NovelToon NovelToon
Madu Untuk Ibu Mertuaku

Madu Untuk Ibu Mertuaku

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Konflik etika / Crazy Rich/Konglomerat / Identitas Tersembunyi / Romansa / Penyesalan Suami
Popularitas:9.2k
Nilai: 5
Nama Author: swetti

Kisah seorang menantu yang pernikahannya hancur karena ibu mertuanya yang memaksa putranya untuk menikah lagi dengan alasan sang menantu mandul. Vanniya harus merasakan sakit hati melihat kemesraan sang suami bersama madunya hingga ia membalas rasa sakit ini kepada ibu mertuanya.
Suatu hari ibu mertua Vanni mendapati sang suami membawa wanita lain ke rumahnya dengan status sebagai istri kedua. Wanita itu terduduk lesu, Vanni yang melihatnya segera mendekatinya.
" Bagaimana ma? Manis bukan madu yang aku kirimkan untuk mama?"

Bagaimana usaha Vanni balas dendam kepada ibu mertuanya? Apakah setelah ini Vanniya akan kembali kepada sang suami atau ia memilih meninggalkan suaminya dan menjalani kehidupan barunya?

Ikuti dan dukung kisah mereka berdua.

Baca pelan" dan tidak perlu boomlike karena akan mengurangi performa karya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon swetti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

KEJUTAN UNTUK IBU MERTUA

Sepulang dari klinik, Tama membawa Vanni ke rumahnya dengan alasan ingin menunjukkan sesuatu kepadanya. Di dalam perjalanan, tak henti hentinya Tama menggenggam tangan Vanni. Ia merasa sangat bahagia setelah tadi dokter mengatakan jika Vanni sedang mengandung anaknya dimana usia kandungannya memasuki minggu kelima. Sungguh tiada kebahagiaan melebihi bahagianya menjadi orang tua. Tama berjanji pada dirinya sendiri akan menjaga Vanni beserta calon anaknya dengan baik. Ia akan bertanggung jawab dengan memberikan keluarga yang utuh kepada anak merka nanti.

" Vanniya, aku sangat sangat bahagia sekali hari ini. Akhirnya kau akan jadi milikku dengan hadirnya calon anak kita. Kamu harus menjaganya dengan baik, tidak boleh sampai kelelahan. Pokoknya mulai sekarang kamu tidak boleh mengerjakan apa apa. Kamu harus bedrest supaya kamu dan anak kita sehat." Ucap Tama tersenyum senang sambil mengemudikan mobilnya.

" Siapa yang bilang aku mau jadi milikmu om. Urusan balas membalas dendamku saja belum selesai. Aku juga belum bercerai dari mas Andreas, jadi akan sulit bagi kita untuk bersama. Apalagi mas Andreas kukuh tidak mau menceraikan aku." Ujar Vanni.

" Kalau begitu akan aku buat kamu yang menceraikan dia." Ucap Tama.

" Bagaimana caranya?" Tanya Vanni menatap Tama.

" Kamu tidak perlu tahu." Sahut Tama. " Oh ya kamu bilang besok ibu mertua kamu mau mengadakan acara syukuran kehamilan Luna. Lalu apa rencanamu saat itu?" Tanya Tama.

" Aku tidak akan melakukan apa apa sebelum mas Andreas menceraikan aku. Aku yakin besok mama Ratna pasti akan mendesak mas Andreas untuk menceraikan aku, di saat itu baru aku akan melakukan apapun yang aku inginkan tanpa ada yang berani mencegahku." Sahut Vanni tersenyum penuh arti.

" Baiklah terserah kamu saja, apapun rencanamu aku pasti akan mendukungmu. Dan aku akan melindungimu dari jauh." Ucap Tama.

" Thank you om." Ucap Vanni.

" You are wellcome." Balas Tama kembali fokus pada jalanan di depannya.

Sampai di rumah Tama, rumah berlantai tiga sebesar istana kepresidenan membuat Vanni takjub. Bagaimana rumah sebesar ini hanya di huni satu orang saja.

" Ayo turun!" Ajak Tama sambil menatap Vanni.

