NovelToon NovelToon
Calon Suami Pilihan Dari Suamiku

Calon Suami Pilihan Dari Suamiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Teen / Perjodohan / Berondong
Popularitas:600.1k
Nilai: 5
Nama Author: Chevia

Kisah seorang Janda Kaya masih muda yang di tinggal suaminya meningal karena Serangan Jantung bernama Moza Arisha Yasmeen, tapi sebelum suaminya meninggal memberi amanat supaya Ginjalnya untuk di donorkan kepada seorang mantan sopir setia keluarga besar suaminya. Moza terpaksa harus kuliah lagi demi menjalankan sebuah misi. Pertemuan Moza dan Arzan Adama Avi yang tak disengaja membuat Moza jatuh cinta untuk yang ke dua kalinya.

Perhatian dilarang keras plagiat karya orang lain, ini merupakan asli karya Chevia sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chevia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 10

Sesampainya di rumah Moza merebahkan tubuhnya ke kamarnya. Tiba-tiba dia membayangkan martabak dengan toping pisang dan meises yang lezat.

"Aiih, kok jadi ngiler gini ya" gumam Moza sambil menyeka ujung bibirnya. Kemudian mengambil ponselnya mengetik sebuah pesan kepada Arzan.

"Kalo loe ke sini tolong beliin gue martabak manis pake topping pisang plus meises yang banyak"

Arzan yang hampir sampai di rumah Moza memberhentikan motornya begitu mendengar ponselnya berbunyi. Setelah membaca isi pesan dari Moza dia segera putar balik menuju kang martabak.

20 menit kemudian Arzan sampai di rumah Moza dan mengetuk pintu. Mendengar suara ketukan pintu dari luar segera Moza beranjak dari duduknya membukakan pintu.

"Sorry pasti loe dah lama nunggu ya" ucap Arzan sambil menyodorkan kotak dus berisi martabak pesanan Moza.

Moza tersenyum girang sambil menerima kotak berisi martabak yang dibawakan Arzan. "Waaah baunya enak banget!" ucap Moza sambil mengendus-enduskan hidungnya ke arah kotak dus di tangannya. "Gue pikir, Loe masih sibuk anter costumer" canda Moza. "Sini masuk" oceh Moza sambil menyuruh Arzan masuk kedalam rumahnya.

"Itu, kita duduk di sini aja ya! kan kita cuma berdua, takutnya terjadi salah faham sama penilaian tetangga di sini" seru Arzan sambil duduk di kursi teras depan rumah Moza.

"Pfffffttt, di sini orangnya pada cuek ada kali malah yang masih pacaran tinggal serumah! Lagian gue percaya kok loe itu cowok baik-baik" seru Moza sambil menahan tawa.

"Justru karena itu, gue lebih baik di sini" jawab Arzan.

Moza memutar kedua bola matanya malas, kemudian meletakan martabak itu di meja. "Mau minum apa? adanya air putih sama kopi item" tawar Moza.

"Kopi aja deh, airnya yang panas banget ya" sahut Arzan sambil tersenyum ke arah Moza.

"Deeeegggh" Moza terpaku sepersekian detik melihat senyuman dari Arzan. Tapi sebisa mungkin Moza dengan segera mengacuhkan bayangan senyuman Arzan barusan, kemudian melangkah menuju dapur.

Sepuluh menit kemudian Moza datang meletakan secangkir kopi panas dan sanwich kemasan di letakan tepat dimeja menghadap Arzan. Sedangkan Moza hanya membawa segelas air putih untuk dirinya.

"Ini kopi sama sanwich buat loe, adanya cuma itu. Martabak ini buat gue semua" sambil membuka bungkusan martabak yang sedari tadi hampir saja membuat air liurnya menetes. Dengan cepat Moza mencomot martabak itu dan memakannya dengan lahap. Arzan yang melihat tingkah kekanakan Moza tersenyum. Bagaimana tidak melihat ekspresi makan Moza yang dengan lahap sampai mulutnya penuh juga nelepotan dengan meises.

"Pelan-pelan makannya, kayak buk ibuk lagi ngidam aja" seru Arzan dengan nada bercanda.

"Uhuuuk...uhuuuk" mendengar ucapan Arzan barusan reflek Moza tersedak. Dengan segera Arzan menyodorkan gelas berisi air kehadapan Moza.

"Dah gue bilangin juga, pelan-pelan!"

Moza meminum air sampai habis, kemudian menyeka mulutnya dengan tangan kanannya. "Abisnya gue gamau tu martabak diminta sama loe" tukas Moza sambil berdehem dehem.

"Apa iya ya kalau aku ini sedang ngidam pengin makan martabak" gumam Moza dalam hati.

Arzan mengacak rambut Moza dengan pelan "Ya engga laah! itu gue beliin special buat loe" seru Arzan.

Moza mematung sesaat, sejenak dia menikmati sentuhan hangat dari tangan Arzan. Sejak dia di tinggal Almarhum Suaminya, sudah tidak ada lagi yang membelai rambutnya.

