NovelToon NovelToon
Sang Bunga Kekaisaran

Sang Bunga Kekaisaran

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Mengubah Takdir / Kelahiran kembali menjadi kuat / Fantasi Wanita
Popularitas:5k
Nilai: 5
Nama Author: Celestyola

Lady Seraphine Valmont adalah gadis paling mempesona di Kekaisaran, tapi di kehidupan pertamanya, kecantikannya justru menjadi kutukan. Ia dijodohkan dengan Pangeran Pertama, hanya untuk dikhianati oleh orang terdekatnya, dituduh berkhianat pada Kekaisaran, keluarganya dihancurkan sampai ke akar, dan ia dieksekusi di hadapan seluruh rakyat.

Namun, ketika membuka mata, ia terbangun ke 5 tahun sebelum kematiannya, tepat sehari sebelum pesta debutnya sebagai bangsawan akan digelar. Saat dirinya diberikan kesempatan hidup kembali oleh Tuhan, mampukah Seraphine mengubah masa depannya yang kelam?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Celestyola, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kemarahan Wilhelm

...**✿❀♛❀✿**...

Beberapa hari kemudian, begitu kembali ke kediaman Valmont, Seraphine memerintahkan pelayan untuk segera mengantarkan Zephren dan Putrinya yang bernama Roseanne ke kamar mereka. Bayi mungil itu dimandikan oleh pelayan kediaman Valmont dan didandani dengan pakaian yang lebih layak.

Harum khas bayi tercium semerbak memenuhi ruangan, Zhepren menatap putrinya yang tampak menggemaskan dalam balutan pakaian hangat dengan perasaan terharu. Setelah istrinya dibunuh oleh orang yang dendam pada dirinya, ia akhirnya berhenti dari pekerjaannya yang kelam, lalu memilih melakukan pekerjaan kasar di pasar.

Namun, suatu hari datang kabar bahwa sebuah tambang akan dibangun di desa sebelah, karena upahnya lumayan, ia pun bekerja sebagai pekerja tambang dengan terpaksa membawa putrinya hidup di area penuh debu itu.

Ketika ia bekerja, si kecil ia titipkan pada pekerja wanita yang bertugas untuk memasak makanan bagi para pekerja tambang. Beruntung si kecil bukan tipikal anak yang mudah menangis, ia seolah mengerti keadaan sang Ayah.

Kini keadaan mereka sudah jauh lebih baik. Setelah mengenal Nona dan Tuan Muda Valmont dalam beberapa hari ini, ia jadi yakin bahwa pilihannya untuk mengikuti mereka adalah pilihan yang tepat.

Maka dari itu, ia akan membalas kebaikan ini dengan berkali-kali lipat. Bila perlu, Ia akan menjadi pedang yang siap melindungi tuannya kapan pun dan dalam situasi apapun.

....

Sementara itu, di Ruang kerja sang pemimpin keluarga, Seraphine dan Louis tengah melaporkan hasil ekspedisi mereka ke wilayah pertambangan.

"Menurut Saya, akses jalan harus diperbaiki, Ayah. Sepanjang Saya dan Kakak menuju ke area tambang, jalan di sana berbatu dan tidak rata, hal ini akan menghambat proses aktivitas keluar masuk area tambang kedepannya. Apalagi, jika pengangkutan hasil tambang sudah mulai dilakukan nanti, jalan ini akan membuat prosesnya jadi lama, Ayah." Seraphine memberikan pendapatnya dengan panjang lebar.

Hal itu diangguki oleh Louis. "Benar, Ayah. Jika jalannya diperbaiki, aktivitas penambangan akan jauh lebih cepat," timpalnya mendukung pendapat sang Adik.

Marquis Lionel mengangguk paham, ia menatap kedua anaknya yang telah tumbuh dewasa, terbesit rasa bangga di dalam benaknya.

"Baiklah, Ayah akan mempertimbangkan usulan kalian."

Mereka terdiam kemudian, seolah-olah telah kehabisan topik pembicaraan. Meski hubungan antara Seraphine, Aurelia dan Louis begitu dekat, hal itu tak berlaku dengan hubungan mereka dan sang Ayah.

Pria itu seakan menciptakan jarak sendiri hingga anak-anaknya tak dapat menjangkau dirinya. Bukan karena tak sayang, Marquis justru sangat menyayangi ketiga buah hatinya.

Mungkin itu disebabkan oleh Marquis yang jarang melibatkan diri dalam setiap tumbuh kembang anak-anaknya, hingga tanpa sadar tercipta jarak di antara mereka.

