NovelToon NovelToon
MAAFKAN AKU, AYAH

MAAFKAN AKU, AYAH

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen School/College / Keluarga / Anak Lelaki/Pria Miskin
Popularitas:10.2k
Nilai: 5
Nama Author: Mama Mia

Bayu, seorang remaja yang sedang dalam proses pencarian jati diri. Emosinya yang masih labil, membuat ia mudah tersulut emosi dan juga mudah terhasut.

Suatu malam, Bayu pulang dalam keadaan mabuk. Sang ayah yang kecewa dan marah, tanpa sadar memukulinya.

Termakan hasutan tetangga, Bayu tega melaporkan ayahnya dengan tuduhan kekerasan anak. Hubungan ayah dan anak yang sebelumnya sudah goyah, menjadi semakin buruk. Namun, pertemuannya dengan seorang gadis sedikit membuka mata hatinya.

Sebuah rahasia besar terungkap ketika ibunya pulang kembali ke kampung halaman setelah dua tahun menjadi TKW di luar negeri.

Apa rahasia besar itu?
Mampukah rahasia itu menyatukan kembali hubungan ayah dan anak yang terlanjur renggang?

Ikuti kisah selengkapnya dalam 👇👇👇
MAAFKAN AKU, AYAH

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama Mia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 9. Termakan umpan

.

Malam itu, Bayu benar-benar merasa luar biasa! Akhirnya, ia bisa juga menikmati ayam goreng buatannya sendiri. Yah, walaupun rasanya tidak seenak buatan ayahnya, karena itu hanya ayam yang digoreng begitu saja, tanpa bumbu apa pun. Hanya dicelup air garam lalu digoreng. Karena ia bahkan tidak tahu bagaimana cara untuk membuat ayam bumbu goreng yang lezat.

"Sudahlah, begini pun enak. Yang penting perut kenyang," ucap Bayu sambil memasukkan paha ayam ke dalam mulutnya. Ia menggigit dan mengunyah dengan lahap. Hampir satu ekor ayam ia habiskan karena tidak ada nasi.

Sudah terlalu lapar jika harus menunggu nasi juga. Karena ia baru ingat bahwa tidak ada nasi saat membuka magic com dengan piring dan centong di tangan. Mengumpat kesal, karena seharusnya sambil menunggu ayam matang dia sudah memasak nasi dulu.

Namun, akhirnya perutnya yang menahan lapar, kenyang juga meskipun sesekali meringis sambil memegangi pipinya yang terasa panas karena terkena letupan minyak saat menggoreng ayam tadi. Masih untung tidak kena mata. Begitu juga dengan tangannya yang sekarang terdapat bulatan-bulatan tanda melepuh karena percikan minyak goreng.

"Gini amat sih, perkara mau makan doang."

Remaja yang terus menggerutu kesal mengingat perjuangan yang harus ia lakukan demi mengisi perutnya yang keroncongan.

Sudahlah tangannya tergores cakar ayam pas mau nangkap, susah payah bersihin dan bau tahi ayam, tinggal goreng pun masih harus kena minyak panas. Derita mana yang kau dustakan? Namun, rasa lapar mengalahkan segalanya. Melupakan segala rasa sakit,, ia terus makan hingga tandas, hanya menyisakan tulangnya saja.

Kenyang setelah menghabiskan ayam goreng, anak itu segera mandi lalu merebahkan tubuhnya di atas kasur dan bermain game online di ponselnya.

Ia begitu menikmati kebebasan yang ia rasakan saat ini. Tak ada suara cerewet ayahnya yang selalu mengomelinya untuk belajar, membantu pekerjaan rumah, atau berhenti bermain game. Tak ada yang menegur atau mengganggu. Benar-benar kebebasan yang ia inginkan selama ini.

“Benar-benar damai gak ada Ayah di rumah," gumamnya.

Seorang remaja yang sedang menikmati masa pubernya. Jiwa bebas, pemberontak, dan penuh emosi sedang bergejolak. Ingin melakukan apa pun yang ia suka, tanpa ada yang mengatur atau membatasi. Ingin selalu terlihat keren di depan teman-temannya, meskipun terkadang harus melakukan hal-hal yang bodoh dan berbahaya.