" Sebenarnya mau apa sih om mampir ke sini segala, aku pengin pulang." Ujar Vanni.

" Akan ada kejutan untukmu." Ucap Tama.

Mata Vanni memicing, " Kejutan apa memangnya? Om tidak berencana menikahiku sebelum aku bercerai dari mas Andreas kan?" Selidik Vanni.

" Maybe yes maybe no. Kamu bisa tahu jawabannya di dalam. Ayo!" Tama turun dari mobilnya, ia memutari mobilnya lalu membukakan pintu untuk Vanni.

" Silahkan tuan putri yang cantik jelita pemilik hati Oktama." Goda Tama.

Perempuan mana yang tidak akan tergoda mendapatkan perlakuan seperti ini? Mungkin lebay, hanya karena hal sepele wanita bisa merasa senang namun jarang sekali laki laki peka terhadapnya.

Setelah turun dari mobil, keduanya menuju pintu utama dengan bergandengan tangan. Bagi orang yang memahami agama, hal ini tidak di benarkan. Apalagi Vanni masih sah menjadi istri orang, namun bagi Vanni ia tidak peduli. Ia pernah menjaga kehormatannya bahkan kehormatan seluruh keluarga suaminya namun berakhir sia sia. Ia pernah mengabdi kepada suaminya dan kedua mertuanya namun berakhir kecewa. Dan yang membuat hatinya semakin mati rasa yaitu pengkhianatan Andreas yang telah menduakan cintanya. Kini Vanni hanya ingin mencari kebahagiaannya sendiri, kebahagiaan yang seharusnya ia dapatkan sejak lama.

Sampai di depan pintu, keduanya masuk ke dalam dan...

" Surprise!!!!!!!!"

Dor... Dor.. Dor..

Suara teriakan dan suara letusan balon menggema di ruangan seluas lapangan sepak bola ini. Potongan kertas berbentuk kecil kecil berhamburan menghujani tubuhnya. Vanni melongo mendapat kejutan seperti ini. Ia menatap satu per satu pelayan Tama yang memegang papan bertuliskan..

Selamat datang nyonya Vanniya Oktama

Selamat atas kehamilan nyonya kami, semoga sehat selalu

Selamat datang tuan muda, semoga selalu sehat dan lahir dengan selamat

Ada juga yang memegang parsel berisi pakaian dan peralatan bayi seperti topi, kaos kaki, baju, celana dan banyak lagi yang lainnya. Rupanya Tama telah mempersiapkan semuanya dalam waktu yang singkat.

" Kami ucapkan selamat datang di rumah ini dan selamat atas kehamilan anda nyonya. Semoga anda dan calon bayinya di beri kesehatan dan selalu di limpahkan kebahagiaan." Ucap seorang wanita paruh baya.

" Aamiin, terima kasih. Terima kasih untuk semuanya." Ucap Vanni.

" Kenalkan sayang, itu bi Ana. Kepala pelayan di rumah ini yang akan melayani kebutuhanmu setelah kamu tinggal di sini nanti." Tama menunjuk wanita patuh baya yang mengucapkan selamat tadi.

" Dia mbak Karina, ahli gizi terbaik dari rumah sakit xx di kota ini yang akan menyiapkan makanan dan minuman khusus ibu hamil untukmu. Dia Naina, ahli therapist khusus ibu hamil yang akan memijat kamu supaya kamu terus relax. Dan akan aku siapkan dia perawat profesional dari rumah sakit ternama juga setelah anak kita lahir nanti." Ujar Tama. Rupanya ia menyiapkan segalanya tanpa ada yang terlewat untuk kebaikan Vanni dan calon bayinya.

Vanni menatap Tama dengan mata berkaca kaca. Ia tidak menyangka Tama akan menyiapkan hal besar seperti ini.

Tama menggenggam tangan Vanni, " Aku menyiapkan semua ini karena aku ingin yang terbaik untukmu dan anak kita. Aku tidak mau kamu lengah sedikitpun dari pantauan ahli kesehatan. Kalian harus sehat, karena kalian hartaku yang paling berharga."

Cup..

