di usia nya yg ke 17 tahun, orang tuanya akan menikahkan ya, dengan seorang tentara, ia tidak yakin apa ia bisa menerima tentara itu sebagai suami,
apakah ia bisa mencintai nya, dan apakah suaminya bisa mencintai nya, apalagi ini perjodohan ia tidak tau bagaimana nanti keadaan rumah tangga nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yusnika Pitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
(10)
kini mereka sudah sampai di toko swalayan, arka memasukan banyak jeruk ke dalam troli belanjaan Nya, Clarisa heran sendiri melihatnya, itu stok seminggu apa setahun pikir nya heran.
" kenapa banyak sekali jeruk?" tanya Clarisa pada arka.
" karna aku menyukainya" kata arka santai sambil menambah stok jeruk nya lagi.
" pantas saja!" kata Clarisa
" pantas saja apa?"
" pantas saja wajah mu selalu masam dan kecut hahhaha"
tawa bahagia Clarisa membahana, di toko swalayan itu hingga menjadi tontonan orang.
akhirnya sudah sekian lama aku bisa juga membalikan kata kata nya, dalam hati Clarisa tertawa bahagia.
arka diam saja saat diejek Clarisa ia bahkan tersenyum.
" sayang mana mungkin wajah ku di bilang masam dan kecut, tidak semua jenis jeruk itu asam dan kecut, ada juga jeruk yang sangat manis dan disukai banyak orang, ya contoh nya sepertiku manis tampan dan sebagainya, aku sampai tidak bisa lagi mendefinisikan nya lagi sayang"
arka nyerocos saja membagakan dirinya, hingga ia tidak sadar Clarisa sudah menjauh dari nya.
Clarisa tidak mau mendengarkanya karna malas melihat arka terlalu narsis di depan ya, ia heran apa arka begitu juga di hadapan teman teman tentara nya, atau bawahanya.
" tunggu nyonya Prasetya"
arka mempercepat langkah nya. ia melihat Clarisa sedang memilih milih makanan cepat saji, dan itu membuatnya jengkel.
" nyoya Prasetya kenapa kau membeli banyak sekali makanan cepat saji?"
" kalau kau tidak mau memasak atau kau pergi. aku mau makan apaa?"
" sudah taruh kembali itu, sisakan sedikit nanti akan ku ajari kau untuk memasak nyonya prasetya"
setelah selesai membeli bahan bahan makanan, mereka mengistirahatkan tubuh nya, di salah satu kafe untuk mengisi perut mereka yang sudah keroncongan lagi.
" hei kawan lama tak berjumpa,"
orang itu tiba tiba memeluk Clarisa di depan arka. arka menatap tajam lelaki yang baru memeluk Clarisa,
dengan tidak peka nya Clarisa balas memeluk lelaki itu. mereka bercerita heboh, arka di abaikan oleh Clarisa.
lelaki itu bernama Rion teman masa kecil Clarisa yang sudah lama pindah ke luar negeri, dan ini pertama kali mereka bertemu sejak kepindahan Rion.
Clarisa terlalu bersemangat dengan Rion hingga ia mengabaikan arka, arka menggebrak meja itu keras, para pengunjung mulai melirik mereka
" kau apa apaan sih" tanya Clarisa marah pada arka
" nyoya Prasetya pulang! " kata arka dingin.
" aku tidak mau kau pulang saja sendiri, aku masih mau disini"
" nyonya Prasetya pulang, dengarkan perintah suami mu!!"
" aku tidak mau, ya tidak mau. kau tidak usah sok mengatur ku, kalau kau mau pulang, pulang saja sendiri" balas Clarisa emosi, karna perlakuan arka yang membuat ia malu dihadapan banyak orang.
" terserah kau saja clarisa firnanda "
arka sangat marah, ia bahkan tidak memanggil Clarisa dengan embel embel nyonya Prasetya.
ia pergi meninggalkan Clarisa di cafe itu dengan lelaki yang kata nya kawan dekat Clarisa sejak kecil.
ia merasa tidak di hargai disini sebagai suami, dengan seenaknya saja Clarisa berpelukan dengan pria lain di depannya?
ia melajukan kendaraan nya dengan sangat cepat menjauh dari cafe itu.