Pintu diketuk dari luar, bahkan sebelum Marquis sempat menyahuti untuk mempersilahkan masuk, sebuah suara cempreng menggema memenuhi ruang kerja.

"Kakakkk," teriaknya seraya berlari menghampiri Seraphine yang tengah duduk di kursi. Gadis kecil itu memeluk tubuh kakaknya erat, ia sungguh sangat merindukan kakaknya.

Seraphine terkekeh geli, adik satu-satunya ini sungguh gadis yang penuh energi. Ia berharap sampai kapanpun senyum ceria ini tak pernah hilang dari wajahnya.

Dan ia juga sangat berharap bahwa suatu saat nanti hubungan mereka dengan sang Ayah juga dapat berubah menjadi hangat.

....

Rumor beredar cepat bak kawanan lebah yang tengah berkelana mencari nektar bunga. Dari satu orang ke orang yang lain, dari satu mulut ke mulut yang lain, hingga akhirnya menjadi perbincangan hangat di mana-mana.

Bangsawan saling berbisik, Rakyat sibuk bergunjing menyumpah serapahi sosok yang telah membuat hidup mereka menderita atas kebijakannya yang semena-mena.

Dalam sekejap, Penilaian publik terhadap Putra Mahkota jatuh pada titik terendah. Lagipula Siapa yang akan memuji seseorang yang tega menyetop pasokan gandum demi memperkaya dirinya sendiri?

Tak ada! Bukannya pujian, hanya sumpah serapah yang akan terdengar!

"Keparat!" Suara dentuman keras bergema di ruang kerjanya ketika Wilhelm menghantam meja kayu ek tua itu dengan keras. Wajahnya menatap dingin pada sosok yang berlutut di hadapannya.

“Rumor bodoh seperti ini seharusnya tak ada. Bagaimana bisa mereka tahu tentang rencana ini?” Tanyanya pada bawahannya itu.

Karena tak mendapat jawaban, ia berdiri perlahan dari kursinya, tubuhnya menjulang tegak, bahunya lebar, dan tatapannya lurus ke jendela tinggi yang menampakkan langit senja.

Mereka menuduhnya menyetop pasokan gandum, padahal ia hanya meminta pedangang yang dekat dengan pihaknya untuk menahan penjualan sejenak, hingga nanti ia berhasil mengendalikan rakyat.

Mereka juga menyebut namanya sebagai dalang kelaparan yang melanda sebagian wilayah, mengatakan ia memperkaya dirinya sendiri dengan menimbun gandum untuk dijual kembali dengan harga berlipat.

Rakyat bahkan menyebutnya sebagai serigala yang menghisap darah mereka, sementara para bangsawan mulai melontarkan senyum tipis penuh penghinaan saat namanya dibicarakan di meja perjamuan.

Hah?! Lelucon macam apa ini? batinnya sambil terkekeh sinis.

Wilhelm mengangkat tangannya, meraih sebuah gelas kristal yang berisi anggur merah. Ia menatap cairan pekat itu dalam-dalam, anggur itu bergetar sedikit karena tangannya menggenggam gelas terlalu kuat.

“Siapa yang berani menyebarkan racun-racun ini di udara?” tanyanya dingin, lalu meneguk habis anggur tersebut dalam satu tarikan napas.

Cairan itu mengalir di kerongkongannya, terasa membakar sekaligus menenangkan, namun tak mampu meredam bara amarah di dadanya.

Baginya, rumor bukan sekadar kabar angin, karena sesungguhnya rumor adalah senjata, dan senjata ini diarahkan tepat ke jantungnya.

Wilhelm tahu, reputasi adalah pondasi kekuasaan. Sekali reputasi itu runtuh, ia akan ditelan oleh para serigala lain yang mengintai dari balik bayangan.

Ia melangkah ke arah peta besar yang tergantung di dinding. Jarinya menelusuri jalur distribusi gandum. Jalur yang hanya diketahui oleh segelintir orang, yakni dirinya, beberapa tangan kanannya, dan segelintir bangsawan yang terlibat dalam perdagangan.

Wilhelm terdiam cukup lama, memikirkan satu persatu wajah yang mungkin berkhianat.

“Mungkinkah ulah orang dalam?” tanyanya dingin.

Lalu ia tersenyum tipis, senyum yang tidak mengandung kehangatan apa pun, senyum itu membuat wajahnya tampak lebih menyeramkan, seolah kegelapan sendiri sedang bernafas melalui dirinya.

