Menceritakan tentang seorang gadis yang anggun dan lemah lembut, namun semenjak jiwa nya digantikan berubah menjadi kejam jika ada yang mengusiknya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nrsl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28
Bruuuuuuum
Aiden mengendarai motor sport nya dengan kecepatan penuh, ia sangat khawatir kekasihnya dalam bahaya, mengingat hal yang tadi di ucapkan Bima dan laporan dari bodyguard yang ia tugaskan untuk menjaga kekasihnya.
"Sayang... Semoga kamu baik-baik saja" ucap Aiden dalam hatinya, ia sungguh takut terjadi sesuatu pada kekasihnya.
Flashback On
Tok tok tok
Suara ketukan pintu membangunkan Aiden dari mimpi indahnya.
Mata Aiden perlahan terbuka dan menatap ke sekeliling kamarnya, tangannya meraba-raba sesuatu yang telah hilang dari sisinya.
"Sayang" ucap Aiden.
Namun, tidak ada jawaban. la pun bangun dari tidurnya dan langsung berjalan mencari Cia ke kamar mandi.
Ceklek
"Sayang" ucapnya lagi, namun belum ada jawaban sama sekali.
Tok tok tok
Sekali lagi bunyi ketukan pintu terdengar. Aiden pun berjalan ke arah pintu, untuk memastikan siapa yang mengetuknya.
Ceklek
"Sorry bro, ada telepon masuk di handphone lo sedari tadi" ucap Bima dengan menyerahkan handphone Aiden.
"Cia" Tanya Aiden.
Bima yang mengerti maksud Aiden, ia pun menjelaskan.
"Cia sudah balik 5 menit yang lalu"
Seketika Bima teringat dengan video yang dilihatkan oleh Galang kepadanya, ia pun menjelaskan kepada Aiden.
"Bro, loo harus waspada terhadap Renan" ucap Bima dengan mengarahkan handphone miliknya pada Aiden. Bima pun memperlihatkan video yang diberikan Galang tadi.
"Sepertinya Cia yang akan jadi sasaran selanjutnya. Terlebih Cia yang telah membantu Hana tadi" ucap Bima.
Aiden mengepalkan tangannya kuat, auranya menjadi semakin dingin.
"Berani dia menyakiti kekasihku. Akan ku buat dia merasakan sakit lebih dari pada kematian" ucap Aiden tersenyum menyeringai dengan tatapannya yang tajam.
Bima menelan ludahnya kasar, sungguh aura Aiden begitu mendominasi.
Tring tring tring
Bunyi dering handphone Aiden kembali berbunyi dan menyadarkan mereka.
Aiden pun mengangkat panggilan masuk di handphonenya.
"Hmm" Aiden hanya berdehem.
"Tuan muda, nona Cia sedang diikuti oleh seseorang" ucap bodyguard yang mengawasi Cia.
Deg
Aiden mengeraskan rahangnya, tangannya mengepal kuat.
"Lokasi" Tanya Aiden.
"Jalan M, tuan muda" ucap bodyguard itu.
"Awasi kekasihku. Jangan sampai dia terluka" perintah Aiden dengan aura dinginnya.
Tut
Aiden menutup panggilannya dan segera mengambil kunci motornya. Ia pun melenggang pergi meninggalkan Bima.
Bima dan inti Cruel lain yang melihat kepergian Aiden, langsung bergegas mengikuti Aiden, mereka mengantisipasi jika ada hal besar yang akan terjadi.
Flashback Off
Aiden terkejut melihat mobil Cia yang mengarah ke tepi jurang.
"Sayaaaang... CIA..." teriak Aiden, ia pun menambahkan kecepatan motornya untuk mengejar mobil CIA. Aiden panik, ia sangat khawatir, kekasihnya dalam bahaya saat ini.
Duar duar
Suara ledakan dari mobil Cia.
Ckiiit
Aiden seketika menghentikan motornya.
"Cia" lirihnya, ia pun segera turun dari motornya dan langsung berlari ke arah tepi jurang.
Kini Aiden melangkah dengan gontai, dunianya seakan runtuh begitu saja, melihat mobil kekasihnya memasuki jurang dan meledak.
"Sayang.... Cia..." Lirihnya lagi, air matanya turun begitu saja, sungguh Aiden merasa dunianya runtuh, dunia yang baru ia dapatkan beberapa jam yang lalu kini hilang.
