NovelToon NovelToon
Dia Lelakiku

Dia Lelakiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:7.7k
Nilai: 5
Nama Author: Redwhite

Menikah dengan seseorang yang di cintai adalah impian semua orang, sama seperti Meta yang akhirnya bisa bersanding dengan lelaki yang ia cintai sejak kecil— Dipta.

Namun setelah menikah sikap Dipta yang dulu hangat, berubah semakin dingin dan tak terjangkau.

Meta tak tahu kenapa!

Namun akhirnya sebuah rahasia besar terungkap, membuat Meta bimbang, haruskah dia melepaskan orang yang ia cintai agar bahagia.

Atau membuktikan pada Dipta bahwa kebahagiaan lelaki itu ada padanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Redwhite, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kecemasan Dipta.

Jelita mengamuk di dalam kamar kosannya. Vera yang tinggal di sebelah kamarnya segera beranjak menuju kamar Jelita.

"Ta, kamu udah pulang? Hei ada apa?" pekik Vera sembari menggedor kamar kosan Jelita.

Jelita menangis histeris, teringat akan kejadian tadi. Perasaannya saat ini sedang kacau.

Flasback.

Jelita yang mendengar Meta akan bercerai dari sang kekasih tiba-tiba tersenyum senang.

Dia lalu menatap Dipta dengan mata berbinar. Namun apa yang dia pikirkan sepertinya tak sejalan dengan pemikiran sang kekasih, di mana Dipta justru terlihat menegang.

"Benarkan Meta pasti akan menerima hal ini dengan cepat sayang—"

"Sebaiknya kamu pulang dulu Je. Nanti aku kabari kamu. Aku harus bicara dulu dengan Meta," jawab Dipta dingin.

Tanpa basa-basi, Dipta lalu menarik koper Jelita ke mobil miliknya yang telah siap dengan sang sopir.

Dipta lalu meminta sang sopir untuk mengantar Jelita ke kosannya.

Jelita memberontak, dia tak terima. Apalagi terlihat sorot mata Dipta seperti terluka dan tak terima dengan ucapan Meta.

Apa kamu sudah jatuh cinta dengan Meta mas?

Engga, kamu ngga boleh jatuh cinta sama Meta. Kamu hanya milikku, hanya kamu yang aku miliki di dunia ini.

Jangan semua lari pada Meta, ini ngga adil.

Jelita menangis histeris sepanjang jalan, membuat sang sopir bingung bagaimana harus menenangkan wanita itu.

Bahkan sampai ke dalam kosan, Jelita memilih segera berlalu dari sana mengabaikan barang bawaannya.

Back to story

Jelita lalu membuka pintu kamarnya dan langsung memeluk Vera.

"Kamu udah baikan? Maaf aku pergi kemarin," jelas Vera.

Jelita tak mampu berkata-kata karena rasa sesak di dadanya.

Tak lama seorang lelaki asing menghampiri ke duanya.

"Hei honey, ada apa?" ujar lelaki bule tersebut.

"Oh, James sorry, bisa kamu tunggu di kamar saja? Aku akan segera kembali," jawab Vera pada sang kekasih.

Mendengar suara asing di dalam kamarnya, Jelita segera menghentikan tangisannya dan melepaskan pelukannya pada vera lalu menatap James, kekasih Vera.

"Eh Je, kamu udah tenang? Ini kekasihku James. Kemarin aku jemput dia di Bali," ucap Vera memperkenalkan keduanya.

"Dia bisa bahasa indonesia?"

Vera tertawa, "dia lancar kok, ngga perlu pakai bahasa inggris."

"Halo, aku Jelita sahabat Vera. Maaf kalau tadi buat kegaduhan," ucap Jelita.

"Ngga masalah. Kamu baik-baik aja?"

Jelita tersenyum canggung, lalu mengangguk.

"Ya udah, aku kembali ke kamar dulu ya," ujar James pamit undur diri.

Selepas kepergian James, Jelita lalu menatap Vera.

"Ada apa?" tanya Vera bingung.

"Kamu ngga cerita sama aku kalau pacar kamu bule Ver?"

"Astaga, kamu mempersoalkan kekasihku? Sekarang kamu cerita sama aku, kamu kenapa? Kenapa kamu mengamuk seperti tadi?"

"Meta udah balik," lirihnya.

"Dia ngedatengin kamu di rumah sakit?"

Jelita menggeleng, dia lalu menceritakan kejadian tadi. Namun dia tak menceritakan tentang Ale pada Vera.

