NovelToon NovelToon
Keikhlasan Cinta

Keikhlasan Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Hamil di luar nikah / Anak Yatim Piatu / Teen Angst / Angst
Popularitas:46k
Nilai: 5
Nama Author: mama reni

Rasa trauma karena mahkotanya direnggut paksa oleh sahabat sendiri membuat Khanza nekat bunuh diri. Namun, percobaannya digagalkan oleh seorang pria bernama Dipta. Pria itu jugalah yang memperkenalkannya kepada Vania, seorang dokter kandungan.

Khanza dan Vania jadi berteman baik. Vania menjadi tempat curhat bagi Khanza yang membuatnya sembuh dari rasa trauma.

Siapa sangka, pertemanan baik mereka tidak bertahan lama disebabkan oleh perasaan yang terbelenggu dalam memilih untuk pergi atau bertahan karena keduanya memiliki perasaan yang sama kepada Dipta. Akhirnya, Vania yang memilih mundur dari medan percintaan karena merasa tidak dicintai. Namun, Khanza merasa bersalah dan tidak sanggup menyakiti hati Vania yang telah baik padanya.

Khanza pun memilih pergi. Dalam pelariannya dia bertemu Ryan, lelaki durjana yang merenggut kesuciannya. Ryan ingin bertanggung jawab atas perbuatannya dahulu. Antara cinta dan tanggung jawab, siapakah yang akan Khanza pilih?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab Enam

Vania yang telah berpakaian rapi, keluar dari kamar dan langsung menuju meja makan. Dipta telah menunggu. Di meja makan telah tersedia beberapa macam sarapan yang pria itu belikan.

"Banyak banget sarapannya?" tanya Vania.

"Untuk Khanza dan bibi sekalian. Itu juga aku belikan untuk Susi dan Dewi."

"Menang tender, nih?" Kembali Vania bertanya.

"Nggak harus menunggu menang tender hanya untuk beli sarapan. Sesekali bolehlah aku beli untuk semuanya."

Vania lalu menarik kursi di samping Dipta. Dia mengambil bubur ayam kesukaannya. Sedangkan pria itu memilih lontong Medan.

Saat keduanya sedang asyik menyantap sarapan, mereka di kejutkan dengan kedatangan Khanza. Dipta memandangi wajah wanita itu tanpa kedip.

"Cantik ...," ucap Dipta tanpa disadari.

Vania yang mendengar ucapan pria itu langsung berbisik, "Cantik banget. Pasti itu salah satu penyebab dia dilecehkan. Kecantikannya membawa petaka bagi dirinya."

Dipta tersenyum ke arah Vania, malu karena ucapannya ternyata didengar sahabatnya itu. Dia lalu kembali memandangi Khanza. Tadi malam dia tak memperhatikan kali wajahnya.

"Khanza, duduklah! Sarapan sekalian," ajak Vania. Khanza menggeleng. Dia lalu berjalan menuju keluar rumah. Dipta dan Vania jadi saling pandang.

Keduanya lalu berdiri dan berjalan mengejar Khanza. Mereka takut gadis itu kabur dan kembali mencoba bunuh diri lagi.

"Khanza ... mau kemana?" tanya Vania.

"Aku mau duduk di luar," jawab Khanza dengan tersenyum.

Vania dan Dipta mengikuti langkahnya. Ketika Khanza duduk di kursi yang berada di teras, keduanya ikut berhenti.

Tiba-tiba mereka mendengar suara tangis. Tubuh Khanza sampai bergetar menahan isaknya. Dia tampak sangat menyedihkan.

Ya Allah, tolong yakinkan aku bahwa semuanya akan baik-baik saja. Genggam tanganku untuk melewati semuanya. Termasuk menerima apa yang tidak aku inginkan. Duhai Yang Maha membolak-balikkan hati, mungkin air mataku banyak menetes, tapi bukannya aku tak bisa menerima takdir. Mungkin keluhku ada Kau dengar, tapi sungguh aku tak pernah mengutuk apa yang ada. Aku tahu bahwa semua atas kendali-Mu. Tolong peluk aku di saat apa yang terjadi tidak sesuai dengan apa yang aku mau.

Vania lalu mendekati Khanza. Dia meraih tangannya dan menggenggamnya.

"Khanza, apa tidak sebaiknya kamu mandi dulu. Lalu sarapan. Jika kamu ingin duduk di sini nanti bisa dilanjutkan," ucap Vania seperti dengan anak kecil saja.

Khanza menghapus air matanya. Dia lalu menatap Vania, lalu memeluknya.

"Mbak, aku boleh tinggal di sini untuk sementara. Aku akan kerjakan apa saja. Aku takut pulang. Aku hanya tinggal sendiri," ucap Khanza. Dia takut jika nanti pulang, tiba-tiba temannya datang lagi.

