NovelToon NovelToon
(Not) A Perfect Boy

(Not) A Perfect Boy

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Misteri / Tamat / Cintamanis
Popularitas:276.8k
Nilai: 4.3
Nama Author: RiniAngraini

Awalnya Adeeva ingin mencari pacar yang tergolong dalam sebutan good boy agar ia bisa memiliki pasangan yang baik dan hidup dengan nyaman nantinya. Namun bagaimana jika takdir malah mempertemukannya dengan cowok yang jauh dari kata sempurna? Suka bolos. Jahil. Pakaian jauh dari kata rapi. Namun ia tak mengetahui sisi lain dari cowok itu. Karena ia adalah cewek keras kepala yang selalu berasumsi sendiri atas apa yang dilihatnya. Tapi bukankah segala sesuatu yang kita lihat belum tentu kebenarannya kan?

Arsenio Juvenal Candrakanta, cowok yang susah ditebak, sedikit nakal, dan tidak peka. Arsen dengan ketidaksempurnaannya menganggap status itu tidak penting. Karena baginya yang terpenting itu adalah rasa. Tapi...bukankah bagi cewek keduanya begitu penting?

'I'm not the perfect boy like your dreams. Here I am, someone who loves you in his way'

***

Ceritanya telah diremake di akun w*ttp*d @Biebalms_h

Penasaran dengan kisahnya? Yukk baca!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RiniAngraini, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 10

'Jatuh cinta tak semudah dirasa. Karena disana ada resiko yang harus dihadap. Maka, jika kamu berani jatuh cinta maka berani pulalah menanggung resikonya'

Happy reading

.

.

.

"Adeeva, maksud kedatangan Om kesini untuk..."

Adeeva langsung teringat ucapan Resya tadi.

Jangan-jangan..... gue beneran mau dijodohin," batin Adeeva cemas. Apalagi saat melihat Dion yang seperti menahan amarah. Dan terbukti dengan kedua tangannya yang mengepal. Mungkin dia nggak setuju. Pikir Adeeva.

"... Untuk meminta izin menikahi Mama kamu," ucapan om Hendra membuat kaget Adeeva.

"Jadi gue gak dijodohin? Baguslah," batin Adeeva.

"Bagaimana Adeeva, apakah kamu setuju Om menikah dengan Mama kamu?" Tanya Om Hendra.

"Kalau Adeeva terserah Mama saja," jawab Adeeva mantap.

"Jadi, bagaimana Intan? Tak ada alasan lagi buat kamu tidak menerima lamaranku" Tanya Om Hendra pada Intan -Ibu Adeeva-.

Ibu Intan menghela napas sejenak.

"Insya Allah Mas." Mendengar jawaban itu Hendra tersenyum.

"Alhamdulillah," gumam Adeeva melihat senyuman kecil yang juga terbit di wajah ibunya. Setidaknya hal ini yang bisa dilakukannya, untuk memikirkan kebahagiaan sang ibu. Ibunya yang selama ini menderita saat bersama Ayahnya. Akhirnya memutuskan untuk mencari kebahagiaannya. Ibunya yang susah payah bekerja siang dan malam hanya untuk mencari nafkah buat Adeeva.

Adeeva menghela napas pelan, ketika tak sengaja manik matanya bertemu dengan manik mata Dion. Tapi tak berlangsung lama karena Adeeva segera mencari objek pandang lain. Kan tak baik berburuk sangka pada orang lain apa lagi Dion itu calon kakak tirinya.

Ibunya dan om Hendra terlibat percakapan ringan. Sesekali Adeeva, Dhea, & Dion menanggapinya singkat. Maklum mereka masih canggung untuk berbicara.

"Dhea Dion gimana pendapat kalian tentang Adeeva? Hm cantik kan?" Tanya Hendra pada kedua anaknya.

"Cantik Pa! Cantik banget malah!" Sahut Dhea dengan cengirannya.

Intan merangkul Adeeva, masih dengan senyuman yang merekah sedangkan Adeeva malu-malu dipuji seperti itu.

"Gak kok Dhe cantikan kamu kok," ujar Adeeva merendah.

"Adeeva memang udah kelas berapa?" Tanya Hendra pada Adeeva.

"Kelas 11 Om," jawab Adeeva.

"Kok Om sih? Kan bentar lagi kita jadi saudara. Panggil Papa juga dong!" Protes Dhea.

"Iya.... ehmmm Pah," ulang Adeeva agak canggung.

Melihat itu, Intan menghela napas pelan. Namun saat matanya melihat Dion yang murung, dia jadi berpikir aneh. Dia juga melihat Dion terus menerus memandang Adeeva sedari tadi dengan tatapan yang tidak bisa terbaca olehnya.

"Dion kamu kenapa?" Tanya Intan halus.

