Cinta Pertama

Setelah selesai saling mengungkapkan perasaan, Riko mengajakku pergi dari cafe.

Kami menikmati jalanan sore di atas sepeda motor, hembusan angin meniup rambutku yang tergerai, sesekali Riko melirikku dari kaca spion sepeda motor nya, sungguh sesuatu yang membuatku tersipu malu, Oh...Tuhan apakah ini rasanya jatuh cinta, terasa bahagia saat bersamanya.

Jujur Aku masih malu-malu, apa lagi saat Riko memaksaku untuk memeluknya, ih... malu tau.

tapi...setelah beberapa kali di beri peringatan, akhirnya Aku memeluk tubuh Riko yang sixpack, Riko harum banget loh, bikin Aku nyaman dan betah, Apaan sih Aku kok jadi mesum gini.

Waktu berlalu begitu cepat tak terasa langit hampir gelap, Riko mengantarku sampai di depan rumah, bukannya Aku tak ingin mengajak Riko berkunjung ke rumah, menurutku waktunya belum tepat, apa lagi Ayah dan Ibu sedang tak ada di rumah, akhirnya kami berpisah, tapi berpisahnya cuma sementara.

"Hmmm...Siapa tu?"

Dina mulai mengintrogasi ku, saat Aku berjalan menuju kamar.

"Apaan sih, mau tau aja"

"Ih...kakak pacaran ya, awas ya Aku kasih tau Ibu"

"Dasar tukang ngadu, urus aja urusan kamu"

"Cie..ngambek ni ceritanya, di mana kakak dapat cowok itu?"

"Mau tau aja, bocil nggak usah ikut campur sama urusan orang dewasa"

"Huuu...sok tua, Eh...kak tadi kak Putri telepon nanyain kakak, katanya besok mau ngajak ketemuan"

"Iya, makasih, nanti kakak hubungin lagi aja, ni kakak mau mandi dulu"

"Eh...kak, siapa nama nya?"

"Hustt...jangan ribut, anak kecil pergi sana"

Aku geleng-geleng kepala menghadapi Dina, tu anak lebih berbahaya dari pada mata-mata.

Setelah selesai menyegarkan badan Aku berniat menghubungi Putri, saat berjalan mendekati pesawat telepon, tiba-tiba telepon rumahku berdering.

Ternyata oh ternyata Riko yang menghubungiku,

Aku senang banget,

"Halo Serin...sayang, lagi apa?"

"Lagi mikirin kamu, hihihi..."

"Kok kita bisa samaan ya, Aku juga lagi mikirin kamu"

"hihihi...beneran nanti bohong"

"Nggak bisa bohong, apa lagi sama kamu, pengen jujur terus"

"Ih...apaan sih, emangnya mau jujur masalah apa?"

"Mau jujur soal, Aku rindu sama kamu, tapi malu, soalnya baru ketemu dah rindu aja"

"Ih...gombal aja"

"Ini tu jujur bukan gombal loh"

"Iya deh, terus kalau rindu mau ngapain?"

"Nggak ngapa-ngapain dengar suaranya aja udah senang kok"

"Yah, udah Aku mau dengar kamu nyanyi dong?"

"Kamu mau Aku nyanyiin lagu apa?"

"Terserah kamu aja"

"Dengerin ya?"

"Iya"

"Hmmm...Kau begitu sempurna di mataku kau begitu indah......

janganlah kau tinggalkan diriku tak kan mampu menghadapi semua...."

Ih...Suara Riko merdu banget, malah lagunya romantis banget.

"Serin....?"

"Iya,"

"Kirain pingsan"

"Makasih ya, lagu nya merdu banget, buat Aku jadi terhura, eh maksudnya terharu"

"Ah...kamu meledek ya, baru kali ini loh Aku seperti ini, kok sepertinya Aku jadi lebay gini ya?"

"Nggak pa-pa, Riko, Aku suka kok, hihihi..."

"Ya udah kamu istirahat, Aku dah lumayan ni setelah bicara sama kamu pasti tidurnya nanti jadi lebih nyenyak"

"Iya, kamu juga, met bobok Sayang"

"Kamu juga, I love you"

Setelah selesai menelepon dengan Riko, Aku menghubungi Putri, ternyata telepon ku nggak di angkat.

Kemudian Aku berpikir akan menghubungi Aura, setelah Aku menekan nomor rumah Aura beberapa detik menunggu akhirnya Aura mengangkat teleponku.

"Halo Ra?"

"Ada apa Rin, tumben kamu telepon Aku"

"Kalian nggak di asrama Ra?"

"Nggak Rin, kami nggak dapat kamar di sana, jadi pulang harian aja dari kampus"

"Oh...Ra, Putri tadi hubungin Aku, dia ngajak ketemuan loh"

"Kok Putri nggak ngajak Aku?"

"Jadi kamu nggak di ajak, ada apa ya, tumben Putri ngajak ketemuan berdua aja"

"Rin, sebenarnya ada sesuatu yang ingin Aku ceritain ke kamu, tapi Aku belum yakin sih"

"Ada apa Ra?"

"Rasanya nggak enak kalau ngomong di telepon, gimana kalau besok Aku ke rumah kamu sebelum ke kampus, soalnya Aku masuk kelas siang besok"

"Ok, Aku juga mau ngasih tau sesuatu ke kamu"

"Ada apa?"

"Hmmm...Aku udah jadian sama Riko"

"Apa?" kamu yakin Rin?"

"Iya, emangnya kenapa?"

"Bukannya waktu itu kamu bilang kamu nggak mau jadian sama Riko kalau Putri ada rasa sama Riko"

"Iya, sih tapi Riko nembak Aku, Aku juga udah tanya sama dia tentang Putri, dia sama sekali nggak ada hubungan sama Putri"

"Ya udah deh, besok aja kita ketemuan nya, biar Aku cerita semua ke kamu"

"Emangnya ada apa Ra?"

"Udah besok aja, dah..."

Aura menutup teleponnya, dan ucapan terakhir Aura membuatku semakin penasaran.

sebenarnya ada apa sih, kok tiba-tiba perasaanku jadi nggak enak.