NovelToon NovelToon
Kebangkitan Dewa Pedang Abadi

Kebangkitan Dewa Pedang Abadi

Status: sedang berlangsung
Genre:Perperangan / Kelahiran kembali menjadi kuat / Romantis / Epik Petualangan / Reinkarnasi / Budidaya dan Peningkatan
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: Nugraha

Cerita ini adalah kelanjutan dari Reinkarnasi Dewa Pedang Abadi.

Perjalanan seorang dewa pedang untuk mengembalikan kekuatannya yang telah mengguncang dua benua.

Di tengah upaya itu, Cang Yan juga memikul satu tujuan besar: menghentikan era kekacauan yang telah berlangsung sejak ratusan tahun lalu, sebuah era gelap yang pada awalnya diciptakan oleh perang besar yang menghancurkan keseimbangan dunia. Demi menebus kesalahan masa lalu dan mengubah nasib umat manusia, ia kembali melangkah ke medan takdir.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nugraha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9 : Kecantikan yang Tersembunyi

Keheningan menyelimuti mereka, hingga akhirnya Cang Yan memecah suasana. “Aku membutuhkan banyak batu spiritual,” katanya tanpa basa-basi.

Mendengar permintaan itu, hati Xue Er terasa lega. Batu spiritual bukanlah sesuatu yang sulit untuk ia siapkan. Setidaknya, itu adalah permintaan yang masuk akal.

Saat Xue Er hendak menjawab, “Berapa yang di...” ucapannya tiba-tiba terhenti ketika Cang Yan memotongnya.

 “Jangan senang dulu, Ada satu lagi permintaanku.”

Ketenangan yang sempat dirasakan Xue Er langsung sirna. Hatinya kembali bergetar dan bayangan akan permintaan yang sulit mulai menghantuinya lagi. Dengan gugup ia bertanya, “Apa lagi yang Senior inginkan?”

Cang Yan tersenyum tipis menatap Xue Er. “Kenapa kamu terlihat gugup begitu?”

“Tidak Senior. Aku tidak gugup,” jawab Xue Er sambil berusaha mengendalikan nada suaranya.

“Aku hanya ingin satu hal lagi,” kata Cang Yan dengan nada serius. “Lepaskan cadar dan tudung mu.”

Permintaan itu membuat jantung Xue Er berdebar keras. Kekhawatirannya selama ini akhirnya menjadi kenyataan. Dengan suara bergetar ia mencoba menolak. “Tapi Senior... Aku tidak bisa membukanya.”

Bagi Xue Er, cadar dan tudung itu bukan hanya sekedar pelindung, tetapi sesuatu yang sangat berharga. Hanya kepada ayahnya ia berani memperlihatkan wajahnya. Bahkan, ayahnya berpesan agar ia tidak membuka cadar dan tudungnya di hadapan siapa pun.

Cang Yan menyipitkan matanya, merasakan ada sesuatu yang ganjil dengan sikap wanita ini. “Bukankah kamu sudah berjanji akan memberikan apa pun yang kuminta?” tanyanya dengan nada tegas.

Xue Er menundukkan kepalanya merasa terpojok. Ia tahu, demi kesembuhan ayahnya ia harus melakukan apa saja, termasuk memenuhi permintaan ini, meskipun itu melanggar prinsipnya.

“Baiklah Senior. Aku akan menurutimu.”

Cang Yan menatap gadis itu dengan seksama. Matanya melihat kesedihan di wajah wanita itu. Sepertinya Ada sesuatu yang membuat wanita ini begitu keras menjaga cadar dan tudungnya. Dalam hati, Cang Yan ia bertanya-tanya, "Apakah wajahnya memiliki luka yang ingin disembunyikan? Atau mungkin... wajahnya terlalu jelek?"

Namun, sebuah pikiran lain muncul di benaknya, membuatnya sedikit tersenyum tipis. "Atau mungkin, dia memiliki wajah yang sangat cantik."

Tiba-tiba, tudung dan cadar Xue Er terangkat sedikit demi sedikit, mengungkapkan rambut hitam yang terurai panjang dan wajahnya yang sangat cantik mempesona. Kecantikan alami yang dimilikinya membuat Cang Yan tertegun seketika. Wajah wanita di depannya itu begitu memikat, sehingga dalam sekejap matanya terbelalak tanpa bisa mengucapkan sepatah kata pun.

