"harusnya kamu gak usah lahir ke dunia! mama nyesel lahirin anak iblis kayak kamu,"
satu tamparan mendarat di pipi mulus celin, ia tak bisa berhenti menangis karena mamanya selalu mengeluarkan kata kata pedih dari mulutnya.
"aku kan gak minta di lahirin ma," celin menangis memeluk kaki mamanya.
"hidup kamu gak bakalan bener kamu sama aja kayak kakak kamu cuma bisa jadi pelacur!!!" sentak mama celin sebelum pergi meninggalkan celin di pinggir jalan.
celin hanya duduk dan menangis di bawah guyuran hujan melihat mobil mamanya yang perlahan menjauhi dirinya.
selengkapnya>>>>
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mermaidku, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 10
Bima membuka ponselnya, ia melihat pesan dari celine. Ia langsung berjalan ke arah jendela untuk melihat keluar, dan benar ada celine yang sedang bersandar di kap mobilnya.
Buru buru ia turun untuk menghampiri celine, padahal ginjalnya tersa sangat sakit bahkan ia rasanya ingin muntah.
"bima mana ya, apa udah tidur," gumam celine.
Terdengar suara pintu di buka, celin langsung menoleh. Ia melihat bima yang tersenyum ke arahnya, tanpa menunggu lama ia langsung menghampiri bima dan memeluknya.
"gue penasaran apa yang buat cewek cantik kayak lo dateng ke rumah gue malem malem," ucap bima membalas pelukan celine, bibirnya masih tersenyum senang.
"makasih," ucap celine pelan.
"ayo masuk dulu, gak enak udah malem di luar," ajak bima masuk, ia menarik tangan celine untuk masuk ke dalam rumahnya.
"mau minum apa?" tanya bima
"gak usah bim udah malem, mama lo mana?" tanya celine celingukan
"udah tidur ya?" lanjut celine.
"udah kan udah malem, lo kenapa gak tidur juga? Kan gue udah bilang,"
"gak papa sih, makasih ya kalungnya,"
"cantik, suka?" tanya bima melihat kalung yang di pakai celine.
"suka lah, oh ya lo beneran putus sama gracia? Karena gue? Bim gue gak mau jadi alesan lo putus, gue gak mau kalau lo gini bim. Gue gak mau lo putus sama gracia,"
"bukan karena lo, karena gue udah gak nyaman sama dia. Celine, gue pacaran sama dia karena dulu gue gak mau lo tau gue penyakitan ditambah lagi gue gak mau lo tau kalau gue sering fotoin lo. Dia sahabat gue lin," jelas bima
"kenapa lo gak mau gue tau?" tanya celine.
"kalau lo tau, gue yakin lo gak bakalan suka liat gue atau bahkan lo males ngomong sama gue karena gue penyakitan,"
"gak akan ada yang suka liat gue setelah mereka tau kalau gue penyakitan, celine gue gak suka di kasihani," lanjut bima, ia mengenggam kedua tangan celine.
"emang lo penjahat? terus kenapa kalau semua orang tau lo mengidap penyakit? Gak ada yang pengen sakit bim,"
"lo gak jahatin orang, lo gak ganggu orang lain kenapa lo takut sama omongan mereka? Kenapa lo takut sama tanggapan mereka. Bim mereka gak ada hak buat kritik lo," lanjut celine kembali meneteskan air matanya.
Bima tertegun, ia tak menyangka wanita yang ia takuti justru malah menjadi penyemangat untuknya.
"gak ada yang pengen sakit bim," celine memeluk bima, ia kembali menangis merasakan tubuh bima yang panas.
"kita kerumah sakit ya? Badan lo panas," pinta celine.
Bima hanya mengangguk ia sudah tak kuat merasakan sakit di perutnya. Bima terus bercucuran keringat di papah oleh celine. Bima di bawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.
Namun tanpa mereka ketahui bahwa dari tadi mama bima mendengarkan percakapan mereka berdua.
...****************...
Bima mendapatkan perawatan, ia di rawat di kamar vip di temani celine.
"makasih, sini tidur di sebelah gue," bima bergeser untuk memberi ruang pada celine.
"tidur sama lo? Omg nikah aja dah kita langsungan," gurau celine.
bima menanggapinya dengan tersenyum, bima menarik celine untuk naik ke brankar.