"AAAAAAAAAAAAAAH" teriak Aiden frustasi, ia tidak sanggup jika dunianya pergi begitu saja. la telah gagal melindungi dunianya.
Kini tatapannya menajam, rahangnya mengeras dengan tangannya yang terkepal kuat.
"RENAN BRE*GSEEK.... AAAAAAAAAAAH" Aiden sangat marah, Renan berhasil membangkitkan jiwa ibl*s seorang Aiden.
Aiden membalikkan badannya dan melangkah menuju Renan yang tergeletak di pinggir jalan , Aiden melangkah dengan aura membun*hnya yang mendominasi, tatapannya sungguh tajam dan dingin.
Sedangkan Renan yang melihat Aiden menuju ke arahnya, cukup takut dengan aura Aiden saat ini. la tidak bisa melarikan diri karena kondisinya yang tidak memungkinkan.
Aiden menatap Renan tajam dengan aura membun*hnya, kini Aiden berjongkok kemudian menarik kerah baju Renan dengan kuat.
"Sepertinya luka ini belum seberapa Renan" ucap Aiden yang masih dengan aura membunuhnya.
Renan terkekeh sinis.
"Tapi gue puas Aiden. Cia berhasil gue habisi" Ucap Renan dengan senyum mengejek.
"BRE*GSEK... KEKASIHKU BELUM M*TI SI*LAN"
Bugh bugh bugh
Aiden memukul wajah Renan dengan keras. la sungguh kalut, ia tidak terima Renan berkata seperti itu tentang kekasihnya.
Aiden pun menghentikan pukulannya dengan menatap tajam Renan.
"Aku akan membuatmu merasakan penderitaan yang sebenarnya Renan" ucap Aiden tersenyum smirk dengan aura membunuhnya.
Glek
Renan menelan ludahnya kasar, sekarang ia sungguh sangat takut dengan auranya Aiden, namun ia merasa puas saat ini.
"Itu akibatnya jika kekasihmu menyakiti Renata" ucap Renan tersenyum puas.
Aiden terkekeh, namun auranya sungguh dingin.
"Kau mempercayai wanita itu? Hahahaha.... Kau pria b*doh Renan" ucap Aiden tertawa mengejek.
Sebelum Renan menjawab, Aiden kembali menarik kerah baju Renan dengan kuat.
"Kau akan sangat menyesal Renan" ucap Aiden dan langsung menghempaskan Renan dengan kasar.
Bruuuk
"Ssssssh" ringisan Renan, ia sungguh tidak berdaya saat ini.
Aiden menatap inti Cruel yang sudah datang saat Aiden tengah memukul Renan.
"Bawa dia ke tempat eksekusi" ucap Aiden datar dan dingin.
"Siap bos" ucap inti Cruel, mereka pun menyeret dan membawa Renan ke tempat eksekusi Cruel.
Kini tatapan Aiden mengarah ke tepi jurang lagi, ia melangkah dengan gontai, Aiden yakin dunianya masih ada.
Bruuk
Aiden ambruk dengan berlutut di tanah, ia menangis dengan menundukkan kepalanya. la sungguh kekasih yang tidak berguna pikirnya.
"Maafkan Kakak, sayang" lirih Aiden dengan air matanya yang masih mengalir.
Grep
Tiba-tiba ada seseorang yang memeluknya dari belakang.
Deg
"Cia" batin Aiden, ia sungguh hafal dengan sentuhan dan aroma kekasihnya.
Saat Aiden berdiri dan membalikkan badannya, hal pertama yang ia lihat adalah senyuman manis kekasihnya.
"Sayang" lirih Aiden.
Grep
Aiden pun langsung memeluk kekasihnya dengan erat. Sama halnya dengan Cia, ia pun menikmati pelukan hangat dari Aiden.
Aiden melepas pelukannya dan menangkup wajah cantiknya.
"Apa kamu terluka hm ?" Tanya Aiden lembut dengan menatap Cia lekat.
"Cia baik-baik saja kak"
Aiden pun memutar-mutar badan Cia untuk mengeceknya, ia memang tidak melihat luka padanya, hanya pakaiannya saja yang kotor dengan tanah.
Cia pun memutar bola matanya malas, Aiden sungguh tidak percaya sekali pikirnya.
Grep
Aiden pun kembali memeluk Cia dengan erat.