"Tentu saja boleh, Khanza. Kamu bisa tinggal di sini sampai kapan pun," jawab Vania.

"Terima kasih, Mbak," balas Khanza.

Khanza lalu berdiri. Dia masuk ke kamar tamu tempat dirinya kemarin tidur. Vania lalu masuk dan memberikan bajunya.

"Terima kasih, Mbak. Kamu baik banget. Aku tak tahu harus mengatakan apa selain terima kasih," ucap Khanza.

"Sudah, kamu tak perlu mengatakan apa pun. Aku tulus dan ikhlas melakukan semua ini. Sekarang kamu mandi. Aku tunggu di ruang makan," balas Vania.

Khanza lalu masuk ke kamar mandi. Vania masih menunggu dengan duduk di tepi ranjang. Sepertinya dia masih takut jika wanita itu melakukan hal yang tak diinginkan.

Setelah beberapa saat, Khanza keluar dari kamar mandi. Dia telah memakai baju yang Vania berikan.

"Kamu cantik banget, Khanza." Vania mengatakan sambil tersenyum dengan ucapan yang tulus.

"Mbak Vania juga sangat cantik. Baik lagi," jawab khanza. Dia sepertinya sudah mulai bisa melupakan kejadian kemarin.

"Kamu bisa aja. Di meja rias itu ada sisir, bedak dan lipstik. Kamu bisa gunakan. Semua baru kok, bukan bekas aku pakai," kata Vania.

"Bekas Mbak pakai juga tak apa" balas Khanza.

Khanza menyisir rambutnya. Setelah itu menyapu pipinya dengan bedak tipis. Tak lupa mengoleskan lipstik sedikit di bibirnya yang memang telah berwarna ranum.

Setelah rapi, Vania lalu mengajak Khanza menuju meja makan. Tampak Dipta telah menunggu mereka di meja makan.

Vania lalu meletakan sepiring bubur ayam ke hadapan Khanza. Gadis itu menyantapnya dengan pelan. Sesekali tampak Dipta mencuri pandang.

"Khanza ...," panggil Vania dengan lembutnya.

"Iya, Mbak," jawab Khanza.

"Ini Dipta. Dia yang telah membawa kamu kesini."

Khanza melirik sekilas ke arah Dipta. Dia tersenyum dan kembali menunduk. Dia sepertinya agak takut. Mungkin karena dia baru saja dilecehkan seorang pria, sehingga melihat pria mana pun masih agak takut. Vania yang melihat itu lalu meneruskan ucapannya.

"Kamu tak usah takut. Dipta ini orangnya baik. Aku mengenalnya sudah sangat lama. Kami teman kecil. Aku bisa menjamin jika dia tak akan melakukan sesuatu yang tidak diinginkan," ucap Vania.

Khanza menjawab dengan menganggukan kepalanya. Setelah itu Vania mengajak Khanza mengobrol apa saja. Semua dia lakukan agar wanita itu tak canggung lagi. Suasana yang sudah mulai terlihat akrab, terganggu dengan suara seseorang memanggil nama Vania. Dua orang tenaga bidan yang membantunya sedang pergi ke pasar.

"Bu Dokter, Bu ...," panggil seseorang dari luar rumah.

"Sepertinya ada yang memanggil. Mungkin pasien ku. Kamu di sini saja dengan Dipta," ucap Vania.

Vania lalu berjalan menuju keluar ruangan. Membuka pintu dan mempersilakan pasiennya masuk.

"Apa Mbak Vania seorang dokter?" Khanza bertanya masih dengan kepala menunduk. Tak berani menatap langsung.

"Ya, dokter kandungan. Vania itu anak tunggal. Dari dulu dia menginginkan seorang adek, tapi ibunya tak bisa mengabulkan. Dia juga menyukai anak kecil, sehingga saat kuliah mengambil dokter kandungan," jawab Dipta.

Khanza hanya mengangguk sebagai tanda menanggapi ucapan Dipta. Setelah itu keduanya saling diam. Hingga wanita itu selesai sarapan. Dia lalu bertanya sesuatu.

"Maaf, Mas. Apakah benar Mas yang mencegah aku kemarin untuk mengakhiri hidupku?" tanya Khanza. Dia masih terus menunduk. Merasa malu karena sempat ingin mengakhiri hidupnya.

"Ya ... ada apa?" Dipta balik bertanya.

"Apakah Mas ada menemukan tas dan dompetku. Uangnya tak seberapa, hanya sedikit. Tapi di sana ada kartu identitas milikku."

"Di simpan Vania. Aku yang menitipkan dengannya," balas Dipta. Mata pria itu terus saja mencuri pandang ke arah Khanza.

