Nabila Putri, seorang gadis yatim piatu yang merantau ke kota untuk melanjutkan hidupnya. Dan dia bertemu dengan seorang pengusaha muda yang bernama Aditya Laksmana. mereka jatuh cinta dan menjalin hubungan,tapi sayangnya hubungan itu ditentang keras oleh ibunya Aditya.
Akankah mereka bersatu????
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yeniiyan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
10 Sakit Tak Berdarah
"Nabila...aku tanya sekali lagi di depan seluruh pegawai, apa kamu mau menerima aku sebagai pacar kamu?"
Bagai petir yang menyambar di pagi buta, seluruh pegawai terkejut dengan ucapan Aditya. Begitu pun Dino yang sebenarnya sudah tau akan kedekatan Nabila dan bosnya, tapi dia tidak menyangka kalau Aditya seberani itu menyatakan perasaannya di depan orang banyak.
Nabila pun terkejut sekaligus malu pada teman-temannya. Hening, semua hanya diam terpaku di tempat masing-masing.
"Nabila, jangan hanya diam, aku butuh jawaban kamu sekarang juga," ucap Aditya.
"Mas, aku-aku belum bisa jawab," ucap Nabila gugup.
"Kenapa? Bukankah kamu bilang akan memberikan jawaban hari ini?" cerca Aditya.
"Bukan pagi ini juga, apalagi di depan orang banyak begini," gerutu Nabila dalam hati.
"Apa kamu malu karena banyak orang? aku memang sengaja melakukan ini, agar semua yang ada disini tau kalau kamu bukan perempuan sembarang seperti yang mereka pikirkan," ucap Aditya.
"Aduh, kalau begini semuanya jadi semakin rumit. Apa kata mereka nantinya?" Nabila hanya bisa berkata dalam hati.
"Baiklah aku tunggu nanti siang di ruangan ku. Sekarang kerjakan pekerjaan masing-masing," ucap Aditya lalu meninggalkan mereka semua.
Aditya merasa kecewa karena tidak mendapat jawaban dari Nabila pagi ini. Padahal dia sudah mengumpulkan keberanian untuk menyatakan perasaannya di depan orang banyak.
Sedangkan Mela dan teman-temannya semakin tidak menyukai Nabila. Dan Dino sangat kecewa saat melihat kejadian pagi ini. Benar-benar rumit.
Di rumah Aditya sedang kedatangan tamu, yaitu Vina. Perempuan yang akan dijodohkan dengan Aditya.
"Tante apa kabar? Tante makin cantik saja." sapa Vina pada mamanya Aditya.
"Ah kamu bisa saja, kabar Tante baik.Kamu sendiri bagaimana? Kapan kamu sampai di Indonesia?"
"Aku juga baik Tan, aku baru kemarin sampai disini."
"Kenapa nhgak kasih kabar? Kan Tante bisa suruh Adi untuk jemput kamu di bandara kalau Tante tau."
"Aku sengaja mau kasih kejutan Tante. Sekarang Adi dimana Tan?"
"Adi lagi di restoran, pasti dia akan senang sekali jika tau kamu sudah pulang. Kamu bisa langsung susul saja ke restoran."
"Kalau siang ini aku belum bisa Tante, karena ada janji sama teman-teman aku. Maklum lah sudah lama kami tidak bertemu," ucap Vina.
"Kenapa nggak ketemu Adi dulu, baru kapan-kapan ketemuan sama teman-teman kamu?"
"Kalau ketemu sama Adi kan bisa kapan aja Tan, tapi kalau mau ketemu sama teman-teman aku agak susah, karena mereka punya kesibukan masing-masing. Nah hari ini kebetulan semuanya bisa kumpul," jelas Vina.
"Oh begitu, ya sudah terserah kamu saja. Bagaimana kalau nanti kamu makan malam di sini?"
"Iya Tante, nanti aku usahain ya."
Lalu keduanya menceritakan tentang masa kecil Vina dan Adi, karena Vina dan Adi memang bersahabat dari kecil.
Kembali ke restoran. Nabila sudah diminta untuk ke ruangan Aditya. Semua juga sudah tau apa yang akan mereka bicarakan.
"Udah deh nggak usah sok jual mahal, emang itu kan yang kamu mau. Biar nggak susah-susah kerja tapi bisa hidup enak," ucap Mela saat Nabila baru saja akan menaiki tangga.
"Mela jangan bikin gara-gara, kamu mau dipecat kalau sampai tuan putri ini sakit hati?" Sindir Lena.
"Ya udah yuk kita kerja lagi, apalah daya kita hanya pelayanan biasa, bukan pelayanan plus-plus," ucap Mela lalu pergi begitu saja.
