Kisah rumit terjalin saat kepergian gadis culun menjadi TKI gelap ke Texas. Memulai dengan cara yang salah. Hingga membawa ia pada sebuah pertemuan dengan seorang Mafia Kejam. Pria yang memberikan kehidupan penuh kerumitan. Ia benci suara tembakan dan aroma alkohol yang ikut memasuki kehidupan nya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fara Dela Sandi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 8. KETANGGUHAN DARA DAN KEHEBATAN NYA
Tangan besar itu menarik pergelangan tangan Dara. Gadis dengan dress hitam selutut itu di nilai terlalu lelet dalam melangkah. Alex bukan pria yang tahan akan ke leletan Dara. Oh, ayolah! Dara ingin mencuci matanya dengan kilau kristal mahal yang berderet di sepanjang lorong. Rumah megah dengan pencahayaan memukau. Ada banyak orang yang telah datang. Dara pikir, dirinya di bawa ke club atau acara pembantai. Ia sempat terkanga melihat air mancur di depan rumah besar itu.
Ada banyak wanita cantik di dalam sana. Dengan gaun memukau. Tubuh bak gitar spanyol, wajah seperti Barbie hidup. Sangat cantik di mata Dara. Dari atas sampai bawah semua nya adalah barang branded. Yang hanya bisa dia lihat di majalah dan media sosial.
"Gila! Dadanya sudah hampir tumpah-ruah," ujar Dara kala ia berhenti mendadak di depan sepasang kekasih——mungkin.
Wanita di depannya terkekeh mendengar perkataan gadis Indonesia ini. Senyum menyeringai terbentuk di wajah pria tampan dengan rambut di sibak ke belakang. Ke dua mata sipit Dara berkedip cepat melihat pria di depannya.
"Aku pikir kau tidak datang tuan Felton," suara bas itu terdengar sangat merdu di telinga Dara.
Gadis ini tidak tau sudah berapa banyak ia terpesona sedari tadi. Baik dari dekorasi rumah besar yang kini ia pijaki, perempuan yang begitu cantik sampai pada pria yang tak kalah tampan dari seorang Alex Felton.
"Kau pikir aku akan melakukannya nya?" Alex membalas dengan nada serak milik nya.
Pria di depannya itu tersenyum miring. Pandangan ke duanya tampak tajam dan menusuk. Seolah-olah ada permusuhan terbesar di antara mereka. Dara melirik pria berambut pirang itu sebelum melirik Alex yang mengandeng tangannya.
"Siapa nona imut ini, tuan Felton?" seru wanita berdada besar itu menelisik Dara dari atas sampai bawah.
Dara mengulas senyum lugu. Alan Lewis ikut menatap gadis imut yang di bawa rival abadinya. Pandangan mata tajam itu ikut menelisik Dara.
"Kekasihku," balas Alex begitu saja.
Pupil mata Dara membulat sempurna. Kepala nya spontan menengadah menatap raut wajah dingin Alex Felton. Bos Mafia gila ini bilang bahwa dirinya adalah kekasih?
Apakah Dara tidak salah dengar? Kala Alex mengatakan status nya sebagai seorang kekasih seorang Alex Felton?
"Seleramu banyak berubah ternyata," sinis Alan.
Alex ikut mengulas senyum aneh."Ya, sesekali mencoba barang luar tidak salah. Aku bosan dengan barang lokal yang kurang pas." Alex dengan nada dingin.
"Hah! Aku penasaran bagaimana rasanya bermain di atas ranjang dengan gadis Asia. Apakah dia hebat?" Alan membalas di sertai tatapan mesum ke arah Dara.
Kontan saja Dara bersembunyi di balik tubuh Alex. Gila saja, mata hijau itu seakan menelanjangi dirinya. Dara memang bukan gadis polos dan lugu. Ia mengerti perkataan berbau ranjang yang tengah di katakan oleh ke dua pria tampan tapi gila ini. Oke, Dara Margaretha menarik kembali kata terpesona pada pria ini.
Alex mengulum bibir merah seksi itu."Aku pikir kau tak akan pernah bisa mencoba nya! Karena dia milikku!"
Alan tergelak mendengar penuturan Alex. Baru kali ini ia melihat Alex melindungi seorang wanita. Mereka sama-sama lelaki gila. Tidak waras pada banyak hal, Alan sangat tau siapa seorang Alex Felton. Begitu pula sebaliknya. Alex Felton juga mengetahui dengan sangat baik seorang Alan Lewis. Sebelum mereka berakhir menjadi seorang rival. Saling mencoba menjatuhkan satu sama lain.
