demi menemukan jasadnya, Roh dari Wanita bernama Safana harus berkeliaran menjadi hantu, menemui satu persatu orang yang ia kenal, Hingga sebuah kebenaran berhasil ia dapatkan dengan bantuan seorang pengacara muda nan tampan bernama Fatir. kebenaran apa yang mereka temukan ??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Leo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Capter 10
.
.
Meski sudah sampai dirumah, Safana masih terlihat murung. Fatir sampai bingung harus bagaimana. selesai membersihkan diri Fatir ikut duduk disisi Safana
Hening hingga beberapa menit, Hingga Fatir berdehem memecahkan keheningannya.
"Ehem.."
"Kau tersedak ??"Tanya Safana dengan malas.
"Tidak. kau kenapa ?? Aku mau mulai bertanya padamu."Balas Fatir yang langsung bersemangat saat melihat Safana menatap dirinya.
Safana terlihat mensyugarkan rambutnya. "maaf, Baiklah.. bertanyalah sekarang."
"Baiklah.. Sebelum kau meninggal, apa kau punya sebuah masalah ?? Atau konflik dengan suami atau adik atau orangtuamu ??"Fatir mulai mencatat.
Safana.terdiam sesaat. bayang-bayang perdebatan ia dan suami teringat. "aku memang berdebat dengan suamiku, Karna.. karna.."
"Karna ??"Fatir memicingkan salah satu matanya.
Safana tertunduk. "Jujur, aku baru menikah 3 bulan. selama itu suamiku sama sekali tidak menyetuhku. Kami memang dijodohkan, tapi sebelum itu dia sudah setuju. Dia baik padaku, tapi dia sama sekali tidak mau menjamahku layaknya pasangan suami istri pada umumnya."Safana menghentikan ceritanya seraya melirik Fatir yang dengan cermat mengetik dipapan keyboard. Tanpa Safana Sadari sejenak tadi Fatir sempat menjeda aktivitasnya, apalagi saat Safana mengatakan alasan perdebatannya dengan suami.
"Apa perlu kau tulis semua ??"Tanya Safana.
"Ya tentu saja.. paling tidak mulai dari ini kita bisa tau apa motif dari pembunuhanmu."balas Fatir.
"Kau benar-benar tidak sadar dan tidak ingat bagaimana bisa kau meninggal ??"imbuh Fatir.
Safana menggeleng pelan. "Seingatku, malam itu mas Ridwan pamit untuk lembur dikantornya, makanya sore aku sudah tidur karna dirumah sendirian. Tidurku nyenyak sekali, dan saat aku terbangun roh ku sudah lepas dari raganya."
"Dimana kau bangun pertama kali ??" Fatir menanyakannya.
"Dijalan yang ada jembatan layangnya. dijalan Aht."Balas Safana.
"Lalu dengan adikmu ?? kau ada masalah tidak ?? Dengan orangtua juga ??"Fatir bertanya lagi.
Safana terdiam sekejap lalu mulai bicara. "Dengan orangtua tidak ada. tapi dengan Difa.."
"Difa itu adik kandungmu kan ??"Balas Fatir dan dibalas anggukan oleh Safana.
"Kami memang tidak dekat dari kecil.. sampai dewasa dan aku bekerja kami juga tidak pernah berbincang berdua.."Tutur Safana.
"Bagaimana bisa kau seperti itu dengan adikmu ??"
"Difa selalu menolak aku ajak ngobrol.. dia memang terlihat tidak suka padaku. aku juga tidak tau apa masalahnya.. Tapi tadi.."Safana menghentikan penuturannya lagi saat teringat Bagaimana marahnya Difa saat melihat Mama Mereka mengenang Safana
"Dia kenapa ??"Fatir menatap Safana yang terhenti seraya menangis.
"Dia marah dengan mamaku.. dia terlihat begitu membenciku.."Safana tiba-tiba menangis. mengingat Pertengkaran mama dan adiknya hanya karna dia.
"Aku sedih sekali melihat mereka berdebat, Mama begitu kehilangan aku, Tapi Difa juga anak mama yang membutuhkan Mama..Apa aku sejahat itu mengambil kasih sayang mama untuknya.."Ujar Safana dalam tangisannya.
Fatir yang mendengarkan tangisan Safana berusaha menenangkan Namun Fatir tidak tau harus bagaimana. bahkan memegang Safana saja ia tidak bisa.
"Tenangkan dirimu.. aku mohon.. kalau kau belum bisa lanjutkan besok lagi saja.. Tidak apa-apa.."Bujuk Fatir.
Safana menatap Fatir dengan mata yang berderai air mata.
"Aku akan berusaha membantumu jadi jangan menangis lagi ya ??"Imbuh Fatir. tatapannya terlihat begitu perhatian Safana beruntung sekali bertemu orang yang bersedia membantu dia yang hanya sebuah roh getayangan.
"Maaf.. aku akan lanjutkan besok.."Balas Safana sambil terisak. lalu ia beranjak berdiri.
"Kau mau kemana ??"tanya Fatir.
"Aku ingin keluar. istirahatlah.. aku tidak akan mengganggumu.."Balas Safana yang terus melanjutkan langkahnya. Fatir pun hanya bisa menatap kepergian wanita cantik yang bernasib malang itu.
.
.
.
salam toorr ijin mmpir mlipir
menetap semaunya
bahkan ada yang setia bertahan
menyakitkan memang
mencintai tapi tak bisa memiliki
parahnya ga bisa melihatnya
hanya bisa mengenangnya
sesungguhnya hal itu ujian hidup kita
ujian keikhlasan kita
menerima sgala ujian
bahkan terberat sekalipun
tapi percayalah
tiada ujian melebihi batas kemampuan yang diuji
semua sudah sesuai takaran dan takdirnya masing-masing
kita hanya sekedar menjalani
mencintai seseorang yang tidak ditakdirkan untuk kita
seharusnya kita ikut berbahagia untuk kebahagiaan nya
kalaupun kematian yang memisahkan
ya mau gimana lagi
nikmati masa menunggu dengan mengumpulkan kerinduan yang akan kita bawa ketika jiwa kita menemuinya kelak
hidup terus berjalan
cinta boleh bertahan
tapi tetap lanjutkan hingga akhir dengan berlapang dada dan ingat semua hanya titipan kita tak berhak
jadi tidak perlu bersikeras dengan sgala cara
jangan sampai emosi menguasai diri yang akhirnya menyesal dikemudian hari
jadi terimalah konsekuensinya