Dion mengalihkan pandangannya dari Adeeva lalu menatap Intan sekilas. Dion menggeleng lalu segera meninggalkan rumah Adeeva.

Semua orang termasuk Adeeva memandangnya heran.

"Dion!" Panggil Hendra saat Dion sudah berada di ambang pintu. Tapi dihiraukan oleh Dion. Intan memandang Hendra dengan tatapan menenangkan.

"Sudahlah Mas! Mungkin Dion sedang ada masalah," hibur Intan.

Mendadak suasana malam ini menjadi tak enak, beberapa menit kemudian Hendra dan Dhea  juga berpamitan untuk pulang.

***

Adeeva setengah berbaring di ranjangnya.

Tak terasa sudah jam setengah satu saja.Tadi setelah om Hendra, Dhea, dan Dion pulang, Adeeva melanjutkan bercerita sepuasnya dengan ibunya. Adeeva senang melihat ibunya tertawa tanpa beban.

Semoga keputusannya kali ini tidak salah. Karena memang sudah seharusnya ibunya bahagia. Ibunya tidak perlu lagi bekerja untuk kehidupan sehari-hari mereka.

Adeeva tersenyum sumringan tapi senyum itu langsung lenyap mengingat Dion calon kakak tirinya. Dari sikapnya tadi, Dion seperti tidak setuju ibu Adeeva menikah dengan Ayahnya.

Bagaimana jika Dion tidak menyukai ibunya? Bagaimana jika Dion cuek atau bahkan bersikap kasar pada ibunya?

"Nggak! Nggak!! Gue harus positif thinking. Mungkin dia lagi ada masalah jadi badmood. Lagi pula om Hendra bilang kalau Dion dan Dhea seneng dia menikah dengan ibu," batin Adeeva mencoba menenangkan pikirannya yang sedang berkecamuk lalu menghela napas sejenak.

Adeeva mengambil ponselnya dan membuka aplikasi instagram untuk menenangkan pikirannya.

Tapi apa yang terjadi? Bukannya pikirannya tenang malah hatinya ikut berkecamuk.

Bagaimana tidak? Baru saja ia membuka instagram langsung disuguhkan foto Arsen dan Resya dengan pose Arsen yang merangkul bahu Resya. Sedangkan Resya sedang memegang kue ultah dengan lilin angka 16.

"Okay.... tenang... wajarkan sahabat saling ngerangkul!" Batin Adeeva menenangkan diri. Setelahnya, Adeeva menggeser foto itu dan tampillah foto kedua  dengan pose berpelukan. Tak lupa pula senyum bahagia menghias di wajah keduanya.

Adeeva yang semakin kesal saja langsung keluar dari aplikasi instagram dan menyimpan ponselnya di nakas samping tempat tidurnya.

"Gimana gue nggak cemburu kalau mereka mesra gitu? Tapi apa gunanya juga gue cemburu? Emang Arsen siapa? Pacar aja bukan!" Batin Adeeva lalu menutup matanya mencoba untuk tidur.

***

Esoknya di sekolah, Adeeva melangkah pelan  menuju kelasnya  dengan kepala menunduk.

"Kalau saja gue gak mau mama cemas, gue gak mau ke sekolah!" Gerutu Adeeva dalam hati.

Dengan kondisi seperti ini, muka yang kusut, tak lupa pula lingkaran hitam di bawah matanya yang seperti panda.

Selama perjalanan menuju kelasnya, Adeeva mendengar beberapa siswa perempuan yang sedang bergosip ria. Banyak yang mereka ceritakan, seperti; mereka cocok banget, Arsen emang cocok sama Resya, sama Ken cocok juga lah, mereka beneran jadian gak ya? Eh tapi bukannya Arsen sama Adeeva ya? kalau gue Arsen pasti gue milih Resya. Resya jauh di atas hahahahah, Arsen cocoknya sama Adeeva, AR couple, best couple, Arsen Resya cocok bangetttt. Dan masih banyak lagi yang digosipkan. Disepanjang koridor menuju kelasnya hanya itu terus yang didengar oleh Adeeva.

Dan tentu saja itu membuat Adeeva tambah bersedih. Ia merasa semakin minder berada di dekat Resya. Selama ini, ia hanya tidak mendengarkan apa kata orang-orang. Tapi Adeeva sudah tidak sanggup pura-pura menulikan telinganya lagi.

Sekuat apapun seseorang pasti akan merasakan lelah juga pada akhirnya. Itulah yang terjadi pada Adeeva

Sesampainya di depan kelas, Adeeva berdiri mematung. Disana banyak siswa-sisiwi  bahkan dari kelas lain hingga membuat kelas penuh saking banyaknya. Tapi bukan itu yang membuat Adeeva mematung. Tetapi Resya yang sedang menyuapkan potongan kue pada Arsen.

