Cinta Bukan Sedarah

“Kau Selby? Apa kau juga mencintai Bagas” tanya mama Cinta.

Hah??

Selby membuang nafas pelan. Dia tidak dapat menghindar lagi. Lebih baik jujur. Apapun hasilnya dia serahkan kepada Tuhan. Jika mama Cinta tidak merestui ia pun akan terima dengan Ikhlas.

“Selby minta maaf Ma. Selby juga tidak mampu menahan perasaan ini. Selby sudah berusaha untuk menghilangkan perasaan ini tetapi tidak bisa. Selby terlalu lemah dengan pesona Bagas. Selby ingin pergi tetapi tidak bisa. Langkah kaki ini tidak pernah bisa menjauh dari Bagas. Maafkan Selby ma, Selby mencintai Bagas. Sejak kecil Selby selalu mencintainya dalam diam.”

“Jadi kalian saling jatuh cinta selama ini?”

Selby menunduk. Ia merasa bersalah. Ia malu. Ia takut. Perasaannya kini campur aduk. Bagas berdiri tegap. Dia menatap mama Cinta yang juga sedang menatapnya. Tatapan itu bukan tatapan tidak suka atau benci. Tatapan itu penuh dengan kasih. Bagas tahu itu. Bagas tersenyum yang kemudian dibalas senyum oleh Mama Cinta. Bagas mendekat, langkahnya mantap lalu dengan lega ia memeluk ibunya.

“Terima kasih ma.”

Mama Cinta membelai lembut punggung putranya. Bagas menangis. Dia terharu. Dia lega merasa beban di hatinya seperti sudah hilang separuh. Ibunya setuju. Ibunya tidak keberatan dengan perasaan mereka.

Selby menatap Bagas dan mamanya. Dia tidak tahu harus sedih atau bahagia. Dia hanya diam. Tatapannya kosong tetapi pikirannya penuh.

“Selby.”

Tidak ada jawaban. Selby diam menatap mama Cinta. Dalam pikirannya bagaimana mungkin mama bisa setuju? Bukankah wanita itu harus menolak. Mereka tidak bisa bersama. Mereka saudara. Pernikahan sedarah dilarang oleh agama.

“Selby, apa yang sedang kau pikirkan nak?”

“Ah, Iya. Ada apa ma.”

Selby tersentak saat lengannya dipegang oleh mamanya. Mama Cinta tersenyum lembut. Selby memang beda dengan Selly. Selby berhati baik kebalikan dari maminya yang berhati jahat.

“Bagas mencintaimu dan kau mencintai Bagas. Apa kalian tidak ingin menikah? Aku rasa kalian sudah cukup umur untuk menikah.”

“A-apa menikah?”

Meski Selby mencintai Bagas tetapi dia tidak bisa menikah dengan Bagas. Pernikahan sedarah haram hukumnya. Apapun itu tidak boleh. Selby tidak ingin menerima karma buruk dari Tuhan karena pernikahan ini. Ia tidak akan membiarkan anak cucunya menerima karma dari pernikahan sedarah ini. Dia tidak mau.

“Tidak ma, itu tidak boleh.”

Bagas seolah tidak terima dengan ucapan Selby. Lagi-lagi gadis itu menolak dirinya. Padahal jelas-jelas ia mencintai Bagas. Tidak boleh. Selby tidak boleh menolaknya. Dia tidak akan menikah dengan siapapun kecuali dengan Selby.

Bagas ingin protes kepada Selby tetapi dicegah oleh mama Cinta.

“Kenapa?”

“Ma, Bukankah mama juga tahu walaupun kita beda ibu tetapi Selby dan Bagas satu ayah. Artinya Bagas dan Selby saudara sedarah. Bagas dan Selby tidak mungkin menikah ma. Haram hukumnya dalam agama.”

Mama Cinta tersenyum lalu membelai lembut tangan Selby. “Kau memang anak baik sayang.”

Lalu mama Cinta mengeluarkan sebuah kertas putih. Sebuah kertas yang berisi laporan hasil test DNA dari sebuah rumah sakit.

“Bacalah.”

Selby membaca kata demi kata yang tertulis disana. Hingga hasil paling bawah yang menyatakan Bagas dan Bayu tidak ada hubungan darah. Hasilnya 0 persen. Tidak ada satu pun gen yang diturunkan Bayu untuk Bagas. Karena memang mereka bukan ayah dan anak.

Selby menatap mama Cinta. Ia tidak percaya Bagas tidak ada hubungan apapun dengan papa Bayu. Lalu Bagas anak siapa? Apa mama Cinta selingkuh dengan lelaki lain dan memiliki Bagas?