Tama mencium punggung tangan Vanni di depan para pelayan tanpa malu malu. Vanni tersipu malu mendapat perlakuan seperti ini.

" Terima kasih om, semoga kau selalu menjadi yang terbaik." Ucap Vanni.

" Tentu." Sahut Tama.

Tama menatap Karina, " Mbak Rina, tolong siapkan makanan untuk istriku." Titah Tama.

" Baik tuan." Sahut Karina langsung undur diri menuju dapur.

" Kalian bawa semua barang barang ini di kamar calon anakku, dan tata semuanya di almari yang ada."

" Baik tuan." Mereka semua pun bubar meninggalkan Vanni dan Tama berdua.

" Kamu juga menyiapkan kamar untuk calon anak kita?" Tanya Vanni tidak percaya, begitu antusiasnya Tama ingin menyambut kehadiran anak mereka sampai sampai ia mempersiapkan kamarnya juga.

" Ya, kamar utama kedua yang ada di samping kamar kita nanti, aku jadikan kamar untuk calon anak kita. Kamu mau lihat?" Tanya Tama.

" Iya om." Sahut Vanni menganggukkan kepala.

" Eits, nggak mau di panggil om! Bisa bisa orang yang mendengarnya salah paham nanti." Ucap Tama.

" Baiklah mas Tama." Ucap Vanni membuat Tama tersenyum lebar.

" Ayo sayangku aku antar kamu melihat kamar calon anak kita."

Tama menggandeng tangan Vanni menuju kamar yang dia maksudkan. Saat hendak menaiki tangga, Tama menggendong Vanni karena ia tidak mau sampai Vanni kelelahan.

" Turun kan aku mas." Ucap Vanni.

" Besok akan aku pasang lift, jadi kamu tidak perlu naik turun tangga begini. Atau mau eskalator saja?" Tawar Vanni.

" Tidak usah berlebihan, kapan aku tinggal di sini saja belum tahu." Sahut Vanni.

" Tidak akan lama lagi sayang." Sahut Tama. Biarkanlah mereka bahagia dengan kehidupan mereka sendiri karena pada dasarnya kebahagiaan berasal dari diri sendiri.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Malam ini tiba malam tasyakuran atas kehamilan Luna yang mereka selenggarakan di rumah. Dengan mengundang lebih dari seratus tamu dan menyajikan hidangan beraneka warna, keluarga Andreas menghabiskan uang ratusan juta. Vanni yang sedang berada di kamarnya, tidak mau terlibat dengan acara yang tidak penting ini. Ia justru berdiam diri di dalam kamar sambil memainkan gawainya.

" Sayang kenapa kamu tidak turun? Semua tamu sudah datang dan acara akan segera di mulai." Ujar Andreas yang baru saja masuk ke dalam kamar Vanni.

" Aku lelah mas, aku mau istirahat saja di sini." Sahut Vanni.

" Apa benar kaya mama dan Luna kalau kamu iri dengan penyambutan calon anakku? Kalau iya, kamu tidak perlu iri sayang. Aku akan melakukan hal yang sama jika kamu hamil nanti."

Vanni tersenyum sinis mendengar ucapan Andreas. Tapi ia tidak menyalahkan Andreas karena pasti semua orang akan berpikir begitu.

" Kau bersamaku sudah berapa lama mas sampai sampai tidak mengenal aku." Sahut Vanni.

" Kalau memang kau tidak iri, seharusnya kamu datang dari tadi. Sekarang ayo kita turun! Malu sama tamu undangan mama dan papa." Ucap Andreas.

Ah ya papa mertua, sejak menikah dengan tante Hana ia jarang pulang. Jika di tanya ibu mertua, ada aja alasannya. Namun ibu mertua tidak curiga, karena memang papa sedang menangani proyek di kota B. Proyek yang bekerja sama dengan perusahaan tante Hana, bahkan hari ini pun papa tidak pulang, pikir Vanni.

" Bicara tentang malu, apa kamu tidak malu mengumumkan pada semua orang kalau istri keduamu hamil padahal mereka tidak tahu pernikahanmu yang sekarang."

