NovelToon NovelToon
CINTA DI UJUNG PERPISAHAN

CINTA DI UJUNG PERPISAHAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Perjodohan / Konflik etika / Cinta Murni
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: ratu_halu

Alaric Sagara, tiba tiba hidup nya berubah setelah istri yang di cintainya pergi untuk selama lamanya karena malahirkan bayi mereka ke dunia.
Kepergian sang istri menyisakan trauma mendalam di diri Aric, pria yang semula hangat telah berubah menjadi dingin melebihi dingin nya salju di kutub utara..

Faza Aqila, sepupu mendiang sang istri sekaligus teman semasa kuliah Aric dulu kini statusnya berubah menjadi istri Aric setelah 3tahun pria itu menduda. Faza telah diam diam menaruh cinta pada Aric sejak mereka masih sama sama duduk di bangku kuliah.

Bagaimana kehidupan pernikahan mereka dan akankah Faza mampu membuka hati Aric kembali...

Happy Reading 💜
Enjoy ✨

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ratu_halu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ep 7

"Alena.." Panggil Aric pada gadis kecilnya yang sedang berkebun bersama Papa Surya..

Alena menoleh sejenak, lalu kembali sibuk dengan kegiatannya. Alena sama sekali tak gembira saat Aric datang..

Aric menarik nafas panjang, lalu berkata dalam hati.. "Tenang ric, sabar.. Alena memang keras sama seperti mu. Kau harus membujuknya pelan pelan.."

Papa Surya yang ada di dekat Alena justru yang menyambut kedatangan Aric, karena bagaimana pun Aric tetaplah putra nya..

"Alena, itu papa.."

"Iya, opa. Alena tau itu papa. Tapi Alena masih ngambek.."

"Alena sayang, jangan ngambek terlalu lama. Itu nggak baik.."

Alena memajukan bibirnya, "Tapi kan papa yang salah, opa. Papa belum minta maaf sama Tante Faza.."

Papa Surya memandang Aric, lalu beranjak bangun untuk menghampiri putra nya tersebut..

"Sepertinya sebelum kamu membujuk Alena, kamu harus menemui Faza dulu. Karena Faza adalah pawang Alena."

"Apa maksud nya ? Aric nggak ngerti.."

"Ck! Tanyakan saja sama Alena, papa nggak boleh ngobrol lama lama sama kamu. Mama sudah memperingatkan!" Papa surya langsung masuk ke dalam rumah..

"Astaga, mama.. Bener bener si mama, punya anak cuma satu masih aja di zolimi.."

Setelah papa Surya masuk, Aric pun menghampiri Alena, Aric berjongkok di samping Alena..

"Selamat pagi, anak papa yang cantik.." Kata Aric dengan nada lembut

Alena masih sibuk menggali tanah, di samping kiri nya berjejer tanaman bunga yang sepertinya siap untuk di pindahkan..

"Alena, papa bawain mainan, banyak banget nih, lihat.." Aric menyodorkan dua paper bag langsung ke hadapan Alena,

Perjuangan Aric membeli mainan itu juga tidak mudah, Toko itu buka jam 9 sedangkan Aric datang di jam 8. Untungnya Aric memiliki kontak pemilik toko itu karena sejak Alena lahir Aric sudah menjadi pelanggan Loyal di sana...

"Sayang, ini lihat dulu.. Papa belikan kamu barbie yang kamu pengen banget.. Maaf papa baru sempat belikan.." Ucap Aric tulus, memang sebelumnya Alena selalu minta di belikan mainan itu, namun Aric belum punya waktu untuk membelinya..

"Alena nggak mau mainan itu. Alena udah nggak suka." Balas Alena tapi sambil melihat ke arah barbie yang dipegang Aric..

"Loh, kenapa ? Bukan nya Alena mau mainan ini, hum ?! Coba ini kamu pegang dulu, kasihan kan barbie nya, masa sudah di beli Alena malah nggak mau.." Aric terus mencoba untuk membujuk Alena..

