Meninggal karena di jebak oleh musuh bebuyutannya membuat Kebo Iwa merasa menyesal seumur hidupnya karena telah meninggalkan cinta sejatinya demi wanita yang akhirnya membunuh dirinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Its Zahra CHAN Gacha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berhenti menyerangnya
Perlahan Utsman membuka matanya setelah beberapa saat ia tak sadarkan diri. Samar-samar ia lihat Adrian tertusuk oleh pecahan kaca dan memeriksa kondisinya.
"Kau masih hidup," ucapnya lirih
Ia kemudian turun dan keluar dari mobilnya, dengan langkah tertatih ia menyeret tubuh Adrian keluar dari mobil.
Utsman melepaskan baju Adrian dan membawanya kedalam mobil.
"Kau tidak boleh mati, jika memang ini konspirasi maka biarkan aku yang akan menggantikan mu,"
*Duar!!!
Terdengar suara ledakan mobil setelah Utsman masuk kedalamnya.
*Ciit!!!
Bisma dan anak buahnya segera menghentikan mobilnya tak jauh dari lokasi kejadian.
"Sial, bagaimana mobilnya bisa meledak!" pekik Bisma terlihat kecewa.
"Cepat turun dan cek kondisi mobilnya. Jangan biarkan salah satu dari mereka hidup. Pastikan mereka benar-benar mati kali ini." tukas Bisma memberikan perintah
"Baik Tuan,"
Iwa mulai sadar setelah mendengar suara ledakan mobil.
"Paman!" Pekiknya
Ia mencoba bangun dan mendekati mobil itu, namun ia segera mengurungkan niatnya saat melihat beberapa orang turun dan menghampiri mobil yang terbakar. Mereka segera memadamkan api dan mencari mayat Utsman dan Adrian.
Mereka kemudian mencari Adrian ke sekitar lokasi.
"Sial," Iwa segera berlari meninggalkan tempat itu.
Tidak lama mereka kembali menghampiri Bisma dan memberikan laporan padanya.
"Sepertinya kali ini mereka benar-benar sudah mati Tuan, saya bisa memastikan dua mayat di dalam mobil adalah Adrian dan sopirnya Utsman,"
"Bagaimana kau bisa seyakin itu, bagaimana kalau itu mayat orang lain?"
"Pintu mobil masih terkunci, dan kami juga sudah mencari di sekitar lokasi dan tidak menemukan jejak keduanya.
"Baguslah kalau begitu," jawab Bisma menyeringai
*********
Pagi hari di Kantor pusat PE corporation.
"Wah luar biasa, respon dan penjualan nasi instan benar-benar di luar dugaan!" seru seorang direksi
"Apa maksudmu?" tanya Bisma menghampiri mereka
"Lihatlah, di hari pertama launching produknya penjualan mencapai hampir lebih dari lima puluh juta rupiah hanya di wilayah Jakarta saja. Bukankah ini fantastis!"
"Benar, hal ini membuktikan kalau dia benar-benar cakap dalam mengelola bisnis PE Corporation. Dan sudah saatnya kita mengembalikan posisi CEO kepada sang pewaris tahta sebenarnya," sahut yang lainnya
"Jadi kalian ini melengserkan posisiku?" tanya Bisma menarik sudut bibirnya
"Tentu saja, lagipula kau hanya memangku jabatan untuk sementara saat terjadi kekosongan jabatan. Namun saat sang pemilik sebenarnya datang kau juga harus mengembalikannya,"
"Kalian benar-benar munafik, bagaimana bisa menilai seseorang hanya dalam penjualan satu hari. Terserah kalian saja, aku akan dengan sukarela melepaskan jabatan ku dan menyerahkan padanya jika dia kembali lagi ke perusahaan ini." jawab Bisma kemudian meninggalkan ruangan meeting
"Tunggu saja sampai kiamat, dia tidak akan pernah datang lagi," imbuhnya
*********
Iwa perlahan membuka matanya dan segera melihat jam di ponselnya.
"Kenapa aku tertidur begitu lama, aku harus segera bangun dan ke kantor.
Ia segera bergegas menuju kamar mandi dan membersihkan tubuhnya.
Paman Bisma, kau harus membayar mahal atas apa yang telah kau lakukan padaku dan juga paman Utsman.
Siang itu kantor pusat PE corporation mendadak ramai setelah mendengar berita kematian Utsman dan Adrian .
"Bagaimana ini, apa berita ini benar?"
"Tentu saja, kalau kalian tidak percaya, ikut denganku untuk mengidentifikasi mayat keduanya," jawab Bisma
"Kau mau kemana Tuan?"
