"Assalamualaikum..."
Seorang wanita menyapaku di pagi ini seraya membawa segelas susu sapi segar untukku.
"Selamat pagi, bagaimana tidur anda hari ini ?"
"Waalaikumsalam warahmatullahhiwbarakatuh... Alhamdulillah baik." sahutku.
Ini awal aku tinggal diluar negeri untuk belajar. Baba mengirimku untuk belajar keluar negeri agar aku lebih mandiri. Di negara ini aku menemukan petualangan yang seru ketika aku menemukan sebuah jam antik yang ternyata ajaib, aku dapat melintasi negara dan waktu dan ajaibnya aku bisa pulang kerumah bahkan jam ini mampu membantuku mewujudkan harapan dan keinginanku. Jam ini aku dapatkan saat aku bermimpi dan aku menemukannya disebuah gurun pasir yang luas, jam ini terletak didalam sebuah kotak antik saat aku menemukannya. Sejak itu aku melewati hari-hariku penuh keajaiban dan aku harus mengucapkan terimakasih pada Baba yang telah mengirimku keluar negeri untuk belajar karena aku mendapatkan petualangan seru ini serta ajaib dinegeri asing ini.
Selamat berpetualang denganku, Aisyah !!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jatuh tertidur....
Aisyah berjalan menuju kearah kamar dengan perasaan yang sangat kacau, tubuhnya masih lunglai. Aisyah memasukkan kunci kamar dan berusaha membuka pintu kamar dengan tangan gemetaran, tapi kunci kamar terjatuh berkali-kali dari tangannya.
Tanpa sadar ia bersandar didinding dan jatuh terduduk lemas, ini sangat sulit untuk ia terima, apakah ia mampu melewati semua ini.
Ya Allah...., tolong ...
Aisyah memejamkan kedua matanya dan mencoba berpikir jernih. Lalu ia berdiri dari tempatnya duduk dan memasukkan kunci kamar itu lagi dengan menenangkan hati, akhirnya pintu kamar dapat terbuka. Aisyah masuk kedalam kamar dan mengunci pintu kamar rapat-rapat dari dalam kamar tidurnya.
Waktu masuk menjelang maghrib dan ia tidak pergi berjamaah hari ini, ia melaksanakan shalatnya didalam kamar setelah ia mengganti pakaiannya dengan yang bersih.
Aisyah duduk menghadap keatas dengan tangan menengadah dan memohon.
"Ya Allah, Engkau adalah Tuhanku..., bisakah kamu mengubah takdirku..., aku tahu takdir tidak bisa diubah tapi setidaknya nasib yang telah Engkau takdirkan buatku berubah menjadi baik dan bahagia", ucap Aisyah dalam doa.
Aisyah melihat kearah atas kamarnya kemudian memejamkan kedua matanya perlahan-lahan.
"Aku tidak meminta isi dunia menjadi milikku atau isi langit menjadi kepunyaanku, yang aku inginkan hanya menjadi baik setidaknya ubahlah nasib hidupku tidak sial !", Aisyah lalu mengusap mukanya dengan kedua tangannya dan termenung.
Aisyah hanya memandangi hamparan sajadah. Lama..., ia masih duduk bersimpuh dilantai kamar dan diam.
Berangsur-angsur rasa ngantuk menderanya, matanya mulai terasa berat, kemudian perlahan-lahan kedua matanya mulai tertutup dan rasa kantuk yang begitu hebatnya sudah tidak berkompromi lagi dengannya dan membuatnya jatuh tertidur diatas hamparan sajadah.
Aisyah mulai terlelap dalam tidurnya, pikirannya menjadi tenang dan damai, rasa lelah dan penat yang menaungi pikiranku menghilang seketika.
Tubuhnya terasa sangat nyaman sekali, ia merasakan hatinya menjadi sejuk dan ia merasakan tubuhnya terasa ringan sekali dan ia merasa seakan-akan sedang melayang-layang terbang tinggi.
"Dimana ini ?", kata Aisyah sambil bergumam pelan.
Aisyah melihat dirinya terbaring diatas selembar daun yang melayang diatas air yang bening. Ia tersadar dari tidurnya lalu duduk diatas selembar daun yang melayang itu.
Pemandangan disekitarnya sangatlah indah, ia melihat seluruh tempat ini berwarna-warni layaknya pelangi.
