Akibat hubungan toxic Ameera sering kali tidak fokus dalam berbagai hal, sang kekasih selalu membuntutinya bahkan menghubunginya setiap saat.
Hal itu berakibat fatal pada malam saat saudari kembarnya meminta Ameera untuk mengantarnya menemui sang suami, akibat mengangkat telepon dari kekasihnya Ameera lalai mengemudikan mobilnya hingga terjadilah kecelakaan tragis yang merenggut nyawa saudari kembarnya.
Ambeera wafat saat usia kandungannya delapan Minggu, hal itu membuat Ameera dihantui rasa bersalah yang amat sangat besar! Terlebih lagi Liam yang merupakan suami dari Ambeera mengalami depresi parah akibat kematian istri dan calon anaknya.
Liam hanya bisa ditenangkan ketika melihat wajah Ameera, karena itu keluarga besar keduanya memutuskan untuk menjadikan Ameera istri pengganti untuk Liam, siapa sangka ketika depresinya sembuh Liam tidak bisa menerima bahwa Ameera lah yang kini menjadi istrinya.
Ameera harus sabar setiap kali Liam berlaku kasar padanya, baik secara verbal maupun
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sopi_sopiah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10
"Liam aku hanya ingin mengajak mu pulang ke rumah bersama,"
"Pergi!" satu kata menyakitkan yang dilontarkan oleh Liam, setelah itu dia pergi meninggalkan Ameera yang masih terdiam.
Sementara Tifanny tidak mengikuti langkah kaki Liam, dan lebih memilih meraih tangan Ameera.
"Ameera jangan diambil hati perkataan Liam, dia itu masih terluka hati dan jiwanya! Kematian Ambeera membawa separuh hati dan jiwanya ikut pergi Liam belum stabil, jadi jangan dimasukkan ke hati perkataan-perkataannya!"
Diluar dugaan rupanya kecurigaan Ameera terhadap Tifanny adalah salah besar dan keliru! Keduanya memutuskan untuk mengobrol di pantry sambil menikmati kopi hangat karena diluar sedang hujan.
Tifanny mengeluarkan kantong yang berisikan cemilan yang tadi dia beli sebelum sampai di kantor!
"Nih ada cemilan, cocok kan untuk kopi hangat!" ujarnya.
"Fan, aku minta maaf ya aku sudah salah menilai mu! Ku kira kau dan Liam memiliki hubungan lagi!"
"Memang memiliki hubungan, tapi itu dulu sebelum Liam menikah dengan saudari kembar mu kalau sekarang mana mungkin aku bukan wanita perusak rumah tangga orang Ra,"
"Tapi Liam sangat ramah padamu, aku iri sekali sebenernya," menundukkan wajahnya.
"Sabar, aku yakin suatu hari nanti Liam pasti akan memaafkan mu! Lagipula disini bukan hanya Liam yang berduka, tapi kau juga sama sedihnya kehilangan saudari mu sendiri,"
Untunglah Tifanny sosok wanita yang baik dan mengerti tentang mana hal baik dan mana hal buruk yang tidak boleh dia lakukan! Setidaknya dengan mengobrol dengan Tifanny begini, kekhawatiran Ameera jadi berkurang karena ternyata Liam tidak memiliki hubungan dengan wanita lain.
"Nah ini ruangan Liam kau masuk sendiri ya!" Tifanny mengantar Ameera sampai didepan pintu ruangan Liam.
"Tapi Fan,"
"Udah engga apa-apa, kau harus berani mendekati Liam!"
Setelah disemangati oleh Tifanny, Ameera pun mengetuk pintu ruangan itu!
Tok.
Tok.
Dibukanya pintu ruangan itu oleh Ameera, dilihat Liam sedang duduk dikursi kebesarannya. Ameera masuk lalu duduk disofa tanpa menganggangu Liam.
Beberapa saat ruangan itu terkesan tidak berpenghuni karena tidak ada percakapan antara Liam dan Ameera. Saat sedang menatap layar laptop dihadapannya, Liam menyempatkan melirik kearah leher Ameera yang ternyata sudah tidak memerah lagi.
"Luka dileher mu sudah sembuh?"
"Ah? Kau tau leherku memerah Liam?" seketika wajah Ameera berbinar-binar.
"Baguslah jika sudah sembuh!"
"Ini aku oleskan obat! Tadi di kantor Tuan Xander yang membelikannya.
Liam mengangkat wajahnya menatap kearah Ameera begitu mendengar nama laki-laki disebut.
"Dia atasan ku Liam, CEO X.R shirt orangnya baik aku beruntung bisa bekerja di sana!" agar tak salah paham Ameera langsung menjelaskan perihal siapa Xander itu.
"Kalau pria yang kau sebutkan itu baik, kenapa tidak setuju saja untuk bercerai darimu lalu menikah dengan pria itu!" ketus Liam.
