Dihamili Bodyguard Tampan

Aslan dengan sengaja menarik wajah Kinara agar lebih dekat dengannya, ia tersenyum dan membelai lembut bibir mungil milik gadis itu dengan jari-jarinya. Ya apa yang dilakukan Aslan itu berhasil membuat Kinara semakin tak tahan, gairah di dalam tubuhnya seolah menyala dan ingin dipuaskan. Nafas Kinara pun terasa memburu, gadis itu sepertinya mulai terbawa api gairah yang dinyalakan oleh Aslan.

Tangan Aslan sengaja menyentuh bagian kenyal milik Kinara, ia merasakan kelembutan yang amat sangat disana. Bahkan, Aslan sudah bisa membayangkan seperti apa bentuk dari daging kenyal itu. Aslan sampai menjilat bibirnya saat ini, di dalam pikirannya ia tengah melahap dan mengulum dua bola itu dengan penuh bergairah.

"Mmhhh...Aslan, lu jangan nakal dong ah! Kita kan baru kenal loh, masa lu langsung berani giniin gue?" racau Kinara.

"Haha, gapapa Kinara sayang. Kamu nikmati aja ya permainan aku, dijamin deh kamu bakal suka! Aku akan puaskan kamu sampai pagi sayang," goda Aslan.

"Hah? Waw kedengarannya menarik." Kinara yang sudah tak sadar, malah berkata seperti itu.

Akibatnya, Aslan tentu semakin menjadi-jadi dan terus menggerakkan tangannya. Satu tangan pria itu juga menahan wajah Kinara agar menatap ke arahnya, ia sudah tidak sabar ingin mencicipi bibir mungil itu. Namun, ia harus menahan diri karena terlalu banyak orang di sekitarnya kali ini.

"Sayang, kita ke kamar aja yuk! Aku udah gak tahan nih, kamu mau kan aku puasin sampe pagi?" Aslan berbisik dan terus menggoda gadis itu.

Tanpa sadar, Kinara yang mabuk tentu menganggukkan kepala. Kinara tidak tahu kalau bahaya sedang mengincarnya kali ini, karena yang ia inginkan hanyalah kepuasan dan sentuhan. Semua ini adalah akibat dari minuman itu, sehingga Kinara sampai terkena jebakan Aslan.

"Okay, ayo aku bawa kamu ke kamar ya sayang! Aku udah gak tahan buat cicipi tubuh kamu," ujar Aslan.

"Iya sayang..." Kinara berbicara dengan nada yang manja dan seksi.

Kini Aslan bangkit dari posisinya, ia mengulurkan tangannya dan membantu Kinara untuk berdiri. Aslan pun merangkul gadis itu, membawa Kinara pergi ke kamar yang ada disana. Aslan tak ingin menyia-nyiakan kesempatan, sebab ini adalah momen paling pas baginya.

"Hey, berhenti!!"

Tiba-tiba saja, suara teriakan menggelegar dan mengejutkan mereka. Ya sontak Aslan serta Kinara menoleh bersamaan ke asal suara, disana terdapat sosok Liam yang berdiri sambil menatap tajam ke arah mereka. Spontan Kinara menggelengkan kepala, terkejut ketika melihat Liam disana.

"Lepasin dia! Jangan macam-macam ya anda, dia ini anak bos saya!" sentak Liam.

"Hah? Kamu bicara apa sih? Saya gak ngerti deh, mending kamu minggir dan jangan halangi jalan saya!" Aslan yang mabuk tak ingin mendengarkan kata-kata pria itu.

"Saya rasa saya gak perlu mengulang kalimat saya, cepat anda lepaskan non Kinara sekarang juga!" tegas Liam.

"Hahaha, gak akan!" ujar Aslan.

Liam sangat kesal dibuatnya, ia maju dan meraih tubuh Kinara dari pria itu. Aslan pun tak bisa mencegahnya, karena memang tarikan Liam begitu kuat dan lagipula Aslan juga dalam kondisi mabuk. Liam berhasil menyelamatkan Kinara, ia mendekap erat dan memastikan Kinara terus bersamanya.

"Apa-apaan ini? Kurang ajar, kembalikan Kinara ke saya! Kalau enggak, saya habisi kamu!" geram Aslan.

Liam menyeringai, "Maju aja!" tantangnya penuh percaya diri.

