pemuda biasa
semua tentang reno
romansa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon anable, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
21
Reva sedikit tersentak ketika Reno lagi lagi membopong nya, wajahnya memerah karena tersipu.
"Jadi Lo mau gue bopong atau gue gendong" tanya Reno tanpa ekspresi.
"Ee..emang gak ada pilihan yang lain?" Reva sedikit gugup.
"Ada" jawab Reno masih tanpa ekspresi.
"Apa?"
"Gue seret kaki lo, dan biarin tubuh Lo ditanah" kata Reno tampak serius.
Reva membelalakkan matanya ketika mendengar itu, dia kesal dan secara reflek dia meninju dada Reno pelan tetapi itu membuat Reno meringis.
"Aww" ringis Reno.
Reva seketika tersadar jika Reno sedang kesakitan, diapun langsung mengelus bagian yang tadi dia pukul.
"Sorry Rey, gue gak sengaja" maaf Reva lembut.
"Ckk Lo itu sengaja, mana ada orang yang ninju dibilang gak sengaja" kesal Reno.
Reva pun merasa malu, tetapi dia langsung mengerutkan bibirnya kedepan.
"Abisnya lo sih, bikin gue kesel" Reva cemberut di bopongan Reno.
Reno hanya menghela nafas, dia berbicara lagi," jadi Lo mau dibopong atau digendong"
Reva lagi lagi tersipu, jika dia memilih untuk dibopong, Reno mungkin akan melihat wajahnya yang sedang memerah, tapi jika dia memilih untuk digendong, kedua aset besarnya akan menekan punggung Reno, dia jadi bingung.
"Gu..gue mau digendong aja Rey" jawab Reva akhirnya.
Dia memilih untuk digendong karena tidak mau Reno melihat wajahnya yang memerah, dan tentang aset besarnya yang akan menempel pada punggung Reno, anggap saja itu sebagai permintaan maaf atau sebuah hadiah karena Reno sudah menolongnya.
Reno pun menurunkan Reva dari tangannya, dia memindahkan tas besar yang tadi dia gendong ke depannya, lalu dia berjongkok dihadapan Reva.
"Ayo naik" ujar Reno.
Reva pun langsung menaiki punggung Reno, dia memeluk erat bahu Reno, dan itu membuatnya merasakan sedikit rasa nyaman dan aman.
**
**
Disisi lain sekarang para murid kelas Reno tengah sibuk.
Ya, mereka sedang sibuk mencari Reva, Doni dan Reno yang menghilang.
"Duhh si Reva kemana ya?" Cemas Nina.
"Gue juga gak tau, apa dia bareng Doni?" Ujar Fani sama cemasnya.
"Tadi gue liat sih dia sama si Doni" ujar Reza, dia juga sedang mencari Reno.
"Udah mau malem ini" Nina uring uringan.
"Apa dia sama Reno ya..kan akhir akhir ini dia gencar banget ngedeketin si Reno" tebak Fani.
"Reno gak mungkin bawa Reva sampe jam segini" ujar Joni.
"Gue setuju sama Joni" timpal Reza.
"Apa kita telpon Om Wijaya aja ya" saran Nina.
"Kita harus bilang dulu sama pihak sekolah, baru nanti kita hubungin orang tua Reva" ucap Reza.
"Tapi pihak sekolah udah tau tentang ini" Nina masih saja merasa cemas.
"Lo tenang dulu Nin,..gue yakin pihak sekolah juga bakal ngabarin orang tua Reva kalau Reva masih belum ditemukan" Reza mencoba menenangkan Nina dengan cara memeluk bahunya.
Meski begitu Nina masih saja meras cemas.
Tak lama kemudian Doni datang berlari bersama kedua temannya yang beda kelas dan 8 orang dewasa yang berpenampilan sangar.
Doni dan antek-anteknya akhirnya berhasil melarikan diri dari kejaran para babi hutan, tetapi meski begitu dia terus berlari sampai ke kamp tanpa ada niat untuk berhenti.
Guru pengawas yang melihat Doni sedang berlari ketakutan pun langsung menghampirinya dan menghentikannya.
"Kamu kenapa Doni" tanya guru pengawas itu.
Guru itu mengarahkan pandangannya ke sekitar Doni, dia melihat ada dua murid dari kelas lain ditambah orang orang dewasa yang tidak dia kenal.
"Dan lalu kenapa Bowo dan Yudi ada disini, juga siapa orang orang yang lari bersama kamu ini" cecar guru itu.
Doni berhenti berlari, dia mengangkat tangannya memberi isyarat kepada guru itu untuk membiarkan dia beristirahat sejenak.
Lalu dia dan kedua temannya duduk dan mengatur nafasnya yang terengah engah.
Para preman yang dibawa Doni pun ikut duduk karena kelelahan.
Mereka dikelilingi oleh para murid kelas 11 IPS, mereka ingin tau apa yang terjadi dengan Doni, apakah ini ada hubungannya dengan menghilangnya Reno dan Reva.
Reza, Nina, Fani dan Joni juga ikut menghampiri mereka. Reza mengerutkan keningnya ketika melihat Bowo dan Yudi serta para preman itu. Dia curiga dengan Doni.
