Seumur hidupnya Anne selalu hidup dalam tekanan, dia tumbuh menjadi gadis lemah dan penakut. Kata-kata andalannya hanya satu, "Maafkan Saya."
Anne percaya hanya kata maaf yang mampu membuat hidupnya selamat.
Hingga sebuah peristiwa membuatnya terjebak dengan seorang Presdir dingin, Jackson Wu.
"Maafkan Saya, Tuan. Saya mohon jangan pecat Saya. Saya mohon maaf."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ILKP Bab 8 - Kurir Pengirim Surat
Untuk sepersekian detik Willy merasa bingung dengan permintaan sang Tuan. Sebab sejak awal dia juga mengetahui jika tuan Jackson sedikitpun tidak merasa tertarik dengan kehidupan pribadi yang dimiliki oleh Anne.
Tapi apa sekarang? Tiba-tiba tuan Jackson memintanya untuk mencari semua informasi tentang Anne. "Baik, Tuan," jawab Willy setelahnya.
Dan Jackson segera lanjutkan langkahnya sendiri yang sempat terjeda, berjalan di saat bayangan Anne tidak lagi nampak di matanya.
"Permisi Bu, Saya ingin mengantarkan berkas dari manajer keuangan," ucap Anne pada sekretaris Jackson. Meja yang letaknya tak jauh dari pintu ruangan sang Presdir.
Sekretaris wanita itu menerima dan memeriksanya beberapa saat, sebelum akhirnya menganggukkan kepala.
"Sebelum pergi, tolong ambilkan minum di pantry ya."
"Baik, Bu," jawab Anne dengan patuh. Dia kerjakan semua perintah yang di dapatnya. Bahkan saat jam istirahat Anne tak cukup mendapatkan waktu untuk dirinya sendiri, roti yang dia makan masih bersisa setengah tapi sudah diminta untuk membantu pekerjaan yang lain.
Ketika sore menjelang, Willy akhirnya mendapatkan semua informasi tentang istri rahasia sang presiden direktur. Dia segera melaporkan semua hasil penyelidikannya.
"Kedua orang tua Anne telah meninggal sejak beliau masih kecil, tapi tidak ada informasi lebih lanjut tentang siapa kedua orang tua Anne," jelas Willy. Bagian informasi ini memang telah Deon sembunyikan dari catatan sipil manapun.
Beberapa informasi tentang Anne telah Deon samarkan untuk melindungi sang nona muda. Demi keamanan Anne agar tidak menjadi sasaran para musuh di dunia bisnis.
Agar Anne juga mampu memantaskan dirinya sendiri sebelum muncul ke publik tanpa gangguan apapun.
"Anne adalah seorang janda, beliau merupakan mantan istri tuan Arga Dewangga. Anne memiliki kemiripan wajah dengan isri tuan Arga sekarang, tapi mereka tidak memiliki hubungan darah apapun," jelas Willy lagi.
Dan Jackson makin tercengang mendengar informasi tersebut, Arga Dewangga bukanlah orang biasa. Lalu seperti takdir yang mustahil terjadi ternyata Anne pun pernah terlibat oleh pria tersebut.
"Anne baru bekerja di perusahaan ini selama 2 hari, dia adalah karyawan baru. Hanya itu informasi yang saya dapatkan, Tuan. Selebihnya tidak ada lagi."
Jackson masih betah diam, sedikitpun tidak memberikan komentar. Saat Willy meletakkan berkas itu di atas meja, Jackson justru mengambilnya dan dibaca sekali lagi, seolah tidak puas jika hanya mendengar satu kali.
'Anne,' batin Jackson mulai membaca dengan hati-hati. Tidak ada informasi yang penting kecuali fakta bahwa Anne adalah seorang janda, tapi entah kenapa rasanya informasi ini saja tidak cukup.
Tanpa sadar Jackson justru ingin mengetahui lebih banyak tentang istri rahasianya tersebut. Dia merasa belum puas, seolah di dalam diri Anne yang penakut dan selalu meminta maaf tersimpan sebuah cerita yang belum mampu dia tebak.
"Temuilah dia, katakan untuk jangan lupa pulang ke rumah. Jangan sampai dia kabur," ucap Jackson setelah lama diam.
"Baik, Tuan," balas Willy, setelah menunduk hormat Dia segera meninggalkan ruangan tersebut. Mencari Anne yang ternyata sedang membantu manager pemasaran untuk membereskan berkas.
"Anne, ikut aku sebentar," pinta Willy.
Anne sontak menelan ludah dengan kasar, sebab jika asisten Willy yang memanggilnya pasti ada sangkut pautnya dengan Jackson.
"Pergilah, aku akan melanjutkan pekerjaan ini sendiri."
