[SEDANG DIREVISI] S2 nya silakan baca—{Menikahi Mantan Dewa Tertinggi} generasi anak Fu Chan Yin.
Dia menjadi istri surga sang Raja Neraka
Sebelumnya, Fu Chan Yin merupakan agen termuda zaman modern. Tiba-tiba berpindah dimensi ke zaman kuno yang membutuhkan energi spiritual untuk bertahan hidup. Sebagai pewaris esensi delapan dewa-dewi, dia menjadi yang disegani di dunia langit. Dan hidupnya telah ditakdirkan menjadi bintang phoenix sang Raja Neraka, Xiu Jichen.
Pria itu masih ras iblis yang dingin, sombong, kuat dan mendominasi. Dia ditakdirkan untuk memegang gadis itu dalam hidupnya, agar tidak ada orang lain yang berani menatap kecantikannya.
Gadis itu pintar, tak terkalahkan, mampu membuat racun, menjinakkan binatang roh dan memasang array spiritual. Bahkan mengontrak binatang roh suci kuno.
Tapi dibalik itu semua, Fu Chan Yin memiliki kelahiran yang misterius. Dan perjalanan ini, akan mengungkapkan semua jati dirinya. Akankah semuanya terjawab?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Risa Jey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bermain Cambuk
FU CHAN YIN yang sibuk memainkan cambuk peraknya juga sesekali mendengarkan perkataan Blacky dan Reddish. Ia mendengus.
Kenapa pria berpakaian hitam itu sangat gesit dan cukup kuat?
Bukannya panik atau kelelahan, pria berpakaian hitam itu justru terlihat seperti sedang bermain dengan anak kucing, menghindari cakaran dan gigitan.
Memikirkan ini, Fu Chan Yin semakin berwajah gelap. Setelah berhasil memindai pria itu sedikit-sedikit, alisnya sedikit bertaut. Ia berdiri di dahan dan melonggarkan cambuk, menatap pria berpakaian hitam yang tak jauh di depannya.
Benar-benar menjengkelkan!
Setelah beberapa saat ia terlihat kelelahan dan sedikit berkeringat. "Tunggu sebentar, aku lelah. Kamu jangan pergi, aku belum kalah!"
Fu Chan Yin tak bisa mempertahankan posisi stabilnya dan duduk bersila.
"Lelah?" tanya pria itu datar.
"Kamu yang terlalu cepat!" katanya.
"Itu wajar. Raja ini tidak pernah dikalahkan oleh wanita manapun ...."
Pengakuannya yang sembrono membuat Fu Chan Yin ingin memuntahkan darah. Narsis. Pria tampan memang narsis. Melihat tatapan itu, ia menggertakkan giginya.
Jika begini terus, ia bisa kembali tertidur sampai besok pagi. Tidak bisa. Dia harus bisa mencambuknya meski hanya sekali. Ternyata dia seorang raja. Ada berapa banyak raja sebenarnya?
Fu Chan Yin bangkit dan menebas satu kali ke samping. Cambuk perak masih bersemangat dan ingin merasakan bagaimana pria berpakaian hitam terkena cambuk.
"Lanjut!!"
"Melayanimu." Pria itu tersenyum mempersilahkan, membuat Fu Chan Yin merasa lemah.
Cambuk perak kembali menari di langit dan embusan angin kencang muncul berulang kali. Dia penjaga gelap yang tengah menyembuhkan diri menatap takjub pada keduanya. Yang Mulia berkata, dia ingin mencari sesuatu di hutan ini. Bisakah menjadi gadis itu?
Fu Chan Yin tidak menyerah. Dia merasa sudah pas untuk bisa mencambuknya. Tapi setiap kali cambuk itu menjulur, ada kekuatan misterius menghempaskannya.
"Kamu ..." Dia tidak bisa berkata-kata.
"Ingin mencambuk Raja?"
"Mencambukmu sekali, aku akan puas!"
"Oke."
Begitu mudah? Fu Chan Yin tidak banyak berpikir dan mengarahkan mata cambuk lagi. Kali ini pria itu tidak menghindar dan membiarkan cambuk perak mengenainya. Akhirnya cambuk itu mengenainya, tapi tidak dalam. Pria itu menggunakan perisai di tubuh. Fu Chan Yin terengah-engah dan keringat membanjiri tubuhnya. Kemudian, matanya mulai berat.
Tubuhnya telah mencapai batas! Sangat melelahkan. Tak terasa ia berusaha mencambuk pria itu hampir tiga jam tanpa henti. Dan semuanya terus dilakukan di dahan dan udara.
Saat Fu Chan Yin mengatur napas dan menyeka keringat, pria berpakaian hitam itu tersenyum kecil, sama sekali tak merasa lelah. Bermain dengan kucing kecil berbulu harimau itu cukup menyenangkan, pikirnya.
"Senang?"
"Tentu saja," jawab Fu Chan Yin tanpa ragu.
"Raja ini juga."
"...." Senang dicambuk. Pria ini aneh!
Fu Chan Yin sangat penasaran dan agak kesal. Kedua penjaga gelap pria berpakaian hitam itu menyerangnya tiba-tiba dan tuannya malah menghindari serangannya. Tampaknya sejak awal pria berpakaian hitam itu tak berniat untuk bertarung dengannya. Bahkan membiarkannya menerima cambukan.
"Apa alasan kalian mendatangiku?" tanya Fu Chan Yin tak sabar. Ia menguap dan kantuk kembali menyerang. Sebelum kembali tidur, ia harus bisa menyelesaikan semua ini.
"Hanya menguji," jawab pria berpakaian hitam itu melirik kedua pengawalnya di bawah yang sedang memulihkan diri.
