Dihamili Bodyguard Tampan

Dihamili Bodyguard Tampan

Bab 1. Dihukum

Tap

Tap

Tap

Langkah kaki terdengar menyusuri lorong sekolah yang luas dan ramai, seorang pria dengan setelan jas rapih disertai kacamata di wajahnya tengah berjalan santai menuju sebuah ruangan disana. Satu tangannya terlihat ia kepalkan dengan kuat, seperti sedang menahan sesuatu saat ini. Rahangnya mengeras, pertanda bahwa ia begitu emosi.

Kevin Atmadja, ia merupakan seorang konglomerat dan pengusaha terbesar di kotanya. Namun, kini ia harus bersusah-payah mengurus putrinya seorang diri semenjak ditinggal sang istri. Apalagi, sekarang ini putrinya kembali bermasalah dan membuat dirinya tidak bisa hidup tenang.

Ini merupakan kesekian kalinya Kevin dipanggil oleh pihak sekolah untuk datang kesana, karena tingkah putrinya yang selalu membuat masalah. Baru saja ia dikabarkan kalau putrinya terlibat dalam kasus pembullyan terhadap seorang siswi, sehingga mau tidak mau Kevin harus datang kesana menemui pihak sekolah demi membantu putrinya.

Begitu ia tiba di ruangan kepala sekolah, terlihat sudah ada sang kepsek serta guru BK selaku wakil kesiswaan. Tak hanya itu, tampak juga putri cantiknya tengah duduk menunduk disana sambil memainkan jari-jarinya. Tanpa berpikir panjang, Kevin pun mendekatinya dengan penuh emosi.

"Kinara! Apa lagi yang kamu lakukan, ha? Gak capek apa kamu bikin papa repot terus? Kenapa kamu gak pernah ngertiin papa coba?" geram Kevin.

Kinara Maulidina, seorang gadis cantik berusia 18 tahun yang saat ini masih di duduk di bangku SMA itu adalah satu-satunya putri dari Kevin. Sejak kecil ia sudah hidup bergelimang harta, apapun yang ia inginkan pasti selalu terwujud. Bahkan, ayah serta ibunya juga terus memanjakan dirinya, karena hanya Kinara lah yang mereka punya.

"Papa? Maafin aku, pa!" Kinara langsung bangkit dan bersimpuh di depan papanya.

"Maaf maaf, itu aja yang kamu ucapkan. Tapi apa, kamu tetap gak bisa berubah Kinara!" sentak Kevin.

Tentu Kevin sangat emosi saat ini, pasalnya ini bukan kali pertama Kinara berbuat ulah seperti itu. Wajar saja bila Kevin tak bisa memaafkan Kinara kali ini, tapi Kinara pun terus memohon pada papanya itu untuk mau memaafkan dirinya. Bagaimanapun, Kinara tak mungkin bisa jika Kevin memarahinya.

"Eee...pak Kevin, tenang dulu pak! Silahkan duduk, kita bicarakan semua ini dengan baik!" ucap pak Choirul, guru BK di sekolah itu.

"Iya pak Kevin, tidak perlu pakai emosi saat ini! Ada baiknya kalau kita bicarakan secara baik-baik, saya yakin semua masalah ini bisa terselesaikan!" sahut pak Ridho, kepsek disana.

"Baiklah, saya minta maaf ya semua kalau saya tadi lancang!" ucap Kevin.

Akhirnya Kevin mau menurut dan ikut duduk di tempat yang tersedia, lalu mereka semua sama-sama berbincang membahas mengenai masalah yang terjadi pada Kinara. Sampai kemudian, pihak sekolah sepakat memberi hukuman pada Kinara dengan menskor gadis itu selama satu bulan penuh.

Kinara terlihat sangat senang mendengar kabar itu, pasalnya ia sendiri bosan sekali bersekolah terus seperti itu. Sedangkan Kevin tentu sangat kecewa dengan keputusan pihak sekolah, ia juga marah sekali pada Kinara atas apa yang telah gadis itu perbuat.

Setelahnya, Kevin pun memutuskan membawa putrinya itu pulang ke rumah dan lanjut membicarakan semuanya disana. Tentu saja ini semua belum usai, ya karena Kevin tak ingin jika Kinara diam begitu saja tanpa mendapatkan hukuman lain yang lebih pantas untuknya.

