Hidup bersama dengan keluarga yang tidak peduli dengan kehadirannya, kemudian memiliki seorang adik yang akhirnya meninggal dunia dan menjadi kesalahannya. Ditinggal pergi oleh orang tuanya karena dianggap pembawa sial, lalu hidup sendirian dalam rasa bersalah pada apa yang bukan menjadi kesalahannya. Hidup dengan keras hingga membuatnya lupa akan arti kebahagiaan, akankah suatu saat Cassie menemukan kebahagiaannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gemini Pride, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ikatan Yang Membuat Iri
"Jadi, apa yang terjadi dengan gelang couple itu hingga membuat media menggila? Apa kalian sudah berpacaran? Katakan sejujurnya sehingga aku tau apa yang harus dilakukan, media tidak akan pernah puas sebelum kita memberikan klarifikasi" ucap Robby dengan serius.
"Kami tidak berpacaran! Untuk gelangnya, itu terjadi karena Jackson meminta dibelikan itu sebagai hadiah terima kasih, aku juga membelinya dengan sukarela karena sangat berterima kasih padanya" ucap Cassie.
"Anak muda, tidak kah kau merasa sudah dimanfaatkan oleh keponakan ku yang licik ini?" ujar bibinya Jackson.
"Bagaimana bisa kau menyebut putra ku sebagai orang yang licik?" ujar Robby.
"Hah! Saat ini kita sedang membahas rumor itu, jangan biarkan kebiasaan kalian yang suka bertengkar itu terbawa sampai ke sini" ucap Deana melerai kakak beradik itu.
"Tsk! Seperti biasa kamu selalu menggunakan kakak ipar ku sebagai tameng mu kak" ujar bibinya Jackson.
"Nadira! Di perusahaan ini, aku adalah bos mu, jadi kamu harus segan pada ku" ucap Robby.
"Pa, bagaimana bisa kamu berkata seperti itu pada bibi?" ujar Jackson.
"Lihat, keponakan ku yang tersayang pun bisa melihat sikap picik mu yang menekan ku dengan kekuasaan mu" sahut bibinya Jackson dengan penuh dramatis.
"Apa ini pertemuan untuk mempertanyakan rumor soal mereka, atau hanyalah pertemuan untuk perdebatan keluarga mereka" ucap Tirsa berbisik pada Olivia.
"Diamlah, salah bicara sedikit saja kita akan dipecat" ucap Olivia.
"Hah! Entah kenapa aku merasa kalau waktu ku hanya terbuang percuma, kalau aku pergi ke apartemen untuk mulai membersihkan nya begini sudah hampir selesai dibersihkan" gumam Cassie di dalam hati sembari menghela napas.
~ ~ ~
"Kalian diamlah! Nak Cassie bahkan sudah jengah dengan keadaan ruang meeting ini" ucap Deana, mereka pun beralih menatap pada Cassie yang terlihat sangat tidak nyaman.
"Apa yang sedang kamu pikirkan?" tanya Robby.
"Aku sedang berpikir, kalau aku tidak membuang waktu ku di sini maka sekarang aku hampir selesai membersihkan apartemen ku" ucap Cassie dengan ceplas ceplos.
"Hahaha! Lihatlah kamu kak, bahkan dia sudah terlihat kesal. Kamu hanya menyita waktunya yang berharga untuk hal yang sia-sia, lagian kalau mereka berpacaran yah silahkan saja. Jika ada yang berani melarangnya, atau ada media yang berkata macam-macam akan ku hadapi mereka" ucap Nadira sembari tertawa terbahak-bahak.
"Meski pun mereka berpacaran yah silahkan saja! Hanya saja aku sedang memikirkan mana yang terbaik buat Cassie, bagaimana ke depannya orang-orang hanya menatap pencapaiannya karena koneksinya Jackson meski sebenarnya dia sudah bekerja keras. Bagaimana jika ada yang menggunjingnya karena hal itu? Dia baru dalam industri ini, jadi belum terbiasa dengan segala cemooh yang ada" ucap Robby.
"Benar juga! Aku tidak berpikir sampai ke sana, meski Cassie berkata kalau dia tidak apa-apa. Bukan berarti dia akan baik-baik saja kan?" gumam Jackson di dalam hati.
"Aku tidak masalah! Selama hidup ku aku selalu diselimuti dengan beberapa cemooh yang dilontarkan oleh seseorang yang sangat ku harapkan sebagai rumah pelindung ku, hingga sekarang aku masih baik-baik saja. Jadi cemooh dari orang-orang yang tidak ada hubungannya dengan ku, pastinya tidak akan mempengaruhi ku sebab aku tidak akan peduli" ucap Cassie.
"Hah! Bagaimana menurut mu Olivia?" tanya Robby pada manajernya Cassie.
