"Mulai sekarang, kamu adalah istri saya Feby Ayodhya Larasati. Apapun yang ada di dalam diri kamu, hanyalah milik saya!" Kalimat yang keluar dari mulut pria tampan di hadapannya ini membuat seluruh bulu kuduknya berdiri. Jantungnya berdebar kencang saat pria itu semakin menatapnya dengan tatapan intens.
.....
Feby Ayodhya Larasati gadis cantik dan periang yang duduk di bangku SMA.
Tak hanya parasnya yang cantik, dia juga memiliki prestasi yang sangat bagus di sekolah. Impian dalam hidupnya hanya satu, yaitu mendapatkan beasiswa kuliah di luar negeri.
Kehidupannya selama ini selalu berjalan lancar namun, tidak saat ia bertemu dengan pria bernama Arka William Megantara.
Pertemuan yang berawal dari mimpi, kini berubah menjadi nyata. Pertemuan yang berawal dari kesalahpahaman, kini berubah menjadi hubungan pernikahan.
.....
Arka William Megantara, seorang CEO muda yang memiliki paras tampan, tubuh tegap, tinggi, dan atletis. Dia adalah satu-satunya pewaris tunggal di perusahaan Mega
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Briany Feby, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10. Berusaha menahan diri
Jam menunjukkan pukul 10 malam namun acara masih belum selesai. Tiba-tiba saja Feby merasakan sesuatu yang aneh. Ia merasa hawa di sekitarnya berubah seketika. Seakan atmosfer bumi berubah menjadi sangat panas. Saking panasnya, ingin sekali rasanya ia melepaskan semua pakaiannya sekarang.
Keringat mengucur deras di dahi Feby. Gadis itu terus menyeka keringatnya dengan tisu.
Namun semakin ia berusaha, keringat di dahinya justru semakin mengucur deras. Tak hanya itu saja, tenggorokannya juga terasa begitu kering. Feby beberapa kali menenggak air mineral untuk menghilangkan dahaganya akan tetapi, dahaganya tidak sedikitpun hilang.
Feby bergerak dengan gusar seraya beberapa kali mengibaskan rambut panjangnya. Hal itu membuat Arka merasakan ada sesuatu yang aneh dengan gadis disampingnya. Kegelisahan yang dirasakan oleh Feby terlihat begitu jelas.
Beberapakali Arka bertanya kepada Feby apakah ia baik-baik saja.
Akan tetapi gadis itu terus saja mengatakan bahwa dirinya baik-baik saja. Namun Arka tau betul bahwa gadis itu tidak baik-baik saja. Pasti terjadi sesuatu yang membuat Feby bersikap begitu aneh.
Arka mengambil gelas berisi minuman yang diberikan oleh Clarisa barusan. Kedua gelas itu sudah kosong diminum oleh Feby.
Ia mencium gelas tersebut. Ekspresi wajah Arka langsung berubah seketika.
Gelas yang tadinya diberikan untuk Arka, memiliki aroma berbeda.
Arka terdiam beberapa saat seraya memperhatikan tingkah aneh Feby. Dari awal saat Clarisa tiba-tiba saja memberikannya minuman ia merasa ada sesuatu yang janggal. Dan benar saja, kejanggalan itu pun sekarang terjadi.
"Kita pulang sekarang, Feb"
Ucap Arka seraya menarik pergelangan tangan Feby.
Gadis itu menatap Arka dengan wajah memerah. "Kenapa pulang? A-aku nggak apa-apa Mas..." Jawab Feby dengan nada berbeda.
Arka tak menghiraukan itu. Ia langsung membawa Feby keluar dari hotel meskipun acara masih belum selesai. Saat hendak masuk ke dalam mobil, Feby tiba-tiba saja menghempaskan tangan Arka hingga membuat genggaman tangannya terlepas.
"Tunggu dulu...! aku mau nanya, apakah Mas Arka merasakan udara malam ini begitu panas?" Tanya Feby membuat Arka berhenti.
"Tidak" Jawab Arka.
"Kenapa aku merasa udara malam ini sangat panas ya? Panas sekali Mas... Oh ya aku juga mau nanya satu lagi! kenapa wajah Mas Arka sangat tampan? Seperti... Seperti seorang pangeran! Apakah Mas Arka titisan Arjuna? Ahhh panas sekali! Rasanya aku ingin sekali melepaskan dress ini!" Racau Feby tanpa sadar seraya memegang wajah Arka dengan kedua tangannya.
"Kendalikan diri kamu Feb"
Kata Arka pada Feby yang semakin kehilangan kesadarannya.
Namun Feby tidak menggubris itu. Ia semakin mendekat pada Arka. Kedua tangannya terus menangkup wajah tampan Arka. Feby semakin mendekat, mengikis jarak diantara mereka berdua. Hingga pada akhirnya...
