NovelToon NovelToon
Pendekar Pilih Tanding II : Ksatria Bhumi Mataram.

Pendekar Pilih Tanding II : Ksatria Bhumi Mataram.

Status: sedang berlangsung
Genre:matabatin
Popularitas:50.6k
Nilai: 4.8
Nama Author: Zakaria Faizz

Ah,..rasa- rasanya diriku perlu menemukan seorang guru yg mampu untuk mengajariku mendapatkan cara memiliki tenaga dalam, berkata pemuda itu di dalam hatinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zakaria Faizz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

#9 Karang abang.

Setelah menuruni lereng bukit panguk, Wisanggra Kinangkin kemudian melewati sebuah padang rumput dimana ia dahulu masih sering menggembalakan ternak kambing yg di miliki oleh padepokan Elang Canggah.

Sejenak ia memandangi hamparan rerumputan dan sesekali di palingkan wajahnya ke arah puncak bukit panguk itu.

Ada sebersit kerinduan di dalam hatinya ketika ia mengenang apa yg telah terjadi disana selama ia bertempat tinggal.

Di kenangnya wajah Nara Wulan yg selalu baik kepada nya demikian pula dengan Naira Lintang yg selalu menyakiti nya.

Ahh,.

Demikian lah Wisanggra Kinangkin mendesah, ia berusaha untuk menutupi kesedihannya itu demi sebuah cita-cita yang akan diraihnya.

Lantas ia pun beranjak dari sana, setibanya di sebuah tikungan, dimana yg mengarah ke kiri adalah menuju lembah yang dirinya sering bertemu dengan gadis cantik dari padepokan Elang Canggah, hatinya kembali tergetar.

Mudah -mudahan kita akan bertemu lagi mbak Pramesthi, berkata Wisanggra Kinangkin saat menatap ke arah barat.

Baru selanjutnya remaja itu pun berjalan cepat mengarah utara, yg menjadi tujuannya adalah gunung Permoni.

Ia berharap dapat bertemu dengan orang yg bernama Ki Bodho, sesuai dengan ucapan Pramesthi Dyani.

Walaupun ia tidak kenal dan tidak mengetahui ciri-ciri nya, namun yg jelas , orang yg ia cari itu bernama Ki Bodho, itu saja.

Dengan mantap Wisanggra Kinangkin melangkah kan kaki nya menuju utara.

Sebenarnya, dari bukit panguk ke gunung Permoni tidak lah terlalu jauh , mungkin tidak sampai setengah hari perjalanan saja, tetapi Wisanggra Kinangkin memang harus lebih berhati-hati sesuai dengan pesan guru nya, Ki Ajar Smurup.

Jika diriku bertemu macan atau serigala , aku harus memanjat pohon dan bila bertemu dengan orang yg tidak menunjukkan gelagat yg baik , diriku harus bersembunyi, itulah yg ada di dalam hati remaja lelaki yang beranjak dewasa ini.

Ia terus saja berjalan , hingga tanpa sadarnya, sebuah gerumbul semak belukar terlihat bergoyang keras, seperti ada sesuatu di situ.

Hehh,..

Wisanggra Kinangkin segera memalingkan wajahnya ke arah semak belukar itu , dan buru -buru ia pun berlari menuju sebatang pohon pucung yg tidak terlalu jauh dari tempat nya berada.

Wisanggra Kinangkin langsung memanjat naik ke atas pohon pucung itu, yg lumayan tinggi batang nya.

Setelah berada di sebuah cabang yg sudah sangat jauh dari atas tanah Wisanggra Kinangkin pun berhenti dan segera melihat ke arah gerumbul semak belukar yang tadi sempat bergoyang kuat sekali seperti sedang di landa badai.

Tatapan mata dari murid Ki Ajar Smurup tidak lepas dari semak belukar tersebut.

Namun alangkah terkejutnya ia setelah yg keluar dari gerumbul semak belukar itu adalah gerombolan babi hutan yang banyak sekali jumlah nya, sehingga mampu membuat semak belukar itu bergoyang hebat.

Hanya babi hutan ternyata, berkata dalam hati Wisanggra Kinangkin.

Ia pun buru -buru turun dari pohon pucung itu dan kembali menuju jalanan yang mengarah ke gunung Permoni.

Hingga mentari tepat berada di atas kepala barulah ia tiba di kaki gunung yg tidak terlalu tinggi itu.