Kemudian langkah-langkah berat terdengar mendekat, dan seorang pengawal masuk, menunduk padanya dengan dalam.

“Yang Mulia, kabar buruk! Rumor menyebar semakin cepat. Bahkan di bagian utara, rakyat mulai meneriakkan nama Yang Mulia dengan hinaan. Mereka mengatakan—”

“Cukup.” Suara Wilhelm terdengar tajam, memotong kalimat sang pengawal.

“Aku tidak ingin mendengar kata-kata kotor itu keluar dari mulutmu," katanya lalu berbalik membelakangi mereka.

“Dengarkan aku,” ucapnya pelan namun penuh tekanan.

“Mulai malam ini, kau dan pasukanmu akan menyisir setiap kedai, setiap gang, setiap ruang bawah tanah di distrik ini. Siapa pun yang menyebut namaku dalam kaitan dengan rumor itu, catat! Catat nama mereka. Aku ingin tahu seberapa jauh rumor ini menyebar, dan siapa yang menjadi pembawa utamanya. Jika ada yang keras kepala, patahkan tekuk lututnya, atau potong lidahnya.”

Pria yang dijuluki matahari kedua Kekaisaran itupun berbalik. Tatapan tajamnya menyapu setiap pengawal yang ada di sana, ia tidak ingin perintahnya dipertanyakan apalagi dibantah.

Pengawal-pengawal itu pucat pasi, namun mereka hanya bisa mengangguk. Wilhelm tersenyum menyeringai, puas dengan ketakutan yang memancar dari orang-orang di hadapannya. Baginya, rasa takut adalah pondasi yang efektif untuk membuat seseorang menjadi setia pada majikannya.

Setelah pengawal pergi, Wilhelm kembali duduk. Ia memejamkan mata sejenak, meresapi setiap detik. Tatkala ia membuka kembali matanya, sorotnya tampak berkilat.

Ia tahu, ada sebuah tangan yang mulai dengan sengaja menekan, memaksa dirinya mundur, memecah belah dukungan yang telah ia kumpulkan dengan cermat.

“Mereka pikir bisa mengalahkanku dengan desas-desus remeh seperti ini?” Wilhelm tertawa pendek, suaranya berat dan penuh ejekan.

“Mereka mungkin lupa, kalau aku, Wilhem yang berkuasa ini tidak pernah bermain bersih.”

Ia bangkit, menuliskan beberapa nama di atas kertas, baik itu nama bangsawan, pedagang, bahkan beberapa pejabat rendah yang pernah berurusan dengannya.

Ia lingkari nama-nama itu dengan tinta hitam pekat, sembari mengingat-ngingat wajah-wajah yang mencurigakan.

Di luar, malam mulai turun. Kota diselimuti kabut, sementara lilin di ruang kerja Wilhelm menyala semakin redup.

“Biarkan mereka berbisik, biarkan mereka semua mencaciku,” bisiknya dingin.

“Aku akan buktikan, siapa pun yang menantang Wilhelm akan berakhir hancur, bukan hanya mulutnya yang hancur, tapi juga seluruh poros hidupnya.”

"Bersiaplah, begitu Aku tahu siapa dalang dibalik rumor ini, maka saat itu juga dia akan kehilangan nyawanya." Wilhelm bergumam bengis.

Lalu, tawa kencang terdengar setelahnya, menimbulkan kengerian tersendiri bagi siapa saja yang mendengar. Hingga mereka akan berpikir, apakah benar dia manusia?

...**✿❀♛❀✿**...

...TBC...

1
Ita Xiaomi
Apakah Frederick jg mengalami hal yg sama hidup kembali setelah kematiannya?
Ita Xiaomi: Sama-sama kk.
total 4 replies
Ita Xiaomi
Jgn nak mengarang bebas Virrel😁.
Ita Xiaomi
Setuju.
Ita Xiaomi
Keren ceritanya. Mulai adu kecerdikan dan strategi. Semangat berkarya kk. Berkah&Sukses selalu.
Ita Xiaomi: Sama-sama kk.
total 2 replies
celestyola
aciyeeee
kleponn
Kata² keramat ini
celestyola: Real haha
total 1 replies
kleponn
typo kah?
celestyola: iyaaa ih typoo rupanyaa, aku nggak sadar klo typo😭
total 1 replies
Ateya Fikri
seraphine ini hobi bgt di taman🗿
Ateya Fikri
tiba-tiba banget ngajak nikah sdh kaya ngakak makan bakso
Ateya Fikri
ada benih-benih cinta ni yeee
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!