Cup!
Feby berjinjit lalu mencium bibir Arka dengan tiba-tiba. Arka berusaha untuk melepaskannya akan tetapi, Feby justru semakin memeluk tubuhnya dengan erat.
"Mas Arka... Suamiku yang tampan..."
Gumam Feby seraya terus mencium bibir Arka.
Feby semakin kehilangan kendalinya. Gadis itu semakin menuntut Arka agar membalas ciumannya. Arka berusaha sekuat tenaga untuk mengendalikan dirinya sendiri.
Karena keadaan mereka sekarang ada di tempat umum. Sebelum semua orang melihat apa yang mereka lakukan, Arka segera menggendong tubuh Feby dengan gaya bride style dan membawa tubuh gadis itu masuk ke dalam mobil.
"Arghh... Shit!"
Arka mengerang saat Feby mencium lehernya. Arka juga seorang pria normal. Ia juga pasti bereaksi saat mendapat sentuhan dari Feby yang notabenenya adalah istrinya sendiri.
Hingga pada akhirnya, sekuat apapun Arka berusaha mengendalikan dirinya, benteng di dalam dirinya itu pun runtuh juga. Karena Feby yang terus mendesaknya.
Setelah membawa Feby ke dalam mobil, Arka langsung membalas ciuman Feby dengan lebih menuntut.
Jantung Arka berdegup dua kali lebih cepat. Aliran darah di tubuh pria tampan itu menjadi semakin deras. Sentuhan yang Feby berikan berhasil membangunkan kejantanannya.
Feby melepaskan jas yang Arka kenakan. Lalu jemarinya dengan lincah mulai melepaskan satu persatu kancing kemeja milik Arka. Dan Arka membiarkan Feby melakukan hal itu tanpa mencegahnya. Bahkan ia sendiri juga menikmati setiap sentuhan gadis kecil itu.
Feby langsung tersenyum puas saat ia berhasil melepaskan semua kancing di kemeja Arka. Wajah cantik Feby memerah saat tubuh atletis Arka terekspos begitu sempurna tepat di depannya.
"Mas Arka suka olahraga ya?" Tanya Feby seraya menyentuh abs di perut Arka.
"Hmm" Jawab Arka dengan deru napas yang naik turun akibat ulah gadis itu.
Arka menangkup wajah Feby dengan kedua tangannya. Ia menatap dalam-dalam wajah cantik Feby. Sepasang mata indah, hidung mancung, pipi cabi yang selalu bersemu merah saat gadis itu malu, dan... Bibir mungil berwarna merah ranum.
Arka menyentuh bibir Feby dengan ibu jarinya. Ia belum pernah menemukan keindahan yang begitu memabukkan dari gadis manapun selain Feby. Napas mereka saling beradu satu sama lain.
Arka semakin mengikis jarak diantara mereka berdua. Feby tampak memejamkan matanya seraya menunggu Arka kembali menciumnya.
"Arka! Papah sudah peringatkan kamu sebelumnya! Jangan melakukannya selama Feby masih sekolah! Kamu tau kan akibatnya nanti apa?!"
Arka langsung menghentikan aktivitasnya. Perkataan dari Papahnya tiba-tiba saja terngiang-ngiang di telinganya. Seperti sebuah air yang menyiram api. Perkataan dari Papahnya membuat gairah di dalam diri Arka langsung padam seketika.
Arka langsung tersadar bahwa apa yang ia lakukan salah. Hal itu bisa berdampak besar pada Feby bahkan menyakiti gadis itu.
Jika ia menuruti nafsunya, maka masa depan dan impian gadis itu akan hancur seketika. Ia tidak bisa memaafkan dirinya sendiri jika hal itu terjadi.
"Tidak Feb. Ini tidak benar"
Arka menjauhkan diri dari Feby lalu segera memakai kembali kemejanya.
"Tolong Mas... Aku merasa sangat kepanasan... Seluruh tubuhku terasa sangat panas..." Feby merintih seraya memohon kepada Arka.
"Saya tidak bisa melakukannya Feb"
Jawab Arka membuat wajah Feby langsung berubah menjadi sedih.
"Tidak Feb. Saya tidak akan bisa memaafkan diri saya sendiri jika melakukan itu kepada kamu"
"A-apa maksud Mas Arka?"
"Semua masa depan kamu, impian, dan cita-cita kamu pasti akan hancur"
"Lalu aku harus bagaimana Mas?
Aku merasa ada yang salah dengan diriku. Aku merasa sangat kepanasan..."
Arka tidak menghiraukan ucapan Feby. Ia berusaha sebisa mungkin untuk mengendalikan dirinya agar tidak melampaui batas. Meskipun sangat sulit karena Arka juga seorang pria normal.