Rasanya Nabila ingin menangis sejadi-jadinya, karena harus menerima sindiran dan kata-kata pedas dari orang-orang yang tidak menyukainya.
Sekarang Nabila tidak bersemangat untuk bertemu dengan Aditya. Tapi Nabila tidak ingin Aditya berbuat yang lebih nekat dari pagi tadi. Jadi mau tidak mau Nabila harus menemui Aditya sekarang.
Nabila masuk setelah mengetuk pintu dan mendapat jawaban dari dalam. Dengan ragu dia segera duduk di depan Aditya setelah dipersilahkan untuk duduk.
"Jadi bagaimana jawaban kamu?" tanya Aditya langsung pada intinya, karena Aditya memang orang yang tidak suka basa basi. Dia juga tidak pandai untuk merangkai kata-kata romantis.
"Maaf mas aku tetap tidak bisa."
"Kenapa?" Aditya menatap lekat mata Nabila untuk mencari jawaban yang ingin dia ketahui.
Sedangkan Nabila hanya menunduk dan tak mampu memandang lawan bicaranya.
"Tatap mata aku dan katakan kenapa kamu tidak bisa menerima cinta ku? Au tulus Nabila, dan aku sungguh-sungguh mencintai kamu."
"Maaf mas, kita berbeda. Kamu bos dan aku hanya pelayan di sini. Rasanya tidak pantas bila kita punya hubungan," ucap Nabila dengan berusaha memandang Aditya, tapi dia tidak sanggup untuk menatap mata lelaki yang sudah jadi penyelamat hidupnya.
"Nabila, Nabila, alasan macam apa itu? Sudah aku katakan kalau cinta itu tidak memandang status, Cinta itu tanpa syarat. Aku mencintaimu apa adanya kamu, bukan karena apapun atau karena siapapun. Harusnya kamu mengerti maksudku," ucap Aditya panjang lebar karena frustasi dengan jawaban Nabila.
"Maaf mas, aku tetap tidak bisa," Nabila tetap kekeh dengan jawabannya
"Apa karena ada pria lain? Apa kamu mencintai orang lain?" Nabila hanya diam tak mampu menjawab pertanyaan Aditya.
"JAWAB NABILA!" teriak Aditya.
"IYA, iya aku mencintai orang lain!" jawab Nabila sehingga membuat Aditya terdiam sejenak.
"Buktikan, siapa pria yang kau cintai dan bawa ke hadapanku sekarang juga, pergi Nabila dan bawa pria itu baru aku akan percaya pada ucapan mu."
Lalu Nabila segera pergi meninggalkan Aditya. Nabila kebingungan harus membawa siapa sedangkan dia tidak sedang dekat dengan siapapun. Tapi saat sudah sampai di lantai bawah Nabila melihat Dino yang sedang menunggu pesanan. Tanpa berpikir panjang Nabila langsung menarik Dino untuk ikut ke lantai atas.
"Nabila kita mau kemana? Aku sedang ada pekerjaan," ucap Dino.
"Sebentar Kak tolong aku sekali ini saja."
"Tunggu sebentar, tolong apa maksud kamu?"
"Tolong mengaku di depan mas Aditya kalau kita saling mencintai. Tolong pura-pura untuk mencintaiku Kak, aku mohon."
Dino langsung terdiam. Tanpa Nabila minta sebenarnya Dino memang mencintai Nabila, dia tidak harus berpura-pura.
"Ayo Kak jangan diam saja. Kita harus cepat." ucap Nabila langsung menarik tangan Dino.
Tanpa mengetuk pintu Nabila langsung masuk ke ruangan Aditya. Aditya terkejut saat melihat Nabila bersama Dino.
"Sandiwara apa ini Nabila? Kamu membawa Dino untuk membohongi aku?" ucap Aditya.
"Aku tidak bohong mas, inilah kenyataannya. AkU mencintai Kak Dino begitu juga sebaliknya," ujar Nabila.
"Benarkah itu Dino? Katakan yang sejujurnya," ucap Aditya.
Sedangkan Nabila semakin erat memegang tangan Dino sebagai tanda permohonan.
"Iya Mas, aku memang mencintai Nabila sejak pertama bertemu," ucap Dino dan itu jujur dari dalam hatinya.
Aditya yang melihat ucapan Dino tanpa keraguan merasa sangat kecewa. Aditya melihat kejujuran di mata Dino.
"Baiklah kalian boleh pergi," ucap Aditya memalingkan wajahnya. Hatinya benar-benar hancur saat ini. Disaat dia mulai jatuh cinta tapi dia harus menerima kekecewaan secepat ini.