"Aku akan melakukan segalanya yang menurut Cassie baik-baik saja, jika dia berpikir rumor itu tidak masalah untuknya maka jalan yang diambil yaitu tidak perlu membuat klarifikasi apa pun. Secara perlahan rumor itu akan menghilang dengan sendirinya, apa lagi beritanya bukanlah hal yang negatif" ucap Olivia.
"Bagaimana dengan mu Jackson?" tanya Robby pada putranya.
"Aku ikuti saja keputusannya Cassie" sahut Jackson.
"Karena hanya aku yang berpikir soal klarifikasi, maka lakukan saja seperti itu. Tidak perlu ada klarifikasi, biarkan rumornya mereda dengan sendirinya" ucap Robby.
"Mn! Lagian kalau seandainya suatu saat hubungan mereka akan berkembang sampai tahap itu, sama saja seperti kita sudah berbohong ke media kan soal klarifikasinya? Ini adalah jalan keluar jangka panjang, yang paling terbaik untuk kita ambil" ucap Nadira.
Akhirnya pertemuannya pun sudah selesai dilakukan, Cassie dan lainnya sudah beranjak keluar.
. . .
"Jika butuh bantuan untuk menata apartemen mu, kamu bisa menghubungi bibi" ucap Deana.
"Itu akan sangat merepotkan bibi! Masih ada Olivia dan lainnya yang akan membantu ku, jadi tidak akan masalah" ucap Cassie.
"Bagaimana bisa merepotkan, bibi justru senang kalau bisa membantu mu. Apa lagi kalau sampai kamu yang meminta bantuan dari bibi, saat itu bibi akan merasa sangat senang" ucap Deana.
"Ah! Kalau begitu, nanti saat aku butuh bantuan bibi maka aku akan segera menghubungi bibi" ucap Cassie.
"Benarkah? Baiklah kalau begitu, bibi tunggu yah kabarnya" ucap Deana merasa senang.
"Mn!" sahut Cassie yang keheranan dengan reaksinya Deana.
~ ~ ~
"Kakak ipar, aku juga mau mengobrol dengannya. Pinjamkan dia padaku!" seru Nadira.
"Hah! Cassie, bibi pergi ke ruang kerjanya paman mu yah. Kamu mengobrolah dengan bibinya Jackson!" ucap Deana.
"Ngomong-ngomong, jangan memanggil ku bibi yah! Panggil saja kak Nadira, okay?" ucap Nadira.
"Tapi..." Cassie sedikit tidak nyaman jika begitu.
"Aiya! Tidak apa-apa, aku hanya lima tahun lebih tua dari mu. Akan sangat aneh jika kamu memanggil ku bibi, sebaiknya panggil kakak saja" ucap Nadira.
"Bukankah Jackson memanggil mu dengan panggilan bibi juga?" celetuk Cassie.
"Oh! Itu karena dia adalah keponakan kandung ku, kamu kan hanya keponakan menantu ku jadi panggil kakak saja" ucap Nadira.
"Huh? Aku dan Jackson tidak memiliki hubungan apa-apa" ucap Cassie.
"Segera akan ada!" sahut Nadira.
"Huh?" sahut Cassie yang kebingungan.
"Bibi kecil, jangan berkata seperti itu" ucap Jackson menginterupsi pembicaraan mereka.
"Kenapa memangnya? Aku kan berharapnya begitu, selain Cassie maka bibi tidak akan merestui orang lain bersama mu" ucap Nadira dengan tegas.
"Hah? Kamu akan membuat Cassie merasa tidak nyaman, kalian saja baru bertemu" ucap Jackson.
"Tidak apa-apa kok, aku suka karakternya kak Nadira" ucap Cassie sembari tersenyum.
"Ugh! Kalau tidak mau merusak rencananya Jackson, kamu akan segera ku angkat jadi adik ku" ucap Nadira yang merasa gemas, apalagi kala melihat dua lesung pipinya Cassie yang muncul karena dia tersenyum baru saja.
"Rencana apa?" tanya Cassie.
"Hahaha, suatu saat kamu akan tahu! Oh iya, aku harus kembali ke ruang kerja ku. Kapan-kapan kita bertemu lagi yah, ayo minum kopi bersama-sama" ucap Nadira.
"Baiklah!" sahut Cassie.
Nadira pun segera meninggalkan mereka, karena dia memang sedang diburu target pekerjaan.
"Aku suka sikap bibi mu" ucap Cassie.
"Jarang sekali melihat mu bisa nyaman bersama dengan orang yang baru kamu termui" ucap Jackson.
"Mungkin saja karena dia memiliki sikap yang sama dengan Eve, jadi saat bersama bibi mu berasa seperti bersama dengan Eve" ucap Cassie.
"Ikatan kalian benar-benar sangat kuat yah, buat iri saja" ucap Jackson.
"Huh? Apanya?" sahut Cassie.
"Bukan apa-apa" sahut Jackson.