(Not) A Perfect Boy

(Not) A Perfect Boy

Part 1

'Kesialan yang membawa menuju cinta'

Happy Reading

.

.

.

Terlihat seorang siswi SMA turun terburu buru dari angkot.

"Tuh kan Bang dibilangin cepet ehh malah nikung sana nikung sini," ocehnya pada supir angkot sambil mengeluarkan uang 5000 dari sakunya. Sementara tak jauh dari sana, terdapat mobil yang melaju agak cepat. Dan mobil itu melewati genangan air yang ada di sampingnya dan tentu saja air menciprat di wajahnya masih mending seragamnya hanya terkena sedikit.

"Ya ampun untung aja baju gue kena cipratnya cuman dikit. Tapi muka gue? Astagaaaaa!" Cerocos gadis itu sambil mengusap wajahnya yang terkena cipratan air. Penghuni mobil pun keluar dengan cepat saat melihat seseorang yang terkena cipratan genangan air karenanya.

"Sorry sorry tadi gue buru buru banget. Aduhhh muka lo kotor banget lagi!" Ucap gadis yang keluar dari mobil tadi.

"Ehhh bentar ya. Gue ada tissu. Gue ambil dulu di mobil," sambungnya dan tanpa menunggu jawaban ia langsung ke mobilnya mengambil tissu. Hanya beberapa detik saja ia sudah kembali sambil bawa tissu basah.

"Nihhh tissunya. Sekali lagi maaf ya," ucapnya sambil memberikan tissu itu.

"Iya gak papa. Makasih tissunya." sambil menerima tissu itu.

"Ehhh lo anak baru ya?" Tanya gadis pemilik mobil sambil memandangi gadis di depannya yang memakai seragam yang sama dengannya.

"Iya, hari ini pertama gue sekolah disini."

"Hai. Kenalin nama gue Resya Anandita panggil aja Resya. Kalau lo?" Sapa Resya sambil mengulurkan tangannya.

"Iya. Gue Adeeva Quanecia panggil aja Adeeva," balas Adeeva.

"Ehhh lo 'kan murid baru disini. Pasti lo belum tau kan ruang kepsek dimana? Yukkk gue anterin," ajak Resya sambil melihat jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 7.26.

"Gak ngerepotin nih?" Adeeva merasa tidak enak.

"Ya nggak lah. Anggap aja ini perminta maaf gue karena udah buat muka lo keciprat air tadi dan juga gue punya alasan gue telat hari ini. Hehehe," balas Resya dengan tawa kecilnya sambil memperbaiki poninya.

"Yaudah ayukk," balas Adeeva menyetujuinya.

"Tapi gue parkirin mobil gue dulu ya. Bentar." Belum sempat Adeeva membalas tapi Resya sudah ngacir ke mobilnya. Bener-bener tuh anak. Pecicilan. Pikir Adeeva sambil senyum tipis. Tak lama, Resya sudah ada di depannya.

"Udah?" Tanya Adeeva.

"Udah. Kuyy," balas Resya sambil menarik tangan Adeeva menuju ruang kepsek.

Sesampainya di depan pintu ruang kepsek.

"Ini ruang kepseknya. Kalau gitu gue ke kelas gue dulu ya," pamit Resya kepada Adeeva.

"Iya makasih," balas Adeeva sambil menatap Resya yang sudah berjalan menjauh tapi tiba tiba Resya berhenti dan berbalik kearahnya.

"Ada apa?" Tanya Adeeva.

"Lo jurusan apa?"

"Ipa."

"Ok. Semoga kita sekelas ya. Byeeee," pamit Resya (lagi) lalu berbalik dan berlari. Adeeva pun akhirnya masuk ke ruang kepsek dan tak lama kemudian dia keluar.

"Aduuhhh 11 Ipa 2 dimana lagi? Mana nih sekolah luas banget lagi. Huufffttt! Tadi kata pak kepsek sihh dari sini lurus................ terus belok kiri...................... abis itu belok kanan........... kelas kedua dari sini...berarti--" sambil bergumam dan akhirnya Adeeva sampai di depan kelas 11 Ipa 2. Ia pun mengetuk pintu dan dipersilahkan masuk oleh guru yang mengajar. Adeeva pun masuk ke dalam kelas dan tak sengaja ia melihat Resya yang sedang melambaikan tangan kepadanya yang ia balas dengan senyum. Setelah itu ia melihat Resya (lagi) yang sedang mengusir teman sebangkunya.

"Silahkan perkenalkan diri kamu," ucap guru matematika yang dikenal dengan nama Pak Rinto.

"Haiii semuanya perkenalkan nama Saya Adeeva Quanecia biasa di panggil Adeeva. Saya pindahan dari Makassar. Semoga kita dapat berteman dengan baik. Makasih," ucap Adeeva memperkenalkan diri.

