Pernikahan Rahasia Mahasiswa SMA

" Lo gak usah mikirin aneh-aneh " ucap Liana.

" Sepertinya suara tangisan itu, berasa dari balik pohon itu " ucap Luna.

Mereka bertiga pun berjalan mendekati pohon tersebut. Saat mereka mendekati pohon tersebut, tangisan bayi itu semakin kencang.

" Kak, kenapa tangisan bayi itu semakin kencang " ucap Vina.

" Lebih baik lo diam, Vina " ucap Liana

Setelah mereka melihat bayi, mereka pun bingung.

" Siapa yang menyimpan bayi di sini " ucap Luna.

" Mungkin kunti, kak Luna " ucap Vina.

" Vina, lebih baik lo berhenti menonton drakor horor " ketus Liana.

" Eh, itu ada surat kak " ucap Vina yang menuju surat yang berada di dekat bayi tersebut.

Liana pun mengambil surat tersebut, sedangkan Luna menggendong bayi. Liana pun membaca surat.

" Aku minta tolong kepada kalian, aku tidak tau siapa yang akan menemukan anak saya. Tapi aku mohon jagalah anak saya, anggaplah dia anak kandung kalian. Aku terpaksa melakukan ini semua, sebab aku tidak bisa lagi menjaganya baik-baik, saya terkenan penyakit kanker jantung dan aku mohon jagalah anak saya. Nama dia adalah DEVAN" isi surat.

" Ternyata nama dia Devan " ucap Luna.

" Tapi siapa yang akan menjaganya??? " tanya Vina.

" Kita " ucap Liana.

" Jadi Devan tinggal dimana??? " tanya Vina.

" Liana, bagaimana Devan tinggal bersamamu " ucap Luna.

" Baiklah " ucap Liana.

Luna pun memberikan Devan ke Vina. Setelah Vina menggendong Devan , terlihat Liana melepaskan jaketnya.

" Kenapa kakak melepaskan jaket??? " tanya Vina.

" Biar Devan tidak masuk angin " ucap Liana.

Liana pun menyelimuti Devan menggunakan jaket miliknya. Setelah selesai, Liana pun naik ke motornya.

" Terus aku bagaimana naik ke motor " ucap Vina.

" Vina, biar aku menggendong Devan, terus kamu naik ke motor " ucap Luna.

Luna pun mengambil Devan dan Vina pun naik ke motor. Setelah Vina sudah berada di atas motor, Luna pun memberikan Devan ke Vina.

" Liana, lo jangan ngebut-ngebut di jalan " ucap Luna.

" Iya " ucap Liana.

Mereka pun melajukan motor mereka dengan sangat pelan-pelan.

" Kak, sampai kapan kita sampai di mansion, jika kakak membawa motor seperti kura-kura " ucap Vina.

" Syuuutt. lebih baik lo diam aja " ucap Liana.

" Liana, lo ngapain lelet sekali " ucap Luna.

" Kan lo nyuruh gue pelan-pelan " ucap Liana.

" Ah, terserah lo aja " ucap Luna.

Sekitar 2 jam kemudian. Terlihat Liana baru saja sampai di depan pagar, pak Roni pun membuka pagar. Liana pun melajukan motornya masuk ke halaman mansion.

Setelah mereka berada di halaman mansion, Vina pun memanggil pak Roni.

" Pak Roni " panggil Vina.

" Iya non Vina " ucap pak Roni.

" Pak Roni gendong bayi ini dulu, Vina ingin mau turun dari motor " ucap Vina.

" Baik non " ucap pak Roni.

Pak Roni pun mengambil Devan, Vina pun turun dari motor dan begitu pun dengan Liana.

" Vina, kamu pergilah panggil ibu. Biar aku aja yang bawa Devan masuk " ucap Liana.

" Baik kak " ucap Vina.

Vina pun berlari masuk ke mansion dan menuju ke kamar ibunya. Setelah Vina sampai di depan kamar, Vina pun mengetuk pintu kamar.

Tok!!!

Tok!!!

Tok!!!

Ceklek!!!

" Ada apa, nak??? " tanya ibu Jessica.

" Ibu, kami menemukan bayi " ucap Vina.

" Sekarang bayinya mana??? " tanya ibu Jessica.

" Ada bersama kakak " ucap Vina.

Ibu Jessica berlari menemui Liana, saat ibu Jessica melihat Liana di ruang tamu. Ibu Jessica pun mendekati Liana.

" Ibu, kami menemukan bayi ini saat kami pulang " ucap Liana.

" Iya ibu dan ini surat yang di tinggalkan oleh ibunya " ucap Vina.

Ibu Jessica pun melihat surat dan dia pun membaca surat. Setelah sudah membaca, dia pun mengambil bayi yang di gendong oleh Liana.

" Kalian berdua pergilah tidur, biar ibu yang akan menjaganya " ucap ibu Jessica.

" Iya ibu " ucap Vina dan Liana serentak.

Liana dan Vina pun berjalan menaiki anak tangga. Sedangkan ibu Jessica berjalan menuju ke kamarnya, sesampainya di kamar, ibu Jessica pun menyimpan Devan di tempat tidur bayi.

" Hai anak ganteng, nama yang di berikan ibumu sangat ganteng sepertimu " ucap ibu Jessica