Air yang bening dibawahnya tidak berujung dan bermuara, air ini seperti danau tapi tidak bertepi. Ia hanya melihat bentangan air bening didepan matanya, air ini tenang dan jika ia bercermin dipermukaannya akan terlihat jelas pantulan wajahnya di air itu, seperti ia benar-benar sedang bercermin, dan air ini bening seperti kaca kristal.
Termenung ....
Aisyah hanya diam termangu melihat seluruh tempat ini, sungguh indah dan mengagumkan. Ia menggambarkan tempat ini seperti kilauan permata. Ia mengedarkan pandangannya keseluruh sekitarnya, dan ia merasa daun ini bergerak maju dan tiba-tiba meluncur cepat diudara, melaju terbang melayang, meninggalkan riak-riak diatas air. Ia berteriak keras sambil berpegangan ditepi daun berukuran raksasa itu.
Daun yang melayang ini meluncur dengan kencang dan membawanya terbang seperti kilat, ia merasakan seluruh tubuhku bergetar dan sekitarnya bergerak dengan sangat cepat serta ia merasakan hembusan angin menerpa wajahnya dengan sangat kerasnya.
Tiba-tiba daun berukuran raksasa itu berhenti disebuah padang pasir, daun itu hanya melayang-layang diatas hamparan pasir yang luas.
"Padang pasir ?", kata Aisyah kaget dan ketakutan.
Hening sekali, ia merasakan tempat ini sangat sunyi dan sepi, hanya keheningan yang menyelimuti suasana padang pasir ini serta desiran angin yang berhembus meniup hijabnya.
Tiba-tiba terdengar suara tawa memecah keheningan. Aisyah terkejut mendengar suara aneh itu, ia masih berada diatas lembaran daun raksasa yang melayang sambil berpegangan ditepi daunnya ketika suara asing itu terdengar menggema dipenjuru langit-langit padang pasir ini.
"Selamat datang jiwa-jiwa yang dahaga, merindukan cinta Ilahi, mendambakan kemurnian hati. Kaulah yang terpilih", suara itu terdengar lagi. "Selamat datang...! Selamat datang para pecinta Ilahi...!"
Suara asing itu membuat Aisyah merinding dan sangat ketakutan, ia tahu ini adalah mimpi dan hanya sebuah mimpi tapi ia merasakan mimpi ini seperti nyata.
"Bolehkah aku bertanya padamu, wahai dzat asing penguasa hamparan pasir ini ?", kata Aisyah mencoba memberanikan diri.
"Apa yang ingin kamu tanyakan, katakanlah !", suara asing itu menjawabnya.
"Terbuat dari apa dan siapakah sosok sejati dirimu, wahai dzat asing ?", kata Aisyah sambil menoleh kearah sekeliling tempat ini.
"Gadis yang sangat pintar !", sahut suara asing itu menggema. "Aku tidak menyembah simbol spiritual, aku hanyalah pecinta yang mabuk pada Tuhanku, aku hanyalah pencari dan penjelajah waktu yang memberimu kesempatan !"
Aisyah terdiam mendengar perkataan suara asing itu, seperti mimpinya sebelumnya, suara itu hanya menjawab pertanyaan darinya dengan kalimat-kalimat yang ia sendiri tidak memahaminya.
"Apakah ini mimpi ? Tapi jika ini bukan mimpi, mengapa ia selalu melihat hal-hal aneh setelah ia bermimpi ini semua ?", tanya Aisyah. "Apakah ada perbuatan yang aku lakukan yang mengusikmu wahai dzat asing ?"
Suara itu kembali terdengar tertawa dan tawanya menggema diseluruh tempat ini. Aisyah gemetaran mendengar suara aneh itu, dia tidak berwujud dan tidak berwadak, hanya sebuah suara yang menggema, itu yang membuatnya ketakutan dan ia yakin siapapun orang yang mengalaminya pasti lari terbirit-birit dan jatuh pingsan.
"Aku akan memberimu sebuah pertanyaan dan kamu harus menjawabnya, jika kamu mampu menjawabnya, aku akan memberitahukan siapa aku !", kata suara itu.
"Baiklah ! Aku akan menerima persyaratanmu itu !", jawabnya berani.
"Gadis hebat, baiklah aku akan memulai pertanyaannya !", ucap suara itu lagi. "SESEORANG BERTANYA, Apakah cinta itu ?"