Dan tentu saja Arsen menerima suapan kue dari Resya dengan senang hati. Sontak saja langsung disoraki oleh teman-temannya.

Tak tahan melihat itu, Adeeva berbalik pergi dari situ. Adeeva berlari menuju toilet. Sesampainya, Adeeva langsung membasuh mukanya.

"Kenapa deketin dan ngasih harapan? Kalau ujungnya cuman harapan palsu. Ngedeketin seakan-akan suka sama gue dan di sisi lain dia udah punya pujaan hati.

Pokoknya gue harus jaga jarak sama Arsen. HARUS!" Batin Adeeva lalu membasuh mukanya kembali dan berbalik.

Adeeva dikagetkan dengan keberadaan Sevanya di belakangnya.

"Astaga Vanya ngagetin gue aja!" Kaget Adeeva mengelus dadanya.

"Sorry. Tadi gue liat lo di depan kelas tapi lo nggak masuk malah langsung pergi. Karena penasaran ya gue ikutin lo," jelas Sevanya.

"Ohh itu tadi gue ... mmm...gue--"

"Gak usah nyari alasan Va. Gue tau lo kek gini karena Resya kan?"

"Maksud lo?"

"Lo cemburu kan? Sama Resya?" Tanya Sevanya.

"Nggak! Ngapain juga gue cemburu!" Balas Adeeva.

"Gak usah ngelak kek gitu kali. Lo emang suka kan sama Arsen. Dan tadi lo lari karena ngeliat Arsen sama Resya, ya kan? Gue ngerti perasaan lo Va," terang Sevanya.

"Lo suka juga sama Arsen?" Tanya Adeeva.

"Ya nggak lah!" Jawab Sevanya cepat.

"Dan apa lo sadar Adeeva? Pertanyaan lo tadi menunjukkan bahwa lo emang suka sama Arsen," lanjut Sevanya.

"Kalau lo emang nggak suka terus kenapa?" Tanya Adeeva tak mempedulikan ucapan Sevanya sebelumnya.

"Ya gpp gue cuman takut aja karena adanya perasaan yang timbul di satu pihak aja membut persahabatan hancur," ungkap Sevanya.

"Gue ngerti," balas Adeeva menunduk.

"Adeeva, lo udah gue anggap seperti saudara sendiri. Bukannya gue ngelarang lo suka sama Arsen. Tapi apa Arsen juga suka sama lo? Arsen dan Resya... gue lebih dulu kenal sama mereka jadi gue lebih tau bagaimana mereka."

"Iya. Makasih udah nganggap gue seperti saudara lo sendiri. Gue beruntung banget. Sekali lagi makasih. Kalau gitu gue ke kelas  gue dulu ya. Bye," pamit Adeeva pada Sevanya yang langsung dibalas senyum kecil oleh Sevanya.

Adeeva segera kembali ke kelasnya meninggalkan Sevanya sendirian di toilet.

***

"Va ... kok lo baru dateng? Kuenya jadi abis deh," tanya Resya saat Adeeva masuk kelas.

"Gue abis dari toilet. Happy birthday ya maaf gue nggak tau kalau lo ultah. Kadonya ntar nyusul," balas Adeeva.

"Gak ngasih kado juga gpp kok. Lo ngucapin aja gue udah seneng. Btw gimana acara lo semalam? Lancar?"

"Iya lancar," jawab Adeeva lalu duduk di samping Resya.

"Bener gak ucapan gue kemarin?"

"Nggak kok."

"Singkat banget sih jawabnya!" Cibir Resya.

"Maaf."

"Kok lo minta maaf sih. Kalau lo nggak mau cerita juga gpp kok hehe."

"Teman nyokap gue yang datang dan berniat ngelamar nyokap gue."

"Oh ya? Selamat buat mama lo ya, kapan?"

"Belum ditentuin."

"Oh gitu ya."

"Iya. Btw lo ultah yang ke berapa?" Tanya Adeeva pura-pura tidak tau.

"16 tahun. Emang lo nggak liat postingan gue di instagram?"

"Nggak. Emang foto apa? Kapan?"

"Foto gue megang kue ultah. Kan tadi malam Arsen, Ken dan Vanya ngasih surprise buat gue," terang Resya.

"Sayang banget gue nggak ikut."

"Kan lo ada acara tadi malem, Eh emang mereka gak bilang sama lo?"

"Nggak."

"Ken ama Vanya dari kemarin sibuk. Tapi kalau Arsen perasaan nggak deh. Mungkin dia lupa kali ya, padahal kalau lo ada tadi malam gue bakal seneng banget. Eh tapi tadi malam kan lo ada acara. **** gue!" Cerocos Resya menepuk jidatnya.

"Iya dia lupa, atau mungkin gak niat? Kan dipikarannya cuman elo," batin Adeeva.