"Kenapa?" tanya Arzan yang membuyarkan lamunan Mozaa sesaat.

"Ngga papa kok, yuk kita ke rumah Bu Puspa ngambil brosurnya" ucap Moza sambil beranjak dari tempat duduknya. Mereka berdua pun pergi menuju rumah Bu Puspa yang hanya selisih 3 rumah berjalan kaki. Dengan cepat Moza menulis pesan kepada Bu Puspa.

"Bu Puspa nanti tolong jangan lupa, panggil saya dengan nama saja ya"

5 menit kemudian mereka berdua sudah sampai di depan rumah Bu Puspa. Dengan segera Moza mengetuk pintu.

"Waah, sini masuk Mo" ucap Bu Puspa mempersilahkan mereka berdua masuk. Kemudian mereka berdua masuk dan duduk di ruang tamu.

"Kalian mau minum apa?" tanya Bu Puspa sambil duduk.

"Ngga usah repot-repot Bu, saya baru minum kopi di rumah Moza tadi" jawab Arzan. Kemudian menjulurkan tangannya, menyalami Bu Puspa. "Saya Arzan" ucap Arzan mengenalkan diri.

"Moza sudah sedikit bercerita tentang kamu, sebentar ya saya ambilkan dulu brosurnya" ucap Bu Puspa, kemudian berenjak pergi menuju kamarnya.

"Bismillah ya Arzan" seru Moza pelan.

"Iya itu pasti! dan semoga gue bisa menang" jawab Arzan bersemangat.

"Maafkan saya Nyonya, tadi saya lancang hanya menyebut nama Nyonya"

Moza membaca pesan teks yang dikirim Bu Puspa, dengan segera dia membalas pesan teks dari Bu Puspa.

"Jangan sungkan Bu Puspa, itu kan karena saya yang memintanya, terimakasih sudah melaksanakan rencana ini dengan baik"

Arzan kepo dengan siapa Moza ber kirim pesan.

"Dari siapa?" tanya Arzan penasaran.

"Eh, ini dari Luna" jawab Moza gugup.

"Ekheeemmm" Bu Puspa berdehem sambil berjalan menuju kursi, kemudian duduk.

"Ini brosurnya" ucap Bu Puspa sambil menyodorkan selembar kertas. "Kali ini special, hanya kontestan terpilih yang sebelumnya pernah mengikuti kompetisi ini. Dan kamu beruntung, harusnya brosur ini buat Moza" ucap Bu Puspa dengan perfect berakting dihadapan Arzan. Moza mengedipkan sebelah mata kirinya.

"Waah terimakasih Bu Puspa, Mo.. gue ga tau harus bilang apa sama kamu" seru Arzan sambil memegang kedua tangan Moza. Moza mematung karena kedua tanggannya di genggam dengan kedua tangan Arzan.

Bu Puspa yang menyadarinya segera berdehem ria.

"Ekheeeeeem"

"Iya, itu anggap saja karena gara-gara gue kan laptop lue rusak, dan tinggal loe berjuang semoga menjadi pemenang" sahut Moza sambil melepaskan genggaman tangan Arzan. "Kalau begitu kita berdua pamit dulu ya Bu Puspa" ucap Moza kemudian berenjak dari duduknya, begitu juga dengan Arzan.

Di depan pintu rumah Bu Puspa

"Sekali lagi terimakasih Bu Puspa, saya pamit dulu" ucap Arzan sambil menyalami Bu Puspa.

"Semoga kamu yang menang ya Nak Arzan" sahut Bu Puspa.

Mereka berdua berjalan menuju rumah Moza.

"Nyonya Moza, saya merasakan kalau Arzan adalah pria baik, terlihat tegas dan juga dewasa meskipun usianya lebih muda dengan anda" ucap Bu Puspa sambil menutup pintu rumahnya.

Setibanya di rumah Moza, mereka berdua duduk di teras rumah.

"Sementara kamu pakai laptop punya gue dulu, tenang aja di situ ga ada rahasianya kok" ucap Moza sambil berlalu berenjak pergi menuju kamarnya. "Gue ambil dulu ya" lanjut Moza kemudian masuk kedalam rumah.

"Tapi nanti kalo loe butuh gimana?" sahut Arzan. Moza terhenti berjalan.

"Kan cuma seminggu, toh gue kan blom banyak tugas" jawab Moza kembali berjalan menuju kamarnya.

"Thanks ya, Mo." seru Arzan sambil tersenyum.

"Ini, loe pake aja." sambil menyodorkan Laptop miliknya. "Gue yakin loe pasti menang Zan! semangat ya!"

"Makasih banget ya, Mo. Loe temen cewek gue pertama dan gue bakalan bantu loe kalo loe butuh bantuan gue, sebisa mungkin gue bakal usahain" seru Arzan sambil menepuk pundak Moza.

Moza jadi salah tingkah dan gugup.

