PELANGI SETELAH HUJAN GLOW UP

Tahun Ajaran Baru tiba. Fely membiarkan kedua anaknya sekolah di sekolah swasta dekat rumahnya... Rizky dan Kiya pergi selalu bersamaan di antar oleh supir mereka, sesuai permintaan anak kembar mereka sejak duduk di bangku Sekolah dasar, mereka tak ingin sekelas agar teman keduanya lebih banyak ...

Tubuh besar Kiya adalah ladang guyonan para teman di kelasnya, Kiya harus berbesar hati menerima kenyataan itu. Yaa memang begini, aku. Batinnya begitu dewasa, tak jarang pula Kiya menahan tangisnya mendengar celotehan menyakitkan hati dan telinganya.

Sore itu, Kiya harus mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang bersifat wajib bagi setiap siswa/ siswi.. Kiya memilih mengikuti kegiatan basket kala itu, tapi itu bukan pilihan yang tepat ternyata.. Team basket disana memiliki tubuh proporsional yang mudah untuk di bawa berlari menuju ring bola.

"Kiya.. kalo kamu ga kuat jalan santai saja" tegur pelatih basket sedikit pelan pada Kiya..

Kiya berhenti ia mulai sedikit kesulitan mengatur nafasnya..

Hingga akhirnya kiya mulai berjalan, ledekan teman-teman nya mulai ia dengar, menjadi hal biasa..

Kiya kemudian fokus pada sosok laki-laki membawa bola basket yang baru saja tiba dan meletakan tasnya di tribun paling bawah.

Tampan nya.. Batin Kiya kemudian ia menyadari imajinasinya yang salah...

"Kak Agam...." teriak beberapa peserta ekskul permpuan lainnya.

"Oh namanya Agam... Batin Kiyya membuat senyum ya seketika muncul dengan tipis.

Dalam Clube itu Kiya belum memiliki teman, berbeda dengan di kelasnya.. Kiya memiliki teman yang cukup cantik, Ziva..

Sayangnya Zhiva tidak mengikuti ekstrakurikuler basket, Zhiva memilih modeling sebagai ekstrakulikuler nya, tentu bertolak belakang dengan keadaan Kiya jika memaksakan untuk bersama dengan Zhiva.

Selama mentoring Kiya hanya diam, yaa dia lebih banyak untuk diam.. ia takut dan tak mau mengundang banyak komentar tentangnya..

Hingga tiba di jam pulang sekolah..

Kiya lebih dulu masuk ke mobil Alphard putih yang setiap hari mengantar dan menjemput dirinya juga Rizky.

Dari dalam mobil Kiya melihat Rizky tengah berbincang dengan beberapa lawan jenisnya, Kiya tersenyum saat menyadari kakaknya lebih banyak penggemarnya, kala itu.

"Maaf lama" kata Rizky saat masuk kedalam mobil.

"Are you oke??" tanyanya pada Kiya.

"Im okey, cuma capek habis lari tadi di lapangan basket" kata Kiya jujur.

"Kalo mama tau, pasti mama marah.. sudah ikut saja ekskul lainnya, seperti melukis atau menyanyi" kata Rizky mengetahui fisik Kiya memang tak sekuat manusia normal.

"Please kak, aku gapapa.. melukis dan menyanyi juga bukan kegemaranku.. " kata Kiya sambil memalingkan wajahnya ke arah cermin..

Tiba dirumah.

"Mama , Kiya boleh makan? Kiya lapar" kata Kiya usai mencium pungung tangan Ibu Fely.

"Loh bekal kamu gak di makan?" tanya Ibu Fely.

"Di makan mam, tapi Kiya laper." kata Kiya membuat ibu Fely tak tega.

"Makan buah ya sayang, nanti dokter marah kalo berat badan kamu naik lagi" kata Ibu Fely membuat Rizky akhirnya buka suara.

"Kasihan Kiya laper mah, dia habis ekskul basket pasti laper" bela Rizky membuat Ibu Fely membulatkan matanya.

"Kamu ikut basket? sayang itu kan olahraga yang menguras banyak ener-----"

"Mama please , itu pilihan Kiya tolong di hargai" kata Kiya kemudian ia merajuk, ia berlari kecil menuju anak tangga dan bergegas menuju kamarnya.