***

Adeeva melangkah dengan cepat pura-pura tidak mendengar panggilan dari Arsen. Hingga Arsen mencekal tangan Adeeva yang membuat langkah Adeeva terhenti.

"Adeeva! Gue manggil lo dari tadi!" Kesal Arsen.

"Sorry gue nggak dengar tadi. Ada apa?" Tanya Adeeva dengan datar.

"Lo mau kemana?"

"Ya pulanglah kemana lagi!" Ketus Adeeva.

"Lo nggak jadi ikut? Ngantar Resya ke bandara?"

"Lho? Emang Resya mau kemana?"

"Ke Jerman. Bukannya tadi Resya udah bilang di kantin kalau beberapa hari dia izin ke Jerman dan berangkatnya jam 1 siang. Dan kebetulan hari ini kita pulang cepet jadi kita tadi udah sepakat  mau nganterin Resya ke bandara. Lo nggak merhatiin tadi, huh?"

"Sorry gue gak bisa ikut. Gue mau pulang."

"Va, lo kenapa sih? Dari tadi kayak hindarin kita-kita."

"Gue gpp. Lepasin tangan gue." Adeeva berusaha melepaskan cekalan tangan Arsen.

"Okay, gue bakal lepasin tangan lo kalau lo jawab pertanyaan gue dulu."

"Bukannya dari tadi gue ngejawab setiap pertanyaan lo? Jadi lepasin tangan gue sekarang!" Ucap Adeeva dingin.

"Va kenapa lo ngehindarin gue? Apa gue punya salah sama lo?" Tanya Arsen lembut pada Adeeva.

"Lo nggak punya salah apapun sama gue. Dan oh ya ralat ucapan lo tadi, karena dari kemaren-kemaren bukan gue yang hindarin lo tapi elo sendiri. Mungkin lo nggak nyadar ya.

Yaudah kalau gitu gue duluan. Sampein maaf gue buat Resya karena gak bisa ikut nganterin ke bandara," ucap Adeeva lalu menghempaskan tangannya yang dicekal Arsen hingga terlepas dan meninggalkan Arsen yang entah. Adeeva tidak peduli. Adeeva sudah memantapkan hatinya untuk menjauh darinya. Karena menurut Adeeva, buat apa mengharapkan yang sulit kamu raih jika di luar sana  ada yang sudah mengharapkanmu.

-TBC-

Halo guys 👋👋👋

Gimana part ini?bagus gak?

Jangan lupa like dan komen

1
Noli loliii
Aldrian kayaknya yg bantui Resya... rasanya sih dia itu si Ian. teman masa kecil Resya....
Gustein Arifin👑
kisal aldrian sma resyaa blommm thorrrr
Aisyah
kayak gak rela ni udh ending aja...Mash gantung Thor penasaran
Aisyah
kisah vano sangat menarik.eh jumpalg d kondangan nya....top markotop lani ceritanya
Aisyah
sumpah deh Thor..gara² penasaran sama ceritanya...Ampe rela diriku keluar mlm² nongkrong d depan curi wifi orng😅😅😅
Tara
Kaya kaga rela ini uda Han.. 🥺😭
Tapi thanks uda berbagi cerita. Here some cadeau 🎁. Take care🌹
Tara
Omg.. Jangan 2 Karina yg bunuh ibu n ayah Arsen.. Jahat bener.. Semoga kena azabnya😱😤😠
Tara
Alo kak.. Aku mampir boleh. Sebelum Baca langsung follow n give 5 🌟juga kasih hadiah 🎁, click Fav n like. Punten follow back ya kak. Semoga sehat selalu. Semangat!! 🤗🌹🙏
Aisyah
mampir ni thor
Anny cell
aku langsung meluncur kesini kak.....
Edward Cullen
kisahnya menarik, konfliknya lumayan berat, tapi ttp berusaha buat ngangkat hal2 yg cukup realistic di dunia nyata
Edward Cullen
ceritanya lebuh berat dari ceritanya vano aileen, tapi ngga ppa lah... soga ada Easter Egg kaya cerita vano aileen
Edward Cullen
kenapa author sering bgt bikin sosok berhoodi sih? di aileen dan vano ada doni, di sini juga ada sosok berhoodi juga....
Suwati Suwati
aq pengen ceritany Raysa dong thor....biasany cewe yg pecicilan kyak gitu cerita cintany seru
Suwati Suwati
buang aj cewe kyak Adeeva...sooookkk
dian pertiwi
up
Cahaya Warna
bingung, kan sm saudara tiri haram menikah, mahram itu terbagi dua,krn nasab(darah) dan krn pernikahan
Olan
hai thor, aku bawa like kecerita bagus mu😊 mampir juga kekarya aku ya Hate But Love😍😍
Septi Wulansari
astoge br nyadar ini si arsen sepupunya vano
Maria Rajasa
covernya Manurios nih...ceweknya siapa?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!