"Kenapa yang selalu kau bahas selalu saja perceraian? Benar kata mom Britney, pernikahan ini bukan main-main Liam apa kau mau gagal untuk kedua kalinya?"
Brag..
Liam menggebrak meja dihadapannya! Dia bangkit dari kursi untuk menghampiri Ameera.
"Kau bilang apa? Aku gagal untuk kedua kali? Jawab!" Liam membentak.
"Aku tidak pernah melihatmu membentak siapapun Liam, tapi ketika kau ada dihadapan ku kenapa hanya teriakan dan perkataan menyakitkan yang selalu kau ucapkan?"
"Kalau begitu katakan pada keluarga kita kalau kau setuju untuk bercerai dariku! Karena sampai kapanpun aku akan tetap membenci orang yang sudah menewaskan istri dan anakku!"
"Aku akan bertahan Liam, aku tau hati dan jiwamu masih belum sembuh dari luka kehilangan!"
Ameera memeluk tubuh Liam lalu menenggelamkan wajahnya dalam dekapan suaminya itu.
"Menyingkir Ameera!" Liam berusaha menyingkirkan Ameera.
Tapi tangan Ameera sangat kuat melingkar ditubuh Liam dan sulit dilepaskan oleh Liam.
"Dingin Liam, diluar hujannya sangat deras dan didalam ruangan ACnya sangat dingin!" lirih Ameera.
Sebagai laki-laki normal tentulah dalam posisi begini keadaan dibawah sana tidak baik-baik saja! Laki-laki mana yang hasrattnya tidak naik ketika wanita cantik dan bertubuh ideal seperti Ameera memeluknya dengan erat.
"Ameera jangan gila kau," sambil terus berusaha menyingkirkan tangan Ameera.
"Aku tidak gila, aku normal bahkan sangat normal Liam! Tidakkah kau tau, sebagai seorang wanita dewasa dan sebagai seorang istri, aku menginginkan sentuhan dari suamiku?" Ameera mengungkapkan apa yang selama ini tersimpan dalam benaknya.
Mendengar Ameera berkata demikian, Liam justru semakin muak.
"Jangan harap aku akan menyentuh mu! Kau bukan Amber!"
Lagi-lagi Ameera harus mendengar nama Ambeera kembali disebut oleh suaminya! Ameera melepaskan pelukannya dari tubuh Liam.
"Kalau begitu lakukan dan anggap kalau aku Amber!" ujar Ameera.
Liam pun mendekat lalu semakin dekat hingga jarak wajah keduanya hanya tinggal satu inci, Ameera berpikir bahwa kali ini Liam mungkin akan menyentuhnya.
Didorongnya tubuh Ameera oleh Liam hingga tubuh Ameera jatuh mendarat diatas sofa!
Bug..
"Kau pikir aku memiliki hasratt untuk menikmati tubuh mu? Tidak sama sekali, kau sangat menjijikkan dimata ku!"
Tak tinggal diam dengan hinaan-hinaan dan perkataan Liam yang menyakitkan, apalagi Liam berkata bahwa tubuhnya menjijikkan dan tidak memiliki hasratt, membuat Ameera bertindak lebih berani lagi.
Ameera melepaskan kancing kemeja yang dia kenakan satu persatu, membuat Liam segera memalingkan wajahnya.
"Ameera apa yang sedang kau lakukan hah? Kancingkan kembali bajumu itu!" teriak Liam yang masih tidak berani menatap kearah Ameera.
"Kenapa? Bukankah kau bilang tubuhku menjijikkan untuk disentuh? Kau tidak memiliki hasratt padaku? Kita lihat Liam apa benar ucapan mu itu!"
"Kau wanita gila Ameera, hentikan Ameera!"
Seolah tak gentar dengan peringatan dari Liam, saat ini Ameera kekeh melepas seluruh kancing kemejanya! Ameera ingin tahu apakah benar Liam jijik dengan tubuhnya atau sebaliknya dia selama ini menahan hasrattnya karena tidak mau Ameera sampai mengandung.
Jika Ameera mengandung maka Liam akan sulit menceraikannya!
"Cukup Ameera, keluar dari ruangan ku!"
Kemeja kerja Ameera lolos dari tubuhnya membuat tubuh gadis cantik itu polos bagian atasnya dihadapan Liam, meskipun sampai detik ini Liam belum melihatnya sama sekali.
Tak sampai disitu, Ameera sampai melepaskan rok kerjanya dan semua yang melekat didalam tubuhnya. Menjadikan tubuh Ameera seperti bayi yang baru lahir dihadapan Liam yang masih enggan melihat tubuh seksi Ameera.
♥️♥️♥️
Liam Liam itu daging mentah nagih jatahnya, masih gengsi aja!!! Kalau gengsi nanti kamu pusing sendiri.