"Benarkah?" Alan terlihat terlihat tak percaya,"begini saja. Kau biarkan aku mencicip nya. Satu malam saja sudah cukup. Sebagai gantinya aku akan memberikan pulau pribadi di Hawai untukmu," lanjut Alan memberikan penawaran mengiurkan pada Alex.
Alan yakin, Alex tidak akan bisa melewatkan penawaran ini. Senyum psikopati itu terukir. Di belakang tubuh Alex. Dara memaki pelan. Tangannya menggenggam erat tangan Alex. Sangat erat. Seakan tengah memperingatkan Alex jika pria itu tidak bisa seenak nya pada dirinya.
"Honey! Keluarlah. Keputusan nya pada padamu!" Ucap Alex menarik tangan Dara. Hingga posisi Dara kembali berdiri di samping tubuh Alex.
Dara menatap tajam Alex. Tubuh pria itu menunduk hingga bibir Alex menyentuh daun telinga Dara.
"Keputusan ada padamu. Bermain pintarlah kelinci manisku!" bisik Alex pelan. Hembusan napasnya berbau mentol itu menerpa sebelah wajah dan perpotongan leher Dara.
Ke dua tangan gadis itu terkepal kuat. Alex kembali menegakkan tubuhnya. Wanita berwajah oval berambut pirang itu berganti-ganti menatap lawan Alan itu dengan pandangan aneh. Sedangkan Alan, pria itu penasaran dengan keputusan gadis bermata sipit yang cukup terlihat imut di matanya.
"Kau tenang saja, kau juga bisa mendapatkan apapun yang kau mau nona manis. Aku tak kalah kaya dan berkuasanya dengan kekasihmu itu," seru Alan menggoda Dara.
Dara memutar malas ke dua matanya. Berada di sisi Mafia gila, hidup nya bak tidak ada hari tanpa perang. Senyum di ulas di bibir tipis itu. Sebelum tangannya melepas genggaman tangan Alex. Pria berlesung dalam itu hanya memperhatikan apa yang akan di lakukan oleh Dara. Seorang Bos Mafia, tidak butuh wanita bodoh di sisinya. Alex Felton suka gadis yang tangguh. Gadis yang memiliki banyak akal dan kuat melalui semua ujian.
Dengan susah payah Dara menyeimbangkan langkah kaki nya mendekati Alan yang berjarak dua langkah darinya. Hingga ia berdiri di depan Alan. Mata madu itu melirik Alan Lewis dari atas sampai bawah. Bibir bawah basah itu di gigit seduktif. Alan tersenyum pongah pada Dara.
Dara kembali mempersempit jaraknya dan Alan. Hingga mereka saling berhadapan. Alan menunduk menatap wajah manis Dara.
"Boleh saja, tapi sayangnya aku tidak butuh harta yang banyak tuan tampan. Karena kekasihku juga bisa memberikan nya padaku!" Ujar Dara sembari melirik Alex di belakang tubuh nya. Kembali kepalanya menengadah menatap Alan."Aku cuma butuh kepuasaan," lanjut nya dengan nada menggoda.
Jari jemari Alan bergerak membelai sisi wajah Dara. Dara mencoba menahan rasa ketidak sukaannya. Bibirnya masih menyunggingkan senyum.
Alan menunduk."Aku bisa memuasakanmu. Memberikan semua nya yang kau inginkan." Alan berucap dengan senyum pongah.
Dara terkekeh pelan. Tangannya jatuh pada dada bidang Alan. Turun perlahan menyusuri sixpack yang terbentuk di perut Alan.
Ugh! Gila! Gila! Gila!
Dara ingin berteriak keras saat ini. Bagaimana bisa ia seberani ini.
Satu detik.
Dua detik.
Tiga detik.
"Ah! Sayang sekali. Kau tidak akan pernah bisa menandingi Alexku!" Balasnya sembari melepaskan tangan kirinya. Dan mengambil langkah mundur.
SIAL.
Gadis manis itu tersenyum penuh penghinaan. Perkataan Dara dapat di dengar dengan jelas oleh Alex yang berdiri di belakang tubuh Dara.
Malu.