Aisyah mulai berpikir, Cinta ? Ia langsung teringat pada buku bersampul warna hitam berjudul MATSNAWI yang berisi tentang kumpulan syair dari seorang sufi Persia yang ia temukan diruangan baca asrama, tadi ia membacanya dan ia mengingat sebuah syair yang ia baca dari buku itu atau mungkin itu jawabannya. Aisyah melihat kearah sekelilingnya lagi dan ia hanya melihat hamparan padang pasir yang sangat luas.
"Apakah cinta itu ? Tuhanku menjawab, Engkau akan mengetahuinya ketika engkau sesatkan dirimu ke dalam Aku !", jawabnya, ia menjawab dengan membacakan salah satu syair Matsnawi.
Tiba-tiba seluruh tempat ini bergetar kencang, terdengar gemuruh pasir yang keras dan angin berhembus dengan hebatnya membuat tubuhnya berputar-putar melayang.
Aisyah menutupi matanya dengan lengan bajunya erat-erat, menghindari debu masuk kedalam kedua matanya.
Pasir-pasir dipadang ini berterbangan membentuk seperti pusaran angin puyuh yang mengelilingi dirinya. Aisyah berusaha berpegangan ditepi daun raksasa itu dan menahan tubuhnya agar tidak terlempar jatuh kebawah.
"Selamat gadis pintar, kamu berhasil melewati ujianmu, Aisyah !", terdengar suara asing itu menggema lagi.
Aisyah membuka kedua matanya dan melihat sebuah cahaya sinar terpancar dihadapannya.
Tiba-tiba ia telah berdiri diatas hamparan padang pasir yang sangat luas ini, ia terkejut menyadarinya.
"Kaulah pemilik yang terpilih, Aisyah ! Bukalah kotak yang ada dihadapanmu itu dan ambillah benda yang ada didalamnya !", kata suara itu lagi.
Aisyah melihat sebuah kotak antik terbuat dari kayu yang tergeletak dibawah dekat ia berdiri. Ia terdiam sesaat dan hanya memandangi kotak itu lalu ia mengambil kotak itu dan membukanya tanpa keraguan sedikitpun.
Ketika ia membuka kotak itu, ia melihat cahaya terang benderang memancar dari dalam kotak kayu itu dan tubuhnya terasa panas sekali dan tanpa sengaja ia melemparkan kotak itu dan tubuhnya terhempas jatuh terduduk diatas pasir.
Aisyah melihat sebuah jam antik berantai emas keluar dari dalam kotak kayu itu. Jam antik berwarna emas itu berputar-putar melayang, ia melihat jam itu terbang kearahnya dan itu membuatnya ketakutan. Aisyah berlari menjauh dari jam itu tapi jam berbentuk bulat kecil berantai emas itu terus mengejarnya.
"Awh !" Aisyah berteriak keras ketika jam itu terlempar kearah kepalanya dan membuatnya jatuh terjerembab diatas pasir.
Wajahnya penuh dengan pasir dan debu, ia terdiam beberapa saat dengan tubuh terbaring diatas pasir.
"Tuhanku, bukankah aku berdoa padaMu agar hidupku tidak sial ! Kenapa hantu jam ini malah mengikutiku ?", kata Aisyah panik serta kalut.
"Hai, gadis !!! Jangan berbicara sembarangan, aku bukan hantu !!" terdengar suara asing tiba-tiba muncul dan membuatnya terkejut.
"Aduwww !!!", pekik Aisyah seraya menundukkan kepalanya.
Aisyah lalu bangun dan duduk diatas hamparan padang pasir yang sangat luas ini kemudian ia menoleh kesamping kanan dan kiri mencari-cari sumber suara itu dan darimana datangnya suara aneh itu.
"Apa yang sedang aku alami ini sebenarnya !? Tuhan !?", kata Aisyah bengong dan gelisah.
Bukankah suara asing yang menggema itu telah pergi, kenapa ia mendengar suara aneh itu lagi dan suara itu terdengar sangat dekat disekitarnya. Bukankah ia ini sedang bermimpi dan terlelap, tapi kenapa ia merasa mengalami ini semua seperti tampak nyata.
Aisyah mulai kembali menarik nafasnya dalam-dalam, lalu menghembuskan nafasnya berlahan dan hal itu biasanya menandakan bahwa ia sedang panik saat ini dan ia tidak mampu berpikir jernih lagi.