"bima, lo beneran suka sama gue?" tanya celine.
Bima menghadap ke samping, ia menyangga kepalanya dengan sebelah tangan, "kenapa tanya?"
"karena gak mungkin aja bim, lo cuma bohong kan? Biar gue seneng, bim lo gak perlu..."
Bima langsung mencium bibir celine, ia memegang tengkuk celine agar celine tak melepasnya.
"bim gak seharusnya lo cium gue," ucap celine parau.
"kenapa? Lo punya pacar? Gue gak peduli," bima kembali mencium bibir pink yang sudah sangat lama hanya bisa ia lihat.
Mereka berdua saling memejamkan matanya namun celine harus merusak suasana panas mereka berdua dengan...
"gue gak mau di perkosa ihh, gue masih perawan. Nafsuan banget sih setan," ucap celine sambil terkekeh.
"kurang ajar, lo yang pegang pegang juga. Dasar," bima mencubit pipi celine, ia sudah tegang namun wanita di depannya ini membuatnya lemas dan mengurungkan niatnya.
"gak sengaja bim hehe,"
Mereka berdua terlelap, namun bima tetap tak bisa tidur. Ia terus bergerak karena ia masih memikirkan celine, ia sampai tak bisa lepas dari ingatan kegiatan yang tadi mereka lakukan.
Berduaan di kamar sama gracia aja gue gak pernah mikirin gituan, tapi kenapa sama celine langsung jorok ya pikiran gue. Sialan, gue pernah sih ciuman sama gracia tapi gak sampe tegang deh. Padahal lebih lama juga sama dia, gue juga pegang pegang tapi gue gak nafsu tuh. Ini ciuman beberapa detik aja tegang njir, lemah banget iman gue kalau ketemu celine.
Bima menatap celine lekat, ia berkali kali menelan ludahnya saat melihat leher celine, "apa gue cium aja ya,"
"bim gue gampar lo kalau lo liatin gue terus," ucap celine masih menutup matanya.
"sorry," bima memeluk perut celine dan membenamkan wajahnya di ceruk leher celine.
"tidur bim, lo bisa sakit kalau bergadang terus, besok besok lo gak boleh minum kopi lagi. Yang lainnya aja," peringat celine yang langsung dia angguki bima.
"Celine kalau gue mati malem ini gimana?" tanya bima yang langsung membuat celine membuka matanya.
"lo sakit? Gue panggilin dokter," celine bangun dan turun dari ranjang.
"gue gak sakit celine, gue cuma pengen tanya,"
"gue panggilin perawat dulu bentar," celine keluar kamar bima, matanya kembali memerah ia rasanya ingin menangis.
"gue gak papa lin selama lo disini, gue baik baik aja," ucap bima lirih
Bima kembali di periksa dan di ganti infus, bima hanya pasrah mendengar celine yang terus mengomel di dekatnya.
"iya celine, gue gak minum kopi lagi,"
"yakan gak cuma kopi, begadang juga sama aja bima gue gebukin lo lama lama ngeyel banget jadi orang. Apa liat liat!"
"sini udah jam dua malem loh ayo tidur gak usah marah marah terus celine, besok kita kan udah bisa pulang," bujuk bima.
"gak lo gak boleh pulang,"
"celine gue ada kerjaan, pulang ya besok. Gue beliin makanan banyak deh yang bentuknya duyung,"
"ihhh nyogok, tapi oke," celine tersenyum dan langsung naik ke atas brankar.
"siapa cowok yang lo salamin pas di depan toko kemarin?" tanya bima.
"calon suami gue," jawab celine ngawur.
"calon suami? Lo bilang gak jadi nikah," bima kaget, ia langsung bangun dan duduk.
"iya kan itu yang baru, kenapa? Lo mau jadi calon suami gue juga?"
"ck lo yang bener dong, jadi gue tadi ciuman sama calon istri orang? Gue tidur sama istri orang?" bima sudah marah bahkan nada bicaranya sudah ketus dan wajahnya memerah.
"iya bima, kenapa? Kan gue belum sah sama dia," celine berusaha menahan tawa.
"terserah, gue mau pindah kamar. Tidurin aja ni brankar," bima turun berniat menarik tiang infusnya.
"kenapa bim? Lo cemburu?" tanya celine manahan lengan bima.
"gue gak mau tidur sama cewek orang!"