Bahkan, hatinya bergetar hebat setelah melihatnya. Sepanjang hidupnya, Cang Yan sudah melihat banyak wanita cantik di Benua Dewa Abadi, namun kecantikan yang ada di hadapannya ini seolah tak ada tandingannya.

Melihat tatapan tajam dan aneh dari pria di depannya, Xue Er merasa malu dan segera memegangi pipinya. “Senior, ada yang aneh dengan wajahku?” tanyanya dengan nada cemas.

Lamunan Cang Yan pun terbangun seketika oleh pertanyaan Xue Er. “Oh, tidak… tidak ada yang aneh ko, Kamu boleh pasang kembali tudung dan cadarmu,” jawabnya dengan cepat.

Mendengar perkataan Cang Yan yang sebelumnya menyuruhnya membuka dan kini menyuruhnya memasangnya kembali, Xue Er merasa sedikit bingung. Namun, ia tidak ingin berpikir terlalu lama dan akhirnya mengenakan kembali tudung dan cadarnya.

Cang Yan merasa bahwa gadis ini sengaja menutupi wajahnya karena ingin menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Seandainya ada pria lain yang melihat wajahnya seperti ini pasti hati mereka akan terguncang.

“Jangan pernah membuka kembali tudung dan cadarmu di hadapanku lagi ya. Bahkan, aku berpesan agar kamu tidak membuka tudung dan cadarmu di depan umum.”

Perkataan itu seperti mengingatkan nya kepada Ayahnya. "Baik Senior," jawab Xue Er dengan sopan.

Di dalam hatinya, Xue Er merasa penasaran dengan pria di depannya. Dia ingin mengajukan pertanyaan tetapi rasa malu menahan dirinya. Melihat ekspresi ragu-ragu di wajah wanita muda itu, Cang Yan tersenyum tipis sebelum akhirnya bertanya, "Apakah ada sesuatu yang ingin kamu tanyakan?"

Xue Er mengangguk pelan, "Apakah Senior seorang ahli pedang?"

"Kenapa kamu bertanya seperti itu?"

"Aku hanya kagum dengan teknik pedang yang Senior perlihatkan tadi," jawab Xue Er dengan suaranya sedikit gugup.

Cang Yan melangkah lebih dekat dan mendekatkan wajahnya ke arah Xue Er. Tatapannya yang dalam membuat Xue Er tersentak dan jantungnya berdegup kencang karena tindakan pria itu.

"Jadi, kamu kagum pada teknik pedangku... atau kamu kagum kepadaku?" tanya Cang Yan sambil tersenyum tipis, nada suaranya terdengar menggoda.

Wajah Xue Er memerah seketika di balik cadar hitamnya. Dia mundur dua langkah dan langsung menundukkan kepalanya dengan malu-malu. "Apa yang Senior katakan...?"

Cang Yan tertawa kecil menikmati tingkah polos wanita di depannya. Dalam hatinya dia berpikir, "Dia benar-benar polos. Sepertinya dia bahkan tidak terbiasa berbicara dengan pria. Apakah dia belum pernah memiliki pengalaman berinteraksi dengan lawan jenis?"

Setelah beberapa saat, Cang Yan mengubah topik pembicaraan. "Tadi aku pun melihatmu menggunakan teknik pedang juga, Siapa yang mengajarkanmu teknik itu?"

Sebelum Xue Er sempat menjawab, Cang Yan memberi isyarat dengan tangannya, mengajaknya untuk berbicara di tempat lain. "Tapi sebelum kamu menjawab, Lebih baik kita melanjutkan pembicaraan ini di tempat yang lebih aman. Kita sudah mendapatkan inti laba-laba putih, jadi tidak baik untuk tetap berada di sini terlalu lama," ujarnya dengan nada serius.

Xue Er mengangguk. Keduanya lalu melesat keluar dari pusat Hutan Seribu Bayangan dengan kecepatan tinggi. Meskipun Cang Yan masih terluka akibat pertarungannya dengan laba-laba putih, ia tetap memutuskan untuk segera meninggalkan tempat itu.

Setelah perjalanan yang melelahkan, mereka akhirnya mencapai tepi hutan dan keluar dari wilayah berbahaya itu. Mereka mencari tempat aman untuk beristirahat, menjauh sejauh mungkin dari Hutan Seribu Bayangan. Setelah menemukan lokasi yang tenang, keduanya menyalakan api unggun untuk menghangatkan tubuh di malam yang sunyi.

