Proposal Cinta Sang Ceo

Dengan membuka sedikit pintu kamar mandi, Jeni mengintip setiap sudut kamar,apakah si Tuan Muda sudah pergi atau belum. Jeni yang lupa membawa pakaian ganti, hanya menggunakan handuk untuk menutupi sebagian tubuhnya, ia kemudian keluar setelah memastikan keadaan. tanpa ia sadari sepasang mata menatapnya dengan intens, Nathan berusaha menenangkan diri, dari apa yang ia lihat.tubuh indah dengan kulit putih bersih,membuatnya sedikit gugup, ia berusaha menetralkan nafas dan detak jantungnya yang berpacu cepat.

"Kenapa tidak memakai pakaianmu?"

Mendengar suara berat, yang tak lain adalah suara suaminya, Jeni berbalik dengan menggenggam erat handuk yang menutupi tubuhnya saat ini.Nathan mengangkat sebelah alisnya, ide jahil muncul di kepalanya. didekatinya Jeni yang sudah mulai gugup,hingga tidak ada jarak diantara mereka. nafas segar yang tercium oleh indera penciumannya,membuat Jeni membeku,membuat Nathan tersenyum.

"Aku belum tertarik padamu",,Nathan tertawa lepas,melihat ekspresi Jeni yang menggemaskan dimatanya. ia pergi begitu saja meninggalkan Jeni yang terdiam.

Apa katanya tadi,belum tertarik padaku? apakah itu berarti,suatu saat dia bisa saja tertarik padaku? tidak itu mustahil.

Jeni menghilangkan pikiran konyolnya, ia segera berlari ke ruang ganti,dan memakai dress warna kuning bermotif kembang, yang telah disiapkan Elios. Jeni mempoles sedikit wajahnya dengan make-up tipis, ia terlihat sederhana namun tetap menawan.diruang tunggu Nathan tersenyum, mengingat kejadian dikamar tadi, Elios memperhatikan ada yang berbeda dengan Tuan Mudanya pagi ini.sepertinya Tuan Muda mengalami hal yang menyenangkan hari ini,Jeni masuk keruang tunggu dan menyapa Elios seperti biasanya.dan seperti biasanya juga, Elios hanya menjawab apa yang menurutnya perlu untuk dijawab. 

Sesampainya di rumah utama nan megah, para pelayan telah menanti kedatangan Nona Muda penghuni baru di rumah itu.

"Selamat datang Tuan Muda dan Nona Muda!"

Sambut para pelayan, Jeni tersenyum membalas sapaan para pelayan. "dimana ibu pak Mul?,, tanya Nathan kepada kepala pelayan.

"Nyonya diruang tamu Tuan Muda",, Nathan melanjutkan langkahnya, menemui sang ibu diikuti oleh Jeni dan Elios. 

"Kau sudah pulang?,,sesaat ibu melirik wanita yang ada dibelakang putranya, wanita yang kini menjadi menantunya itu,tersenyum dan menyapa ibu mertuanya.sangat jelas terlihat jika sang ibu tidak menyukai Jeni, namun Jeni masih berfikir positif. 

" Masuklah ke kamar !,, perintah Nathan yang langsung dipatuhi oleh Jeni, ia juga merasa tidak nyaman berada di tengah-tengah ibu dan anak itu. atmosfir yang ada disekitarnya, membuatnya bergidik ngeri. Pak Mul mengantar Jeni, ke sebuah Kamar yang begitu luas, kamar yang akan ia tempati sekarang bersama seorang pria yang telah menjadi suaminya. 

"Nathan bisakah kau ceraikan dia, kau bisa mendapatkan yang lebih dari dia!"

Mendengar hal yang tidak masuk akal bagi dirinya, Nathan menatap mata sang ibu,dia sungguh tidak habis pikir dengan sikap sang ibu.

"Aku baru menikah kemarin ibu, dan Menantu seperti apa yang ibu inginkan? Ibu bahkan belum mengenalnya, cobalah untuk mengenalnya!"

Setelah mengatakan hal itu, Nathan meninggalkan sang ibu yang masih tidak terima, dengan ucapan anaknya."Aku ingin menantu yang bisa aku banggakan dengan para teman sosialitaku",kesal sang ibu dalam hati. 

Didalam kamar,Jeni menunggu sang suami. Nathan yang baru masuk ke kamar heran melihat sikap Jeni yang hanya diam menatapnya.

"Apa ada hal yang ingin kau katakan?"

Jeni menganggukkan kepalanya dan mengikuti Nathan yang sudah duduk disofa. 

"Katakan!"

Dengan segenap keberanian yang ia miliki,Jeni mengungkapkan keinginannya.apapun hasilnya, yang jelas ia sudah menyampaikan keinginannya.

" Tuan apakah saya masih bisa bekerja?"

Nathan melirik Jeni sekilas,dan menatapnya membuat Jeni menautkan kedua tangannya.

"Apakah kau sudah membaca,peraturan yang telah Elios berikan!"

" Sudah Tuan, Saya hanya ingin memastikan!

Jenj menatap Nathan,dengan penuh harap.dan memperlihatkan senyum terbaiknya, membuat Nathan mengalihkan pandangannya.

"Lakukan saja apa yang kau suka, asal tidak menyulitkan ku!"

Jeni yang mendengar Jawaban Nathan,langsung menganggukkan kepala, dan berjanji tidak akan membuat masalah. serta akan melakukan tugasnya sebagai istri, yang baik sesuai dengan aturan pernikahan yang telah mereka sepakati. 

Aturan pernikahan.

1.Harus berada di rumah, sebelum Tuan muda pulang.

2.menyiapkan segala keperluan Tuan muda,tanpa membantah.

Dan masih banyak aturan konyol, yang dibuat oleh Tuan Muda. karena terlalu banyak aturan yang harus dipatuhi,membuat Jeni menjuluki suaminya si Tuan penguasa. tidak ada satupun aturan atau syarat yang bisa Jeni ajukan, semua ditolak dan jawabannya hanya satu tidak ada bantahan.