'Apa Reno gak pulang pulang gara gara dia ya..tapi si Reva juga gak ada..dan tadi gue sempet liat si Reva sama si Doni berdua tanpa ada Bowo dan juga Yudi serta para orang orang itu' batin Reza.
Setelah melihat Doni yang mulai tenang, Guru itupun langsung mececarnya dengan pertanyaan tadi.
"Jawab saya sekarang" ujar guru pengawas itu terlihat tegas.
Ketika sedang beristirahat tadi, Doni sebenarnya sedang memikirkan alasan yang tepat untuk pertanyaan guru pengawas itu.
"Saya bertemu Bowo dan Yudi ketika mereka sedang dikejar oleh babi hutan Bu, saya mengajaknya kesini untuk membantunya agar aman" jawab Doni beralasan.
Sang guru pengawas mengerutkan keningnya heran, seingatnya kelas 11 IPA 3 yang merupakan kelas Bowo dan Yudi memiliki kamp pelatihan yang jaraknya cukup jauh dari sini.
Sang Guru lalu melirik ke arah Bowo dan Yudi.
"Apa itu benar?" Tanya sang Guru kepada mereka.
"Be..benar Bu,,saya dan Yudi tadi sempat tersesat ketika sedang mencari kayu bakar Bu, lalu kami dekjar oleh sekelompok babi hutan" Bowo agak gugup.
Yudi pun mengangguk membenarkan ucapan Bowo.
"Lalu bagaimana dengan orang orang ini" tanya sang guru sembari melirik para preman yang dibawa Doni.
"Mereka juga sama Bu, mereka juga dikejar para babi hutan" jawab Doni cepat.
Sang guru sebenarnya kurang percaya dengan alasan mereka, tetapi dia tidak untuk bersikap keras sekarang, karena para preman itu mulai memelototi dirinya.
"Baik, kalian boleh tinggal disini, saya akan menghubungi guru pengawas di kelas kalian" ujar sang Guru.
Doni dan yang lainnya pun menghela nafas lega, sepertinya guru itu percaya pada mereka.
"Satu hal lagi, apa kalian melihat Reva dan Reno" tanya sang guru lagi.
Doni yang ditanya begitu langsung berkeringat dingin, dia harus menjawab pertanyaan ini dengan yakin dan terlihat tenang.
"Mm..itu..tadi saya liat Reno menarik Reva masuk kedalam hutan Bu, niat saya tadi untuk mengikuti mereka, saat saya sedang mengikuti mereka Bowo dan yang lainnya yang sedang dikejar babi, jadi mau tidak mau saya harus menolong mereka terlebih dulu" jawab Doni terlihat sangat yakin.
"Apa yang ingin Reno lakukan kepada Reva?" Para murid mulai berbisik.
"Apa dia ingin memperkosanya"
"Gak mungkin, selama ini Reno gak nunjukin bahwa dia tertarik sama Reva"
"Tapi siapa yang tau kan, mungkin aja selama ini dia pura pura, lagian siapa juga yang gak tertarik sama Reva"
"Cukup, kita gak bisa asal nuduh tanpa ada bukti" ujar Reza kesal karena teman baiknya dijelek jelekkan.
"Reza bener,,..lagian Reno gak mungkin ngelakuin hal kaya gitu" ujar Joni sama kesalnya dengan Reza.
"Kalian ngomong gitu karena kalian temannya, tentu saja kalian akan membelanya" Cibir Doni yang mulai memanasi para murid itu.
Reza dan Joni sangat gusar, mereka memandang Doni dengan tajam.
"Iya, kalian temannya jadi kalian pasti membelanya" para murid mulai terpancing.
"Justru karena kami teman baiknya, jadi kami tau kelakuan Reno kaya gimana,..Reno bukan orang kaya gitu" Reza mulai meninggikan nada suaranya.
Sang Guru pengawas juga kurang yakin dengan omongan Doni, dia tau Reno memang bukan orang seperti itu, terlebih Doni yang disini sedikit mencurigakan karena kehadiran kedua temannya dan para preman itu.
"Cukup,.." lerai sang guru.
"Ibu akan melaporkan ini dulu kepada pihak sekolah dan mengabari kedua orang tua Reva dan Reno" ujar guru itu Lalau pergi dari sana.
Doni dan kedua temannya sedikit bernafas lega, mereka akhirnya keluar dari pertanyaan Guru itu.
Reza dan Joni menatap Doni tajam, Mereka ingin sekali menghajar Doni. Melihat Reza dan Joni sedang menatapnya tajam, Doni hanya tersenyum menyeringai.
Reza puntidak tahan lagi, dia akhirnya menghampiri Doni, Nina, Joni dan Fani dengan cepat mengikutinya.
"Gak peduli apa pun yang lagi Lo rencain, Lo gak akan pernah bisa ngalahin Reno" ujar Reza penuh penekanan.
"Temen Lo itu cuma pecundang yang beraninya cuma sama cewe" Cibir Doni.
Reza mengeraskan rahangnya, Nina yang melihat itu langsung menenangkan nya, dia melihat para preman yang datang bersama Doni mulai berdiri, seperti yang siap menghajar.
"Gue liat sendiri tadi Lo lagi berduaan sama Reva" Reza menahan amarahnya.
"Ya, gue tadi emang lagi sama Reva, tapi itu sebelum Reva ngeliat Reno dan menghampirinya" Doni tersenyum sinis.
Bersambung