Arka segera melajukan mobilnya untuk kembali ke rumah. Pria tampan itu berusaha memfokuskan perhatiannya ke depan dan menulikan semua inderanya.
Feby terus saja memohon kepada Arka. Gadis itu semakin gelisah. Begitu mereka sampai di rumah,
Arka langsung menggendong tubuh Feby masuk ke dalam kamar.
Ia membaringkan tubuh Feby di atas kasur, lalu segera melenggang keluar meninggalkan Feby sendirian di dalam kamar.
Feby terus saja memohon agar Arka tidak meninggalkannya sendirian namun pria itu tidak menghiraukannya.
Arka langsung keluar dari kamar Feby dan masuk ke dalam kamar tamu untuk menenangkan dirinya. Pria tampan itu langsung masuk ke dalam kamar mandi dan menanggalkan semua pakaiannya.
Ia lalu menyalakan shower dan berdiri di bawahnya. Membiarkan seluruh tubuhnya diguyur oleh air yang begitu dingin. Ia sengaja melakukannya untuk menghilangkan gejolak di dalam tubuhnya yang sebenarnya juga menginginkan Feby.
🕊️ 🕊️ 🕊️ 🕊️ 🕊️
Sedangkan di tempat lain tepatnya di kediaman Clarisa, gadis itu tengah menenggak minuman keras dengan emosi yang bergejolak di hatinya.
Jessy teman Clarisa, memperhatikan Clarisa dengan tatapan iba. Gadis itu menenggak minuman begitu banyak hingga membuatnya mabuk berat.
Jessy sudah berusaha untuk menghentikan Clarisa. Namun gadis itu tetap saja menenggak semua minuman itu sendiri. Hingga membuat keadaan Clarisa kini terlihat begitu kacau.
"Cukup Clarisa! kamu sudah minum terlalu banyak" Ucap Jessy lalu merebut paksa gelas di tangan Clarisa.
Hal itu membuat Clarisa langsung menatapnya dengan kesal.
"Berikan padaku Jessy! Aku ingin minum lagi!"
"Tidak! Kamu bisa membahayakan kesehatanmu sendiri jika seperti ini!"
"Aku tidak perduli dengan kesehatanku! Aku hanya menginginkan Arka! Arka William Megantara!"
Clarisa tiba-tiba saja merengek dan menangis layaknya anak kecil.
"Tadi aku berencana untuk membuat Arka menjadi milikku sepenuhnya, tapi Feby si gadis kecil itu mengacaukan semua rencanaku!
Dia mengambil minuman yang telah aku persiapkan untuk Arka. Aku sudah menambahkan obat per*ngs*ng di dalamnya.
Tapi justru gadis itu yang meminumnya! Sial!"
"Bukan itu saja! Kau tau Jessy, apakah bagian yang paling menyebalkan? Barusan aku melihat dia dan Arka berciuman di luar hotel!
Arka menciumnya dengan begitu mesra!
Lalu Arka langsung menggendong tubuh Feby dan membawanya masuk ke dalam mobil! Gadis sialan itu benar-benar menghancurkan rencanaku!"
Amarah Clarisa begitu membara hingga membuatnya melemparkan botol minuman di tangannya.
Pecahan kaca pun langsung berserakan dimana-mana.
"Tenangkan dirimu Clarisa! Jangan bertindak gegabah seperti itu!"
Jessy berusaha menenangkan Clarisa.
"Bagaimana aku bisa tenang Jessy?! Aku sudah lama menunggu waktu yang tepat untuk membuat Arka menjadi miliku!
Tapi malam ini, aku justru melihat pria yang aku cintai berciuman dengan gadis lain!"
Teriak Clarisa.
"Bukankah kamu mengatakan kalau kamu sudah berhasil mendapatkan nomor gadis itu? Kamu bisa memanfaatkannya! Kamu dekati gadis itu, lalu perlahan-lahan kamu bisa masuk ke dalam kehidupan Arka dan merebut Arka dari gadis itu"
Clarisa terpaku sejenak begitu ia mendengar perkataan dari Jessy.
"Ya, kamu benar Jessy. Itulah yang akan aku lakukan. Aku akan memanfaatkan gadis itu untuk bisa masuk ke dalam kehidupan Arka.
Lihat saja! Aku pasti akan merusak rumah tangga mereka! Aku pasti akan membuat Arka meninggalkan gadis itu! Karena hanya akulah yang pantas menjadi nyonya Megantara!"
______________________________________________
Waduh-waduh gimana kelanjutannya? Akankah Clarisa menghancurkan hubungan diantara Feby dan Arka?
.
Author punya salam cinta buat para pembaca ♥️
Apalagi pembaca yang berkenan memberi dukungan untuk ini ❤️
.
Sehat selalu yaa...
Love you all-!