Setelah suasana mulai terasa nyaman, Cang Yan melanjutkan pertanyaannya yang sempat tertunda. "Jadi, siapa sebenarnya yang mengajarimu teknik pedang tadi?"

Xue Er terlihat ragu sejenak sebelum menjawab. "Aku belajar sendiri Senior. Teknik pedang itu berasal dari gulungan yang aku beli di pusat kota."

Cang Yan terkejut mendengar jawabannya. "Belajar sendiri? Apa kamu sadar bahwa teknik yang kamu gunakan tadi sebenarnya tidak cocok untukmu?" tanyanya.

Xue Er menunduk sejenak sebelum menjawab dengan suara pelan, "Awalnya aku tidak tahu Senior. Tapi setelah mempelajarinya aku mulai merasa teknik ini membuat tubuhku tidak nyaman saat digunakan."

"Bisakah aku melihat gulungan teknik pedang yang kamu pelajari?" tanya Cang Yan.

Xue Er mengangguk. Dengan lembut ia mengeluarkan sebuah gulungan berwarna biru dari cincin penyimpanannya dan menyerahkannya kepada Cang Yan.

Cang Yan menerima gulungan itu, membuka isinya dan segera terkejut. Hampir saja ia tertawa terbahak-bahak, tetapi berhasil menahan dirinya. Ia bergumam dalam hatinya.

"Teknik pedang macam apa ini? Teknik ini sangat kacau dan jauh dari sempurna. Tapi anehnya, saat wanita ini menggunakannya tadi, ia terlihat seperti seseorang yang tidak menggunakan teknik pedang ini."

Cang Yan kemudian menatap Xue Er dengan lebih mendalam. "Wanita ini memiliki bakat alami dalam seni pedang," pikirnya.

"Kenapa kamu lebih tertarik mempelajari seni pedang? Padahal di luar sana ada banyak teknik lain yang bisa kamu pelajari, seperti Teknik Pengendalian Elemen dan lainnya," tanya Cang Yan penasaran.

"Menurutku, teknik pedang lebih mudah dipelajari dibandingkan yang lainnya Senior. Jadi, aku merasa lebih tertarik mendalaminya," jawab Xue Er dengan jujur.

"Apa ayahmu tidak mengajarkanmu teknik lain?" tanya Cang Yan sambil mengerutkan dahinya.

Xue Er menggeleng kepalnya dengan pelan. "Ayah belum pernah mengajarkan satu teknik pun kepadaku. Aku hanya diajarkan bagaimana mengontrol energi spiritual dan meningkatkan kultivasi," jawabnya.

"Kenapa?"

Xue Er menarik napas dalam dalam sebelum menjawab dengan lirih, "Karena ayah tidak ingin mengajarkan teknik-teknik warisan klannya kepadaku. Semua teknik yang ayah miliki adalah milik Klannya, dan ia tidak mau mengajarkan apa pun padaku. Bahkan teknik pedang yang kupelajari ini ayah pun tidak mengetahuinya." Air mata mulai mengalir dari sudut matanya.

Cang Yan melihat tetesan air mata yang perlahan jatuh di wajah Xue Er. Dalam hatinya ia bergumam, "Sepertinya ada sesuatu yang tidak beres antara keluarganya dan klannya."

1
Nanik S
bukankah Li Wei ada ditempat yang sama... kenapa tak ada yuh menyadari
Celestial Quill: harus di baca dulu bagian terakhir dari reinkarnasi dewa pedang abadi🤭
total 1 replies
Nanik S
Li Wei ternyata banyak gadis yang menunggu... gawat
Nanik S
lanjutkan Tor dan makin bagus
Nanik S
Lanjutkan
Nanik S
Shiiiip
Nanik S
Dominan Pedang
Nanik S
Laaaanhut
Nanik S
Teman makan teman
Nanik S
Good Joob
Nanik S
Beri saja Teknik dari langit
Nanik S
Siapa suruh mau membantu
Nanik S
Shiiiip
Nanik S
Cuuuuuus
Nanik S
Teruskan Tor
Nanik S
Mcnya kenapa begitu saja mau
Nanik S
Lanjutkan Tor
Nanik S
Ceritanya menarik sekali
Nanik S
Lanjut terus
Nanik S
Ceritanya Bagus Tor
Green Boy
Seru
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!