Clarisa menangis, di hadapan Rion, Rion tidak mengerti siapa lelaki yang barusan, mangatakan diri nya suami Clarisa.
Rion memeluk Clarisa erat, tanpa tau seseorang tengah memperhatikan dengan wajah sedih dan cemburu yang luar biasa.
Clarisa kembali ke rumah dia di antar oleh Rion, untung tadi dia sudah menghapal jalan ke rumah baru nya, ia takut dan menyesal membentak arka tadi, tapi arka kenapa begitu marah pada nya?. ia tidak mengerti sama sekali dengan pikiran arka.
ia masuk ke rumah, Rion sudah berlalu pergi setelah Clarisa berpamitan dan mengucapkan trima kasih. mata Clarisa masih sembab karna baru berhenti menangis, baru kali ini ia menangis karna seorang lelaki.
Clarisa terkejut karna rumah nya sangat sepi, mobil arka bahkan tidak ada di garasi rumah nya, ia mulai khawatir arka tidak mau memaafkan Kanya karna sikap nya tadi.
ia menunggu dari siang hingga menjelang malam arka belum kembali juga, hingga pintu nya di ketuk seseorang.
Clarisa cepat cepat membuka pintu rumah nya ia melihat arka, di papah oleh seseorang, ia tidak mengenalinya, sepertinya arka mabuk pikirnya.
arka di papah menuju kamar mereka, tapi arka menolak ia mau tidur di ruang tamu saja katanya, dalam keadaan mabuk ia masih bisa mengatakan itu, arka bersikeras, ia bahkan jalan sendiri terseok Seok menuju kamar tamu,dan dia juga mengabaikan Clarisa.
Clarisa sangat sedih karna arka tidak mau lagi tidur satu ranjang dengan nya.
setelah arka tertidur mereka pergi keruang tamu.
" maap kau pasti tidak mengenalku, aku teman dari kecil arka, namaku Galang, waktu kalian menikah aku sedang ada tugas, maap aku tidak datang ke pesta pernikahan mu dan arka, kami juga satu profesi dengan arka, arka adalah bos atau komandan kami, tapi kalau disini kami sahabat'
Clarisa hanya mengangguk ia masih sedih, karna arka.
Galang juga paham apa yang sudah terjadi, jadi dia tidak mau berlama lama lagi disini. urusan rumah tangga mereka ia tidak perlu ikut campur batinya. ini sudah larut malam ia pamit pada Clarisa.
Clarisa berharap setelah pagi arka akan kembali seperti semula, ini belum seminggu pernikahan mereka tapi sudah terjadi hal seperti ini.
esok nya Clarisa memasak telur ceplok untuk sarapan arka dan dirinya,ia sudah bersusah payah dan berjam jam memasak itu hingga baru kali ini ia berhasil memasak nya.
arka keluar dari kamar dengan setelan baju tentara nya, Clarisa terdiam lidah nya kaku, pandangan arka berbeda pada nya, jadi ia merasa takut pada arka.
" sa sarapan dulu aku sudah menyiapkannya"
" tidak perlu, aku sibuk akan makan di luar" kata arka dingin.arka pergi dari ruangan itu menuju mobilnya, dan berlalu pergi.
Clarisa meneteskan Air matanya ia mengira arka akan kembali seperti baisanya setelah pagi ini tapi dugaanya salah arka sama sekali tidak menghiraukanya.
Clarisa lebih memilih arka yang mengejek nya ketimbang arka yang dingin kepadanya, ia sangat menyesal mengucapkan kata kata kasar waktu itu pada arka.
ia melihat telur yang susah payah di buat nya tapi sama sekali tidak disentuh oleh arka, sudah berapa lusin telur yang gosong dibuat nya ,karna ia tidak pandai membuatnya.
ia menangis dan menyuapkan telur itu kemulutnya sendiri.
perasaan umurku dulu 17 tahun udah bisa pkir panjang dan udah punya duit sendiri🤣
Sukses bwt kk