"Gila kamu, jadi kamu udah pulang sejak kemarin dan memilih tinggal di rumah mereka?" pekik Vera tak percaya.

"Aku takut Ver. Aku merasa aman kalau di sana."

Sama seperti Dipta, Vera benar-benar merasa tak habis pikir dengan pemikiran Jelita.

Vera bahkan sampai memegang dahi Jelita untuk memeriksa keadaan sahabatnya itu.

"Kenapa sih!" gerutu Jelita sembari menyentak tangan Vera di dahinya.

"Kamu itu aneh. Bener kata Dipta. Kamu kenapa Je. Apa kamu ngga punya perasaan?"

"Aku tahu, kalau Meta yang hadir di tengah-tengah kalian, tapi ngga gini caranya Ta. Kalau kaya gini justru kamu yang terlihat sebagai pelakornya!"

"Aku buka pelakor, kamu tahu itu. Justru sahabat kamu yang pelakor!"

"Meta ngga tahu Ta, aku yakin itu," sanggah Vera.

Bukan ingin membela Meta. Namun Vera sadar jika Meta tak tahu akan perasaan Jelita dan Dipta.

Entah kenapa justru dia yang merasa bersalah karena ikut menutupi hubungan keduanya.

"Kamu menyalahkan aku Ver?" mata Jelita kembali tergenang air mata, membuat Vera kembali panik.

"Ngga, ngga gitu Ta, Dengarkan aku!"

Jelita masih merajuk, tapi dia tetap diam mendengarkan.

"Berlakulah seperti sebelumnya Ta, kalau kamu kayak gini orang mungkin akan menyalahkan kamu."

"Aku ngga peduli omongan orang. Lagi pula Meta berkata dia akan menceraikan Dipta."

"Lalu apa tanggapan Dipta?"

Jelita terdiam, dia kembali teringat kejadian tadi di mana sang kekasih justru seperti tak siap dengan ucapan Meta.

"Apa Dipta kelihatan ragu-ragu?" tebak Vera langsung.

Jelita menggeleng, dia berusaha mengenyahkan pikiran itu.

"Nggak kok, lagi pula mereka akan segera berpisah, mungkin Dipta hanya memikirkan alasan apa yang harus dia katakan pada orang tua kami nanti."

"Syukurlah kalau begitu. Kalau gitu aku balik ya. Kamu istirahat aja, nanti kita makan malam bareng mau? James ingin wisata kuliner mumpung di sini," ajak Vera.

"Dia nginap di sini ver?"

Kosan Jelita dan Vera memang bebas. Mereka boleh membawa orang luar menginap asal izin dan tak mengganggu penghuni lainnya.

Jelita pun hanya tersenyum saja melihat kelakuan Vera yang umum di lakukan oleh muda-mudi seusia mereka.

Hanya Dipta saja yang masih berpikiran kolot menurut Jelita karena tak mau menyentuhnya.

.

.

Di kediaman Dipta. Meta beraktivitas seperti biasanya. Dia seperti tak peduli dengan kejadian tadi.

Bahkan Meta terkejut karena Dipta tidak pergi bersama Jelita, melainkan menyusul dirinya di kamar.

"Met tolong keluar, ayo kita bicara!" ajak Dipta.

Dipta bingung kenapa dirinya bertingkah aneh seperti sekarang. Yang pasti dia ingin menyelesaikan masalahnya dengan sang istri.

Setelah Meta meletakan barang bawaannya, dia lalu keluar untuk menemui sang suami.

"Ayo kita bicara!" ajak Meta berlalu terlebih dahulu menuju ruang keluarga.

"Siapa lelaki tadi Met? Apa kamu selingkuh?" tanya Dipta tiba-tiba.

Meta tertawa sinis, "aku tidak serendah kamu. Kamu bisa tanya baik-baik tanpa harus menuduh kan? Oh aku lupa, karena kelakuan kamu begitu jadi kamu menganggap orang lain begitu juga ya?"

Dipta mendesah, ia tahu ucapannya keterlaluan. Dia juga merutuki diri sendiri yang justru mengatakan sesuatu yang akan mudah di balikan lagi oleh sang istri.

"Kamu jangan berpikiran buruk dulu Met, meski Jelita menginap di sini, kami tidak berbuat macam-macam," jelas Dipta tiba-tiba.

"Aku ngga peduli dengan apa yang kalian lakukan, aku cuma minta tolong bersabarlah."

"Lalu jelaskan apa maksud ucapan kamu tadi?"

"Yang mana? Yang aku bilang tunggu kita berpisah dulu?"

"Iya."