Skakmat!!!

Andreas tidak bisa berkata apa apa, sejujurnya ia juga enggan dengan pesta ini. Namun ia hanya ingin menuruti keinginan ibunya saja. Asalkan ibunya bahagia, ia akan merasa lebih bahagia.

Tidak mau berdebat lagi, akhirnya Vanni pun menuruti keinginan Andreas. " Ayo mas!"

Vanni mengapit lengan Andreas, mereka berjalan beriringan menuju lantai bawah dimana semua tamu undangan sudah memenuhi ruang tamunya.

Nyonya Ratna yang melihat Andreas menjemput istrinya mendadak menjadi kesal. Ia pun segera memulai acaranya.

" Selamat malam semua para tamu undangan, terima kasih telah memenuhi undangan kami. Kami mengundang anda semua untuk menghadiri acara syukuran atas kehamilan menantu kami yang bernama Luna."

Semua orang nampak terkejut mendengar nyonya Ratna menyebut nama wanita lain dan bukan nama Vanni. Padahal yang berdiri di samping Andreas adalah Vanni. Bisik bisik para tamu undangan pun terdengar merisihkan telinga.

" Tenang semuanya, kenapa saya menyebut nama Luna karena dia juga menantu kami, tepatnya menantu kedua. Andreas memang sudah menikah lagi karena Vanni, menantu pertama kami tidak bisa hamil alias mandul."

" Owh jadi begitu."

" Dan di kesempatan ini kami juga akan mengumumkan tentang perceraian Andreas dan Vanni karena kami menginginkan yang terbaik untuk calon pewaris keluarga kami yaitu memberikan keluarga yang utuh tanpa adanya orang lain. Kami harap para tamu undangan semua bisa memaklumi kondisi keluarga kami yang sangat menginginkan lahirnya pewaris keluarga kami. Terima kasih."

Vanni tersenyum mendengar ucapan ibu mertuanya.

" Sayang maafkan aku! Aku tidak bisa menentang keinginan mama yang memintaku untuk menceraikan kamu."

Deg...

Sakit, sangat sakit. Begitulah yang Vanni rasakan saat ini. Namun sudah tidak ada air mata yang keluar dari mata indahnya karena memang ini yang dia inginkan. Ia hanya tidak menyangka jika Andreas sendiri yang mengatakannya padanya. Apakah Andreas sudah tidak punya rasa untuknya?

" Tidak apa apa mas, mari kita tanda tangani surat perceraian itu. Aku sadar akan kekuranganku selama ini. Maafkan aku yang tidak bisa menjadi yang terbaik untukmu." Ucap Vanni.

Luna mendekati mereka sambil membawa dokumen perceraian, ia lalu memberikannya kepada Andreas namun Andreas hanya diam saja seperti orang linglung. Sejujurnya ia tidak menginginkan hal ini. Ia tidak mau berpisah dengan Vanni karena ia sangat mencintai Vanni. Namun lagi lagi ibunya dan Luna mengancamnya hingga membuatnya tersudut dan terpaksa mengambil keputusan seperti ini. Mungkin ini yang terbaik bagi keduanya.

Melihat Andreas yang nampak ragu, Vanni merebut dokumen itu lalu menandatanganinya. Setelah itu ia berikan dokumen itu kepada Andreas.

" Segera tanda tangani mas biar semuanya cepat selesai." Ucap Vanni.

Andreas menatap Vanni dengan tatapan kosong. Luna segera melendot ke bahu Andreas.

" Tanda tangani Andreas, atau mama akan kehilangan muka di depan para tamu." Ucap Luna.

Bak sihir yang begitu memikat Andreas, ia langsung menandatangi dokumen itu. Nyonya Ratna dan Luna tersenyum bahagia.

" Baiklah berhubung Andreas dan Vanni sudah menandatangani surat perceraian, itu artinya menantuku satu satunya yaitu Luna, wanita yang akan melahirkan pewaris keluarga kami. Mari kita sambut kehadiran calon cucu kami." Ucap nyonya Ratna di sambut tepuk tangan yang meriah dari para tamu termasuk Vanni.

