NovelToon NovelToon
Maple Blue

Maple Blue

Status: tamat
Genre:Tamat / Kehidupan di Kantor
Popularitas:5.3k
Nilai: 5
Nama Author: atps0426

Ini adalah kisah lanjutan dari Radio Maple. Pertemuan kembali antara Biru dan Langit setelah sepuluh tahun lamanya. Jadi kalau kalian belum baca Radio Maple, baca dulu ya.

(Bukan untuk anak dibawah Umur, mohon minggir cari yang lain saja ya)

"Aku ingin menunjukkan padamu, jika tidak semua pernikahan berakhir dengan perceraian" ~ Langit.

"Aku ingin dunia tau, kamu adalah laki-laki terbaik diantara yang terbaik. Aku ingin semua wanita cemburu karena perlakuan mu padaku" ~ Biru

"Cinta sejati itu benar-benar ada. Menghabiskan waktu hanya untuk menunggu satu wanita" ~ Dewa

"Mendapatkanmu adalah obsesi terbesar dalam hidupku" ~ Nando

"Jika kau percaya padaku, kau akan menceritakan suka duka mu. Berbagi segala perasaanmu padaku dengan nyaman" ~ Jingga

"Aku tepati janjiku untuk selalu bersamamu hingga tua nanti" ~ Kenzo

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon atps0426, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MB - Pernikahan Anya

Selepas makan, Biru membagikan informasi bahagia ini di grupnya bersama para sahabatnya. Ia juga meminta mereka agar menyimpan rapat rahasia ini sebelum pernikahan.

"Kamu senang sekali, ada apa?" Tanya Langit.

"Aku sudah memberitahu para sahabatku. Mereka terus mengirim pesan dan bertanya-tanya dimana aku sekarang"

"Kau terlalu baik sayang, padahal teman-teman mu menyebalkan"

"Langit jangan ngomong gitu!!" Rengek Biru.

Langit hanya tertawa kecil lalu memeluk gadisnya, Biru memukul pelan perut pemuda nakal itu.

"Kenapa kita tidak tinggal disini saja? Jaraknya lebih dekat ke kantor"

"Kamu mau tinggal disini? Kan kalau tinggal disana kita bisa dekat dengan keluarga kita sayang. Tapi apartemen ini, kamu boleh kesini kapanpun. Tidak akan aku jual atau sewakan kok" jawab Langit.

Biru mengangguk mengerti, ia beranjak dari duduknya untuk mengambil minuman dingin. Gadis itu kemudian duduk sambil bersandar pada tubuh Langit dan melakukan panggilan video dengan sahabatnya. Seperti perkataan Langit, mereka sangat berisik dan menanyakan ini itu. Namun meski begitu, Biru merasa senang dan menceritakan semuanya dengan bersemangat. Langit harus pergi ke kantor, ia mengantarkan Biru sebelum pergi ke kantornya.

"Aku bisa naik taksi atau bus, kamu jadi bolak-balik kan sayang, nanti capek"

"Tidak apa-apa sayang, istirahat dan tidur yang nyenyak ya. Aku sayang kamu" ujar Langit lalu mencium kening Biru sebelum gadis itu keluar mobilnya.

Gadis itu bergegas masuk kedalam rumahnya lalu melanjutkan tidurnya. Padahal ponselnya terus berbunyi, namun gadis itu masih lelap dalam tidurnya.

Sore harinya, Biru sudah bersiap hendak berangkat ke kantor. Ia melihat ada banyak telepon dan chat masuk di ponselnya. Gadis itu tak menghiraukannya, ia tak sabar bertemu dengan kekasih tercinta. Sampai di kantor, seperti biasa Biru menyapa satpam yang berjaga dengan ramah. Ia lalu menaiki lift dan pergi menuju ruangannya. Biru langsung duduk di tempatnya dan menyiapkan bahan-bahan yang hendak di bacakan nanti. Sakti dan Nadin yang baru saja tiba menjewer telinga gadis itu karena mengabaikan pesan dari mereka.

Biru merasa lega usai memberitahu teman-temannya jika dirinya sudah bertunangan dengan Langit. Kini tak ada lagi acara menjodohkan dirinya dengan Nando atau siapapun. Selama beberapa hari terakhir Biru benar-benar merasa sangat senang. Hingga akhirnya acara pernikahan Anya pun tiba, ia datang ke pesta pernikahan seorang diri karena harus membantu Anya. Sedangkan Langit datang bersama teman-temannya saat acara dimulai nanti.

"Biru" panggil Nando.

"Hai Ndo" sapa Biru ramah.

"Aku dengar tentang pertunangan mu, apa kamu yakin dengan pilihan itu? Kamu sudah lama tidak bertemu Langit, dia jelas sudah berubah pastinya. Apa kamu yakin dia tidak bermain-main dengan para wanita diluar sana?"

"Jika memang begitu, tidak mungkin Langit mau menikahi gue kan? Dia pasti cuma ajak gue pacaran dan senang-senang saja"

Nando menatap Biru yang tampak tak terusik sama sekali dengan perkataannya. Gadis itu masih terlihat senang menatap sekitar.

"Sebejat apapun laki-laki, mereka juga akan mencari wanita yang baik untuk dijadikan istri" cetus Nando.