Fu Chan Yin mengerutkan kening. Hanya itu? Pikirnya lebih jengkel.
"Kita tidak saling kenal dan tak berhubungan. Apa maksudmu dengan mengujiku??!" Suaranya agak meninggi.
"Tidak ada maksud apapun. Hanya datang dengan tujuan kecil."
"Apa yang kamu inginkan??" Fu Chan Yin merasa ada sesuatu yang tak menyenangkan akan segera terlihat.
Pria berpakaian hitam itu menunjukkan kurva kecil, membuatnya sedikit berwaspada. "Aster api."
"Apa?" Sesuai dengan kondisi yang dilihat Fu Chan Yin, tampaknya pria berpakaian hitam itu memang memiliki racun dingin. Meski saat ini bukan pertengahan bulan, tapi reaksi racun dingin masih terasa. "Kamu ... terkena racun dingin?"
Pria berpakaian hitam itu menatapnya rumit. Jari-jari tangannya sedikit bermain satu sama lain. Meski racun dingin ini sangat jarang diketahui banyak orang, tapi ia tak menyangka jika Fu Chan Yin akan menebaknya dengan cepat.
Racun dingin sangat sensitif saat pertengahan bulan dan ketika purnama hari kedua sampai keempat tiba. Tubuhnya sangat dingin dan kenyataan melemah seketika. Sangat cocok untuk hari pembunuhan dari pihak musuh.
Racun itu biasanya disebabkan oleh banyak faktor, baik sengaja maupun tidak. Tapi yang pasti, kelebihan unsur Yin dalam tubuh pria membuat unsur Yang terkuras saat purnama pertama. Itu karena bulan memiliki energi Yin yang dimiliki wanita, sedangkan Yang seperti matahari untuk melambangkan pria.
Jika tidak diatasi, racun dingin bisa membekukan tubuh dan menyebabkan kematian. Siapapun itu, tak terkecuali. Pantas saja pria itu terlihat pucat sejak kali pertama Fu Chan Yin melihatnya. Tapi kenapa keempat makhluk suci ilahi kuno tidak bisa mendeteksinya?
"Serahkan saja bunga aster apinya." Pria berpakaian hitam itu mengulang kembali tujuannya.
"Bagaimana mungkin kau tahu aku punya bunga itu? Bagaimana jika tidak?"
"Bukankah Kaisar Bunga itu punya banyak?" tanya balik pria itu santai.
Fu Chan Yin hampir terkejut setengah mati. Pria berpakaian hitam itu tahu tentang Roh Bunga, jangan bilang jika dia mengikutinya sejak meninggalkan tempat perkemahan Huang Fu Jung?
Saat ini Fu Chan Yin semakin mengantuk berat. Sangat menjengkelkan. Jika saat di Pagoda Neraka waktu itu ia tidak terjadi sesuatu, rasa kantuk setelah lelah ini tak akan terjadi. Ia menguap lagi dan mengucek matanya yang semakin berat.
Dia tak mau berdebat dan mengeluarkan bunga aster api, melemparkannya pada pria berpakaian hitam itu. "Ambil itu dan pergilah. Jangan lupa untuk membayarnya nanti atau aku akan mengejarmu hingga ke Dunia Hantu!"
Setelah mengatakan itu, Fu Chan Yin memilih berbaring menyamping dan tidur pulas dalam waktu cepat.
Kedua pengawal pria berpakaian hitam sudah pulih dan segera menghampiri, berdiri di belakangnya. Tuan mereka telah mendapatkan bunga aster api yang tengah dicari selama bertahun-tahun lamanya. Siapa yang menduga jika bunga itu akan didapat dari seorang gadis 13 tahun?
Pria berpakaian hitam itu memandangi bunga aster berwarna jingga kemerahan layaknya api. Bibirnya tak bisa menahan senyum.
"Aku pasti akan membayar harga yang sepadan untuk bunga ini," gumamnya.
"Raja, gadis itu ... Apa benar-benar tidur atau pura-pura?" tanya salah satu pengawalnya.
Pandangan pria berpakaian hitam lurus pada tubuh kecil yang berbaring menyamping. Napas gadis itu tampak teratur dan damai, jelas jatuh dalam tidur pulas. Hanya dengan sekali memandang, ia tahu ada sesuatu yang salah padanya.
"Air penidur ...."
Sepertinya, air penidur yang mampu membuat seseorang cepat mengantuk dan jatuh tidur setelah kelelahan. Air penidur sangat langka di antara kultivator karena lokasi air tersebut hanya ada di satu-satunya tempat paling mengerikan. Namun, air penidur ini racun yang bukan racun. Ini lebih mirip obat dengan efek samping berkepanjangan.
"Pergi ke Pagoda Neraka dan pindai semua lokasi. Cari air penidur di sana dan segera laporkan padaku," titah pria berpakaian hitam itu dingin. Zaoshan-nya sedikit berkibar saat angin malam menyapu tubuhnya.
Kedua pengawal tidak mempertanyakan alasan dan segera mengiyakan. Keduanya menghilang dari pandangan sang tuan.
Pria berpakaian hitam itu menghampiri Fu Chan Yin dan menyelipkan batu giok yang berukir naga pada tangannya. Ada gantungannya berwarna merah darah.
"Berani bermain dengan Raja ini? Kalau begitu mari bermain sampai akhir." Dengan senyum misterius, pria berpakaian hitam itu tak banyak berdiam diri dan segera pergi dengan cara berteleportasi.
𝐬𝐞𝐡𝐚𝐭 𝐬𝐞𝐥𝐚𝐥𝐮 😘😘😘😘😘😘