" Sebentar mantan ibu mertua." Ucap Vanni menjadi perhatian seluruh tamu undangan. " Sebelum acara di mulai, aku sebagai mantan istri mas Andreas ingin memberikan hadiah kepadanya." Imbuhnya.

" Hadiah apa yang akan kau berikan kepada putraku, Vanni? Aku harap hadiah ini barang berguna untuk putraku dan calon cucuku." Ujar nyonya Ratna.

" Tentu saja ibu." Sahut Vanni. Vanni menepuk tangannya dua kali, nampak seorang pria berjas hitam menghampirinya lalu memberikan sebuah amplop putih besar kepada Vanni.

" Ini hadiah untukmu mas." Ucap Vanni sambil memberikan amplop itu pada Andreas.

" Rumah sakit xx negara xx." Gumam Andreas, " Apa ini sayang?" Tanya Andreas menatap Vanni.

" Buka dan baca baik baik mas." Ucap Vanni.

Andreas pun membukanya, ia membaca setiap tulisan yang ada. Tiba tiba jantungnya berdebar sangat kencang, matanya memerah, bahkan bibirnya sedikit terbuka. Ia menatap Vanni dengan intens.

" Kapan kamu melakukan pemeriksaan ini?" Tanya Andreas.

" Satu minggu sebelum kamu dan mbak Luna menikah." Sahut Vanni.

" Ba.. bagaimana bisa?" Tubuh Andreas hampir terhuyung ke belakang. Entah pukulan apa ini hingga membuat dadanya memanas dan begitu sesak.

" Apa itu Andreas? Kenapa wajah kamu pucat begitu?" Nyonya Ratna merebut kertas itu dari Andreas. Ia pun membacanya dan..

" Apa???? Andreas yang mandul!!!"

Jeduarrrr....

TBC...

1
VANESHA ANDRIANI
siap makasih suportnya.. Bagi yg berkenan dukung karya author ya dengan beri like koment gift serta vote.. makasih
Cindy
lanjut
VANESHA ANDRIANI: siap makasih suportnya
total 1 replies
Cindy
lanjut kak
VANESHA ANDRIANI: siap makasih suportnya
total 1 replies
Ma Em
Thor jgn sampai Vanni celaka apalagi sdg hamil besar bahkan mau melahirkan lagi, semoga Vanni dan bayinya sehat .
VANESHA ANDRIANI: semoga ya.. makasih suportnya
total 1 replies
Ma Em
Akibat nyonya Ratna terobsesi ingin punya cucu akibatnya hancur semuanya , suami diambil orang dan menantu juga sama diambil orang sekarang tinggal penyesalan nyonya Ratna.
VANESHA ANDRIANI: iya bener sekarang jadi g punya siapa siapa.. makasih suportnya
total 1 replies
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
VANESHA ANDRIANI: siap makasih suportnya
total 1 replies
Cindy
lanjut
VANESHA ANDRIANI: siap makasih suportnya
total 1 replies
Cindy
lanjut kak
VANESHA ANDRIANI: siap makasih suportnya
total 1 replies
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Cindy: iya kak
VANESHA ANDRIANI: hari ini libur ya banyak acara..
total 2 replies
Cindy
lanjut
VANESHA ANDRIANI: siap makasih suportnya
total 1 replies
Cindy
lanjut kak
VANESHA ANDRIANI: siap makasih suportnya
total 1 replies
Cindy
lanjut
VANESHA ANDRIANI: siap kaka makasih suportnya
total 1 replies
Cindy
lanjut kak
VANESHA ANDRIANI: siap makasih suportnya
total 1 replies
Cindy
lanjut
VANESHA ANDRIANI: siap makasih suportnya
total 1 replies
Cindy
lanjut kak
VANESHA ANDRIANI: siap nanti malam ya makasih suportnya
total 1 replies
Cindy
lanjut
VANESHA ANDRIANI: siap makasih suportnya... author up jam 8 malam ya
total 1 replies
Cindy
lanjut kak
Cindy: sama sama kak
VANESHA ANDRIANI: oke siap.. makasih suportnya
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!