"Kakak sangat khawatir sayang" ucap Aiden dengan mengecup pucuk kepala Cia.
Cia pun memejamkan matanya merasakan kehangatan dan kenyamanan dalam pelukan Aiden.
Cia mendongak menatap Aiden.
"Ka, apakah Renan di bawa ke markas CRUEL?" Tanya Cia, ia memang sempat melihat Aiden memukul Renan dan menyuruh inti Cruel untuk membawanya, namun tidak tau akan membawanya ke mana.
Aiden pun menatap Cia.
"Hm" deheman Aiden dengan tangan yang merapikan anak rambutnya.
"Boleh aku melihatnya?" Tanya Cia.
"Boleh. Tapi biar Kakak yang beri dia pelajaran" ucap Aiden dengan senyum menyeringai.
"Terimakasih, kak" ucap Cia dengan memeluk Aiden kembali.
Aiden tersenyum, dengan mengelus rambut Cia lembut.
"Ayo pulang" ucap Aiden.
Cia pun menganggukkan kepalanya.
"lya kak"ucap Cia.
...****************...
Mansion Adiyaksa
Adiyaksa merupakan keluarga yang mengangkat Renata menjadi anak mereka.
Plak
"Dasar tidak berguna" ucap Seno dengan menampar pipi Renata cukup keras, Seno merupakan ayah angkat Renata.
"M-maafkan Renata, ayah" ucap Renata dengan menundukkan kepalanya.
"Kapan kamu bisa mendekati Bima sang pewaris Dirgantara, hah?" Ucap Seno dengan amarahnya.
"R-renata sedang berusaha ayah" ucap Renata meyakinkan ayahnya.
"Secepatnya Renata. Jika tidak, keluar kau dari rumah ini" ucap Seno, kemudian ia melangkah pergi meninggalkan Renata.
Deg
Renata membolakan matanya, ia tidak mau jika harus keluar dari keluarga Adiyaksa, ia tidak mau hidup susah Iagi.
Renata mengepalkan tangannya kuat.
"Cia, ini semua gara-gara lo bre*gsek. Gara-gara lo rencana gue jauhin Vina dari Bima gagal. Gue benci sama lo" ucap Renata dalam hatinya.
...****************...
Markas Cruel
Cia saat ini sedang berada di markas Cruel karena saat berada di jalan. Cia merengek ingin ikut Aiden bertemu dengan Renan, padahal waktu sudah menunjukkan pukul tengah malam.
Cia ingin menyelesaikan urusannya dengan Renan dan melihat bagaimana Aiden memberikan pelajaran untuk Renan.
Tap tap tap
Suara langkah terdengar menggema dari ruang eksekusi.
Itu merupakan langkah Aiden dengan aura dinginnya diikuti Cia dibelakangnya.
Terlihat Renan tergeletak dengan kondisi yang penuh luka di sekujur tubuhnya.
Deg
Renan membolakan matanya saat melihat Cia ternyata masih hidup.
Cia tersenyum menyeringai.
"Kau terkejut jika aku masih hidup" Ucap Cia dengan melangkah mendekat ke arah Renan.
Cia pun berjongkok dan menatap Renan tajam.
"Hahahaha.... Aku tidak semudah itu untuk kau habisi Renan" ucap Cia dengan tertawa mengejek.
"BR*NGSEK" ucap Renan. la ingin memukul Cia, namun apa daya, membangunkan tubuhnya saja ia tidak bisa.
"Kau jangan jadi pria b*doh Renan. Kau hanya di manfaatkan oleh wanita itu" ucap Cia.
"Apa maksud lo, hah?" Ucap Renan tidak percaya.
Cia pun mengeluarkan handphonenya, dan mengarahkan kepada Renan sebuah video yang ia ambil saat itu.
Flashback On
Hari Senin, pada jam pelajaran setelah istirahat, Cia meminta ijin untuk pergi ke toilet, saat melewati ruang BK yang pintunya sedikit terbuka. Cia tidak sengaja mendengar suara seseorang yang tengah menggoda. Karena jiwa kepo Cia sedang on, ia pun mengintip sedikit pada sela pintu yang terbuka.
Cia membolakan matanya saat melihat Renata sedang duduk di pangkuan guru BK dengan gerakan menggodanya, panggil saja Pak Didi. la pun segera mengarahkan handphone miliknya dan memvideokan percakapan mereka.