Boleh jadi bisa di sebut sebagai bukit daripada sebuah gunung.

Sebelum memanjat gunung itu, Wisanggra Kinangkin melihat dan mengawasi seluruh tempat itu, ketika dirasanya aman, mulailah perjalanan naik di lakukan oleh putra dari Arya Rangkana ini.

Sambil berjalan , matanya awas ,.melihat sisi kiri dan kanan jalanan yang sangat rapat sekali semak belukar dan hutan nya.

Awalnya Wisanggra Kinangkin sempat bergidik juga, ada keinginan nya untuk kembali saja, sebab jalur yang di laluinya cukup berbahaya, banyak jurang yang cukup terjal siap menampung nya ia sempat terjatuh.

Akan tetapi , demi tekad nya yg membara untuk dapat meningkatkan kemampuannya dalam hal ilmu silat , semuanya itu di tepis nya, meski susah payah ia berjalan.

Bahkan terkadang harus merangkak.

Saat mentari benar -benar sudah merendah di ufuk barat, Wisanggra Kinangkin pun berusaha mencari tempat yang baik guna beristirahat, walaupun puncak gunung Permoni ini sudah tidak terlalu jauh lagi.

Ketika ia menemukan sebuah tempat yg baik, sebuah dataran yang agak luas dan banyak pohon -pohon tinggi dan besar di sebelah nya , ia pun berhenti disana.

Sesaat kemudian ia mengarahkan pandangan matanya ke arah selatan , dimana bukit panguk berada.

Heh..apa yg sedang di lakukan adi Nara Wulan saat ini..bertanya dalam hati Wisanggra Kinangkin.

Tanpa sadar ia pun mengangkat bekal yang tadi di berikan oleh putri Ki Ajar Smurup itu.

Langsung saja pemuda ini pun membuka nya , karena sudah hampir seharian ini ia belum makan, ditambah lagi tadi tenaga nya banyak terkuras akibat memanjat lereng gunung Permoni ini.

Memang masakan mu sangat lezat sekali, adi Wulan,..kata Wisanggra Kinangkin sambil menyuapi mulutnya dengan makanan itu.

Tidak terlalu lama setelah selesai menyantap makanan dari Nara Wulan itu, rasa kantuk Wisanggra Kinangkin langsung menyergap, ditambah sepoi nya angin yg berhembus di dekat puncak gunung ini.

Sehingga tanpa sadarnya ia pun langsung tertidur.

Hingga malam tiba, barulah Wisanggra Kinangkin terjaga dan tidur nya.

Hah, sudah malam, sebaiknya aku memanjat pohon itu dan bermalam disana, berkata Wisanggra Kinangkin dalam hatinya.

Tidak menunggu lama, dengan sekuat tenaga ia pun memanjat pohon yg besar dan berdaun rindang, tidak lupa senjata pemberian dari Ki Ajar Smurup itu di bawanya pula.

Beruntung , pada cabang pertama saja sudah cukup jauh dari atas tanah.

Dan cabang itu pun cukup besar pula, sehingga tidak khawatir jika ia akan jatuh dari cabang tersebut.

Di tambah lagi Wisanggra Kinangkin sudah mampu memiliki keseimbangan yg patut di acungi jempol akibat dari didik kan Ki Ajar Smurup sewaktu berada di padepokan Elang Canggah.

Entah memang sudah menjadi firasat sang guru atas kelemahan murid nya ini, sehingga ia pun memberikan latihan tersebut kepadanya.

Sehingga malam itu dengan tenang nya , Wisanggra Kinangkin dapat beristirahat di atas cabang pohon itu.

Ia tidak mengalami gangguan apa pun pada malam itu, hanya suara burung -burung malam sajalah yg di dengarnya sahut-sahutan.

Hingga pagi menjelang dan semburat merah nampak jelas dari arah timur di atas cabang pohon tersebut,. Wisanggra Kinangkin pun lantas turun ke bawah.

Sudah menjadi kebiasaan nya, saat saat seperti ini ia akan segera membuang hajat.

Lalu dicarinya suatu tempat yang pas untuk melakukan hal.

Setelah ia melihat sebuah cekungan yang bentuknya seperti sebuah goa dan berisi air , Wisanggra Kinangkin pun langsung menuju tempat tersebut dan melaksanakan niatnya.

