NovelToon NovelToon
Dikutuk Jadi Tampan

Dikutuk Jadi Tampan

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Dikelilingi wanita cantik / Obsesi / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Harem
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: HegunP

Hidup Edo menderita dan penuh hinaan setiap hari hanya gara-gara wajahnya tidak tampan. Bahkan ibu dan adiknya tidak mau mengakuinya sebagai bagian dari keluarga.

Dengan hati sedih, Edo memutuskan pergi merantau ke ibu kota untuk mencari kehidupan baru. Tapi siapa sangka, dia malah bertemu orang asing yang membuat wajahnya berubah menjadi sangat tampan dalam sekejap.

Kabar buruknya, wajah tampan itu membuat umur Edo hanya menjadi 7 tahun saja. Setelah itu, Edo akan mati menjadi debu.

Bagaimana cara Edo menghabiskan sisah hidupnya yang cuma 7 tahun saja dengan wajah baru yang mampu membuat banyak wanita jatuh cinta?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HegunP, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23 Sensasi

Bola mata Edo semakin membulat tatkala pusaka miliknya merasa sudah menyentuh milik Miya.

“Miya, asal kau tahu aku udah punya cewek yang aku suka. Aku ingin hidup sama dia, bukan sama kamu!” seru Edo, menjelaskan yang sejujurnya.

Mendengar itu, raut wajah Miya justru nampak makin serius. “Jadi itu alasan Kakak gak mau jadi pacarku. Oke … kalau gitu aku jadi makin semangat untuk mendapatkan Kaka!”

“Miya tolong jangan … Arggh!”

Miya akhirnya perlahan menurunkan pinggulnya, membuat milik Edo masuk ke tubuhnya.

“Hmm … Argh!” Miya ikut mengerang kenikmatan. Merasakan sensasi menancap yang luar biasa di bawah sana.

Edo dibuat berjengit beberapa kali dengan mulut menganga. Keadaan tambah heboh saat Miya mulai sibuk menggoyangkan pinggulnya. Terasa seperti ledakan-ledakan nikmat beruntun menghantam jiwa Edo yang masih suci.

Tapi anehnya, semakin lama merasakan perbuatan Miya, bahasa tubuh Edo justru berubah perlahan menjadi tidak ingin melawan.

Bukan menyerah, hanya saja muncul rasa lain. Sebuah sensasi yang sama saat dulu Edo mencium Miya dengan brutal.

Sebuah sensasi untuk menikmati.

Sebuah sensasi untuk membalas.

Sebuah sensasi yang disebut surga dunia.

Rasa itu makin menguat tatkala menyaksikan cewek di atas mempercepat naik-turunkan pinggulnya. Lalu dua benda kenyalnya itu yang masih tertutup gaun — begitu besar nan bulat. Naik-turun mengikuti irama, Edo terhipnotis melihatnya.

Aliran darahnya semakin mendesir, jantungnya juga berdetak makin tak karuan menyaksikan ekspresi Miya yang malah terlihat sangat menggoda.

Pada akhirnya, Edo mengakui. Miya adalah cewek yang luar biasa.

“Enak banget!” racau Miya dengan mata merem melek.

Miya begitu senang di atas sana. Saking terbuainya, ia tidak sadar kalau tatapan Edo kini telah berubah tajam.

Dan memang benar, jiwa laki-laki itu telah dipenuhi api gairah yang sangat panas dan membara. Dia tidak bisa mengontrol gejolak itu. sampai-sampai ia terus menarik tangan dan kakinya agar terlepas dari jeratan tali.

Otot-otot tubuh Edo menegang kuat. Bahkan urat-urat lehernya ikut timbul seperti aliran akar pohon. Tatapan Edo kini berubah seperti serigala yang ingin memangsa Miya.

“Kraaak!”

Tali di kedua tangan dan kaki Edo terputus!

“Arrgh!” pekik Miya sambil jatuh terjengkang ke belakang karena Edo sengat cepat membangunkan tubuhnya.

Miya terbelalak. Tidak menyangka Edo bisa melepaskan diri.

“AWAS KAU MIYA!” 

“MAAF KAK PANGERAN!”

Miya jatuh terlentang sambil menutupi wajahnya. Takut Edo memukulnya. Ia yakin laki-laki yang kini bergantian ada di atasnya akan mencederainya karena telah berbuat jahat seperti ini.

Tapi beberapa detik berlalu, Edo cuma diam mematung, mengungkung Miya di antara dua tangannya yang menyanggah tubuh atletisnya. 

Miya membuka wajahnya, lalu heran karena lelaki itu malah diam mematung.

“Ma–maafin aku Kak Pangeran. Aku cuma—”

Belum selesai Miya berucap, Edo dengan cepatnya menyo-ssor bibir tipis Miya. Mellu-matnya sekuat tenaga hingga begitu dalam.