"Apakah om bisa membantuku dengan mengadakan inspeksi besok ?" Ucap Renata dengan nada mengg*danya.
Pak Didi diam menerima sentuhan dari Renata.
Tentu saja. Tapi, untuk apa kamu meminta itu?" Tanya pak Didi.
"Aku ingin menjebak seseorang" ucap Renata dengan tersenyum penuh arti.
"Hahahha, ternyata kamu sangat licik sayang. Tapi ada syaratnya, kamu harus menemaniku malam ini" ucap pak Didi tersenyum penuh arti.
"Baiklah om... aku mencintaimu” ucap Renata.
"Hahaha, bukannya kamu sedang dekat dengan Renan” ucap pak Didi apa adanya, ia memang sering melihat Renata jalan bersama di samping Renan.
"Om tau, aku hanya memanfaatkannya saja" ucap Renata yang masih dengan gerakan mengg*da.
"Wow.. Apa yang sebenarnya kamu rencanakan sayang?" Ucap pak Didi tidak percaya, Renata sangat licik pikirnya.
"Om tidak perlu tau itu" ucap Renata dan langsung mencium bibir pak Didi.
Tentu saja pak Didi dengan senang hati menerimanya.
Di balik pintu, Cia memasukkan handphonenya lagi ke sakunya, ia pun tersenyum smirk.
"Aku tidak menyangka kau selicik itu Renata"
"Ternyata sifatmu berbanding terbalik dengan tokoh protagonis yang ada di dunia novel ini Renata" ucap Cia dalam hatinya, ia pun langsung melangkah pergi melanjutkan tujuannya ke toilet.
Flashback Off
"Tidak... TIDAK MUNGKIN... DIA MENCINTAIKU.... DIA MENCINTAIKU... AAAAAAAAAAAAH" ucap Renan frustasi.
prang
Renan menepis tangan Cia sampai handphone milik Cia terbanting jauh. Cia tidak masalah handphonenya rusak, karena data-data yang berada di handphonenya sudah ia copy semuanya.
Cia pun terkekeh sinis.
"Harusnya kau sadar Renan, diai hanya memanfaatkanmu"
Renan terdiam, sungguh hatinya sangat sakit sekali, tidak sebanding dengan rasa sakit pada tubuhnya saat ini.
"Apa lo mengedit videonya?" Tanya Renan dengan lirih.
Cia menatap Renan.
"Untuk apa aku mengeditnya, Renan? Sebaiknya kamu merenungi semuanya. Jangan sampai kamu menyesalinya Renan" ucap Cia dengan berdiri dari jongkok nya dan langsung melangkah pergi menuju Aiden.
Aiden sedari tadi hanya diam memperhatikan, ia memberikan space untuk kekasihnya berbicara dengan Renan. Dan Aiden juga terkejut mendengar rekaman video yang dilihatkan kekasihnya kepada Renan, ternyata di sekolah miliknya ada oknum yang sangat menjijikan, ia akan bertindak tegas terhadap oknum yang seperti itu.
Saat Cia sudah berada di samping Aiden, Aiden pun tersenyum dan mengelus pipinya lembut.
"Sudah hmm?" Tanya Aiden dengan menatap Cia lekat.
Cia pun tersenyum dan menganggukan kepalanya.
"Sudah kak"
Kemudian Aiden melirik ke arah Renan dengan tatapan tajam dan dinginnya.
"Kau tidak akan ku bun*h malam ini. Jadi renungkan lah" ucap Aiden datar dan langsung melangkah pergi dengan menggandeng tangan Cia, meninggalkan Renan seorang diri.
Renan sungguh frustasi, ia tidak menyangka wanita yang paling ia cintai telah merusak kepercayaannya.
Karena cintanya Renan pada Renata membutakan semuanya. Hidupnya sekarang di ambang oleh kematian.
"hiks hiks hiks" Renan menangis, sungguh ia sangat rapuh saat ini.
"Kamu tega sekali, Renata"
"Aku kasih semuanya untukmu"
"Namun kamu merusak semuanya, Renata"
"KENAPA.... KENAPA.... AAAAAAAAAAH"
"hiks hiks hiks"
"Apa kurangnya aku untukmu, Renata" lirih Renan.
Bersambung
nanti akan menyusahkan
good job
athor teruskan berkarya