Yosa sanjaya, dia selalu pergi tanpa memberitahukan elena, yosa senang keluar rumah dan bersenang-senang dengan teman-temannya .walaupun dia baru saja pulang dari kantor.
Elena merasa dirinya adalah wanita yang sangat menyedihkan, Laki-laki yang menikahinya tidak sama sekali mencintainya. elena tahu mereka tidak menikah karena didasari oleh cinta tapi keinginan orangtua mereka.
Dringg.
"Ada apa kau menelpon, aku sibuk jangan menggangguku.
Belum sempat elena berbicara, yosa sudah menutup telponnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lisa Sardin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertemuan Keluarga
Elena masuk kedalam kamarnya membanting pintu, menjatuhkan dirinya ketempat tidur, tangisnya pun pecah.
Elena tahu ayahnya tidak main-main jika dia sudah menyampaikan sesuatu hal kepadanya. Walaupun elena harus berkata tidak. ayahnya akan tetap melakukan apa yang dia inginkan tanpa memikirkan perasaan putrinya.
Elena terdiam terpaku memandang dirinya didepan kaca yang ada didepannya. Air matanya pun turun, tanpa dia sadari.
Kenapa tidak, mamanya juga sudah menyetujui keputusan ayahnya. itu membuatnya sangat frustrasi.
Hari ini, Tuan sanjaya akan mengunjungi kediaman pak santoso, untuk membicarakan masalah pernikahan. tidak ada kata tunangan, mereka memilih langsung menikahkan keduanya.
Merekapun membicarakan mulai dari tanggal, tema dan gaun yang akan dipakai oleh keduanya serta pakaian untuk keluarga besar maupun itu, keluarga elena atau keluarga tuan sanjaya. Sepertinya mereka sangat menikmati pertemuan mereka siang ini.
Elena hanya duduk, menatap ayahnya dengan tuan sanjaya tertawa. sekali kali dia melirik mamanya yang juga ikut tersenyum melihat tingkah kedua orang ini.
Tertawahlah, diatas penderitaan ku ayah. kau adalah ayah terjahat dimuka bumi ini.
Setelah beberapa lama, tuan sanjaya pun berpamitan pulang. lalu melirik ke elena dan berkata.
"Kau memang gadis yang sangat cantik, seperti yang istriku bilang kepadaku. sambil tersenyum, dia juga mengelus kepala elena.
Tanpa harus menunggu elena, berbicara.
Dia hanya beranjak untuk menuju pintu keluar. Ayah elena yang ikut mengantarkan tuan sanjaya untuk menuju kedepan dan menunggu tuan sanjaya masuk kemobilnya.
Elena bingung, kenapa tuan sanjaya mengatakan itu kepadanya.
Istrinya, sambil berfikir aku tidak mengenal istrinya atau mengenal dirinya, dan tidak akan ingin tahu tentang putranya sekaligus. gumamnya dengan kesal.
Ayah elena, masuk setelah mengantar tuan sanjaya. melihat elena yang masih terpaku ditempatnya.
"Kau kenapa, dari tadi wajahmu selalu kesal bahkan melihat tuan sanjaya, kau tidak suka dengan tuan sanjaya. kata ayah elena.
Iyaaa. aku tidak menyukainya, bahkan juga tidak menyukaimu ayah. kau tidak pernah mengerti kemauanku, kau selalu bertindak tanpa mempedulikan perasaanku.
Elena hanya menatap dengan wajah kesal, lalu meninggalkan ayahnya tanpa menjawab pertanyaan ayahnya.
"Lihatlah, betapa kurang ajarnya dia kepadaku. aku ini ayahnya, aku hanya melakukan demi kebaikannya.
"Sudahlah, dia belum tahu alasanmu. kenapa kamu menjodohkannya. jika dia sudah tahu dia akan mengerti. kata mama elena menenangkan kekesalan suaminya.
Dikamar. elena hanya menangis, dia tidak tahu harus berbicara dengan siapa, jessika tidak mungkin, jessika pasti sangat sibuk dia pasti tidak punya waktu lama.
"Elena, kau tidak apa-apakan ? sambil mengetuk pintu putrinya.
Elena tidak menjawab, dia tahu mamanya juga sangat menyetujui keputusan ayahnya.
"Maafkan ayahmu elena, maafkan mama juga yang tidak bisa berbuat apa-apa untukmu. tapi ayahmu melakukan ini demi kebaikanmu.
Elenapun tidak mempedulikan mamanya yang berbicara dibalik pintu itu, yang hanya difikirannya elena mereka jahat.
Elena tidak lagi mendengarkan mamanya yang berbicara atau mengetuk pintu kamarnya.
Pertemuan tadi, menyatakan mereka akan langsung dinikahkan. lalu dipertemukan hanya diacara. karena semua persiapan hanya orang tua elena, dan tuan sanjaya yang mengaturnya. tanpa harus melibatkan putra dan putrinya, mereka hanya ingin melihat keduanya duduk dipelaminan tanpa harus lelah. jadi merekalah yang turun tangan.
Elena menjalani hari-harinya dengan biasa, menghilangkan sejenak masalah yang ada dirumahnya. elena tidak ingin masalah dirumahnya, terbawah-bawah kekampus. makanya elena berpura-pura tidak terjadi apa- apa dengan dirinya, elena juga tidak ingin teman-temannya tahu tentang perjodohannya.
Dirumah. elena hanya mendengarkan mama dan ayahnya berbicara, mengurus semua kebutuhan pernikahannya dengan putra tuan sanjaya.
Sesekali tuan sanjaya, menelpon. memberitahukan pak santoso bahwa tempat yang mereka tentukan untuk acara pernikahan nanti sudah mau jadi, itu berarti pernikahan akan segera dimulai.
Elena hanya membiarkan orang tuanya, melakukan apa yang mereka inginkan. Walaupun elena tidak suka dengan pernikahan ini, elena tidak bisa berbuat apa-apa, bagi ayahnya dia tidak perlu mengatakan iya atau tidak, karena ayahnya tidak sama sekali membutuhkan jawaban elena.
Hee bagaimana mereka menyuruhku menikah, lalu tidak mempertemukan ku dengan laki-laki itu. Akukan yang akan nanti menjalaninya bukan mereka seharusnya mereka juga harus memberiku sedikit ruang untuk bicara tapi ini tidak. hanya merekalah yang harus bicara tanpa mendengarkanku sama sekali.
Sambil memaki-maki cermin yang ada didepannya, dengan nada berteriak.
Malam semakin larut, elenapun tertidur dengan air mata yang masih ada dipipinya, tadi elena menangis tanpa henti, memikirkan bahwa pernikahannya sudah dekat.
Dan elena tahu, setelah menikah dia akan menjalani hidupnya dengan sangat menyedihkan, menikahi laki-laki yang tidak dia cintai sama sekali.
salam dari "Ketemu Jodoh Siswa Ibu Kos".
"Hubungan Jarak Jauh"
jika berkenan mampir ya.... ditunggu