Hingga ketika pagi datang, lagi-lagi Bayu bangun terlambat. Sinar matahari yang menyilaukan menembus celah-celah jendela kamarnya, memaksa matanya untuk terbuka. Tidak ada alarm yang berdering, tidak ada suara ayahnya yang berisik membangunkan.

"Aduh, kesiangan lagi," gumam Bayu, terkejut menyadari waktu sudah menunjukkan pukul setengah tujuh pagi.

Dengan tergesa-gesa, anak itu pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Tak sempat mandi, ia hanya mencuci muka dan menyikat gigi dengan cepat. Namun, lagi-lagi masalah datang. Ketika ia hendak memakai seragam sekolahnya, ia baru ingat bahwa seragam yang ia kenakan kemarin ia lempar begitu saja di keranjang pakaian kotor yang ada di kamar mandi. Pasti basah karena terciprat air waktu mandi.

"Ah, sial!" umpat Bayu, merasa panik. "Bagaimana caranya aku ke sekolah kalo gini?"

Ia membuka lemari pakaiannya, mencari seragam lain yang bisa ia kenakan. Namun, semua seragamnya lama yang ada, warnanya sudah pudar. Lagipula, mana mungkin ia pergi sekolah dengan seragam yang sudah kekecilan?

"Gawat nih," gumam Bayu, semakin panik. "Masa iya aku harus pakai seragam kotor ke sekolah. Bisa jatuh gengsi aku!"

Dengan langkah tergesa-gesa, ia mencari pakaian yang layak untuk ia kenakan. Akhirnya, ia menemukan sebuah kaos oblong dan celana jeans yang masih bersih.

"Ya sudahlah, pakai ini saja," gumam Bayu, pasrah dengan keadaan. Nanti mampir aja ke rumah Doni buat pinjam seragam dia.”

Ia mengenakan pakaian itu dengan cepat, lalu menyambar tas sekolahnya dan bergegas keluar rumah. Sekali lagi, ia harus melewatkan pagi tanpa sarapan. Perutnya keroncongan, namun ia tidak punya waktu untuk memikirkan hal itu. Ia harus segera sampai ke sekolah agar tidak terlambat.

*

Ketika sedang terburu-buru dalam perjalanan ke sekolah, di tengah perjalanan Bayu bertemu dengan Pak Hasan, tetangga baik hati yang selalu ada untuknya. Setidaknya seperti itu menurutnya.

Dengan senyum ramahnya yang dibuat-buat, Pak Hasan memperlambat laju mobilnya hingga mobil dan motor itu melaju berdampingan.

"Mau kemana, Bayu? Kenapa tidak memakai seragam? Memangnya kamu gak pergi sekolah?" tanya Pak Hasan, berpura-pura khawatir.

Sambil tetap mengendarai sepeda motornya, Bayu menjawab dengan nada lesu, "Ini juga mau pergi ke sekolah, Pak."

Pak Hasan menggelengkan kepalanya, memasang wajah prihatin. "Kamu mau ke sekolah dengan pakaian seperti itu? Memangnya boleh, sekolah gak pake seragam? Yang ada kamu bakalan disuruh pulang. Jadi percuma kamu pergi ke sekolah," ucap Pak Hasan. Pria seusia dengan Ahmad itu berusaha meracuni pikiran Bayu agar tak jadi pergi sekolah.

Seketika, Bayu menghentikan sepeda motornya dan merenungkan kata-kata Pak Hasan. Semua itu benar. Jika ia pergi ke sekolah dengan pakaian seperti ini, ia pasti akan dihukum dan disuruh pulang.

Pak Hasan yang ikut menghentikan mobilnya, mengamati raut wajah Bayu yang tampak lesu dan tak bersemangat. Ia kembali bertanya dengan nada lembut, "Kok kayaknya kamu lecek gitu? Kayak orang gak sarapan aja. Apa jangan-jangan kamu memang belum sarapan?"