"Ka-Kalau begitu Saya permisi, Pak," balas Anne, kepalanya yang menunduk membuatnya tak sempat melihat saat manager pemasaran tersebut tersenyum kearahnya.
Justru Willy yang memperhatikan pria itu dengan seksama. Senyum yang hanya dipahami oleh para pria, ketika tengah tertarik dengan seorang wanita.
Tak bisa dipungkiri bahwa Anne memiliki paras yang cantik, bahkan wajah polosnya yang tanpa riasan menambah kesan segar ketika dipandang mata.
Setelah Anne keluar dari ruangan tersebut, Willy tak langsung menyusul. Dia justru lebih dulu menghadap pada Herbet, manager pemasaran yang tatapannya terus mengikuti Anne.
"Aku datang untuk memberi informasi baru," ucap Willy.
Herbet kemudian menatap Willy dengan intens, "Ada apa? Tumben sekali informasi terbaru disampaikan dengan cara seperti ini, bukan di dalam rapat."
"Tuan Jackson akan lebih sering berada di kantor beberapa bulan ke depan, jadi Anne akan menjadi OG pribadi beliau. Ku harap kamu tidak memanggilnya lagi," jelas Willy dengan tegas, sebuah keputusan yang dia ambil secara mendadak.
Namun Apa yang dia lakukan sekarang hanyalah untuk melindungi pernikahan rahasia diantara Anne dan sang Tuan.
Mendengar informasi tersebut seketika senyum Herbet yang sempat terukir langsung mendadak hilang. Di ganti wajah datar tanpa ekspresi apapun. Keputusan itu seolah menegaskan bahwa Anne adalah milik tuan Jackson yang tak boleh diganggu sedikitpun.
Herbet kemudian hanya mengangguk saja, tak menjawab dengan kata-kata.
Sementara Willy langsung keluar dari ruangan tersebut, bertemu dengan Anne yang sudah menunggu di depan pintu.
"Mulai sekarang kamu akan jadi OG pribadi tuan Jackson, jadi tidak perlu melayani karyawan yang lain," ucap Willy tiba-tiba.
Anne sangat terkejut saat mendengar hal tersebut, tak tahu harus senang atau sedih. Apakah keputusan tersebut akan menganggu tujuan utamanya berada di sini?
Bisakah dia tetap belajar sebagaimana mestinya?
Lalu bagaimana tanggapan karyawan yang lain setelah mengetahui hal tersebut, apakah keputusan tersebut justru akan membuat pernikahan rahasia mereka jadi gampang dicurigai?
Anne bingung, takut dan mendadak banyak pikiran.
"Ta-tapi," jawab Anne, namun berhenti bicara karena kesulitan untuk menjelaskan apa yang ada di dalam pikirannya. Dia tak pandai bicara apalagi negosiasi.
Willy menatap sekitar lebih dulu, memastikan tidak ada yang Mendengar pembicaraan mereka berdua. "Selesai bekerja nanti langsung pulang ke rumah tuan Jackson, mulai sekarang kamu harus selalu tinggal di sana," ucap Willy.
Anne tidak menjawab apapun, hanya menunjukkan pandangan yang turun ke bawah. Tiap kali bicara dengan orang dia memang tidak pernah berani untuk menatap mata.
"Kamu mendengar ku?"
"Iya, Asisten Willy."
"Istirahat lah di pantry, sampai mendapatkan perintah dari tuan Jackson."
"Baik, Asisten Willy."
Anne masih berdiri di sana meski Willy telah pergi beberapa detik lalu, dengan langkah kaki pelan dia menuju pantry untuk beristirahat di sana.
Tapi belum ada sepuluh menit Anne duduk, Willy sudah kembali menghampirinya. Sontak saja Anne berdiri dengan cepat.
Setelah menghela nafasnya pelan, Willy menyampaikan apa tujuannya datang ke sini. "Pulang nanti kamu ingin sendiri atau bersama tuan Jackson?" tanya Willy yang sudah seperti kurir pengirim surat diantara Anne dan sang Presdir.
Tadi Willy sudah menghadap Jackson dan menjelaskan semuanya, termasuk keputusannya untuk menjadikan Anne sebagai OG pribadi sang Tuan. Jackson tak menolak keputusan tersebut, malah memberikan perintah untuk bertanya pada Anne tentang hal ini, pulang bersama atau sendiri-sendiri seperti pagi tadi.
"Sa-saya akan pulang sendiri asisten Willy," jawab Anne tanpa ragu.
"Benar?"
"I-Iya."
ànne mengakui dia sebagai suami
good Anne kmu memang harus menyingkirkan hama dari rumah tanggamu
lanjut Thor