"Vrooooom..." suara mobil yang dibawa Luna yang berhenti parkir di depan teras. Luna turun dengan mimik wajah yang terlihat begitu kelelahan. Kemudian menyadari keberadaan Arzan langsung beracting menghampiri Moza.

"Huhuhu... Ka Moza hari ini capek banget aku tuuu!!" oceh Luna sambil duduk di sebelah Luna.

"Kenapa loe, baru pulang lesu amat si, Lun?!" tanya Moza.

"Pasti karena costumer banyak maunya ya, Lun." tebak Arzan, nyatanya tebakannya salah. Luna capek gara-gara harus menemui satu persatu teman masa sekolah SMAnya hingga ke bandung. Ya, barusan Luna baru kembali dari Bandung.

"Tau aja kamu Zan! gini deh nasib jadi taxsol" sahut Luna asal.

"Sabar, kalo ngga sabar nanti malah dapet rate bintang 1 malah repot" ledek Moza sambil terkekeh pelan.

"Huaaaaa, Luna laper nih!" seru Luna sambil memegangi perutnya. "Waah apa ni, asiik ada martabak" oceh Luna sambil menjulurkan tangannya hendak mencomot martabak di atas meja.

"Ngga boleh! ini semua punya gue!" seru Moza sambil menepis tangan Luna.

"Yaaah Kak Moza, Luna laper tau Ka! yodah ini aja deh mayan ada sanwich" sambil menyomot sanwich, membuka plastik bunggkusnya dan melahaphya.

"Dari tadi gue juga ga boleh minta, Lun!" sahut Arzan. "Udah kaya lagi gidam aja" lanjut Arzan sambil terkekeh.

"Uhuuuukk" Luna tersedak mendengar ucapan Arzan barusan. Buru-buru Luna lari menuju dapur mengambil segelas air.

"Kalian kenapa si? pas gue bilang ngidam langsung keselek gitu" tanya Arzan heran.

Dengan cepat Moza menjawab "Yaa loe juga kenapa harus bilang ngidam segala!"

"Hehe" Arzan tertawa sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Dah malem nih, Mo. Gue pamit dulu ya. Laptopnya gue pinjem dulu, nanti kalo gue menang kalian ber tiga gue traktir makan, Aamiin" ucap Arzan sambil memasukan laptop milik Moza ke dalam ranselnya.

"Aamiin" jawab Luna sambil tersenyum.

"Lun gue pulang dulu!" seru Arzan di depan pintu, kemudian pamit.

Moza segera masuk ke dalam rumah, kemudian Luna menghampirinya.

"Nyonya, apa Arzan tau kalau anda sedang hamil?" tanya Luna penasaran.

"Tidak, Luna. Tadi dia asal ngomong aja kok. Tadi sebelum dia ke sini saya tiba-tiba aja pengin banget makan martabak. Dia baik ya, Lun" ucap Moza lirih.

"Iya Nyonya, dia sopan juga tau akan kondisi. Masih mengutamakan adab dalam bertamu. Jaman sekarang cocok asal ngloyor masuk aja kerumah cewek, kalo Arzan udah di suruh masuk juga dia lebih memilih duduk di teras" jawab Luna, karena sejak awal Luna sudah memperhatikan gerak gerik Arzan.

"Btw, dari mana aja si kamu?!"

"Eeh itu Nyonya saya habis dari bandung nemuin temen saya"

"Ya sudah sekarang mandi gih! bau asem kamu, Lun!!" seru Moza sambil berenjak dari duduknya menuju kamarnya.

"Aaasiyaaaaap Nyonya, emang udah lengket banget nih badan" sahut Luna kemudian menuju kamarnya.

.

.

.

.

.

.

Curhat dikit nih... yang baca udah mayan banyak, tapi like sama komentnya blom ada. Kalo boleh tau coment ya, kalian dari daerah mana aja 😊

1
Ahmad Aldi
up
Glastor Roy
mana tor
Glastor Roy
mana tor katay Uda janji update lagi hari sabtu
Glastor Roy
Napa nggak ufdate 2 lagi tor
Glastor Roy
kapan update ya dong tor
Abby Lie
Hallo Kakak Readers salam kenal dari 👋 I NEVER SAY GOODBYE ❤️🙏🏻
Glastor Roy
up next dong min
Glastor Roy
lanjut tor
Glastor Roy
update
Glastor Roy
jangan lqma lanjut ya tor
Glastor Roy
update dong tor
Glastor Roy
lanjut dong tor
Ahmad Aldi
up la woy
Ahmad Aldi
lambat up
Ahmad Aldi
lanjut dong tor
Sulis Tyowati
author ini cerita masih lanjut nggak sih thor di tunggu"kok nggak up"juga ya thor😞
UmyMinatoen Soethisna
sukaaa cerita y thorr
Ahmad Aldi
lanjut la
Galuh Ajeng Candra Kirana
lanjut thor
Aminah
Lanjut....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!