“Hmm ….!” Miya terbelakak. Bingung dengan apa yang terjadi sekarang.

Edo terus berbuat seperti itu layaknya sosok yang sudah lama haus akan kenikmatan. Sementara Miya masih bertanya-tanya namun lama-lama ikut terbuai dan memilih berhenti berfikir.

Tidak peduli Miya di bawah yang mulai meminta berhenti sejenak untuk mengatur napas, Edo tidak peduli, membuat Miya semakin kesulitan bernapas.

Barulah Edo melepaskan tautan bibirnya setelah merasa puas sendiri. Miya terengap-engap. 

“Kak Pangeran … apa sekarang berubah cinta padaku?” tanya Miya dengan napas terengah-engah.

Edo tidak menjawab. Dia sekarang malah merobek gaun Miya sampai nampaklah aset atas dan bawah Miya yang indah itu tanpa balutan kain sedikitpun.

Edo kembali menurunkan kepalanya dengan cepat. Namun kali ini incarannya adalah dua gundukan itu. Melumatnya, menyesapnya, dan menggigit kecil secara bergantian. 

Miya tentu saja dibuat kelimpungan bak cacing kepanasan. Suara-suara erangan pun terus keluar dari mulut cewek itu.

Puas bermain di sana, tanpa basa-basi Edo beralih dengan mengangkat dua kaki Miya lalu memasukkan miliknya.

Hentakan demi hentakan sukses membuat Miya menggelinjang hebat dengan rahang terbuka lebar serta bola mata bergulir ke atas.

“Kak Pangeran, aduh!” racau Miya.

Edo yang masih memakai kemejanya terus saja memberikan gempuran dahsyat. Napasnya juga mulai ikut terengah-engah. Hingga sampai di titik dimana ia hampir sampai ke puncak kenikmatan, jiwanya tiba-tiba tersadarkan.

“Tidak. Aku gak bisa berbuat begini !” Edo berhenti bergerak. Dia lalu melepas miliknya lalu mundur secara perlahan.

“Aku udah gila. Hampir saja aku meninggalkan Putri. Kau bodoh Edo!” rutuk Edo yang wajahnya berubah ketakutan.

Edo bergegas berdiri, memasang resleting celananya lagi, lalu cepat-cepat mengambil dompet dan HP-nya.

“Kak Pangeran ko mau pergi!” pekik Miya.

“Kau cewek bahaya. Aku hampir khilaf gara-gara kamu!”

“Kak Pangeran aku mohon jangan pergi. Aku gak bisa hidup tanpa Kakak. Aku … aduuh!” Miya yang datang untuk mendekap dibalas Edo dengan dorongan kuat, membuat cewek itu tersungkur di lantai.

“Kakak jahat.  Setelah menikmatiku malah pergi gitu aja!” pekik Miya yang disusul dengan tangisannya yang kencang.

Tapi kali ini Edo sudah benar-benar tidak peduli. Dia hanya ingin pergi sejauh mungkin. 

“Kak pangeran! Huaaaa!” Tangisan Miya makin pecah.

Edo yang kini sudah berada di lantai bawah berpapasan dengan Taufik yang baru pulang dari kondangan.

“Loh Nak Edo pakai kemeja kancingnya gak dipasang?” 

Edo diam sejenak, lalu meraih tangan Taufik dan menyalaminya dengan sopan.

“Maafin aku Pak. Aku izin pergi!”

“Nak Edo mau pergi ke mana?”

Edo tidak membalas, tapi memilih pergi berlari ke luar.

“Loh. Nak Edo, tunggu!” panggil Taufik yang ikut pergi ke luar tapi tidak bisa menyusul karena Edo berlari dengan cepat.

Edo terus berlari dengan air mata yang terus mengalir. Dia benar-benar ketakutan karena hampir saja kehilangan masa depannya yang berharga.

Dia terus berlari sampai ke jalan raya. Terus berlari tampa lelah. Tiba-tiba ia merasa pusing. 

Kepala belakangnya terasa sakit. Mungkinkah ini efek samping pukulan kayu dari Miya yang sempat membuatnya pingsan.

“Kepalaku ko malah sakit!?”

Jalan Edo berubah menjadi terhuyung-huyung. Hingga ia tidak mampu berdiri lalu roboh. Jatuh ke sepeda motor yang terparkir di depan minimarket. Motor itu pun ikut jatuh dibuatnya.

“Waduh Motorku!” teriak si pemilik motor yang baru keluar dari pintu minimarket.

“Woy bangun! Astaga! Dia mati apa pingsan, nih?” ucap si pemilik motor yang jadi panik.

1
Sharon Dorantes Vivanco
Gak akan kecewa deh kalau baca cerita ini, benar-benar favorite saya sekarang!👍
HegunP: makasih. ikutin terus ceritanya, ya. karena akan makin seru 👍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!