ke arah wastafel. Rayn mengucurkan air ke atas jari Milana yang sedikit memerah. "Kau ini ceroboh sekali!" katanya. Setelah mengucurkan air beberapa saat, Rayn menarik Milana kembali ke arah meja kompor.

Rayn menarik sarung tangan tebal khusus memasak yang tergantung di dinding. "Pakai ini saat mau mengangkat panci panas," ujarnya sembari memakaikan sarung tangan itu pada tangan Milana.

Milana tak menjawab, dia sibuk menatap pria itu. 'Aku seperti pernah melihatmu, tapi aku lupa di mana,' katanya dalam hati.

"Apa kita pernah bertemu sebelumnya?" tanya Milana tiba-tiba.

Membuat Rayn mengangkat kepala dan menatap gadis itu untuk beberapa saat.

"Saya yakin kau tidak sedang lupa ingatan. Tentu saja kita pernah bertemu. Kemarin ... Sekarang, tiriskan makaroninya sebelum menjadi lembek!" sambungnya seraya menunjuk panci berisi macaroni yang masih mengeluarkan uap putih menggunakan dagu.

Milana tak segera melakukan yang dikatakan Rayn. Dia masih menatap pria itu sejenak. Sebelum akhirnya melakukan yang Rayn katakan.

Rayn menyandar kembali pada bibir meja. Mengawasi Milana yang sedang sibuk meniriskan makaroni rebus.

'Kau benar-benar tidak ingat padaku, ternyata. Padahal, aku masih sangat mengingatmu,' ringisnya dalam hati.

"Sekarang kita harus melakukan apa, Mas?" tanya Milana seraya menghampiri Rayn.

Rayn menegakkan badan. "Kita akan buat white sauce. Kau tidak baca resep yang saya beri tadi, ya!"

"Baca, kok!"

"Baca, kok." Rayn mengikuti gaya bicara Milana. Meledek. "Kalau baca, kamu pasti tau langkah-langkahnya." Dia meraih kotak keju, dua mangkuk kecil dan parutan. "Ambil butter di dalam kantong itu." Rayn menunjuk kantong plastik putih yang terdapat di atas meja pantry di sebelah Milana. Dia memang belum meletakkan bahan yang ia beli di supermarket tadi malam pada tempatnya. "Saya akan bantu memarut kejunya."

Milana membuka kantong yang ditunjuk Rayn dan mengambil sekotak butter, lalu kemudian membuka kemasan butter itu.

Rayn mengamati yang sedang dilakukan gadis itu sambil terus memarut keju yang masih tersisa setengah blok. Milana menyendok butter dan meletakkannya ke atas parutan keju.

Rayn mendelik. "Milan!" serunya seraya menarik mangkuk berisi parutan keju itu.

Milana menoleh dengan polosnya seraya bertanya, "Apa?" Dengan nada teramat santai.

"Butter itu dipanaskan dulu, nanti! Bukan dicampur begini! Duh! Kamu ini ...." Rayn menunjukkan gestur geram, lalu menghela napas dengan kasar. "Kamu itu bagaimana, sih! Katanya sudah berpengalaman kerja, tapi kok gak bisa apa-apa!" Rayn menggerutu sembari memisahkan butter dan keju parut.

Milana mencibir. "Saya 'kan tidak bilang berpengalaman kerja di dapur." Matanya melirik pada Rayn yang masih sibuk memisahkan keju dan butter itu. "Nanti 'kan itu," Milana menunjuk parutan keju yang tertimpa butter dengan jari telunjuknya, "juga mau dicampur, tinggal panaskan sekalian dengan keju saja," katanya sambil mengetuk-ngetuk sendok ke atas kotak butter.

Rayn berdecak sebal. "Semua ada langkah-langkahnya, Milan. Wah ... saya yakin kamu gak baca resep dan cara buatnya."

"Saya baca kok, Mas," sungut Milana.

Rayn mendengus. "Baca judulnya saja, begitu maksudmu!" sinis Rayn.

"Tidak! Saya memang baca ... bahan-bahanya saja," kata Milana sambil menyengir.

Rayn mendengkus, lagi. "Kamu aduk telur dan susu cair. Saya mau ke kamar mandi sebentar. Awas! Jangan sampai salah! Susu cair dan telur!" ingatnya sebelum menghilang di balik pintu dapur.

Milana menatap horor pintu dapur yang sudah tertutup kembali itu. "Saya paham yang namanya susu cair dan telur! Anda berkata seolah-olah saya tidak tahu bahan masakan sama sekali!" seru Milana. Tidak peduli Rayn mendengar atau tidak, lalu segera melakukan yang diperintahkan oleh calon bosnya itu.