Aslan sontak maju dan menyerang ke arah Liam, namun dengan mudahnya Liam berhasil menahan tangan Aslan dan memutarnya sampai sang empu meringis. Setelah itu, Liam menendang kaki Aslan hingga terjatuh ke lantai.

Tanpa menunggu lama lagi, Liam segera membawa Kinara pergi dari sana sebelum Aslan bangkit kembali. Ya Liam terpaksa menggendong tubuh Kinara yang sedang mabuk itu, karena ia akan kesulitan apabila memapah tubuh wanita itu yang tidak bisa berjalan dengan lancar.

•

•

Singkat cerita, Liam sudah berada di dalam mobil dan tengah bersama Kinara yang duduk tepat di sebelahnya. Pria itu terus melirik ke arah samping, dapat dilihatnya dengan jelas kalau Kinara sedang dalam kondisi tidak baik. Wanita itu mabuk dan tak sadarkan diri, bahkan terus meracau tidak jelas.

Kini Liam berniat membawa Kinara pulang ke rumahnya, karena ia yakin Kevin pasti sudah sangat mengkhawatirkan putrinya itu. Namun, tiba-tiba saja Kinara meraih tangannya dan menggenggamnya cukup kuat. Sehingga, Liam harus menoleh dan bertanya mengapa Kinara melakukan itu.

"A-ada apa ya non? Kenapa non pegang tangan saya?" tanya Liam keheranan.

"Eengghh...jangan bawa gue balik, Liam! Please, lu nurut ya sama gue sekarang! Gue gak mau dimarahin bokap lagi, kepala gue bisa meledak," rengek Kinara.

"Ta-tapi non, kalo gak pulang terus kita mau kemana? Saya kan gak tahu lagi tempat mana yang harus saya tuju," ujar Liam.

"Ah terserah lu lah, lu mau bawa gue kemana kek suka-suka lu aja! Asalkan jangan pulang ke rumah papa! Gue itu males berdebat sama papa," tegas Kinara.

"Ohh, oke deh non. Kita cari penginapan dekat sini aja ya non?" usul Liam.

"Hmm.."

Kinara mengangguk saja seolah menyetujui saran dari Liam, ya tentu ia seperti itu karena tak dapat mengendalikan dirinya. Apalagi, hawa panas di tubuhnya terus menyerang akibat minuman yang ia konsumsi. Tanpa diduga, Kinara menurunkan tali gaunnya itu sampai bagian lehernya terekspos jelas.

"Waduh! Non Kinara emang seksi banget, saya gak boleh sia-siakan momen ini!" batin Liam.

Ya pemandangan itu sangat menggugah selera Liam, ia adalah pria normal yang tidak akan bisa tahan dengan godaan seperti itu. Sesuatu di dalam celananya mulai berdiri dan terasa sesak, membuat Liam segera memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju hotel terdekat.

Kinara terus meracau tak tentu arah sambil mengipas-ngipas tubuhnya, ia merasa gerah dan seolah merindukan sentuhan seseorang. Tubuhnya berkeringat, namun itulah yang menambah kesan seksi di mata Liam. Ya Liam sampai tidak bisa lepas dari bentuk tubuh Kinara saat ini.

Akhirnya tak butuh waktu lama bagi mereka untuk tiba di salah satu hotel terdekat, dengan cekatan Liam segera membopong tubuh Kinara dan membawanya keluar dari mobil. Ia pun masuk ke dalam sana, memesan satu kamar untuk ditempati olehnya dan juga Kinara.

Kemudian, mereka sampai di dalam kamar yang sudah dipesan. Tanpa berlama-lama, Liam meletakkan tubuh Kinara yang nyaris telanjang itu di atas ranjang. Ia pandangi tubuh itu sambil menjilat bibirnya, sesuatu di bawah sana semakin mengeras seolah tak tahan ingin masuk ke sarangnya.

"Ahh...Kinara, ini saatnya saya memulai rencana. Maaf ya cantik, tapi saya gak mungkin sia-siakan momen emas ini! Kamu harus mengandung anak saya!" ujar Liam.

Kinara yang sudah mabuk, tak perduli pada apapun yang Liam katakan. Ia hanya menggeliat di atas ranjang sambil melepas gaun miliknya, tentu Liam menyeringai puas melihat hal itu. Lalu, dengan sigap Liam menindih tubuh Kinara dan mulai melancarkan aksinya.

...~Bersambung~...

...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...