"Rizky ... apa kanu gak bisa menjaga adikmu di sekolah, mama takut dia kelelahan" keluh Ibu Fely sendu.

"Iky udah berusaha memberikan masukan, tapi Kiya tetap pada pendiriannya..." kata Anak tampan Ibu Fely.

*

Sebagai seorang ibu hati Fely bimbang, namun ia tentu memikirkan kesenangan anaknya.

Fely membawakan nasi lauk pauk serta minum ke kamar buah hatinya, Kiya..

Fely tau Kiya pasti sedih, namun inilah efek dari mengkonsumsi obat bahkan sampai umurnya 12 tahun..

"Sayang.. Ayo makan, ada ayam mentega kesukaan kamu" kata ibu Fely membuat kiya merasa senang dengan perlakuan ibunya..

Begitulah kehidupan kiya, ia anak yang serba berkecukupan soal materi.. tapi ia tidak memiliki banyak teman karena fisiknya, bukan soal fisik tapi karena kiya juga tak pandai bergaul karena malu dengan keadaanya saat itu.

*

*

Kiya berjuang menikmati hidup dengan banyak bully membuly. beruntung kiya adalah gadis yang cerdas, sering kali kepintarannya menjadi salah satu hal yang di manfaatkan teman-teman nya untuk mendekatinya.

Hanum, Aura dan Vanka.. mereka adalah orang yang paling depan soal membuly Kiya, Namun Aura diam-diam berusaha mendekati Rizky suadara kembar Kiya..

Sial, begitu lebih tepatnya.. mereka kini satu sekolah lagi di bangku sekolah menengah atas.

Rizky dan Rizkya tetap mantap masuk ke sekolah swasta ketimbang sekolah negeri..

Mereka kini duduk di Sekolah Menangah atas kelas 2 ..

"Heeiii Balon Udara, minggirrrr" sikap otoriter itu selalu melekat pada diri Hanum dan kedua teman nya, sejauh ini Kiya juga hanya bisa diam di perlakukan tak baik olehnya.

"Kiya Lo itu bau badan deh, Lo ga mandi?" ledekan itu juga sering terucap dari ketiganya, bukan karena itu kenyataan mereka hanya meledek, Kiya memakai parfum mahal tentunya.

Sorak menyoraki terjadi saat kelas kosong, saat Kiya maju ke depan untuk menyelesaikan tugas di papan tulis bahkan saat berada di kantin Kiya selalu sabar.

"Sabar kii, anggap Lo ga denger" kata Zhiva sahabat Kiya sejak duduk di sekolah menengah pertama.

"Sampai kapan aku harus diam, berkata aku juga ga berani" kata Kiya pelan..

Hingga kemudian Rizky menerima laporan itu dari beberapa sahabatnya. Untuk kesekian kalinya Rizky memergoki kejadian itu. Yaa kali ini Rizky adalah ektua OSIS di sekolah, ia memang punya jiwa karismatik, humble dan tampan membuat pesona nya tak mampu ada yang mengalahkan..

"Kiya Adik saya, siapa yang Menghina maka dia juga menghina saya... jadi, silahkan kalian hina saya sekanag!!!?" semua orang terdiam mendengar amarah Rizky di kelas Kiya, semua tau mereka bersaudara tapi soal mereka adalah saudara kembar adalah hal yang paling mustahil untuk mereka semua percaya.

"Kenapa diam? haa???"

Kiya sudah menangis, sementara Hanum, Vanka dan Aura hanya diam..

hemmmm kenapa harus datang si dia, kaya gini kan makin sulit buat dapetin hati nya.

Ucap Aura dalam hati, ia sudahama menaruh hati pada sosok Rizky.

"Ada apa ini????" ucap seorang guru yang kembali memecah keheningan dalam ketegangan.

Secara gentel, Rizky menceritakan semua pada guru itu hingga akhirnya mereka terbawa semua dalam ruang paling menegangkan disekolah, ruang BK.

Aura , Hanum dan Vanka terbukti bersalah dan mereka mendapat hukuman yang cukup berat dari pihak Guru BK. Kesalnya bukan main, membuat ketiga nya menaruh dendam yang tak akan mereka balas.

*

*

*