"Tentu saja memenuhi panggilan polisi untuk mengidentifikasi mayat Keponakanku dan sopirnya itu," jawab Bisma
Lelaki itu segera bergegas menuju ke rumah sakit.
"Sempurna, dengan begini aku bisa benar-benar menjadi CEO PE corporation untuk selamanya,"
*************
"Maafkan aku paman, aku tidak bisa menyelamatkan dirimu. Tapi jangan khawatir aku akan segera membalas dendam kepada orang-orang yang membunuhmu," Iwa menatap sendu photo Utsman di kamarnya.
Ia segera mematikan televisi di kamarnya dan mengambil kunci mobilnya.
*Tak, tak, tak!!!
Iwa menghentikan langkahnya dan berdiri di depan Bisma yang sedang berpesta merayakan kemenangannya.
"Rey...benarkah itu dirimu?" tanya Bisma yang sambil mengucek-ucek matanya
"Ya ... ini aku,"
"Bukankah kau sudah mati?"
"Aku datang dari Neraka khusus untuk membunuhmu!" sahut Iwa
"Hahahaha...coba saja kalau bisa," tantang Bisma mengejeknya.
Kebo Iwa segera melepaskan pukulannya kearah Bisma hingga lelaki itu sempoyongan.
Beberapa anak buah Bisma langsung menyerangnya. Iwa dengan cepat mampu melumpuhkan mereka satu persatu hanya dengan tangan kosong.
Melihat anak buahnya terkapar di depannya Bisma mencoba kabur, namun dengan cepat Iwa segera menangkapnya.
Pemuda itu menarik rambut Iwa dan membenturkan kepalanya ke tembok.
*Buughh!!
"Jangan pernah meremehkan aku lagi atau aku akan mengirim mu ke Neraka!" ancam , Kebo Iwa
"Hahahaha, jangan mimpi brengsek, karena sampai kapanpun kau tidak akan pernah menang melawanku!" ujar Bisma
"Begitu rupanya, wah aku benar-benar takut," Rey tersenyum sinis menatap Bisma
*Buuggghhh!!
Iwa sengaja membenturkan kepalanya dengan kepala Bisma membuat lelaki tua itu langsung meraung kesakitan.
"Aaarrrggghhhh, dasar sialan ... beraninya kau menyentuh ku!!"
Bisma yang berang segera menyerang balik Iwa, namun dengan mudah pemuda itu dapat melumpuhkannya.
"Rey yang dulu sudah mati jadi jangan pernah meremehkan aku lagi," ucap Iwa kemudian mendorong tubuh Bisma hingga tersungkur ke lantai.
"Sekuat apapun dirimu sekarang, kau tatap saja tidak akan pernah mengalahkan diriku Rey. Jadi jangan bertingkah macam-macam jika kau tak ingin bernasib malang seperti orang tuamu ataupun sopir mu itu." tukas Bisma mencoba bangun
"Meskipun kau memiliki seribu nyawa sekalipun, kau tidak akan pernah bisa menghindari malaikat maut seperti diriku," imbuhnya menyeringai
*Tak, tak, tak!!!
Dengan langkah penuh kharisma Iwa mendekati Bisma.
"Siapapun dirimu, entah kau iblis atau malaikat sekalipun aku tak pernah gentar menghadapi mu. Jika kau menantang perang denganku dengan senang hati aku akan menerimanya. Karena seorang kesatria sejati tidak akan pernah menusuk dari belakang," jawab Iwa kemudian meninggalkannya.
********
"Niel, aku butuh bantuan mu,"
"Tidak ku sangka seorang Bisma Haryono datang sendiri ke kantor ku, apa yang bisa saya bantu Tuan?" tanya seorang lelaki muda menghampiri Bisma
"Aku ingin kau menghancurkannya," ucap Bisma memberikan sebuah foto padanya.
"Bukankah dia putra Prawiro Edy??"
"Benar,"
"Bagaimana kau akan menjadi pemimpin yang sukses jika menyingkirkan kutu di rambut mu saja tidak bisa,"
"Untuk membunuh parasit di tubuh kita, tentu saja kita harus mengorbankan sesuatu yang berharga dalam diri kita juga. Kau harus merelakan rambut indah mu rontok demi membasmi kutu di kepalamu."
"Apa maksudmu?"
"Untuk sementara' berhentilah menyerangnya, karena semakin kau berusaha menyingkirkannya maka ia akan semakin kuat dan kau pasti akan tersingkir olehnya. Untuk sementara waktu kau harus mendekatinya dan mendukungnya. Seperti kata Sun Zhu sang ahli perang, Seni perang tertinggi adalah menaklukkan musuh tanpa berperang. Buatlah dia percaya padamu kemudian hancurkan ia dari dalam,"