"Begitukah? Apa loe juga gitu?"

Pertanyaan Biru membuat Nando terdiam, gadis itu tersenyum kecil kemudian pergi ke pintu masuk untuk menyambut tamu bersama Mama Anya. Nando mengikuti Biru, ia berdiri di samping gadis itu untuk menemaninya. Tak sedikit yang berpikir jika keduanya memiliki hubungan spesial. Namun dengan cepat Biru menyangkal semua dugaan itu. Ia segera pergi ke ruang pengantin untuk berganti pakaian.

Tak berselang lama, Langit dan teman-temannya hadir bersamaan. Mereka memakai pakaian yang sama seperti permintaan Justin. Sebenarnya pertikaian diantara mereka sudah selesai sejak dulu, namun Biru belum mengetahuinya. Karena itulah Biru sedikit khawatir jika Langit tak akan datang. Acara pun dimulai, semua tamu tampak berdiri dari duduknya dan melihat ke arah pintu masuk ruangan. Mama Anya sudah hampir menitihkan air mata di samping Jingga dan suaminya.

Pintu terbuka lebar, terlihat Anya begitu cantik dengan gaun pernikahannya. Disampingnya ada Biru yang memegangi tangan Anya sambil tersenyum lebar. Langit terkesima melihat kekasihnya secantik ini, ia tak bisa membayangkan akan secantik apa Biru ketika menjadi pemeran utama dalam pernikahan nya nanti.

Usai mengantarkan Anya hingga ke hadapan Justin, Biru berjalan turun kebawah. Dua pemuda mendekat sambil mengulurkan tangannya. Karena merasa tak enak sebab ada banyak tamu melihat, Biru menerima kedua uluran tangan tersebut. Ia lalu berdiri diantara teman-temannya seraya tersenyum lebar menatap sahabatnya menikah. Dua sahabat terbaik Biru kini sudah menikah, gadis itu melingkarkan tangannya pada lengan Langit dan menyandarkan kepalanya pada lengan pemuda itu.

"Aku harus mendapatkan bunganya, aku ingin segera menikah" bisik Biru.

"Tentu, kamu harus mendapatkannya" ucap Langit.

Ketika acara pelemparan bunga, Biru melepaskan high heels nya lalu berjalan kedepan lebih dulu. Beberapa wanita pun ikut berkumpul memperebutkan bunga tersebut. Biru menatap Anya dan melambaikan tangannya memberikan kode. Anya yang melihat mengambil mic dari MC untuk mengatakan beberapa kata.

"Sebenarnya saya berharap bukan Biru yang mendapatkan bunga ini, saya masih belum rela jika ia menjadi milik orang lain. Tapi melihatnya bersemangat hingga bertelanjang kaki, sepertinya dia benar-benar ingin menikah" pungkas Anya yang membuat semua orang melihat ke arah Biru.

Biru sudah tak mau menggubris apapun, ia benar-benar bertekad untuk menangkapnya saat ini. Anya memperhatikan Biru dengan seksama, ia lalu berbalik dan meminta MC mulai menghitung. Biru tiba-tiba berlari masuk saat hitungan ke satu, dan benar saja bunga di lempar dekat dengan panggung. Bukan setahun dua tahun, Biru sudah bisa membaca pikiran licik Anya.

"Yesss" teriak Biru kegirangan.

Anya menoleh dengan maya terbelalak lebar, ia tak mengira jika Biru bisa membaca pikirannya. Ia mengucapkan selamat pada Biru dengan sepenuh hati. Biru menghampiri Langit yang berdiri sambil tersenyum ke arahnya. Ia berlari lalu memeluk pemuda itu dengan erat.

"Aku mendapatkan bunganya" cetus Biru senang.

"Tentu saja harus kamu, kerja bagus sayang" ujar Langit seraya membalas pelukan Biru.

Biru kembali memakai sepatunya kemudian pergi menghampiri Mama Anya untuk membantu. Ia membiarkan tamu-tamu lain melakukan sesi berfoto lebih dulu. Ketika gadis itu menatap Langit yang naik ke atas altar pernikahan, ia baru menyadari jika Langit memakai pakaian dengan warna senada dengan dirinya. Biru mengerutkan keningnya melihat Langit yang tertawa dan berbincang dengan Justin. Pemuda itu melambaikan tangannya memanggil Biru agar naik ke atas panggung.

Gadis itu berdiri di dekat Langit dan mengambil foto bersama sambil menunjukkan bunganya.

"Ada yang belum kamu ceritakan?" Tanya Biru berbisik.

"Tentang?"

"Kamu dan Justin, kalian terlihat akrab"

"Hahaha, bukankah beberapa hari lalu kita menonton pertandingan sepak bola bersama?" Sahut Justin yang mendengar pembicaraan mereka.

Langit hanya tersenyum menatap gadisnya yang bingung, ia merangkul pinggang Biru dan kembali meminta untuk di foto beberapa kali lagi.

1
Rinjani Putri
hallo KK author salm knl ijin titip bintang dikaryamu yuk saling follow dan mendukung ya
Efi Ana
wah sahabat yg patut di buang ke laut ini nadin
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!