Curious Of Love

"Aku ingin belajar bahasa Italia," kata Meredith. "Tapi mereka tidak menawarkannya di sini. Saya ingin pergi ke Col Ege di Roma tahun depan. Atau mungkin London. Saya bisa mempelajarinya juga. "

"Tentunya Roma adalah tempat yang lebih baik untuk belajar bahasa Italia?" Saya bertanya.

"Ya, baik." Dia mencuri sekilas di St. Clair. "Aku selalu menyukai London."

Miskin mer. Dia menjadi buruk.

"Apa yang ingin kamu lakukan?" Saya bertanya kepadanya. "Kemana kamu pergi?"

St. Clair mengangkat bahu. Ini lambat dan ful -bodied, mengejutkan Prancis. Mengangkat bahu yang sama pelayan di restoran tadi malam memberi saya ketika saya bertanya apakah mereka menyajikan pizza. "Tidak tahu. Itu tergantung, meskipun saya ingin belajar sejarah. " Dia bersandar ke depan, seperti dia akan berbagi rahasia nakal. "Saya selalu ingin menjadi salah satu dari para blok yang mereka wawancarai di BBC atau PBS spesial. Anda tahu, dengan alis gila dan patch siku suede."

Sama seperti saya! . "Saya ingin berada di saluran film klasik dan mendiskusikan Hitchcock dan Capra dengan Robert Osborne. Dia menjadi tuan rumah sebagian besar program mereka. Maksudku, aku tahu dia pria tua, tapi dia begitu ketakutan. Dia tahu segalanya tentang film. "

"Kamu nyata?" Dia terdengar benar-benar tertarik.

"St. Kepala Clair selalu dalam buku sejarah ukuran kamus, "interupsi Meredith. "Sulit untuk mengeluarkannya dari kamarnya."

"Itu karena El Ie selalu ada di sana," kata Rashmi dengan mudah.

"Kamu satu untuk bicara." Dia menunjuk ke arah Josh. "Belum lagi. . . Henri. "

"Henri!" Meredith berkata, dan dia dan St. Clair tertawa.

"Satu sore yang meresahkan, dan kamu tidak akan membiarkanku melupakannya." Rashmi melirik Josh, yang menusuk pasta-nya.

"Siapa Henri?" Saya tersandung pengucapan. En-Ree.

"Pemandu wisata ini dalam perjalanan lapangan ke tahun SIPHOMORE ESAIL," kata St. Clair. "Bugger kecil kurus, tetapi Rashmi membuang kami di lingkaran cermin dan melemparkan dirinya sendiri-"

"Aku tidak!"

Meredith menggelengkan kepalanya. "Mereka meraba-raba, seperti, sepanjang sore. Tampilan publik. "

"Seluruh sekolah menunggu di bus selama dua jam, karena dia lupa jam berapa kami seharusnya bertemu kembali," katanya.

"Itu bukan dua jam-"

Meredith berlanjut. "Professen Final Y melacaknya di belakang beberapa semak di kebun formal, dan dia memiliki tanda gigi di lehernya."

"Tanda Gigi!" St. Clair mendengus.

Asap rashmi. "Diam, bahasa Inggris."

"Ya?"

"Lidah bahasa Inggris," katanya. "Itulah yang kita semua cal edmu setelah tampilanmu dan El Ie Your yang menakjubkan di Street Fair musim semi lalu." St. Clair mencoba memprotes, tetapi dia tertawa terlalu keras. Meredith dan Rashmi terus menusukkan bolak-balik, tetapi. . . Saya tersesat lagi. Saya bertanya-tanya apakah Matt adalah pencium yang lebih baik sekarang karena dia memiliki seseorang yang lebih berpengalaman untuk berlatih. Dia mungkin pencium yang buruk karena aku.

Oh, tidak.

Saya pencium yang buruk. Saya harus.

Suatu hari nanti akan diberikan patung berbentuk seperti sepasang bibir, dan itu akan terukir dengan kata-kata pencium terburuk di dunia. Dan Matt akan memberikan pidato tentang bagaimana dia hanya berkencan denganku karena dia putus asa, tapi aku tidak keluar, jadi aku buang-buang waktu karena Cherrie Mil Iken menyukainya selama ini dan dia total Y mengeluarkannya. Semua orang tahu itu.

Ya Tuhan. Apakah Toph berpikir saya pencium yang buruk?

Itu hanya terjadi sekali. Malam terakhir saya di bioskop adalah malam terakhir sebelum saya pergi ke Prancis. Itu lambat, dan kami sendirian di lobi untuk sebagian besar malam. Mungkin karena itu adalah shift terakhir saya, mungkin karena kami tidak akan bertemu lagi selama empat bulan, mungkin karena rasanya seperti kesempatan terakhir - apa pun alasannya, kami sembrono. Kami berani. Godaan meningkat sepanjang malam, dan pada saat kami diberitahu untuk pulang, kami tidak bisa pergi. Kami baru saja disimpan. . . Menggambar pembicaraan.

Dan kemudian, final Y, dia bilang dia akan merindukanku.

Dan kemudian, final Y, dia menciumku di bawah tenda yang ramai.

Dan kemudian saya pergi.

"Anna? Apakah kamu baik-baik saja? " Seseorang bertanya.

Seluruh meja menatapku.

Jangan menangis. Jangan menangis. Jangan menangis. "Um. Di mana kamar mandinya?" Kamar mandi adalah alasan favorit saya untuk situasi apa pun. Tidak ada yang pernah bertanya lebih lanjut setelah Anda menyebutkannya.

"Toiletnya turun." St. Clair tampak khawatir tetapi tidak berani bertanya. Dia mungkin takut akan berbicara tentang Tampon Absorbening atau menyebut P-Word yang ditakuti.

Saya menghabiskan sisa makan siang dalam stal. Saya sangat merindukan rumah sehingga fisiknya sakit. Kepalaku berdenyut, perutku mual, dan itu semua sangat tidak adil. Saya tidak pernah meminta untuk dikirim ke sini. Saya memiliki teman-teman saya sendiri dan lelucon saya sendiri dan ciuman curian saya sendiri. Saya berharap orang tua saya menawari saya pilihan: "Apakah Anda ingin menghabiskan tahun senior Anda di Atlanta atau Paris?"

Siapa yang tahu? Mungkin saya akan memilih Paris.

Apa yang orang tua saya tidak pernah dipertimbangkan adalah saya hanya ingin pilihan.