“Ma, ini…”

Mama Cinta mengangguk pelan. “Laporan itu benar. Bagas bukanlah anak papa Bayu. Dia anak orang lain.”

“Apa maksud mama?”

Bagas mengambil kertas yang sebelumnya dipegang oleh Selby. Lalu ia membaca hingga selesai. “Tidak ada hubungan darah?”

“Ma..” Bagas mengangkat kertas seolah meminta penjelasan dari secarik kertas yang baru saja ia baca.

Huh

Mama Cinta menghela nafas panjang. Memang sudah saatnya mereka tahu. Ia sudah tidak bisa menyembunyikan kebenaran yang selama ini dia tutupi.

Pikiran mama Cinta melayang ke beberapa puluh tahun silam dimana Bagas dan anak mama Cinta lahir. Lalu ia menceritakan bagaimana Bagas bisa menjadi anaknya. Ibu Bagas meninggal saat melahirkan Bagas. Dan anak mama Cinta meninggal sesaat setelah dilahirkan. Karena tidak memiliki saudara atau keluarga sebelum meninggal ibu Bagas meminta Cinta untuk merawat anaknya sebab ia tahu anak yang baru saja dilahirkan mama Cinta sudah meninggal.

“Jadi kami…”

“Ya kalian bukan saudara. Kalian bisa menikah. Kalian boleh membenci mama karena menyimpan rahasia ini. Dulu mama terlalu takut untuk jujur. Tetapi mama tidak tega melihat kalian yang saling mencintai menjadi tersakiti karena hal ini. Oleh karena itu mama memberanikan diri untuk jujur. Agar kalian dapat hidup bahagia.”

“Jadi kami bukan saudara ?” tanya Bayu sekali lagi.

“Bukan.”

“Selby kau dengar itu. Kita bukan saudara. Kita bisa bersama. Tidak ada alasan lagi kau menolakku.”

Selby tersenyum. Ia malu ada mama Cinta. Selby akui ia sangat bahagia. Cintanya berbalas. Bagas juga mencintainya. Rasanya ingin memeluk Bagas. Mendekap erat lelaki itu. Lelaki yang ia cintai lebih dari sepuluh tahun. Cinta diam yang hanya ia rasakan sendiri kini berbalas.

Tidak tahan Bagas langsung memeluk tubuh Selby. Bahagia yang ia rasa sebanding dengan penantiannya selama ini.

Oh Tuhan terima kasih untuk ini. Rasanya sungguh tidak ternilai. Engkau membuat kami bisa bersatu tanpa harus melawanMu.

Mama Cinta meneteskan air mata melihat kebahagiaan yang dirasakan oleh Bagas dan Selby. Ia terharu dengan kisah cinta mereka. Dan kini mama Cinta yakin keputusan untuk berbicara jujur dengan mereka sudah benar. Sekarang ia juga harus jujur dengan Bayu. Apapun hasilnya nanti ia sudah siap. Walau Bayu akan menceraikannya ia sudah siap. Ia tidak akan menyesal.

“Terima kasih ma sudah mau jujur dengan kami.” Bagas memeluk mamanya dengan tulus. Tidak ada kemarahan disana walaupun selama hidupnya mama Cinta menyembunyikan statusnya.

“Kau tidak membenci mama?”

Bagas menggeleng. Untuk apa ia harus marah atau membenci mamanya. Tidak ada alasan untuk itu. Mama Cinta merawat dan membesarkan dirinya dengan baik. Penuh dengan kasih sayang dan cinta. Bagas juga tidak pernah kekurangan apapun selama menjadi anak mama Cinta.

“Terima kasih nak.”

“Ma…” Selby memeluk wanita yang menggantikan mamanya selama ini. Wanita yang memberinya kasih sayang dan cinta. Wanita yang peduli dengan dirinya. Orang tua yang selalu percaya dengan dirinya walau orang lain tidak percaya. Bahkan disaat papa Bayu ragu dengan Selby, mama Cinta dengan yakin selalu mempercayainya.

“Bahagia ya nak.” Mama Cinta membelai lembut punggung Selby. Membuat anak gadisnya menangis terharu. Pun dengan mama Cinta yang ikut menitihkan air mata.

Ponsel berdering. Membuat pelukan Selby dan mama Cinta terurai.

“Papa kalian.”

Mama Cinta menaruh jari telunjuknya di depan mulut sesaat sebelum mengangkat telepon. Mengisyaratkan kepada Bagas dan Selby untuk diam selama ia mengangkat panggilan dari suaminya Bayu.