"Baik Adeeva kamu duduk di kursi yang kosong," ucap Pak Rinto. Dan Adeeva pun segera ke samping Resya yang kosong. Dan tepat saat Adeeva duduk tiba-tiba pintu kelas terbuka dengan kasar.

"Astagfirullah! Kamu mau buat bapak jantungan? Ngagetin Bapak!" Kaget Pak Rinto sambil mengelus dadanya.

"Ya bagus dong kan kalau bapak sakit gak ada yang ngajar matematika *ehhhh 'upppssss! Canda Pak," ucap Cowok dengan rambut yang acak acakan, seragam yang jauh dari kata rapi.

"ARSENIO JUVENAL CANDRAKANTA!!!!!" geram pak Rinto

"Iya pak saya disini." jawab cowok tadi yang bernama Arsen.

"Kamu tau sekarang jam berapa?" Tanya pak Rinto masih dengan wajah geramnya.

"Wahhh gak tau nih Pak. Saya lupa pakai jam tangan. WOIIIYYYY SYAAA JAMBER?" Ucap Arsen yang diakhiri dengan teriakan.

"Udah jam 7.46, Sen!" Balas Resya dengan teriak juga.

"Jam 7.46 katanya Pak,"ucap Arsen dengan watadosnya.

"Terus kamu ngapain disini?" Tanya Pak Rinto.

"Lah Bapak sendiri ngapain disini?" Tanya Arsen balik.

"Ya jelas bapak mau mengajar disini. **** kok dipelihara!" Ucap Pak Rinto sambil geleng-geleng kepala.

"Nahhh -sambil mengacungkan jari telunjuknya- sama Pak, kan Bapak Guru, jadi bapak disini mau ngajar sedangkan saya kan siswa jadi saya disini mau belajar. **** kok dipelihara!" Balas Arsen sambil geleng-geleng kepala dengan muka sok seriusnya. Dan sontak saja 1 kelas langsung riuh dengan tawa. Apalagi Resya ia tertawa dengan sangat kencang sampai memukul meja.

"DIAMMMMM!!" Teriak pak Rinto yang langsung membuat kelas hening seketika. Kecuali Resya yang masih terkikik tapi menutupi mukanya dengan buku di depannya.

"Arsen," panggil Pak Rinto.

"Ya pak Saya masih disini," balas Arsen masih dengan watadosnya.

"Kamu sudah tau kan sekarang jam berapa? Yang artinya kamu sudah telat. Jadi sekarang KAMU KELUAR DARI KELAS INI!!!"

"Yaa ampun Pak gak usah teriak juga kalee. Bisa budek kuping Saya pak kayak pak Maman," ucap Arsen sambil mengusap kedua telinganya.

"Kamu itu kapan berubahnya? Gak ada sopan santunnya sama guru, suka telat, ngatain guru," ucap pak Rinto sambil geleng-geleng kepala.

"Sampai saya jadian sama Ariana Grande pak!" Jawab Arsen dengan watadosnya yang langsung saja mendapat lemparan spidol dari pak Rinto.

"Wadauuuuwww sakit pak!"

"KELUAR!"

"Nihhh pak saya kembaliin spidolnya. Masih baru nihhh pak," Arsen memberikan spidol pada pak Rinto dan pak Rinto mengambil spidol dari tangan Arsen dengan kasar dan nafas yang masih memburu. Dan saat Arsen akan berbalik mata hitam kelamnya bertemu dengan mata hazel Adeeva.

"Indah," batin Arsen.

"Ngapain malah bengong? Cepat keluar!" Bentak Pak Rinto yang mengagetkan Arsen hingga tatapan Arsen dan Adeeva terputus.

"Ya ampun Pak kan Saya udah bilang tadi. Gak usah teriakkk. Ini Saya juga mau keluar," protes Arsen lalu berbalik untuk keluar kelas. Belum sampai pintu Arsen sempat menengok ke arah Adeeva sebentar.

"Ganggu aja tuh Pak kribo, lagi nikmatin ciptaan Tuhan juga," gumam Arsen kesal.

"Cuman dia yang bisa bikin Saya naik darah. Jangan sampai ada yang seperti Arsen. Mengerti?" Ucap Pak Rinto.

"Ngerti Pak," jawab semuanya serentak.

Sementara itu, Adeeva yang tadi bersitatap dengan Aesen entah mengapa merasakan janfungnya dag dig dug serrrr gimana gitu.

"Kok gue deg degan ditatap sama dia ya? Gak mungkin gue suka sama dia. Gak mungkin" Batin Adeeva sambil geleng-geleng kepala.

"Lo kenapa geleng-geleng kepala gitu?" Tanya Resya heran.

"Hah? Gpp," jawab Adeeva.

"Btw lo kayaknya akrab ya sama cowok tadi, cowok lo ya?" Tanya Adeeva balik dan sontak saja Resya tertawa kencang.