.

.

.

Bersambung....

1
Rosalina
akhirnya up Lg, nexttt kk
Hatus
Serba salah memang, niat baik tapi belum tentu orang akan beranggapan sama🥹
MeridianBarat🐣🌼: 😮‍💨 begitulah ... terkadang sampai jadi bingung harus responnya gimana 😑
total 1 replies
⌓̈⃝𓆩ImAntifragile𓆪દᵕ̈૩
Nexttt, semangat nulisnya 🌸🌸🌸
Widia Ningsih
deskripsi nya bagus, aku jadi bisa membayangkan keadaannya
Widia Ningsih: menurut saya ini sudah bagus kok, semangat terus ya.
saya juga belajar
MeridianBarat🐣🌼: terimakasih banyak, Kak ♥️ Maaf kalau mungkin deskripsinya terkadang agak ambigu dan kurang jelas ya, Kak ... terimakasih sudah mampir dan baca ♥️
total 2 replies
Widia Ningsih
haii.....
Milana. ,gadis SPG seperti diriku/Hey/
MeridianBarat🐣🌼: oh, halo ... terimakasih sudah mampir baca ceritaku, Kak ♥️ semoga tertarik baca selanjutnya ya 🤩💫
total 1 replies
Tyra A.S
oke kak mantap 👍, jangan lupa mampir di cerita ku makasih
iqbal nasution
oke
MeridianBarat🐣🌼: aww 🤩 tengkiu , Abang 💨
total 1 replies
Proposal
🔥BAGUS KAKA🌟💫,Mampir Karyaku Juga Ya 🙂‍↔️🥰
Rosalina
Ko pendek part kali ini KK lagi seru-serunya pdhl
MeridianBarat🐣🌼: hihihi ... iya, Kak ... nanti up lagi part berikutnya ya. Terimakasih sudah mampir baca. ♥️
total 1 replies
Prita
KK knp skrg up nya cm 1 part ?
MeridianBarat🐣🌼: hehe iya, Kak. Aku up 1/1 ya hehe ... terimakasih banyak sudah berkenan baca ♥️
total 1 replies
iqbal nasution
masa lalu..
iqbal nasution
judul babnya resep masakan ala chef autor
MeridianBarat🐣🌼: 🤣🤣 itu resep beneran, tau, Kak ... coba bikin deh. 🤧
total 1 replies
Rosalina
Parah ni milanaaaaa
MeridianBarat🐣🌼: 😭 kebangetan dia mah
total 1 replies
Rosalina
Jenis cerita ini alurnya ringan banget ya KK. buat ak yg suka cerita ringan ini bagus dan rekomen tapi mungkin untuk orang yg terbiasa baca cerita yg part awal udah dar der dor naik turunkan emosi ini mungkin sedikit membosankan tapi untuk ak penyuka bacaan ringan ini rekom KK.
Rosalina
Cerita ini jenis cerita yang ringan. Untuk yang suka cerita gak terlalu berat konfliknya, ini cocok. tapi kalau yang biasa baca cerita dar der dor di awal, kayaknya mungkin menurut mereka membosankan.tapi buat aku yg suka cerita ringan dan alur santai, ini rekomen
iqbal nasution
alur ceritanya terlalu datar...gampang bosan kalau bacanya, yg lain udah bagus
MeridianBarat🐣🌼: ah, bener kak ... cerita ini emang alurnya lumayan lambat 🤧 emang ini cerita ringan hihihi. Terimakasih banyak, Kak 🫰
Rosalina: nah kan. Kk ini kyknya terbiasa baca cerita yg di part awal udah dar der dor Ama konflik, JD psti menganggapnya bosan. tp ttp smngat up y kk.
total 3 replies
The first child
Milana kalo di kamar mandi menghayal gak ya??🥲
MeridianBarat🐣🌼: 😂 kayaknya nmenghayal sambil nyaynyi, Kak 🤣

Btw, tengkiu udah mampir dan berkenan baca, Kak. 🤩🫰
total 1 replies
Rosalina
next thor, semngat sllu ya
MeridianBarat🐣🌼: wah ... terimakasih banyak, Kak. Ditunggu aja ya, next part insyaallah aku up besok🫰
total 1 replies
⌓̈⃝𓆩ImAntifragile𓆪દᵕ̈૩
semangat nulisnya😺
MeridianBarat🐣🌼: Terimakasih banyak, Kak 🫰🫰
total 1 replies
iqbal nasution
next..
MeridianBarat🐣🌼: 🤩 ditunggu ya, Kak. 🫰 Terimakasih
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!