Bug!

Alena menyingkirkan Boneka Barbie itu dengan kasar hingga jatuh ke tanah dan membuat Aric kaget..

Gadis kecil itu berdiri, "Alena nggak mau mainan. Alena mau Papa sama tante Faza baikan dan kita tinggal bareng lagi!"

Alena pergi sambil menghentakkan kaki nya pertanda gadis kecil itu sangat marah..

Aric tertunduk lesu. Tak ada cara lain. Hanya Faza yang bisa menaklukan hati Alena. Kenapa selama ini Aric tak sadar bahwa Faza hampir 24jam bersama Alena. Sementara Aric yang menurut dia, dia adalah orang tua kandung nya justru tak pernah ada waktu untuk Alena. Waktu nya selalu dia habiskan di kantor hingga tanpa sadar Alena pun sudah bukan anak kecil yang bisa di bujuk dengan mainan..

Sementara itu di kamar Aric, Faza masih berbaring di kasur dengan selimut yang hampir menutup seluruh tubuhnya. Semalaman Faza tidak bisa memejamkan mata. Meskipun setahun menikah tak pernah tidur bersama, tapi kebiasaan Faza sebelum tidur adalah memandangi wajah Aric yang sudah terlelap di sofa. Sekarang kebiasaan itu jadi menyusahkan. Faza jadi sulit tidur jika belum memandangi wajah lelaki itu..

Saat Faza masih hanyut dalam lamunan, tiba tiba terdengar pintu kamar seperti ada yang membuka dari luar, reflek Faza melihat ke arah pintu, penasaran siapa yang membuka pintu tanpa mengetuk dulu..

Mata Faza membulat sempurna saat di hadapannya tengah berdiri sosok yang dia rindukan semalaman..

"Mas Aric.." ucap Faza dalam hati..

"Kenapa pintu nya tidak di kunci, bagaimana kalau ada orang lain yang tiba tiba masuk ?" Suara Aric mengembalikan kesadaran Faza..

Faza pun bangun duduk memeluk lutut dengan selimut yang masih menutupi tubuh nya..

"Orang lain ? Maksudnya Mas Aric ?"

"Ya tentu saja bukan. Lagi pula ini kan kamar ku.." Jawab Aric salah tingkah..

Faza tak menjawab lagi, Aric memang tak mau kalah, jadi untuk apa perdebatan ini di lanjutkan, hanya buang buang waktu..

"Aku ingin bicara.." Kata Aric

"Bicara saja. Ada apa ?" jawab Faza yang sekuat tenaga mengatur hatinya agar tak lagi goyah..

"Tolong bujuk Alena, dia sepertinya marah.."

"Baiklah." jawab

"Hah ? Cepat sekali dia menjawab. Astaga, Harus bicara apa lagi aku sekarang.." batin Aric

Aric mencoba mencari topik yang lain, tapi tak ketemu, buntu. Sekarang suasana malah jadi canggung. Faza maupun Aric sama sama diam membisu..

Faza turun dari kasur, lalu berjalan ke arah pintu kamar..

"Kamu mau kemana ?" tanya Aric

"Mau keluar, tidak baik kita berada di kamar yang sama.." Jawab Faza tanpa menoleh ke belakang

"Maksudnya ?"

Faza melepas cincin kawin nya, lalu berbalik menatap Aric..

"Ini, aku kembalikan. Maaf kemarin aku lupa melepasnya.." Faza berusaha sekuat tenaga untuk tidak menangis..

Tanpa di duga, Aric justru menarik tangan Faza hingga tubuh Faza terjerembab ke dada bidang Aric..

Jelas Faza terkejut, karena ini kontak fisik pertama mereka..

Aric merebut cincin di telapak tangan Faza dan sedetik kemudian cincin itu sudah kembali terpasang di jari manis Faza.

"Jangan pernah berani melepas nya lagi atau aku akan menghukum mu!!" bisik Aric di samping telinga Faza..