"Kamu aneh Dip, mau kamu sebenarnya apa? Kamu mau mempertahankan aku dan juga memiliki Jelita? Untuk apa? Atau semua ini karena mas Ale? Kamu merasa egomu terluka?"

Dipta terdiam. Dia sendiri bingung dengan sikapnya.

Entah apa yang ia inginkan. Kemarin dia penuh dengan percaya diri akan melepaskan Meta.

Namun sekarang dirinya tiba-tiba merasa enggan. Apa benar tebakan Meta jika semua hanya karena egonya yang terluka?

"Kau atau aku yang akan mendaftarkan perceraian ini?" tantang Meta langsung.

"Aku belum memikirkannya, bagaimana dengan orang tua kita Met? Apa kamu sudah siap menjelaskan pada mereka?"

Meta tertawa terbahak-bahak. Dia tak mengerti dengan jalan pikiran Dipta, entah kenapa lelaki itu kini tampak bodoh menurutnya.

"Kamu bercanda Dip? Apa susahnya aku menjelaskan pada orang tuaku? Aku tinggal bilang, suamiku berselingkuh dengan kakakku, beres."

"Kamu tega melakukan itu?"

"Kenapa engga? Kalian saja tega sama aku!"

Dipta menelan kasar salivanya. Tentu hal mudah bagi Meta melakukan hal itu, dirinya saja yang terlalu bodoh menganggap remeh Meta.

Meta yang dulu dia anggap berhati lembut dan tak tegaan, nyatanya kini sikapnya berubah 180 derajat.

Dipta bahkan merasa asing dengan sikap dingin Meta. Entah kenapa dia merasa tak senang dengan hal itu.

"Jangan biarkan Jelita menunggu lama Dip. Aku akan melepaskanmu. Harusnya kamu senang."

"Apa semudah itu kamu melepaskanku Met? Apa semudah itu perasaan cintamu hilang?"

"Aku hanya bingung apa benar aku mencintaimu atau hanya terbiasa denganmu Dip. Kupikir sudah cukup bagi kita melakukan hubungan yang tak sehat ini."

"Apa ini semua gara-gara lelaki tadi?"

"Jangan bawa-bawa orang lain dalam rumah tangga kita. Kamu tak tahu apa pun!" sentak Meta jengah.

"Jelaskan Met, sedari tadi kamu tak mau menjelaskan!"

"Dia Mas Ale, seorang psikiater! Puas kamu?"

"Psikiater? Kamu sakit?"

"Ya jiwaku sakit karena kalian—"

"Siapa yang sakit?" tiba-tiba ada ibu Dipta datang dan menyela ucapan Meta.

Dipta gugup bukan main, sebab tak menyangka sang ibu akan datang ke rumahnya.

"Met, Dip siapa yang sakit?"

"Mamah?"

.

.

.

Lanjut

1
Kasma Aisya
aku suka cara mama Liana..
Devi ana Safara Aldiva
lebih baik berpisah saja dipta dengan meta kasihan meta bakal di selingkuhi sama dipta juga jelita
Soraya
meta nya terlalu cinta sama Dipta
Teh Euis Tea
ga akan ada jelita di antara kita tp msh memikirkan jelita egois bgt si dipta
udahlah meta mending jg pergi ga usah sm si dipta lg laki2 plin plan gitu jgn di arepin
Lovita BM
terus semangat ceria 👍🏼💪🏼
Teh Euis Tea
akhirnya dipta tahu jg kebusukan bpknya dipta dan ibunya jelita
Lovita BM
diamnya wanita ,akan jd malapetaka yg menyakitinya berkali² ,
aqil siroj
tet tottttttttt.... 😄😄😄
ini belum senjata pamungkas ya 😀
Soraya
nex
Devi ana Safara Aldiva
jadi nggak respect untuk melanjutkan baca novel ini low si meta trus dengan dipta
Teh Euis Tea
meta biarkan aj terbongkar semua buar ibunya dipta tau sekalian
Lovita BM
ternyata org terdekat penjahat dan iblis sebenarnya
Viela
rasakan kau jelita.....
aqil siroj
meta meta udah disakitin begitu masih aja dipertahankan.... lama lama be go juga si meta...
Teh Euis Tea
nah kan bener si jelita di kerjain si james, si james ternyata biadab jg beruntng bkn vera yg di rusak
Soraya
dipta mg plin plan
Lovita BM
nah ,gtu kyk Dave teges gk plin plan ,
kasihan meta makan janjimu .
aqil siroj
dufudu.... mampussss
Viela
itulah konsikuensinya tukang selingkuh lho....
Soraya
lanjut thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!