"Oh, jadi di simpan Mbak Vania. Mas, terima kasih," ucap Khanza.

"Terima kasih untuk apa?"

"Terima kasih karena telah menolongku," ucap Khanza dengan malu-malu.

"Khanza, jangan pernah berpikir untuk bunuh diri lagi. Hidup ini indah, jangan biarkan siapa pun menghancurkan keindahan yang kamu miliki. Buktikan pada dunia, jika kamu tak akan hancur karena perbuatan orang-orang yang tak bertanggung jawab itu!"

***

Selamat Pagi. Mama minta dukungannya ya, setiap habis baca tinggalkan jejak berupa tekan like dan beri komentarnya. Terima kasih. Lope-lope sekebon jeruk untuk semuanya.

1
ken darsihk
Dipta lelaki bebal dan egoist , hanya mengedepankan emosi tanpa mencari tahu akar permasalahan nya 😠😠😠
🍒⃞⃟🦅𝓡𝓮𝓪 👣
mamahmu tuh jahatttt dip asal kamu tahu /Cleaver//Cleaver//Cleaver//Cleaver/
Iffah Olivia
semoga suatu saat nanti di pertemukan dengan Khanza dan mika Vania
Ningsih
Dipta oon,harusnya ikut Vania menemui mama Lily🤧
Ningsih: padahal mamanya jelas" menentang kok nyalahin orang lain,kok ga kepikiran minta rekaman cctv di rumah Vania, menurutku Vania bnr, percuma menjelaskan sesuatu ke orang yg udah benci ke kita😁
Felycia R. Fernandez: Dipta emosian...
padahal yang buat ulah mama nya...
malah Vania yang dimarahi
total 2 replies
🌷💚SITI.R💚🌷
lihat aja nanti dipta kamu akan kehilangan orang yg begitu mengerti kamu dan selalu ada untuk kamu,,dan kamu jg pasti akan kehilangan khanza jg..tunggu aja penyesalan kamu
🌷💚SITI.R💚🌷
Alhamdulillah..kamu sadar sekarang vania krn dipta ga sebaik yg kamu lihat..kini terlihat sifat asliy krn cinta butay
Valen Angelina
bucin emg buta si.. ahhaba
Yuliana Tunru
gitu yuh klo sdh buta krn cinta semua jd musuh lupa gmn vania menampubg khanza dan bantu hingga melahirkan apa semua cm pura2 baik terlalu egois kamu dipta tp nikmati z saat semua orang terdekatmu oergi dr hidup mu
Nurchasanah Al Amir: nanti tiba " cinta setengah mati ngejar Vania jgn mau,biar saja sama khanza entah lah Khanza juga eror klw mau sama Dipta ngk ingat kebaikan vania
total 1 replies
dyah EkaPratiwi
kog pengen nampol Dipta ya
ken darsihk
Alhamdulillah Khanza dan Mika dalam keadaan sehat dan selamat
Semoga kalean selalu dalam lindungan Alloh SWT dan selalu di jaga oleh mama Reni 🤗🤗😍😍
Ickhaa PartTwo
Lanjutt
🌷💚SITI.R💚🌷
Alhamdulillah..khanza kembali ktmu sm orangbyg baik..mungkin khanza dulunya. memang orang baik jd sekarang memetik buah dr kebaikan dia dulu....smg vania jg visa di pertemuan sm orang baru danbaik sm vania tdk menyakiti dia..lanjuut mam
Ida Nur Hidayati
Alhamdulillah Kganza bertemu dengan orang baik
Sugiharti Rusli
kalo memang bu Siti pengurus yaysan panti anak terlantar, Khanza berarti di orang yang tepat dan mana tahu mereka bisa saling bersinergi mengurus panti tersebut
Sugiharti Rusli
apalagi dia bawa bayi malam" dan pasti sangat rawan kejahatan juga sih
Sugiharti Rusli
baguslah si Khanza menemukan orang baik pas dia butuh penginapan di luar kota yah itu,,,
Sugiharti Rusli
kalo saja kamu tahu Dipta yang menyebab kan Khanza keluar dari rumah Vania yah karena kedatangan mama kamu, yang dilalah tidak dilihat sama si bibinya
Sugiharti Rusli
entah ke mana kira" tujuan Khanza sekarang yah, apalagi dia pergi menjelang malam kan dari rumah Vania
Sugiharti Rusli
memang ga mungkin sih si Khanza ke tempat yang pasti dengan mudah diketemukan oleh Vania maupun Dipta
Teh Euis Tea
alhamdulilah khanza dpt pertolongan lg dari orang baik, semoga bu siti tulus nolongnya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!