Satu kata yang bisa di gambarkan saat itu. Gadis itu menolak dengan penghinaan. Dara kembali merangkul tangan Alex.
Alan membalikan tubuhnya. Tanpa kata ia melangkah cepat meninggalkan Alex dan Dara. Wanita di samping Alan berlari menyusul Alan. Dara lemas. Tangannya bergetar hebat. Ia berjongkok cepat. Hembusan napasnya memburu.
Alex tersenyum penuh kemenangan melihat punggung belakang Alan.
K.O sudah Alan. Ini kekalahan pertama yang di tujukan secara nyata oleh seorang Alan Lewis. Alex menunduk melihat Dara. Tubuh gadis itu bergetar.
"Cih! Hanya sandiwara kecil seperti itu kau sudah mau menangis, kelinciku sayang?" seru Alex dengan nada dingin.
"Diamlah!" kesal Dara dengan suara parau.
Alex tertawa lantang. Memancing tatapan beragam dari orang-orang di sana.
...***...
"Wajahmu jadi jelek lagi!" ledek Mark di samping tubuh Dara.
Meskipun Mark sempat tidak mempercayai jika yang di bawa Alex adalah Dara. Sampai ia memastikan saat pulang tadi. Kini ia duduk bersama Dara di pinggir kolam.
Dara mendengus."Diamlah! Aku sedang tidak memiliki mood yang bagus menangapimu!" decak Dara.
"Benarkah? Terlihat tidak begitu," ujar Mark. Sebelum si manja menatap lambat wajah Dara dari samping. Gadis berkaca mata tebal itu terlihat murung setelah pulang dari pesta dengan sang kakak,"kau baik-baik saja?" tanya tanpa sadar.
Dara menoleh. Menatap sewot pada Mark."Tumben kau tanya!" tukasnya.
"Hari ini kita gecatan senjata saja." Mark mengulas senyum.
Dara hanya diam sembari membuang pandangannya pada permukaan air kolam yang bersinar. Terlihat begitu indah.
"Mau berenang bersamaku?" tawarnya.
"Aku tidak bisa berenang."
"Hah?"
"Kenapa? Aneh? Di Indonesia ada nya sungai bukan kolam. Aku ini anak miskin jadi tidak pernah mandi di kolam. Dan air sungai terlalu takut untuk jadi wahana renang. Takut buaya!" cerocosnya curhat tanpa sadar.
Mark terkekeh. Ternyata Dara lucu juga. Padahal dua Minggu lebih ini dia kesal karena perbuatan Dara. Mendeklarasikan jika dia benci Dara Margaretha. Tapi hari ini entah kenapa ia melunak pada gadis culun ini.
"Aku ajarin berenang!" tawar Mark.
Dara menoleh dengan dahi berlipat."Nggak mau. Yang ada bukan mengajarkan aku berenang. Tapi malah tewas di tanganmu!" balas Dara.
"Nggak kok percaya deh!"
"Ogah!"
Dara bermaksud berdiri. Tapi malah tergelincir.
Byur!!!
"To.....too...long...!"
Dara melambai-lambai tangannya. Mark menghela napas kasar.
"Too...too...long!!!!"
"Woy! Itu tidak dalam. Itu hanya hingga ketiakmu bodoh!" kesal Mark sebelum tertawa keras saat Dara berdiri dengan tegap, benar saja.
Dara malu sendiri. Ia pikir ia akan mati jatuh di kolam berenang. Benar-benar lucu. Pada akhirnya ia pun ikut tertawa. Menertawakan kebodohan nya. Di lantai atas Alex menatap interaksi ke duanya. Tawa Dara yang tampak lepas hingga Mark ikut jatuh ke kolam. Dia mengulurkan tangan untuk Dara naik. Malah di tarik.
"Mereka benar-benar seperti anak kecil," ujar Alex sebelum mengeleng kan kepalanya.
Melihat ke duanya malah perang air. Tanpa sadar garis senyum terbit di wajah datarnya. Mark, adiknya tertawa selepas itu. Kapan terakhir adiknya itu tertawa? Alex lupa. Sudah sangat lama.
romantis banget
untuk karya² kakak
tidak ada dokter psikologi.
S1 psikologi itu mrnjadi psikolog.
sedangkan psikiater, itu sekolah S1 Kedokteran.
setelah lulus, mengambil spesialist/S2 psikiater.