"Kinara, mulai hari ini papa akan sita semua fasilitas kamu. Jadi, kamu tidak akan bisa kemana-mana lagi sekarang!" ujar Kevin dengan tegas.

Deg

"A-apa? Papa mau sita semua fasilitas aku? Kok gitu sih, pa?" Kinara amat syok dan tak percaya mendengarnya.

"Iya Kinara, ini semua papa lakukan sebagai hukuman atas kelakuan kamu. Selama ini kan papa sudah baik sama kamu, tapi kamu selalu saja bikin papa kecewa. Papa rasa ini adalah hukuman yang pas," ucap Kevin.

Kinara menggeleng, "Enggak pa, aku gak mau serahin fasilitas aku ke papa. Gimana coba cara aku bertahan hidup nanti?" ujarnya.

"Ck, terserah kamu Kinara. Intinya keputusan papa tetap sama, kamu harus nurut dan gak boleh melawan! Kalau tidak, papa akan tambah hukumannya!" ucap Kevin.

Kinara pun semakin tidak bisa berbuat apa-apa, ia khawatir kalau papanya justru akan semakin menghukumnya nanti. Akibatnya, ia memilih menurut dan mau menyerahkan semua fasilitas yang ia miliki pada papanya. Ya meliputi kunci mobil, kartu kredit dan lainnya.

Kinara terlihat duduk di sofa sambil memanyunkan bibirnya, ia tak tahu apa yang bisa ia lakukan tanpa semua fasilitas itu. Bahkan, handphone pun ia tidak bisa memakainya saat ini. Sehingga, Kinara pasti akan sangat bosan nanti dan benar-benar bingung harus melakukan apa.

Kevin lantas pergi meninggalkan Kinara begitu saja setelah berhasil mendapat apa yang ia inginkan, ya Kevin berencana kembali ke tempat kerjanya karena masih banyak yang harus ia urus disana.

Tak lama kemudian, bik Mirna selaku pelayan di rumah itu datang membawakan segelas susu serta beberapa cemilan untuk Kinara. Ia melakukannya atas perintah dari Kevin, kini ia pun meletakkan semua itu di atas meja dan mempersilahkan Kinara untuk menikmati cemilan itu.

"Silahkan non, ini ada susu sama cemilan buat non Kinara!" ucap bik Mirna.

"Hm."

Hanya deheman yang dikeluarkan oleh Kinara, gadis itu terlihat sangat jengkel dan terus saja cemberut sambil menyenderkan tubuhnya pada sofa. Kinara juga melipat dua tangannya di depan, seolah ia tak perduli pada apa yang diberikan bik Mirna tadi.

Ting nong ting nong

Tiba-tiba saja, terdengar bunyi bel dari arah luar yang membuat Kinara serta bik Mirna terkejut. Keduanya kompak menoleh ke arah pintu depan, tampak Kinara begitu penasaran siapa yang datang ke rumahnya kali ini. Namun, ia tak yakin kalau seseorang di luar sana datang untuk mencarinya.

"Tuh ada tamu, bukain bik!" titah Kinara.

"Iya non," dengan cepat bik Mirna langsung bangkit dari posisinya, dan bergegas pergi ke arah pintu.

Kinara sendiri tetap terduduk di sofa, ia hanya memantau sesekali ke arah pintu untuk melihat siapa yang datang. Bik Mirna tentu langsung membuka pintu, lalu terkejut bukan main saat melihat seorang pria tampan berpakaian rapih tengah berdiri di depannya sambil mengenakan kacamata hitamnya.

Ceklek

Pria itu spontan menoleh dan melepas kacamatanya, begitu ia sadar kalau pintu telah terbuka.

"Permisi, apa benar ini dengan rumah tuan Kevin?" ujar pria itu.

Bik Mirna menganga saja melihatnya, ia sungguh tak menyangka kalau akan ada pria tampan dan gagah yang datang ke rumah itu saat ini. Rasanya ia sampai tidak fokus, karena memang pria di hadapannya begitu mempesona siapapun yang melihatnya.

"Waduh, ganteng amat nih cowok! Siapa ya dia kira-kira??" batinnya.

...~Bersambung~...

...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!