"Hemm. Resya Anandita Atmaja kenapa kamu ketawa? Memangnya ada yang lucu. Ohh atau kamu mau nyusul teman kamu itu keluar?" Sembur Pak Rinto.

"Maaf Pak!" Ringis Resya dengan senyum kikuknya.

"Sorry ya," bisik Adeeva merasa tak enak pada Resya karena gara-gara dia Resya jadi di marahi guru *ehh tapi salah Resya juga kan ya? Siapa suruh ketawa.

"Gpp kok. Ntar kita lanjut ceritanya pas istirahat. Ok," balas Resya sambil mengedipkan mata kanannya pada Adeeva.

***

"Va, ke kantin yuk!" Ajak Resya sambil ngaca di layar ponselnya.

"Mmmm gimana ya."

"Udah ayo daripada lo sendirian di kelas." sambil menarik tangan Adeeva.

"Yaudah deh," pasrah Adeeva.

"Nahh gitu dong," ucap Resya dengan girang.

"Ehh Sya tadi kata lo mau cerita."

"Ohh itu. Jadi gue sama Arsen itu temenan sejak masuk SMA sebenernya kita berempat tapi yang dua beda kelas. Dan gue sama sekali dan gak akan pacaran sama Arsen," tegas Resya.

"Ohhh jadi gitu," balas Adeeva.

"Emang kenapa? Jangan-jangan lo suka ya sama Arsen?" Goda Resya menaik turunkan alisnya.

"Nggak. Gue cuman penasaran aja."

"Menurut lo Arsen itu gimana?"

"Bad boy, maybe," jawab Adeeva dengan muka kayak gak suka gitu.

"Bad boy itu keren tau, kayak novel novel gitu,"

"Kalau menurut lo keren, kenapa gk pacaran aja sama Arsen?"

"Kan gue udah bilang tadi. Gak akan. Lagian ya ada untungnya kalau Arsen buat kacau di kelas."

"Apa?" Tanya Adeeva heran.

"Karena pelajaran pasti tertunda karena gurunya lagi sibuk sama Arsen," jawab Resya cekikikan.

"Iyain aja dah biar seneng," balas Adeeva dengan lesu sedangkan Resya masih nyerocos hingga mereka sampai dikantin.

***

Pulang sekolah Adeeva berencana akan pulang dengan naik bis. Ya. Karena Adeeva masih kesal naik angkot yadi pagi. Setelah membereskan buku-bukunya. Ia pun segera keluar kelas. Sebenarnya tadi Resya mengajaknya pulang bersama tapi ia menolak karena merasa tidak enak. Meskipun Adeeva dan Resya sudah sangat akrab tapi tetap saja mereka baru saja kenal dan tentu saja Adeeva tidak mau merepotkan orang yang baru kenal bukan?

Mau berteman dengannya saja Adeeva merasa senang. Dan semua pemikirannya tentang sekilah baru pasti ia akan di bully, dikerjain, atau apakah. Itu tidak benar. Nyatanya teman-teman dikelasnya baik, humble. Yaa meskipun ada beberapa yang agak cuek. Dan seketika ia langsung teringat sama Arsen.Saat menatap mata cowok itu, ia merasa familiar namun asing. Mungkin cuma perasaannya saja. Mana pernah ia ketemu sama Arsen (?) Pindah ke Jakarta aja baru kemarin, sekolahnya baru tadi. IMPOSIBLE menurutnya. Masih dengan pemikirannya itu, ia sampai tidak sadar kalau ada motor yang melaju dengan kencang hingga menyerempet badannya hingga ia terjatuh di aspal jalanan.

"Aduuhhh sakit banget," ringis Adeeva memegang sikunya yang berdarah. Adeeva pun berusaha berdiri namun susah. Ternyata lututnya ikut terluka.

"Sial banget sih gue hari ini. Tadi pagi keciprat air sekarang keserempet motor," gerutu Adeeva. Sambil membersihkan roknya tiba-tiba ada sepasang sepatu di depannya dan tangan yang terulur. Adeeva mendongak untuk melihat siapa yang ada di depannya ini. Dan ternyata dia...

TO BE CONTINUE

Hai gaessss ini adalah karya pertama Aku. Jadi maaf kalau ceritanya gak menarik. Tapi Aku akan terus berusaha buat semenarik mungkin. Makanya kritik dan saran kalian sangat di perlukan. Jangan lupa kasih like yaa. Caranya gampang kok. Tinggal pencet aja di bawah🤗. Tapi kalau gk mau gak usah. Jangan di paksain karena author tau kok kalau sesuatu yang di pakasain itu gak enak'sakit.😂😂😂

See u next part.😗

Terpopuler

Comments

Aisyah

Aisyah

mampir ni thor

2021-08-28

0

Anny cell

Anny cell

aku langsung meluncur kesini kak.....

2021-06-14

1

dian pertiwi

dian pertiwi

up

2021-04-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!