Dengan malu-malu, Bayu mengangguk. "Iya, Pak. Saya memang belum sarapan. Gak sempat bikin, tadi kesiangan,” jawabnya lirih.

"Ya Tuhan, kasihan sekali kamu, Bayu," ucap Pak Hasan dengan nada dibuat-buat.

Pak Hasan bersikap layaknya seorang tetangga yang baik hati. Ia merogoh dompetnya.

"Ya sudah, ini Bapak ada uang kecil. Kamu pakai saja untuk beli sarapan, bisa juga untuk beli minum. Terserah kamu, namanya juga anak muda." ucapnya sambil memberikan dua lembar uang berwarna merah kepada Bayu.

Mata Bayu berbinar melihat dua lembar pahlawan proklamator itu. Ia pun segera menerimanya dengan rasa terima kasih.

"Makasih banyak ya, Pak," ucap Bayu, merasa terharu dengan kebaikan Pak Hasan.

Lalu, Bayu bertanya, "Oh, iya. Pak Hasan mau kemana?"

“Biasa, setor gabah,” jawab Pak Hasan sambil menunjuk gerobak mobil pick up nya. Desa tempat tinggal Bayu sedang musim panen, dan Pak Hasan memang berprofesi sebagai tengkulak gabah dan menyetorkannya kepada bosnya di luar kota.

Merasa berhutang budi karena telah diberikan uang sebesar Rp200.000, Bayu mengatakan, "Kalau begitu, saya mau bantu Pak Hasan saja."

"Kamu mau bantu Bapak? Jadi kuli itu kan berat? Ya,,, walaupun nanti untuk menurunkan gabah juga ada kuli lain yang bantu, sih.” Pak Hasan berpura-pura tidak tega. Yang sebenarnya pria licik itu sedang tersenyum menyeringai dalam hati.

“Anak bodoh," makinya dalam hati. Ternyata, umpannya dimakan oleh Bayu.

1
Nar Sih
sdh terbukti salah kok ngk mau ngaku ,dan pasti nya hukuman berat menanti mu pk hasan 🤣
Hasanah Purwokerto
Wis tuek kok yo neko" to pak...
Selamat bermalam di hotel prodeo pak Hadan...👊👊👊👊👊👊
Hasanah Purwokerto
Awal penderitaanmu dimulai pak Hasan..
Hasanah Purwokerto
Rio CS pasti kalang kabut nih..
Mo kabur...????? oooo..tidak bisa.....
kalian sdh dibawah pengawasan....🤭🤭🤭🤭
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
gak usah ngaku Hasan. biarkan polisi bekerja, setelah itu kamu akan membusuk di penjara. apalagi kamu tak mau bekerja sama dengan polisi
ora
Masih aja ngelak🙄😒
Dew666
🥰🥰🥰🥰
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Hasan sepertinya bandar narkoba ya?
Nar Sih
asyikkk ...ahirnya pk hasan di tanggkap juga ,syukurin biar tau rasa🤣🤣
Dewi kunti
sejak awal mereka sudah......ad yg kurang gak sich kata2nya
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Mama Mia: aduh, opo kui meng 🏃🏃🏃
total 1 replies
ora
Pak,, pak,, udah tua banyak tingkah sih. Siap-siap aja mengahabiskan banyak waktu mu di balik jeruji besi ....
Patrick Khan
nah lo ketangkep kan 😅😅
partini
hemmm tua bangka ga tau diri
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨
kenapa gak bayu pradana sih? kan biar mirip gitu sm yg onoh
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨: ya gak tahu klo namanya bayu itu🤣
total 4 replies
Cindy
lanjut kak
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
apa yang akan terjadi pada doni & Rio?
ora
Kuapoook nggak kalian😒😒
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Mama Mia: harusnya sih kapok
total 1 replies
Dewi kunti
dua kaaaakk ap menang dia🙈
Fatkhur Kevin
tangkap rio dan p hasan
Cindy
lanjut kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!