" Mbeeikk, "

Baru saja ia akan jongkok tiba tiba seekor kambing jantan berlari kencang ke arah nya sambil mengeluarkan suara yg sangat keras.

Tampaknya kambing itu tidak senang melihat ada orang yg akan membuang hajat di tempat tersebut.

Dengan kedua tanduk nya yg panjang serta cukup runcing ujung menghambur menyerang Wisanggra Kinangkin.

" Hush, hush, pergi dari sini!" seru nya dengan keras sambil mengacungkan senjata nya.

Namun binatang itu tetap saja maju dan menyerang nya.

" Dhukhh,!"

Perut Wisanggra Kinangkin terkena hantaman dari kepala kambing jantan itu.

Beruntung tadi ia sempat mengangkat kepalanya lagi saat senjata yang di genggam oleh putra arya Rangkana ini diacungkan sehingga kedua tanduk nya tidak sempat menancap.

Wisanggra Kinangkin terkena hantaman pada perutnya ini meringis kesakitan.

Ia pun segera bangkit dan bersiap untuk melawan binatang ini.

Ketika kambing itu mengembik keras dan mengangkat kedua kaki nya tinggi siap menyerang , demikian pula dengan Wisanggra Kinangkin, ia pun memutar senjata canggah nya.

" Thak!"

" Hehhz,!"

Benturan keras pun terjadi antara senjata canggah yg ada di tangan Wisanggra Kinangkin dengan tanduk binatang itu.

Dan terkejut lah Wisanggra Kinangkin atas hasilnya , kambing itu terus saja melancarkan serangan nya, sehingga mau tidak mau , Wisanggra Kinangkin tidak ingin untuk kedua kalinya terkena hantaman kepala binatang itu , ia pun membuang tubuhnya kesamping.

Suatu gerakan naluriah yg dilakukan nya.

Luput lah serangan dari binatang tersebut.

Buru -buru ia bangkit sambil terus menggengam erat senjata nya.

Sedangkan lawan yg di hadapi nya pun tampak melakukan hal serupa, bahkan kali ini binatang itu mundur beberapa langkah ke belakang siap melepaskan serangan andalan nya.

Namun sebelum semuanya terjadi , tiba tiba saja datanglah seseorang yg berjalan seolah tidak menjejakkan kakinya diatas tanah.

" Hehh, bocah siapa kamu, apakah ingin mencuri si hitam?" tanya orang tua yang berpakaian serba putih ini.

Wajah nya di penuhi dengan janggut yg berwarna putih pula.

" Ahh, tidak, apakah ini kambing milik eyang, ia tadi telah menyerang ku!" sahut Wisanggra Kinangkin .

Hatinya agak lega setelah melihat pemilik binatang itu datang.

1
Sarip Hidayat
waahantaap
Zahira Safarina
lanjut
AbhiAgam Al Kautsar
habisi si singorejo
Amit
lanjutin tohor
Thomas Andreas
untung eyang gurunya bijaksana
Sarip Hidayat
waah begini alur nya
AbhiAgam Al Kautsar
ada kebimbangan yg terlintas di fikiran jalu Jaya.. apakah menuruti dendam pribadi atau menuruti nasehat ki barok
AbhiAgam Al Kautsar
apakah racun yg ada di warangan kyai macan kecubung yg bersarang di Jalu Jaya dapat di
netralkan?
kita nantikan selalu kelanjutan kisahnya
AbhiAgam Al Kautsar: memang
Amit: kaya keris milik raka sanggeni thor
total 2 replies
Sarip Hidayat
waah
Thomas Andreas
pembuktian kinangkin
Jiyufano
update nya 2/3 cap...biar rating naik
Sarip Hidayat
waah
Anas Basir
Luar biasa
Ulun Jhava
Mantap kinangkin harus tegas jgn spt senggani trll naif jd pendekar trll menyayangi musuh
AbhiAgam Al Kautsar
ayo kinangkin...di bikin keok aja tuh pangeran congkak
Thomas Andreas
gass update thor
Sarip Hidayat
waah rencana apa ini
Ulun Jhava
Kasi bertarung kinangkin sm putra mahkota
Idris Tanjung: yang banyak uploadnya kang
total 1 replies
AbhiAgam Al Kautsar
besok lagi
Sarip Hidayat
waah apalagi nie
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!