Faza mematung tak berkutik, entah kenapa tubuhnya seperti kaku tak bisa di gerakkan..

Tangan Aric terulur menangkup sebelah pipi Faza yang kemarin kena tamparan nya,

"Maaf soal ini, aku khilaf.. Aku sangat emosi karena mendengar Alena terluka.." Ucap Aric dengan nada lembut sambil mengusap-usap pipi Faza menggunakan ibu jari nya..

Cupp!

Aric mencium pipi Faza, membuat kedua bola mata Faza hampir lompat keluar..

Dan dalam hitungan detik, Faza yang sudah sadar langsung mendorong tubuh Aric..

Di depan Aric, Faza langsung mengusap pipi nya yang tadi di cium Aric..

"Mas Aric, apa maksudnya ini ? Tolong jangan menambah masalah baru. Jangan jadikan aku pelarian. Sudah cukup setahun ini aku bersabar.." Alena hampir menangis, air matanya sudah menggenang..

"Faza, ayo kita mulai semuanya dari awal lagi. Kita bisa perbaiki pernikahan ini." Aric maju selangkah lagi ke depan Faza..

Faza menggeleng, "Maaf, Mas. Sudah terlambat. Aku sudah siap untuk berpisah.." Kata Faza dan setelah mengucapkan kalimat itu air matanya pun luruh..

"Jika Alasan mas hanya karena Alena, Mas tenang saja, aku tau diri. Aku tidak akan membawa Alena bersama ku.."

Aric tak sanggup lagi mendengar kata perpisahan, dia langsung menarik Faza dan memeluknya erat.

Semua yang Aric lakukan hari ini sungguh di luar kendali nya. Sepertinya Aric memang sudah mencintai Faza, hanya saja dia masih menolak untuk menerima kenyataan bahwa Faza sudah menggantikan Selena di hatinya..

Faza berontak, mencoba melepaskan diri, namun semakin mencoba lepas justru Aric semakin erat memeluknya..

Hiks..Hiks..Hiks..

Faza menangis sambil terus memukul-mukul dada bidang Aric..

"Lepaskan, Mas.. Aku mohon.. Aku ingin kita menjadi asing lagi seperti kemarin, seperti setahun yang lalu, hiks..hiks.."

Entah kenapa mendengar Faza menangis dan bicara seperti itu Aric merasa hatinya hancur, terkoyak koyak tanpa bisa di selamatkan lagi..

Meski begitu, Aric tak berniat melepaskan pelukan nya. Dia terus memeluk Faza sampai tangisan dan penolakan Faza berhenti..

Aric mengusap rambut panjang Faza dengan lembut. Aric baru menyadari, ternyata Aroma rambut serta tubuh Faza sungguh sangat menenangkannya. Belum apa apa Aric sudah merasa candu..

Perlahan ketika Faza tenang, Aric mulai merenggangkan pelukan nya..

Di hapusnya jejak air mata di wajah mungil Faza, perlahan Aric mendekatkan bibirnya ke kening Faza..

Cupp!

Aric mencium kening Faza, dalam dan lama..

Debaran di jantung Aric dan Faza saling bersahut-sahutan. Jika saja terdengar keluar, mungkin mereka akan sangat malu..

"Aku akan datang kesini setiap hari sampai kamu mau pulang bersama ku! Jadi jangan coba coba kabur seperti di Novel-novel yang kamu baca.. Aku nggak mau ada drama kamu pergi dari rumah.."

"Yasudah, Aku pulang dulu. Ingat, jangan kabur!" Aric menjawil hidung mungil Faza kemudian pergi dari kamar itu tanpa menunggu jawaban Faza..

"Darimana dia tahu aku suka baca Novel ?!" tanya Faza dalam hati

1
Lisa
Puji Tuhan Faza ditemukan Aric..
Lisa
Aku mampir Kak
Lisa: Suka Kak 😊
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!